You are on page 1of 9

Kuota picu keruwetan impor daging 11 Mar 2011 Kementan dituntut transparan soal perizinan OLEH DIENA LESTARI

Bisnis Indonesia JAKARTA Karut-marutimpor daging ternyataterjadi sejak diterapkankuota impor daging padasemester 11/2010. "Sebelum penerapan kuota impor tidak pernah terjadi masalah impor daging. Dahulu meski tidak ada kuota, tetapi impor tidak besar karena pada dasarnya realisasi impor bergantung pada kebutuhan pasar," ujarnya Thomas Sembiring, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengimpor Daging Indonesia (Aspidi), kepada wartawan kemarin. Menurut dia, begitu pemerintah menetapkan kuota pada daging impor dengan tujuan swasembada daging 2014, mulai terjadi kekisruhan. Thomas menyatakan keruwetan terjadi ketika pemerintah menetapkan kuota yang tidak cukup dengan kebutuhan para importir. Akibatnya, katanya, muncul upaya dari importir untuk menambah kuota dan celah itu memang terbuka. "Kalian bisa menyimpulkan sendiri lah, apakah ada broker atau tidak untuk kuota impor itu," tegasnya. Dia menjelaskan celah yang terbuka itu yang mengakibatkan angka kuotayang ditetapkan dengan angka realisasi impor daging selalu berbeda. Menurut dia, jika pemerintah ingin mencapai target swasembada daging 2014 semestinya melihat gambar besarnya dengan lebih jelas. Masalah kuota dan detail lainnya tidak boleh dinafikan begitu saja. Thomas menuding kebijakan pemerintah untuk impor daging tidak jelas. Dia mencontohkan dalam cetak biru program swasembada daging (PSD) 2014 disebutkan kuota daging impor tahun ini sebesar 67.200 ton. Namun, dalam surat edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan impor daging 2011 dipatok hanya 50.000 ton per tahun. "Nah, kemarin disampaikan kalau pemerintah akan dicadangkan daging untuk impor sebesar 17.200 ton. Jelas saja pengusaha tidak mendapatkan kepastian untuk melakukan perhitungan bisnis," tegasnya. Dia menambahkan kuota yang selalu direvisi oleh pemerintah tidak hanya terjadi sekali dua kali saja, tetapi berkali-kali. Dia mencontohkan pemerintah pada semester 11/2010 menambah kuota impor daging dari 17.000 ton menjadi 22.000 ton, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran.

Padahal, dari awal importir selalu melaporkan estimasi kebutuhan setiap tahun. Namun, pemerintah tidak mau de-ngar dan selalu berlindung di balik swasembada daging. Sementara pada implementasinya selalu berubah-ubah. "Apalagi kalau kami meminta agar tidak diberlakukan kuota." Tidak tanggapi Hingga berita ini diturunkan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo Respatiyo Caturroso tidak menjawab pertanyaan Bisnis terkait dengan dugaan broker pada alokasi kuota daging tersebut. Thomas menyatakan pemerintah semestinya menyadari pasokan daging dalam negeri belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, jika terjadi kelangkaan daging atau industri pengolahan kekurangan bahan baku jangan menuding importir yang bermain. "Masalah daging ini selalu dipolitisasi. Mestinya pemerintah dapat lebih realistis terhadap data." Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia Teguh Boediyana menyatakan pada dasarnya masalah impor daging dan juga kasus Sl kontainer yang dokumen aslinya belum diserahkan oleh importir itu merupakan bagian dari kebiasaan masa lalu. "Pada masa lalu, daging impor sudah diberangkatkan dari negara asal, tetapi SPP belum diterbitkan atau baru diterbitkan ketika daging dalam pengapalan." Dia mengatakan upaya pemerintah untuk pembenahan secara internal dan melakukan transparansi perizinan patut mendapatkan dukungan. Kasus semacam perlu ditelusuri lebih lanjut sehingga tidak terulang kembali pada masa datang. (diena.leslari@bisnxs.coM) Ringkasan Artikel Ini Kuota picu keruwetan impor daging. Dahulu meski tidak ada kuota, tetapi impor tidak besar karena pada dasarnya realisasi impor bergantung pada kebutuhan pasar," ujarnya Thomas Sembiring, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengimpor Daging Indonesia (Aspidi), kepada wartawan kemarin. Menurut dia, begitu pemerintah menetapkan kuota pada daging impor dengan tujuan swasembada daging 2014, mulai terjadi kekisruhan. Dia mencontohkan dalam cetak biru program swasembada daging (PSD) 2014 disebutkan kuota daging impor tahun ini sebesar 67.200 ton. Dia mencontohkan pemerintah pada semester 11/2010 menambah kuota impor daging dari 17.000 ton menjadi 22.000 ton, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran. "Pada masa lalu, daging impor sudah diberangkatkan dari negara asal, tetapi SPP belum diterbitkan atau baru diterbitkan ketika daging dalam pengapalan."

Masalah SPP Picu Maraknya Impor Daging Ilegal 08 Mar 2011 Jakarta - Maraknya impor daging ilegal ke Indonesia merupakan dampak dari kebiasaan para importir yang telat mengurus surat persetujuan pemasukan (SPP). Selama 2 bulan pertama di 2011 saja setidaknya ada 100 lebih kontainer yang tertahan di pelabuhan. neraca "Selama ini dagingnya sudah jalan, baru SPP diurus. Mulai 1 April kita harus benahi aturan antara nomor SPP harus disesuaikan dengan sertfikat kesehatan. Intinya SPP itu harus ada pas daging jalan, (angan seperti sebelumnya," kata Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Senin (7/3).

Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Pertanian pada Januari 2011 jumlah impor daging sebanyak 345 kontainer. Dari jumlah itu, sekitar 294 kontainer tak masalah, sementara yang tertahan 51 kontainer. Sedangkan dalam bulan Februari 2011, ada 296 kontainer yang masuk. Sebanyak 204 kontainer tak masalah, namun sisanya tertahan. Jumlah (dalam tonase) Januari 5300 ton, sebanyak 5. .000 ion tak masalah. Februari sebanyak 5.5O0 ton, kurang lebih 4.000 ton tak masalah. Yang tak bermasalah ini mereka sudah lapor lewat online, setelah laporan mereka harus melengkapi dokumen, salah satu yang peniing adalah SPR" jelas Bayu. Bayu menyebut, untuk menekan jumlah kasus tersebut. Kementerian pertanian sudah melakukan kerjasama dengan empat negara yang menjadi sumber daging Indonesia yaitu Kanada, AS, Selandia Baru dan Australia. Pemerintah masih berpegang pada prinsip aturan impor daging adalah masalah penyakit dan kehalalan daging. Mengenai rekomendasi kuota impor daging termasuk sapi hidup, di 2011 pemerintah telah menetapkan kuota impor sebanyak 500.000 ekor sapi bakalan dan 50.000 ton daging be-ku. "Kita tak mau menggangu produksi daging dan konsumsi daging yang selama ini pasoakannya dari impor," terangnya. Larangan Impor Sementara itu. Menteri Pertanian Suswono menyatakan, Indonesia masih menerapkan aturan larangan impor sapi dari negara belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk mencegah masuknya penyakit ternak tersebut ke tanah air. Sejak 1986 Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK oleh Organisasi Kesehatan Hewan Internasional (O1E) setelah selama 100 tahun berjuang untuk memerangi penyakit yang menyerang sapi, kerbau, babi, kambing serta ternak ber-kuku belah lainnya. "Oleh karena itu impor sapi hidup harus dari negara bebas PMK, katanya saat menjelaskan Pertemuan ke 17 OIE sub komisi untuk PMK di Asia Tenggara dan China (SEACFMD) di Denpasar, Bali. Menurut Mentan, penyakit mulut dan kuku sangat penting karena memiliki tingkat penyebaran 100%sehingga mampu menimbulkan kerugian ekonomi yang luar biasa akibat hambatan yang terjadi dalam perdagangan internasional maupun domestik. Selain itu, imbuhnya, dampak langsungnya yaitu terhadap kesehatan maupun reproduksi ternak. Dia menyatakan, meskipun Indonesia dimungkinkan mengimpor sapi hidup dari negara belum bebas PMK namun pemerintah tidak ingin mengambil resiko sehingga harus melakukan proteksi. Sementera itu Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Prabowo Respanyo Caturroso menyatakan. Indonesia sebagai negara satu-satunya anggota SEACFMD yang bebas PMK seluruh wilayahnya maka untuk mempertahankan status tersebut menerapkan kebijakan maximum biosecurity" melalui penerapan prosedur importasi hewan dan produk asal hewan. Selain itu juga melakukan monitoring dan sur-veillans PMK oleh Pusat Yeterina Farma (Pusvetma) pada daerah resiko tinggiseperti wilayah perbatasan dan daerah padat populasi lemak. Sosialisasi kesiagaan darurat veteriner Indonesia untuk PMK melalui kegiatan simulasi PMK di seluruh provinsi secara berkala dan terprogram.

Sementara itu The 17th Meeting of The OIE Sub-Commission for FMD in South East Asia and China (SEACFMD)" yang akan digelar pada 7-11 Maret 2011 itu memfokuskan pada revisi Roadmap 2020 dan kampanye fase 4 SEACFMD." SEAFMD didirikan OIE pada 1997 sebagai upaya untuk mengkampanyekan pengendalian dan pemberantasan PMK di Asia yang pada awalnya beranggotakan tujuh negara yakni Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Philipina, Thailand dan Vietnam, pada 2000 Indonesia masuk sebagai anggota ke 8. Pada Mei 2010 menyusul Brunei, Singapura dan China dikukuhkan sebagai anggota sehingga namanya berubah menjadi SEACFMD. Ringkasan Artikel Ini Mengenai rekomendasi kuota impor daging termasuk sapi hidup, di 2011 pemerintah telah menetapkan kuota impor sebanyak 500.000 ekor sapi bakalan dan 50.000 ton daging be-ku. Menteri Pertanian Suswono menyatakan, Indonesia masih menerapkan aturan larangan impor sapi dari negara belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk mencegah masuknya penyakit ternak tersebut ke tanah air. "Oleh karena itu impor sapi hidup harus dari negara bebas PMK, katanya saat menjelaskan Pertemuan ke 17 OIE sub komisi untuk PMK di Asia Tenggara dan China (SEACFMD) di Denpasar, Bali. SEAFMD didirikan OIE pada 1997 sebagai upaya untuk mengkampanyekan pengendalian dan pemberantasan PMK di Asia yang pada awalnya beranggotakan tujuh negara yakni Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Philipina, Thailand dan Vietnam, pada 2000 Indonesia masuk sebagai anggota ke 8. Jumlah kata di Artikel : 647 Jumlah kata di Summary : 126 Ratio : 0,195 *Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.Pendapat Anda Panja Daging Sapi Cium Sabotase Swasembada Daging 20 Jun 2010 Jakarta, RM. Panitia Kerja (Panja) Daging Sapi Komisi IV DPR akan melakukan perubahan tentang kebijakan impor. Target swasembada daging tahun 2014 menjadi prioritas. Mafia impor daging sapi pun bakal dibongkar. "Panja Daging Sapi akan bekerja setelah masa reses (awal Juli). Semuanya akan kami kaji, termasuk pemberantasan mafia impor sapi di berbagai pelabuhan," kata anggota Panja Daging Sapi, Anton Sihombing kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.Dia menjelaskan, panja daging tidak sekadar menyelediki kesalahan prosedur dan menghentikan impor jeroan dari luar negeri. Panja ini, kata dia, akan melakukan berbagai perubahan mendasar dan mengkaji berbagai kebijakan tentang impor daging sapi. Menurut politisi Partai Golkar ini. praktik impor sapi ilegal yang terungkap beberapa waktu lalu mengindikasikan adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan Indonesia mencapai swasembada daging tahun 2014. Karena itu. panja akan mengantisipasi dan menata ulang berbagai regulasi."Akan ada rekomendasi jangka pendek.jangka menengah dan jangka panjang terkait kebutuhan daging nasional," ujar anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara III ini. Selain itu, sambung dia, turunnya harga sapi di berbagai daerah juga menjadi salah satu bahan panja dalam melakukan pengkajian. Karena, merosotnya harga sapi dalam enam bulan terakhir, memasuki tahap mengkhawatirkan."Saat ini, para peternak merugi Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta per ekor. Untuk

itu, pemerintah harus mengevaluasi kebijakan impor dan memperketat pengawasan agar para peternak tidak malas merawat sapi," tegas anggota Komisi IV DPR ini. Hal senada disampaikan anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron. Menurut dia. Panja Daging Sapi memiliki tiga konsentrasi utama, yaitu target swasembada daging tahun 2014, mempertahankan stabilitas harga dan menghitung ulang supply and demand kebutuhan daging nasional."Jadi, tidak sekadar memutuskan untuk meneruskan atau melarang impor. Panja Daging Sapi akan menghitung ulang dan mengkaji kebutuhan daging secara nasional," katanya. Karena itu, lanjut dia. Komisi IV DPR akan melakukan sensus terpadu tentang kebutuhan daging nasional. "Apakah kebutuhan daging kila sebesar itu (impor 600 ribu ekor sapi per tahun)? Kemudian, bagaimana memfasilitasi pertemak untuk bersaing di pasar global?" ujarnya.Sementara itu. anggota komisi IV dari Fraksi Partai Ha-nura. Erik Satrya Wardhana menilai, karut-marut impor daging sapi terjadi karena lemahnya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 7 Tahun 2008. Dia mendesak peraturan tersebut ditinjau ulang dan direvisi. "Sangat ironis kalau persoalan ini bersumber dari lemahnya regulasi," tegasnya.Menanggapi hal ini. Menteri Pertanian Suswono membantah tudingan ada kelemahan regulasi impor sapi. Dia bilang, regulasi impor sapi sudah sangat jelas dan gambling. Yang terjadi saat ini, sebut dia, terjadi kelemahan dalam aplikasi permentan tersebut."Untuk meghentikan masuknya sapi ilegal, kita memperketat pemberian rekomendasi kepada importer. Karena itu, kami akan mengakhiri SPP (Surat Pemberitahuan Pemasukan) dari 27 perusahaan," jelas menteri asal PKS itu. oni Kementan akan perbaiki prosedur impor daging Sektor Riil | March 8, 2011 at 07:55

JAKARTA. Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki prosedur impor daging sapi. Wakil Menteri Pertanian Bayu Krishnamurti mengungkapkan, per 1 April 2011, Kementan akan mulai menerapkan prosedur impor daging sapi yang baru, yaitu daging impor yang dikeluarkan dari negara asal harus sudah disertai surat rekomendasi atau Surat Pemberitahuan Pengiriman (SPP). Kita akan bekerjasama dengan negara-negara eksportir seperti Australia, Selandia Baru dan Kanada. Harapannya, dalam tiga bulan prosedur impor daging ini bisa dibenahi, ujarnya Senin (7/3). Pada aturan impor daging yang selama ini berlaku, SPP tidak wajib disertakan bersama sertifikat kesehatan daging dari negara asal. Sehingga banyak importir yang baru membuat SPP susulan ketika daging sudah berlabuh di pelabuhan Indonesia. Ini yang membuat volume impor daging sering melebihi kuota yang ditetapkan.

Ia juga bilang, berdasarkan data yang dihimpun Kementan, selama Januari 2011 impor daging beku tercatat sebanyak 345 kontainer. Dari jumlah itu, sebanyak 294 kontainer sesuai dengan SPP, sedangkan sisanya 51 kontainer tidak sesuai dengan SPP, kata Bayu. Jika dilihat dari volumenya, selama Januari tercatat sebanyak 5.900 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 5.000 ton daging sesuai SPP, sedangkan sisanya sebanyak 900 ton tidak sesuai dengan SPP. Sedangkan pada Februari 2011, impor daging sapi tercatat sebanyak 294 kontainer dengan total volume 5.500 ton daging. Dari jumlah itu, sebanyak 204 kontainer atau sekitar 4.000 ton daging yang SPP-nya tak bermasalah. Sedangkan sisanya sebanyak 92 kontainer yang masih bermasalah, jelas Bayu. Sejumlah kontainer yang bermasalah ini, saat ini masih dalam proses penyelesaian. Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Prabowo Respatiyo Caturroso mengungkapkan, 51 kontainer daging yang tidak sesuai dengan SPP akan dikembalikan ke negara asalnya. Daging impor ini akan dikembalikan atau di reekspor lagi ke negara asalnya yaitu Australia dan Selandia Baru, ujar Prabowo pekan lalu. Source: kontan online Berita Lain: Persetujuan impor daging diperbarui 10 Mar 2011 DPR ingatkan praktik broker kuota impor daging OLEH DIENA LESTARI NURUDIN ABDULLAH Bisnis Indonesia JAKARTA Guna memperketat persyaratandaging impor, per 1 April 2011 Kementerian Pertanian memberlakukan surat persetujuan pemasukan (SPP) baru. Hal itu terkait dengan persetujuan Australia sebagai eksportir daging untuk bekerja sama dalam pencantuman nomor SPP dalam health certificate. "Bentuk SPP baru akan menggunakan kertas khusus yang dipesan dari Peruri. Dengan cara baru ini Ditjen Peternakan dan Badan Karantina dapat mengetahui apakah SPP yang dibawa importir palsu atau tidak," ujar Prabowo Respatio Caturroso, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, seusai mendampingi Wakil Menteri Pertanian menerima kunjungan Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia Joe Ludwig kemarin. Peraturan itu, sambungnya, mulai disosialisasikan kepada eksportir daging kemarin. Upaya pembenahan internal yang dilakukan oleh pemerintah juga mendapatkan dukungan para eksportir dari Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat. Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Thomas Sembiring meragukan negara asal sudah mendapatkan sosialisasi mendetail mengenai sistem baru itu. "Perlu adanya masa transisi karena April tinggal beberapa minggu lagi. Sistem baru ini harus disosialisasikan dengan benar," katanya.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menjelaskan Australia telah menyetujui untuk mendukung kebijakan penertiban SPP itu. Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia Joe Ludwig me-nyatakan bencana banjir dan curah hujan ekstrem di negaranya tidak berpengaruh pada produksi gandum, gula, ternak hidup, daging sapi, susu, dan produk hortikultura lain. Selain itu, ketersediaan produk tetap terjaga untuk memenuhi permintaan RI. Bayu menjelaskan pasokan sapi untuk bibit tidak akan terganggu, sebaliknya pemerintah menginginkan agar sapi bibit yang masuk ke Indonesia lebih banyak lagi. Pemerintah Indonesia dan Australia bekerja sama untuk membangun sistem kesehatan hewan untuk menanggulangi penyakit hewan menular. Australia memberikan hibah SAUS22 juta untuk 4 tahun. Kerja sama itu akan memperkuat sistem kesehatan hewan dalam negeri dan karantina di area perbatasan. SPP harus transparan Dalam perkembangan lain, sejumlah anggota DPR meminta Kementan transparansi dalam pengurusan SPP daging impor ditingkatkan guna menghindari adanya praktik liar yang berujung pada mahalnya harga pada tingkat konsumen. Wakil Ketua Komisi IV DPR Anna Muawanah mengungkapkan penumpukan sekitar 140 kontainer daging impor di Pelabuhan Tanjung Priok dikhawatirkan dapat menjadi celah berkembangnya praktik liar seperti perca-loan, sehingga Kementan harus segera menuntaskan penumpukan itu. "Adanya daging yang tertahan di Tanjung Priok dan sampai sekarang belum bisa dirilis ini tentu Kementanharus meluruskan dan jangan sampai terjadi lagi. Kalau masih terjadi, artinya broker bisa terjadi. Misalnya, ada yang bilang saya punya jasa kuota dan sebagainya," ujar Anna dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini. Sebaliknya, sambungnya, yang akan terjadi regulasi berada di tangan pihak ketiga. Dia menduga adanya praktik penggunaan SPP yang tidak pada tempatnya. Sangat dimungkinkan adanya SPP yang belum digunakan oleh importir karena adanya penyesuaian importasi daging sapi pada semester kedua 2010. Dia mengatakan seharusnya sebelum daging sapi dikirim dari negara asal sudah mengurus SPP kepada Pemerintah Indonesia. Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron mengatakan sistem pengurusan SPP dengan cara online dapat menjadi solusi penumpukan daging. Selain itu, sistem itu diyakininya mampu menghapus, setidaknya mengurangi peran broker. Wakil Ketua Kadin Jaya Sarman Si-manjorang mengatakan di DKI terjadi kelangkaan daging sapi dipicu oleh kebijakan pemerintah menurunkan kuota impor dari 120.000 ton pada 2010 menjadi 50.000 pada tahun ini. "Selain 200 pengusaha itu masih ada banyak usaha skala mikro, seperti para pedagang bakso keliling atau sosis yang juga menggunakan bahan baku daging sapi impor yang harganya jauh lebih murah dari harga daging sapi lokal yang semakin sulit ditemukan di pasar." Ketua Departemen Pertanian Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta Afan Anugroho mengatakan dari 200 UKM yang kegiatan usahanya bergantung pada bahan baku daging sapi impor itu beberapa di antaranya yang tinggal menunggumati. (BAMBANG SUPRIYANTO) (diena.lestari@bisnis.co.id/nunidin.abdullah@ bisnis.co.id)

Impor Daging Dievaluasi Setiap Bulan 11 Feb 2011 INDONESIA belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi daging masyarakatnya, sehingga masih diperlukan importasi daging dari luar negeri. Untuk menyikapi hal itu, pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) bertindak tegas untuk mengevaluasi kuota impor daging setiap bulannya. Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti menyatakan, dengan mendapatkan data riil kebutuhan daging per tiga bulan, maka dapat diperkirakan berapa besar kuota impor yang ditetapkan. Tang pasti, kami tidak menginginkan terjadi shortage daging dalam negeri," kata Bayu di Jakarta, Kamis (10/2). Saat ini, konsumsi daging dalam negeri mencapai 480.000ton per tahun. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah membutuhkan kurang lebih tiga juta ekor sapi potong. Sedangkan, untuk menghasilkan tiga juta ekor sapi potong, maka populasi sapi nasional mesti tercapai 21 juta ekor. "Padahal saat ini populasi sapi di dalam negeri baru 13 juta ekor. Kami masih harus mengejar kekurangan sebanyak delapan juta ekor lagi," ujarnya. Sementara pasokan daging dari dalam negeri belum mampu memenuhi konsumsi nasional. Oleh karena itu, pemerintah masih membutuhkan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging (Aspidi) Thomas Sembiring mem-protes, kebijakan mendadak yang dilakukan pemerintah dalam memutuskan besaran kuota impor daging sapi. Bahkan, pemberlakukan memangkas kuota secara ketat ini tidak disosialisasikan kepada importir. Ditambah lagi, kuota tahun 2011 dipastikan tidak mencukupi kebutuhan importir. Tada pertemuan Aspidi, saya sudah mengundang Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kami sudah menyampaikan akan terjadi kekurangan daging dalam negeri karena pembatasan kuota 2011," tutumya, Sedangkan, dalam Cetak Biru Program Swasembada Daging 2011 ditetapkan impor daging mencapai 67.000 ton. Akan tetapi, katanya, kebijakan di Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 2011 ditetap-kan kuota impor daging hanya 50.000 ton. Thomas mengakui, importir semakin terdesak ketika Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan Surat Permohonan Pemasukan (SPP) impor daging secara pilih kasih. Dia menjelaskan, munculnya importir baru yang mendapatkan izin mengimpor dengan volume yang lebih besar, sementara importir lama justru dikurangi kuota impornya. "Ketidakadilan ini terlihat jelas. SPP diberikan oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tanpa melihat rekam jejak importir yang sudah lama mengimpor sesuai dengan peraturan," katanya. Thomas mencontohkan, seperti kasus kontainer daging yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok karena diduga sebagian tidak memiliki SPP karena kesalahan dari pemerintah.

Dia menambahkan, masa berlaku SPP adalah enam bulan. Akan tetapi pemberian SPP selalu mepet. Contohnya saja SPP berakhir pada 31 Desember. Tapi proses pengapalan dari negara asal baru sampai ke Indonesia pada Januari tahun berikutnya sehinga SPP yang sudah keluar, nantinya telah kadaluarsa, padahal daging yang diimpor ini tidak ilegal. "Nah, pada jaman dulu Ditjen Peternakan memberikan kelonggaran dengan memberikan perpanjangan SPP untuk kasus seperti ini. Saat ini dirjen dan jajarannya sudah berganti, maka perpanjangan SPP sudah dihentikan. Ini pangkal masalahnya," kata Thomas.(cr-l) Artikel Ini INDONESIA belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi daging masyarakatnya, sehingga masih diperlukan importasi daging dari luar negeri. Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging (Aspidi) Thomas Sembiring mem-protes, kebijakan mendadak yang dilakukan pemerintah dalam memutuskan besaran kuota impor daging sapi. Kami sudah menyampaikan akan terjadi kekurangan daging dalam negeri karena pembatasan kuota 2011," tutumya, Sedangkan, dalam Cetak Biru Program Swasembada Daging 2011 ditetapkan impor daging mencapai 67.000 ton. Tapi proses pengapalan dari negara asal baru sampai ke Indonesia pada Januari tahun berikutnya sehinga SPP yang sudah keluar, nantinya telah kadaluarsa, padahal daging yang diimpor ini tidak ilegal. Jumlah kata di Artikel : 490 Jumlah kata di Summary : 101 Ratio : 0,206 *Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.

You might also like