You are on page 1of 13

PENDAHULUAN Berdasarkan Undang -undang No. 22 tahun 1999 tentang "Pemerintahan Daerah" dan Undang-undang No.

18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi" dalam waktu desentralisai saat ini pelaksanaan kebijakan publikberfokus pada operasi di setiap daerah (propinsi / kabupaten ) yang memungkinkan mereka untuk mengatur sendiri prioritas kebutuhan infrastruktur dan jasa konstruksi. Oleh karena itu Daerah / Pemerintah Provinsi sangat diharapkan dalam waktu dekat untuk memiliki kapasitas lebih kuat dalam bidang teknik. Dalam rangka memantapkan kestabilan sarana perhubungan lalu -lintas angkutan darat yang sangat penting artinya bagi pembangunan nasional, sebagai perwujudan nyata terhadap pelayanan jasa distribusi yang meliputi jasa angkutan dan jasa perdagangan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, oleh karena itu sistem jaringan jalan dan jembatan yang merupakan hal yang utama untuk dijaga kemampuan daya layannya. Jembatan yang merupakan bagian dari jalan sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan nasional di masa yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan, pembangunan dan rehablillasi serta fabrikasi perlu diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat mencapai sasaran umur jembatan yang direncanakan. Para pemerhati Jembatan Indonesia yang terdiri dari Kalangan Pemerintahan, Akademis, Perencana, Pengawas, Pelaksana, Fabrikasi dan Supplier turut terlibat dan bertanggung jawab atas pembangunan jembatan yang efektif dan ef isien. Sehingga sistem jaringan jalan dan jembatan yang mantap sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan teknologi dapat dicapai

2. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI JALAN


Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terdiri dari pulau -pulau besar d an kecil yang berjumlah sekitar 17.000 pulau. Dengan memperhatikan kondisi alam Indonesia yang berupa pulau -pulau dengan bukit -bukit, pegunungan dan sungai -sungai besarnya serta kondisi tanah lunak (rawa -rawa & gambut) yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia, sehingga untuk memantapakan sistem jaringan jalan masih banyak diperlukan pembangunan & rehabilitasi jembatan sesuai dengan perkembangan teknologi. Pembangunan jembatan di Indonesia pada dekade 70 dan 80an lebih didominasi dengan teknologi bangun an atas standar seperti tipe rangka baja, gelagar komposit dan balok beton pratekan segmental. Spesikasi pembebanan jembatan yang digunakan pun masih menerapkan perbedaan kelas beban. Kebijaksanan dibidang jembatan tersebut pada saat itu merupakan piliha n yang tepat mengingat kebutuhan akan pembangunan jembatan yang komprehensip sangat mendesak agar dapat menghubungkan bagian -bagian daerah di Indonesia yang belum terjangkau dengan prasarana jalan. Kebijaksanaan ini juga didukung dengan kenyataan bahwa dari 88 ribu jembatan yang ada di Indonesia hampir sebagian besar melintasi sungai kecil. Untuk ruas jalan nasional dan provinsi saja memiliki sekitar 32 ribu jembatan dengan panjang total sekitar 54 ribu meter. Jumlah jembatan yang melintasi sungai -sungai dengan lebar lebih dari 100 meter kurang dari 2%. Ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan penggunaan bangunan atas dengan tipe dan panjang standar harus lebih diprioritaskan untuk mempercepat program penanganan jaringan jalan secara nasional.

Namun demikian, perkembangan teknologi pembangunan jembatan di Indonesia bukan berarti tidak mengalami peningkatan. Dari tahun ke tahun teknologi jembatan di Indonesia sebenarnya mengalami peningkatan yang cukup pesat sejalan dengan kebutuhan prasarana transport asi darat dan air yang kian berkembang. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan kelas beban rencana jembatan mulai pada dekade 80an ini kelas beban rencana jembatan hanya dikenal satu kelas yaitu BM 100% untuk jembatan permanen dan BM 70% untuk j embatan semi-permanen. Mendekati akhir dekade 90an, mulai diterapkan BM 125% pada ruas -ruas jalan tertentu. Kebutuhan jalur navigasi yang melalui kolong jembatan pada beberapa sungai besar menuntut adanya opening span yang cukup besar, telah juga mendoron g akan pemahaman teknologi perencanaan bangunan atas alternatif dan pemahaman akan tingkat resiko tertabraknya struktur jembatan oleh kapal yang lewat kolong jembatan yang lebih baik sangat diperlukan. Pemahaman akan teknologi pembangunan jembatan ini da pat ditujukkan dengan keberhasilan membangun jembatan khusus / strategis sebagai berikut : Bentangan utama lebih dari 100 meteran yaitu : o Tipe Jembatan Rangka Baja adalah jembatan Kerasak (122,5m) dan Jembatan' Danau Bingkuang di Ria u (120m). o Tipe Jembatan Prestressing Cantilever Box adalah Jembatan Rajamandala di Jabar (132m), Jembatan Serayu Kesugihan di Jateng (128m), Jembatan Rantau Berangin di Riau (121m). o Tipe Jembatan Balance Cantilever Concrete Box Girder adalah Jembatan Tonton -Nipah (160m) dan Jembatan Setoko -Rempang (145m) di Batam. o TipeJembatanPelengkung Baja adalahJembatanKahayan di Kalteng (150m) . Bentangan utama lebih dari 200 meteran yaitu : o Tipe Jembatan Gantung adalah Jembatan Memberamo di Irian Jaya (235m) dan Jembatan Barito di Kalsel (240m), Jembatan Mahakam 2 di Kaltim (270m). o TipeJembatan Cable StayedadalahJembatanBatam -Tonton di Batam (350m). o TipeJembatanPelengkungBetonadalahJembatan Rempang-Galang di Batam (245m). o TipeJembatan Cable Stayed terbaru adalahJembatan Suramadu di Jawa Timur (total panjang 5.438 m dg main bridge 192+434+192 m). Keberhasilanpembangunanjembatankhusus/strategisinimer upakanprestasi yang tidak kecil artinya bagi bangsa Indonesia. Tantangan ke depan yang akan dihadapi dalam bidang jembatan di Indonesia adalah pembangunan jembatan -jembatan besar yang menyeberangi sungai -sungai lebar dan yang dapat menghubungkan pulau -pulau di nusantara ini sudah sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat dari rencana jaringan Asia (Trans Asian Highway) dan Tri Nusa Bima Sakti yang akan menghubungkan Pulau Sumatera -Jawa-Bali menyeberangi Selat Sunda dan Selat Bali, memerlukan pembangunan jembatan sangat panjang dengan bentang utama diperkirakan 1000 -3000m.

Penguasaan teknologi jembatan baik dari aspek peralatan, material maupun analisanya mutlak dibutuhkan. Pembangunan jembatan di daerah perkotaan dengan kondisi lahan yang terbatas dan volume lalu -lintas yang tetap operasional menuntut diperlukannya peralatan dan metode konstruksi serta material yang baik disamping teknologinya. Penggunaan dan penguasaan teknologi meterial yang kuat dan ringan juga sangat diperlukan untuk pembangunan jembatan berbentang panjang. Penguasaan teknologi jembatan ini sudah sewajarnya dikuasai oleh bangsa Indonesia, sehingga peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknik jembatan harus tetap dilakukan.

3.

PERSOALAN TEKNIS JEMBATAN


Memperhatikan kondisi jembatan saat ini sangat memprihatinkan terutama dimasa krisis ekonomi yang dialami Indonesia tak kunjung berakhir. Persoalan -persoalan teknis Jembatan secara umum dapat dijumpai sebagai berikut : Informasi tetang kondisi jembatan di Indonesia yang kurang terbuka buat Pemerhati Jembatan Indonesia, sehingga informasi tentang perkembangan teknologi jembatan tak sampai ke pemakai. Kemampuan Perencanaan teknis jembatan di daerah kurang mengikuti kemajuan teknologi perencanaan baik untuk jembatan stand ar apalagi jembatan khusus. Kegagalan bangunan jembatan, mulai dari penurunan & kerusakan oprit, pergeseran & keruntuhan abutmen dan pilar, retak dan runtuhnya lantai jembatan, rusaknya bangunan pelengkap jembatan, sampai dengan keruntuhan waktu, gerusan air, gempa, longsoran, karat, dll, maupun disebabkan oleh manusia seperti : beban berlebih, tabrakan, dll. Pelaksanaan yang belum menguasai metocle konstruksi sesuai dengan perkembangan teknologi peralatan dan material. Perbaikan/rehabilitasi terhadap kerusakan pada jembatan kurang mengikuti perkembangan teknologi material yang tepat untuk perbaikan. Penguasaan teknologi perencanaan, metode pelaksanaan, peralatan, material/ bahan yang terbatas unluk pembangunan jembat an panjang, yang makin banyak dibutuhkan saat ini.

4. PENTINGNYA PEMBENTUKAN WADAH PARA PEMERHATI JEMBATAN INDONESIA Memperhatikan kondisi saat ini dan tantangan pembangunan dan rehabilitasi jembatan dimasa yang akan, maka perlu kiranya pembentukan wadah seperti misalnya Lembaga untuk mengkaji Jembatan di Indonesia. Maksud dan tujuanpembentukan WADAH para pemerhatiJembatan Indonesia: Mewadahi keahlian dan kegiatan teknik professional di bidang teknik jembatan yang akan mengkaji perkembangan teknologi dan keilmuan di bidang teknik jembatan di Indonesia dengan melibatkan Masyarakat Jembatan Indonesia. Memberi layanan informasi tentang jembatan dan perkembangan teknologinya di Indonesia serta mempermudah interaksi antar masyarakat Jembatan Indonesia melalui Web Site Jembatan Indonesia . Memberi bantuan teknis untuk meningkalkan kemampuan pengembangan teknik jembatan, di bidang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta rehabilitasi jembatan Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknik jembatan melalui ahli teknologi dan pengetahuan khusus untuk pembangunan jembatan dalam

menghadapi tantangan pembangunan jembatan panjang dengan teknologi tinggi saat ini.

Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan -rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.

Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi / transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.

Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api. Berikut beberapa jenis jembatan : 1.Jembatan diatas sungai 2.Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase 3.Jembatan diatas lembah 4.Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct

Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari : 1. Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures) Konstruksi bagian atas jembatan meliputi : Trotoir : - Sandaran + tiang sandaran -Peninggian trotoir / kerb -Konstruksi trotoir Lantai kendaraan + perkerasan Balok diafragma / ikatan melintang Balok gelagar Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan) Perletakan (rol dan sendi)

Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah. 2. Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures) Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi : 1Pangkal jembatan / abutment + pondasi 2 Pilar / pier + pondasi

Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bengunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.

Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok, yaitu : 1.Bangunan atas 2.Landasan 3.Bangunan bawah 4.Pondasi 5.Oprit 6.Bangunan pengaman jembatan.

Klasifikasi dan Kelas Jembatan


Klasifikasi Jembatan menurut kegunaannya : 1. Jembatan jalan raya (highway brigde) 2. Jembatan pejalan kaki (foot path) 3. Jembatan kereta api (railway brigde) 4. jembatan jalan air 5. jembatan jalan pipa 6. jembatan militer 7. jembatan penyebrangan

Klasifikasi Jembatan menurut jenis materialnya : 1. jembatan kayu 2. jembatan baja 3. jembatan beton bertulang dan pratekan 4. jembatan komposit.

Klasifikasi Jembatan menurut letak lantai jembatan :

1. jembatan lantai kendaraan di bawah 2. jembatan lantai kendaraan di atas 3. jembatan lantai kendaraan di tengah 4. jembatan lantai kendaraan di atas dan di bawah (double deck bridge)

Klasifikasi Jembatan menurut bentuk struktur secara umum : 1. jembatan gelagar (girder brdge) 2. jembatan pelengkung/busur (arch bridge) 3. jembatan rangka (truss bridge) 4. jembatan portal (rigide frame bridge) 5. jembatan gantung (suspension brudge) 6. jembatan kabel (cable-stayed bridge) 7. Jembatan plat beton bertulang 8. Jembatan box beton (beton bertulang dan pra tekan ) 9. Jembatan baja dinding penuh 10. Jembatan portal beton 11. Jembatan lengkung (arch)

Kelas jembatan yang di desain dengan mempergunakan Loading Bina Marga : Sebesar 100% kelas standard Sebesar 70% kelas sub standard Sebesar 50% kelas low standard

Pembagian kelas jembatan :

Kelas Lebar (m) % Loading A 1.00 + 7.00 + 1.00 100% LBM B 0.50 + 6.00 + 0.50 70 % LBM C 0.50 + 3.50 + 0.50 50% LBM

kalau ini dapat terealisasikan, jembatan ini akan menjadi jembatan terpanjang di dunia. Jembatan rencananya akan berada pada 70 meter di atas permukaan laut, dan melewati tiga pulau -pulau kecil di selat itu, yaitu Pulau Prajurit, Ular, dan Sangiang. Ini merupakan jembatan dengan panjang 29 kilometer yang akan menjadi jembatan terpanjang di dunia.
Salinan makalah Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Mohamad Wahid Supriyadi menyatakan, sebagai jembatan terletak di daerah rawan gempa bumi dan tsunami, pembangunan jembatan akan mencakup empat

tahapan penting yang melibatkan hydrographic, oceanographic geologi, seismological, keikliman, dan aspek , lingkungan. Para ahli mengatakan secara teknologi, jembatan itu layak. Meski daerah ini rawan dengan gempa lebih dari tujuh pada skala Richter yang menyebabkan tsunami, kata Wahid dalam makalah yang disampaikan kepada Deputi Perdana Menteri Uni Emirat Arab di Abu Dhabi, 21 Juli 2008. Mahalnya jembatan tak akan berarti bila dibandingkan dengan keselamatan. Rencananya, pembangunan jembatan ini akan menghabiskan dana Rp 100 triliun dan Rp 500 miliar pe tahun untuk operasional jembatan itu. r serta jembatan ini akan dilengkapi dengan rel kereta yang membentang di sepanjang jembantan. Bila tak ada halangan jembatan ini akan dibangun pada tahun 2012 dan selesai tahun 2025

Pria ini bernama Prof Dr Ir Wiratma n Wangsadinata yang merupakan lulusan dari ITB tahun 1960. Kemudian mendapat gelar doktor pada 1992 dan gelar profesor pada 1995. Proyek beken yang pernah dikerjakan laki -laki kelahiran Jakarta 1935 ini, antara lain Kota BNI yang pernah menjadi gedung tert inggi di Indonesia. Gedung -gedung perkantoran lain seperti, Bakrie Tower, Anggana Danamon (kini Sampoerna Strategic Square), Niaga Tower, Wisma Darmala, dan PSP Office Tower. Di pembangunan hotel dan apartemen, Wiratman merancang Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta. Wiratman juga perancang Pembangkit Listrik Tenaga Air Mrica, Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, dan Pembangkit Gresik. Yang tidak diduga, Wiratman juga perancang Telecommunication Tower dan Menara Jakarta. Menara Jakarta akan menjadi tower tertinggi di dunia dengan ketinggian 558 meter. Dari hasil kajian yang dilakukan di Bangungraha, pembangunan jembatan sepanjang 29 kilometer ini sedikitnya akan menelan biaya Rp 100 triliun. Lama pembangunan diperkirakan mencapai 10 tahun

sumber: http://dunia-panas.blogspot.com/2010/10/foto-foto-jembatan-sel

Prinsip Perencanaan Teknis Jembatan 1. Perencana harus berpengalaman dan kompeten dibidang perencanaan jembatan, dibuktikan dengan sertifikasi keahlian yang diterbitkan oleh organisasi atau lembaga yang berwenang dan terakreditasi. 2. Perencana harus bertanggungjawab penuh pada hasil perencanaannya, termasuk apabila menggunakan produk standar suatu komponen struktur jembatan yang dibuat pihak lain, kecuali bila dapat menunjukkan sertifikat kelayakan yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang di bidang jembatan untuk komponen tersebut. Pertanggungjawaban harus dinyatakan dengan cara menandatangani setiap lembar gambar rencana dan setiap dokumen pelaporan perhitungan atau analisis yang mendukungnya. 3. Hasil perencanaan dan perhitungan harus disetujui dan disahkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum di daerah. Bila perlu dapat dimintakan untuk diteliti banding atau diverifikasi oleh pihak ketiga yang independen, sebelum dilakukan persetujuan dan pengesahan oleh instansi yang berkompeten. 4. Perencana harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kriteria perencanaan. 5. Perencanaan harus memperhatikan rencana tata guna lahan di lokasi rencana jembatan, beserta kendala alinyemen dan kendala lintasan di bawahnya, agar didapat suatu hasil rancangan geometrik, bentuk dan cara pelaksanaan konstruksi yang optimal. 6. Perencanaan harus berdasarkan hasil survey dan penyelidikan, yang memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan, dan kondisi teknis lainnya yang mendasari kriteria perencanaan. 7. Perencanaan harus memperhatikan ketersediaan material dan peralatan di sekitar lokasi jembatan agar diperoleh rancangan jembatan yang praktis dan ekonomis.

Pokok-Pokok Perencanaan Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan dasar untuk menjamin keamanan struktural yang diijinkan, yaitu Rencana Tegangan Kerja (WSD) dan Rencana Keadaan Batas (Limit State). Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan berikut ini: 1. Kekuatan dan stabilitas struktur 2. Kenyamanan bagi pengguna jembatan 3. Ekonomis 4. Keawetan dan kelayakan jangka panjang 5. Kemudahan pemeliharaan 6. Estetika 7. Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal Untuk memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut, persyaratan dalam perencanaan harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Peraturan perencanaan Jembatan BMS 92 sebagai berikut: 1. Persyaratan umum perencanaan 2. Persyaratan Analisa Struktur 3. Persyaratan Perencanaan Pondasi 4. Persyaratan Perencanaan Elemen Struktur Jembatan Agar tingkat standar kualitas perencanaan tertentu sesuai persyaratan dapat dicapai, maka panduan atau Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 92 harus menjadi pegangan dalam menetapkan 1. Metodologi Perencanaan 2. Pemilihan dan Perencanaan Struktur Jembatan 3. Perencanaan Elemen Struktur Jembatan 4. Perencanaan Pondasi, Dinding Penahan Tanah dan Slope Protection 5. Dan lain sebagainya Kriteria Perencanaan 1. Peraturan-peraturan yang dipergunakan 2. Mutu material yang dipergunakan 3. Metode dan asumsi pada perhitungan 4. Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas, struktur bawah dan pondasi 5. Metode pengumpulan data lapangan 6. Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang dinyatakan dalam bentuk bench mark terhadap contoh studi 7. Metode pengujian pondasi Peraturan yang digunakan 1. Perencanaan struktur jembatan harus mengacu kepada a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92 b. Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 92 c. peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain: Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI (Design  Standard of Earthquake Resistance of Bridges) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya  (SK.SNI T-14-1990-0.3) Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4  Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI  Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4  2. Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada a. Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003) b. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, No.038/T/BM/1997 c. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metoda Analisa Komponen SNI 1732-1989-F 8. POS: Perencanaan Teknis Jembatan 3. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan a. Panduan Analisa Harga Satuan, No. 028/T/Bm/1995, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum

Pembebanan jembatan Beban-beban harus direncanakan berdasarkan aturan-aturan yang ada dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92, dan harus merupakan kombinasi dari 1. Beban berat sendiri 2. Beban mati tambahan 3. Beban hidup 4. Beban sementara 5. Beban -beban sekunder Analisa Struktur 1. Perencanaan struktur jembatan harus didasarkan pada Peraturan Perencanaan Jembatan perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas. 2. Analisis mencakup idealisasi struktur dan pondasi pada aksi beban rencana sebagai suatu model numerik. Dari model tersebut gaya dalam dan deformasi serta stabilitas keseluruhan struktur dapat dihitung. Pendekatan analisis dapat menggunakan paket software struktur komersil yang mana terlebih dahulu dilakukan validasi dengan menggunakan contoh-contoh yang diketahui (dapat menggunakan contoh dari text book) dan dilakukan pengecekan secara manual untuk menyakinkan keakuratan hasil analisis. 3. Untuk analisis struktur jembatan dapat dilakukan dengan pendekatan: (1) Linear Elastik, (2) Linear Dinamik, (3) Non -linear elastic, (4) Response Spectrum, (5) Time History Analysis atau (6) pendekatan Plastisitas. Penggunaan pendekatan analisis plastis harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Khusus untuk jembatan bersifat fleksibel seperti jembatan gantung pejalan kaki, analisis terhadap aeroelastik perlu dilakukan. Design (Bridge BMS Code) 8. POS: Perencanaan Teknis Jembatan 4. Penentuan menggunakan paket software komersil yang memiliki kemampuan pengecekan terhadap parameter design sesuai dengan peraturan perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92. Penggunaan paket software dengan standard selain Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92 harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. kapasitas penampang elemen dari Tahapan Perencanaan Teknis Jembatan 1. Pengumpulan dan Analisa Data Lapangan a. Survey pendahuluan (mengacu kepada POS Survey Pendahuluan) b. Survey lalu lintas (mengacu kepada POS Survey Lalu Lintas) c. Pengukuran Geodesi (mengacu kepada POS Survey Geodesi) d. Penyelidikan geoteknik/geologi (mengacu kepada POS Survey Geoteknik) e. Survey hidrologi (mengacu kepada POS Survey Hidrologi) 2. Perencanaan Geometri dan alinyemen jembatan a. Kendala alinyemen horisontal dan vertikal b. Kendala geoteknik c. Profil topografi d. Kendala di bawah lintasan atau sungai/laut e. Tinggi permukaan air laut f. Kebutuhan tinggi bebas vertikal 3. Penentuan bentang dan lebar jembatan a. Profil topografi b. Kendala banjir tertinggi 50 tahun terakhir c. Teknolgi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan) d. Faktor ekonomis e. Kebutuhan lalu lintas

berdasarkan hasil survey lalu lintas f. Prediksi lalu lintas masa depan g. Kemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa akan datang 8 - 6/12 8. POS: Perencanaan Teknis Jembatan 4. Pemilihan bentuk struktur jembatan a. Kendala geometri b. Kendala material dan ketersediaannya. c. Kecepatan pelaksanaan d. Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan e. Pemeliharaan jembatan f. Biaya konstruksi 5. Perencanaan struktur atas jembatan Perencanaan struktur atas jembatan harus direncanakan sesuai dengan aturan- aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92 atau peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas. Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas, dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini: a. Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi dari semua jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur jembatan. b. Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur dan cara perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/ peraturan yang disebut diatas dan khususnya berhubungan dengan material yang dipilih. c. Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung dengan cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak melampaui nilai batas yang diijinkan oleh standar/peraturan yang digunakan. d. Umur layan jembatan harus direncanakan berdasakan perilaku jangka panjang material dan kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada rencana komponen struktur jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas beton, atau tebal elemen baja, terhadap resiko korosi ataupun potensi degradasi meterial.

You might also like