You are on page 1of 9

IDGHAM Pengertian Menurut Muhammad Mahmud, Idgham dalam arti bahasa berarti : Memasukkan sesuatu pada sesuatu.

Arti ini jika dikembangkan, berarti memasukkan huruf nun mati pada huruf Idgham. Sedangkan menurut istilah adalah : Pertemuan huruf yang mati dengan huruf yang hidup, sehingga huruf itu menjadi satu huruf yang di Tasydid. Pada pengertian itu tampak, bahwa cara membaca bacaan Idgham adalah memasukkan nun mati atau tanwin pada huruf-huruf Idgham, dan seakan-akan kedua huruf itu menjadi satu, seperti huruf-huruf yang di Tasydid, walaupun asal kedua huruf tersebut tidak bertasydid. Huruf-Huruf Idgham Huruf-huruf Idgham ada 6 (enam) macam, yaitu : Ya ( ) , Nun ( ) , Mim ( ) , Wawu ( ) , Lam ( ) , dan Ro ( ) . Sehingga jika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu keenam huruf tersebut, maka nun mati atau tanwin tersebut harus dimasukkan padanya. Pembagian Idgham Dilihat dari pembagian huruf Idgham, maka Idgham dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu : a. 1. Idgham Bi-Ghunnah Huruf-huruf Idgham Bi-Ghunnah sepeti yang tertera diatas hanya terdiri dari 4 (empat) huruf, yaitu : Ya ( ) , Nun ( ) , Mim ( ) ,dan Wawu ( ) , sisanya termasuk huruf Idgham BilaGhunnah. Idgham Bi-Ghunnah adalah membunyikan nun mati atau tanwin dengan memasukkan pada huruf Idgham Bi-Ghunnah disertai dengan mendengung. Dengan catatan tidak dalam satu kalimat, apabila dalam satu kalimat maka, cara bacanya berubah menjadi Izh-har (Terang). Ulama tajwid menyebutnya Izh-Har Kilmi, atau disebut juga Izh-Har Wajib. Contoh :

b.

2. Idgham Bila-Ghunnah Huruf-huruf Idgham Bi-Ghunnah sepeti yang tertera diatas hanya terdiri dari 4 (empat) huruf, yaitu : Lam ( ) dan Ro ( ) .

Idgham Bila-Ghunnah yaitu cara membaca nun mati atau tanwin dengan memasukkannya pada huruf Lam atau Ro, tanpa mendengung. Jika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari kedua huruf itu, maka wajib dimasukkan padanya tanpa mendengung. Contoh :

IZH-HAR 1. Pengertian Muhammad Mahmud menyatakan, bahwa dalam arti bahasa izh-har berarti Al-Bayan artinya terang, jelas dan tampak. Sedang menurut istilah adalah : Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya, tanpa disertai berdengung. Pengertian ini menjelaskan agar cara membaca nun mati atau tanwin jelas dan terang, tanpa disertai dengung jika bertemu dengan huruf izh-har. 2. Huruf-Huruf Izh-har Huruf Izh-har ada 6 (enam) macam, keenam huruf itu disebut juga huruf Halqi (Tenggorokkan), karena Makhraj Huruf Izh-har pada Halqi. Adapun huruf-huruf Halqi tersebut adalah : Hamzah ( ) , Ha ( ) , Kha ( ) , Ain ( ) , Ghain ( ) , dan Ha ( ) . Dengan keenam huruf tersebut, maka bacaan ini disebut sebagai Izh-Har Halqi. Contoh :

IQLAB Pengertian Iqlab Menurut Muhammad Mahmud, Iqlab dalam arti bahasa adalah : Mengubah bentuk sesutu dari asalnya. Yaitu mengubah huruf nun mati atau tanwin pada huruf Iqlab. Sedangkan menurut istilah adalah : Menjadikan huruf satu pada ketentuan huruf lain disertai mendengung. Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Iqlab, maka nun mati atau tanwin itu harus dibaca sebagaimana bacaan Iqlab disertai dengan mendengung. Huruf Iqlab Huruf Iqlab hanya ada satu, yaitu : Ba ( ) . Maka apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Ba, maka nun mati atau tanwin itu harus dibaca menjadi Mim ( ) , karena bacaan Iqlab. Contoh :

I. Mad Thobi'i
Mad Thabi'i atau Mad Asli, yaitu: Bila huruf yang setelah mad bukan huruf hamzah atau sukun. Dinamakan thabi'i karena mad tersebut merupakan sesuatu yang thabi'i (alami), kadarnya tidak kurang dan tidak lebih. Aturan membacanya panjang 2 harakat.

1. Mad Asli: Pada Wakaf dan Washal Huruf mad tetap ada disaat washal atau wakaf, baik huruf mad itu terletak di tengah, seperti pada kata atau di akhir, seperti pada kata

. Syarat mad thabii, tidak terdapat huruf hamzah atau sukun setelah huruf mad tersebut.

Contoh :

2. Mad Asli: Pada Washal


Mad asli atau thabi'i bisa terjadi pada shilah shughra, yaitu huruf wau kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah. Agar ha dhamir bisa disambung dengan wau atau ya, maka disyaratkan agar huruf itu harus terdapat di antara 2 huruf yang berharakat seperti . Dalam hal ini wau dan ya dibaca panjang 2 harakat (dengan syarat tidak terdapat huruf hamzah pada kata lain) ketika washal, sedangkan ketika wakaf tidak dibaca panjang. Contoh :

3. Mad Asli: Pada Wakaf


Mad asli atau thabii bisa juga terjadi pada huruf mad yang ada ketika wakaf dan hilang ketika washal. Hal ini terjadi pada huruf alif pengganti tanwin (fathatain) seperti , jika berhenti pada huruf alif . Dalam hal ini mad akan hilang jika disambung dengan kata sesudahnya. Contoh :

II. Mad Far'i


Mad Far'i, adalah: Mad yang merupakan tambahan terhadap mad thabii karena salah satu 2 sebab, yaitu: hamzah atau sukun.

1. Mad Muttashil
Disebut mad muttashil, bila dalam satu kata bertemu mad thabi'i dengan huruf hamzah. Dinamakan muttashil karena mad thabi'i dengan huruf hamzah dalam satu kata. Mad muttashil disebut juga mad wajib. Aturan bacaannya panjang, 4 harakat atau 5 harakat atau 6 harakat ketika berhenti. Contoh :

2. Mad Munfashil (terpisah)


Disebut mad munfashil, bila mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah di kata berikutnya. Dinamakan munfashil karena huruf mad dengan huruf hamzah terdapat pada kata yang berbeda. Aturan membacanya, boleh 2 harakat, 4 harakat atau 5 harakat menurut imam Hafsh. Termasuk mad munfashil, shilah kubra, yaitu bila wau kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah bertemu dengan hamzah di lain kata. Aturan membacanya sama dengan mad shilah di saat washal, sedangkan di saat wakaf tidak dibaca panjang. Contoh :

3. Mad 'Aridh
Disebut mad 'aridh, bila huruf mad atau huruf layin bertemu dengan sukun yang terjadi karena wakaf. Dinamakan 'aridh karena mad asli yang terdapat di akhir ayat dibaca sukun karena wakaf, jika di washal dia tetap sebagai mad thabi'i. Aturan membacanya boleh 3 macam: pendek (2 harakat), sedang (4 harakat), panjang (6 harakat). Contoh: . Hal yang sama juga diperlakukan pada mad layin ketika wakaf. Contoh: . Dinamakan mad layin (lembut) karena pengucapannya lembut dan mudah.

Contoh :

4. Mad Badal Disebut mad badal, bila huruf hamzah terdapat sebelum mad thabi'i di dalam 1 kata (setelah mad tidak ada lagi hamzah.atau sukun). Dinamakan badal karena huruf mad merupakan pengganti dari huruf hamzah, dimana asal dari mad badal pada umumnya adalah karena bertemunya 2 hamzah dalam 1 kata, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun, seterusnya huruf hamzah yang kedua diganti menjadi huruf mad yang sesuai dengan jenis harakat huruf hamzah yang pertama, untuk meringankan bacaan. Jika huruf hamzah yang pertama berbaris fathah, maka yang kedua diganti menjadi huruf alif, seperti: asalnya . Jika huruf yang pertama berbaris kasrah, maka yang kedua diganti menjadi huruf ya, seperti: asalnya . Jika huruf yang pertama berbaris dhammah, maka yang kedua diganti menjadi huruf wau, seperti: asalnya . Aturan membacanya, panjang dua harakat seperti mad thabi'i. Contoh :

5. Mad Lazim Disebut mad lazim, bila mad thabi'i bertemu dengan sukun yang tetap ada baik dalam keadaan washal atau wakaf, baik dalam 1 kata ataupun tidak. Dinamakan lazim (harus), karena mad tersebut harus dibaca 6 harakat dan keharusan adanya sukun, baik ketika washal ataupun wakaf. Mad Lazim terbagi menjadi 4 yaitu : 1. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, adalah: Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli (bukan karena wakaf) pada salah satu huruf hijaiyah yang bertasydid. Dinamakan harfi karena sukun asli tersebut terdapat setelah huruf mad. Hal ini terdapat pada huruf-huruf hijaiyah yang terletak di awal beberapa surat. Dinamakan mutsaqqal

karena berat mengucapkannya akibat adanya tasydid pada sukun tersebut. Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat. Contoh, huruf lam dalam: Contoh : .

2. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, adalah: Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli pada salah satu huruf hijaiyah yang tidak bertasydid. Dinamakan mukhaffaf karena ringan mengucapkannya akibat tidak adanya tasydid dan ghunnah pada mad itu. Contoh, huruf mim dalam: . Catatan: huruf hijaiyah yang terdapat pada permulaan surat ada 14 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat: . Ini terbagi ke dalam 4 bagian: Pertama, yang jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf mad terletak di tengah-tengah. Ada 7 huruf yang termasuk dalam bagian ini, yaitu yang tergabung dalam kalimat: kecuali huruf 'ain. Bagian pertama ini aturan membacanya panjang, 6 harakat. Kedua, jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf layin terletak di tengah-tengah, yaitu huruf 'ain. Bagian kedua ini boleh dibaca panjang, 4 atau 6 harakat. Ketiga, jumlah hurufnya ada 2, dimana yang kedua adalah huruf mad. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat: . Bagian ketiga ini aturan membacanya sama dengan mad thabi'i, yaitu 2 harakat. Keempat, jumlah hurufnya ada 3 dan tidak terdapat huruf mad di tengah-tengahnya. Hurufnya hanya 1, yaitu alif. Aturan membacanya adalah biasa, tidak terdapat mad. Contoh :

3. Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi, adalah: Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam 1 kata. Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat. Dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya sebagai akibat terdapatnya tasydid

pada huruf yang sukun. Contoh, huruf alif dalam:

, dari firman Allah Taala:

Contoh :

4. Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi, adalah: Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf yang sukun (tetapi tidak bertasydid) dalam satu kata. Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat. Dinamakan mukhaffaf karena mengucapkannya ringan dan mudah sebagai akibat tidak adanya tasydid dan ghunnah pada mad itu. Dinamakan kalimi (kata) karena sukun asli dan mad thabi'i itu terdapat dalam 1 kata. Contoh, kata: dan 91. Contoh : pada 2 tempat dalam surat Yunus, masing-masing pada ayat 51

Referensi : http://belajartajwid3p.com/ http://ngaji-iqro.blogspot.com/ http://ngaji-iqro.blogspot.com/2008/06/pelajaran1-mengenal-huruf-hijaiyahalif.html

You might also like