You are on page 1of 27

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN REKAYASA ESTETIKA KORIDOR UTAMA DAN SEKUNDER KELURAH BONTANG LESTARI
I. Latar Belakang
Pertumbuhan kota yang relatif cepat mengakibatkan permasalahan terutama di sepanjang koridorkoridor utama dan sekunder kota dengan aktivitas utama perdagangan dan jasa. Pertumbuhan dan perkembangan aktivitas tersebut tidak diimbangi dengan pengalokasian dan penyediaan ruang, tidak didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana yang mampu menampung kecenderungan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga mengakibatkan munculnya permasalahan di di sepanjang koridor utama dan sekunder yang semakin kompleks. Aktifitas dan perkembangan kegiatan yang kurang terstruktur merangsang munculnya kondisi khusus terutama pada kawasan dan bagian lingkungan kota yang cenderung memiliki pertumbuhan fisik yang cepat. Pada lingkungan demikian, bangunan-bangunan tumbuh secara serampangan, kurang tertib, kurang produktif serta kurang memperhatikan konteks lingkungannya. Sehingga secara visual, lingkungan yang terbentuk menjadi semrawut, tidak nyaman dan tidak manusiawi. Kota Bontang ingin mewujudkan sebagai kota yang mempunyai daya saing kuat untuk menghadapi persaingan era globalisasi. Untuk mampu bersaing, kota harus memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Melihat perkembangan Kota Bontang dalam beberapa tahun terakhir begitu pesat, kurang seimbang dengan pengendalian yang ketat membawa wajah Kota Bontang nampak kurang tertata dan kumuh, terutama di Kawasan Koridor Utama dan Sekunder dan sekitarnya. Kondisi demikian dapat menimbulkan citra negatif dan melemahkan daya saing kota. Oleh karena itu diperlukan upaya besar dan sungguhsungguh untuk mengubah citra kota atau Reimagining City melalui penataan bangunan dan lingkungan. Untuk itulah, dalam rangka menciptakan kawasan sepanjang koridor utama dan sekunder yang lebih teratur, maka Pemerintah Kota Bontang dalam Tahun Anggaran 2010 ini mengadakan kegiatan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

II. Landasan Kerja


Kegiatan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I dalam pelaksanaan kerjanya berdasarkan kepada : a) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); b) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469); c) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247); d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); e) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Umum. f) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); g) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); h) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah empat kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006; i) j) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

k) Peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah setempat. l) Peraturan daerah tentang bangunan gedung.

III. Maksud, Tujuan dan Sasaran


3.1 Maksud

Sebagai dokumen panduan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada Kawasan Koridor Utama dan Sekunder di wilayah Kelurahan Bontang Letari. 3.2 Tujuan

Tujuan dari Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I adalah: 1) Menyiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan koridor utama dan sekunder Kelurahan Bontang Lestari sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya. 2) Menyusun program investasi pembangunan sebagai acuan implementai dari rencana dan rancangan yang telah disusun, dengan menyertakan masyarakat sekitar sebagai bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan/ kawasan koridor utama dan sekunder Kelurahan Bontang Lestari. 3.3 Sasaran

Sasaran dari Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I adalah: 1. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Tersusunnya RTBL untuk Kawasan Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua Stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya. 2. Tersusunnya status legal dari RTBL Tersusunnya SK Walikota/ SK Bupati untuk mengoperasionalkan RTBL untuk Kawasan Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari yang telah disusun. 3. Tersusunnya Program Investasi Pembangunan

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

Tersusunnya Program Investasi Pembangunan kawasan koridor utama dan sekunder Kelurahan Bontang Lestari yang telah disetujui semua pihak yang terkait dan sebagai bagian upaya peningkatan kualitas permukiman dengan menyertakan masyarakat sebagai bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan/ kawasan koridor utama dan sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

IV.

KEDUDUKAN RTBL

Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari dalam hal ini, harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan, kota, maupun wilayah. Kedudukan RTBL dalam pengendalian bangunan gedung dan lingkungan sepanjang koridor sebagaimana digambarkan dalam diagram 1 berikut.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

V.

Ruang Lingkup

5.1 Lingkup Wilayah Perencanaan Lingkup wilayah Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I adalah kawasan sepanjang koridor utama dan sekunder di Kelurahan Bontang Lestari dengan tetap memperhatikan keterkaitannya dengan kawasan sekitarnya. 5.2 Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I meliputi sebagai berikut : 1) Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal yang akan dilakukan dalam penyusunan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I. Pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini meliputi : Persiapan administrasi. Mobilisasi personil. Pengumpulan data-data literatur terkait. Pengumpulan data awal. Perumusan pendekatan dan metodologi. Penjadwalan rencana kerja dan penugasan personil. Persiapan survei. Penyusunan Laporan Pendahuluan.

2) Tahap Survei Lapangan Tahap survei lapangan merupakan tahap kedua yang perlu dilakukan dalam rangka pengumpulan data untuk dikaji sebagai bahan perumusan konsep dan strategi yang akan dituangkan dalam rencana dan aspek pelaksanaannya. 3) Tahap Kompilasi Data dan Analisis Kawasan Perencanaan Tahap kompilasi data merupakan tahap pemilahan/ penyeleksian/ pentabulasian/ pendeskripsian data untuk memudahkan proses analisis data. Sedangkan proses analisis data merupakan proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, memetakan dan

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

mengapresiasi konteks lingkungan dan nilai lokal dari kawasan perencanaan dan wilayah sekitarnya. Analisis yang perlu dilakukan secara sistematis meliputi: Analisis secara umum yang menilai:
-

Perkembangan Sosial-Kependudukan : gambaran kegiatan sosial-kependudukan, dengan memahami beberapa aspek, antara lain tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah keluarga, kegiatan sosial penduduk, tradisi-budaya lokal, dan perkembangan yang ditentukan secara kultural-tradisional.

Prospek Pertumbuhan Ekonomi : gambaran sektor pendorong perkembangan ekonomi, kegiatan usaha, prospek investasi pembangunan dan perkembangan penggunaan tanah, produktivitas kawasan, dan kemampuan pendanaan pemerintah daerah.

Daya Dukung Fisik dan Lingkungan : kemampuan fisik, lingkungan dan lahan potensial bagi pengembangan kawasan selanjutnya. Beberapa aspek yang harus dipahami antara lain : kondisi tata guna lahan, kondisi bentang alam kawasan, lokasi geografis, sumber daya air, status-nilai tanah, izin lokasi, dan kerawanan kawasan terhadap bencana alam.

Aspek Legal Konsolidasi Lahan Perencanaan : kesiapan administrasi dari lahan yang direncanakan dari segi legalitas hukumnya. Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan : seperti jenis infrastruktur, jangkauan pelayanan, jumlah penduduk yang terlayani, dan kapasitas pelayanan. Kajian Aspek Signifikansi Historis Kawasan : kaitan kedudukan nilai historis kawasan pada konteks yang lebih besar, misalnya sebagai aset pelestarian pada skala kota/regional bahkan pada skala nasional.

Analisis secara khusus yang menilai unsur-unsur elemen kota sesuai konsepsi atau pendekatan aspek urban design sebagai berikut:
-

Tata Guna Lahan Bentuk dan Massa Bangunan Sirkulasi dan perparkiran. Ruang Terbuka Jalan Pedestrian Signage Preservasi.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

Hasil analisis kawasan dan wilayah perencanaan mencakup indikasi program bangunan dan lingkungan yang dapat dikembangkan pada kawasan perencanaan. Pada tahap ini juga sudah dirumuskan konsep dasar perancangan tata bangunan dan lingkungan di Kelurahan Bontang Lestari yang meliputi komponen dasar sebagai berikut : Visi Pembangunan, yaitu gambaran spesifik karakter lingkungan di masa mendatang yang akan dicapai sebagai hasil akhir penataan suatu kawasan yang direncanakan, disesuaikan dengan seluruh kebijakan dan rencana tata ruang yang berlaku. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan, yaitu suatu gagasan perancangan dasar pada skala makro, dari intervensi desain struktur tata bangunan dan lingkungan yang hendak dicapai pada kawasan perencanaan, terkait dengan struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada. Konsep Komponen Perancangan Kawasan, yaitu suatu gagasan perancangan dasar yang dapat merumuskan komponen-komponen perancangan kawasan (peruntukan, intensitas, dll). Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya, yaitu pembagian suatu kawasan perencanaan menjadi blok-blok pengembangan yang lebih kecil sehingga strategi dan program pengembangannya dapat lebih terarah dan rinci. 4) Tahap Perumusan dan Pengembangan Perancangan Tahap perumusan dan pengembangan perancangan meliputi tahap perumusan: a) Rencana Umum Merupakan perumusan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan. Materi rencana umum mempertimbangkan potensi mengakomodasi komponen-komponen rancangan suatu kawasan sebagai berikut: i. Struktur Peruntukan Lahan Komponen Penataan meliputi:
(1) Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut dengan tata guna lahan. Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

(2) Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah:

Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen; Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan perkotaan-perdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi, atau pun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu.

ii.

Intensitas Pemanfaatan Ruang Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/ tapak peruntukannya. Komponen perencanaan meliputi: (1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai. (2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. (3) Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan (4) bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. (5) Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas: Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan dalam KLB.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum.

6)

Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer of Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun.

iii.

Tata Bangunan Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/ karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/ petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik. Tata Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai bagian dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di perdesaan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang yang berlaku dalam RTRW Kabupaten/ Kota, dan rencana rincinya. Komponen penataan meliputi: (1) Pengaturan Blok Lingkungan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, di mana blok terdiri atas petak lahan/kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Bentuk dan Ukuran Blok; Pengelompokan dan Konfigurasi Blok; Ruang Terbuka dan Tata Hijau. (2) Pengaturan Kaveling/ Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas:

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

Bentuk dan Ukuran Kaveling; Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling; Ruang Terbuka dan Tata Hijau. (3) Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/ kaveling. Pengaturan ini terdiri atas: Pengelompokan Bangunan; Letak dan Orientasi Bangunan ; Sosok Massa Bangunan; Ekspresi Arsitektur Bangunan. (4) Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/ kawasan). Pengaturan ini terdiri atas: Ketinggian Bangunan ; Komposisi Garis Langit Bangunan; Ketinggian Lantai Bangunan. iv. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Komponen Penataan meliputi: (1) Sistem jaringan jalan dan pergerakan, yaitu rancangan sistem pergerakan yang terkait, antara jenis-jenis hirarki/kelas jalan yang tersebar pada kawasan perencanaan (jalan arteri, kolektor dan jalan lingkungan/lokal) dan jenis pergerakan yang melaluinya, baik masuk dan keluar kawasan, maupun masuk dan keluar kaveling. (2) Sistem sirkulasi kendaraan umum, yaitu rancangan sistem arus pergerakan kendaraan umum formal, yang dipetakan pada hirarki/ kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

10

(3) Sistem sirkulasi kendaraan pribadi, yaitu rancangan sistem arus pergerakan bagi kendaraan pribadi sesuai dengan hirarki/ kelas jalan pada kawasan perencanaan. (4) Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat, yaitu rancangan sistem arus pergerakan bagi kendaraan umum dari sektor informal, seperti ojek, becak, andong, dan sejenisnya, yang dipetakan pada hirarki/ kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan. (5) Sistem pergerakan transit, yaitu rancangan sistem perpindahan arus pergerakan dari dua atau lebih moda transportasi yang berbeda, yang dipetakan pada hirarki/ kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan. (6) Sistem parkir, yaitu rancangan sistem gerakan arus masuk dan keluar kaveling atau grup kaveling untuk parkir kendaraan di dalam internal kaveling. (7) Sistem perencanaan jalur servis/ pelayanan lingkungan, yaitu rancangan sistem arus pergerakan dari kendaraan servis (seperti pengangkut sampah, pengangkut barang, dan kendaraan pemadam kebakaran) dari suatu kaveling atau blok lingkungan tertentu, yang dipetakan pada hirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan. (8) Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda, yaitu rancangan sistem arus pejalan kaki (termasuk penyandang cacat dan lanjut usia) dan pemakai sepeda, yang khusus disediakan pada kawasan perencanaan. (9) Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (Pedestrian Linkage), yaitu rancangan sistem jaringan berbagai jalur penghubung yang memungkinkan menembus beberapa bangunan atau pun beberapa kaveling tertentu dan dimanfaatkan bagi kepentingan jalur publik. v. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

11

ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik. Komponen Penataan meliputi : (1) Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik-aksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pihak tertentu. (2) Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadiaksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu. (3) Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh Umum (kepemilikan pribadiaksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, serta bebas dan mudah diakses oleh publik meskipun milik pihak tertentu, karena telah didedikasikan untuk kepentingan publik sebagai hasil kesepakatan antara pemilik dan pihak pengelola/pemerintah daerah setempat, di mana pihak pemilik mengizinkan lahannya digunakan untuk kepentingan publik, dengan mendapatkan kompensasi berupa insentif/disinsentif tertentu, tanpa mengubah status kepemilikannya. (4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang disebar pada ruang terbuka publik. (5) Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik, dan pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. (6) Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan: Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija); Sepanjang bantaran sungai; Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta; Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi; Jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota atau hutan kota, yang merupakan pembatas atau pemisah suatu wilayah.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

12

vi.

Tata Kualitas Lingkungan Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu. Komponen Penataan meliputi: (1) Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau sub area tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: Tata karakter bangunan/lingkungan (Built-in Signage and Directional System), yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/ lingkungan untuk mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu lingkungan/bangunan, sehingga pengguna dapat mengenali karakter lingkungan yang dikunjungi atau dilaluinya sehingga memudahkan pengguna kawasan untuk berorientasi dan bersirkulasi. Tata penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/ lingkungan untuk mempertegas identitas atau penamaan suatu bangunan sehingga pengguna dapat mengenali bangunan yang menjadi tujuannya. Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (Supporting Activities), yaitu pengolahan secara terintegrasi seluruh aktivitas informal sebagai pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam ruang/ bangunan, untuk menghidupkan interaksi sosial dari para pemakainya. (2) Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi. Pengaturan ini terdiri atas: Sistem tata informasi (Directory Signage System), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan berbagai

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

13

informasi/petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungannya. Sistem tata rambu pengarah (Directional Signage System), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area tujuannya. (3) Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan non fisik guna membentuk lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas: Wajah penampang jalan dan bangunan; Perabot jalan (Street Furniture); Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (Pedestrian); Tata hijau pada penampang jalan; Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan; Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.

vii. Sistem Prasarana dan Uti litas Lingkungan Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi. Komponen penataan meliputi: (1) Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas. (2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan air buangan rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran, dan bangunan umum lainnya, yang berasal dari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

14

manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya buangan industri dan buangan kimia. (3) Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas. (4) Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan sampah rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran dan bangunan umum lainnya, yang terintegrasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah makro dari wilayah regional yang lebih luas. (5) Sistem jaringan listrik, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan daya listrik dan jaringan sambungan listrik bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas. (6) Sistem jaringan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan kebutuhan sambungan dan jaringan telepon bagi penduduk suatu lingkungan yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, yang terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas. (7) Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu sistem jaringan pengamanan lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran. (8) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

15

b) Panduan Rancangan Panduan Rancangan merupakan penjelasan lebih rinci atas Rencana Umum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama melalui pengembangan komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan. Panduan Rancangan memuat ketentuan dasar implementasi rancangan terhadap kawasan perencanaan, berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat lebih detil, memudahkan dan memandu penerapan dan pengembangan rencana umum, baik pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling, maupun blok. Panduan Rancangan bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan lingkungan/kawasan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan secara lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan (Design Guidelines). Prinsip-prinsip pengembangan rancangan meliputi : i. Panduan Rancangan tiap Blok Pengembangan meliputi: (1) Panduan rancangan dari masingmasing materi Rencana Umum (2) Aturan-aturan Dasar Panduan dalam RTBL dipertegas dengan pemberlakuan aturan dasar yang meliputi aturan wajib, aturan anjuran utama dan aturan anjuran, beserta pendelegasian kewenangan untuk memutuskan keterlibatan desain dalam konsep penataan kawasan, serta mengontrol implementasi atas aturan dasar tersebut. ii. Simulasi Rancangan Tiga Dimensional Gambaran mengenai simulasi penerapan seluruh konsep RTBL, perancangan bangunan dan lingkungan pada tiap kaveling/ blok pengembangan, dan gambaran keseluruhan simulasi rancangan pada kawasan perencanaan; termuat di dalamnya seperti batasan/ambang volume dan sosok bangunan yang diizinkan dalam suatu amplop bangunan (Building Envelope). Gambaran tersebut merupakan salah satu simulasi yang mungkin diterapkan. Rancangan bangunan yang sesungguhnya berupa variasi dari simulasi tersebut,

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

16

tergantung pada fleksibilitas dan kretivitas perancang pada waktu proses perencanaan teknis bangunan gedung. iii. Tahap Pengembangan Dukungan Pelaksanaan Tahap ini meliputi perumusan: a. Tahap perumusan rencana investasi Aspek-aspek Perencanaan meliputi: (i) Program bersifat jangka menengah, minimal untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, serta mengindikasikan investasi untuk berbagai macam kegiatan, yang meliputi: tolok ukur/kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan kesepakatan sumber pendanaannya. (ii) Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai oleh pemerintah daerah/pusat (dari berbagai sektor), dunia usaha/swasta, dan masyarakat. (iii) Menjelaskan pola-pola penggalangan pendanaan, kegiatan yang perlu dilakukan khususnya oleh Pemda setempat, sekaligus saran/alternatif waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut. (iv) Menjelaskan tata cara penyiapan dan penyepakatan investasi dan pembiayaan, termasuk menjelaskan langkah, pelaku, dan perhitungan teknisnya. (v) Menuntun para pemangku kepentingan dalam memperoleh justifikasi kelayakan ekonomi dan usulan perencanaan lingkungan dengan memisahkan jenis paket berjenis cost recovery, non cost recovery, dan pelayanan publik. iv. Tahap perumusan ketentuan pengendalian rencana Aspek-aspek Pengendalian meliputi: (i) Ketentuan administratif untuk mengendalikan pelaksanaan seluruh rencana dan program serta kelembagaan yang diperlukan pemerintah daerah dalam rangka mendorong pelaksanaan materi RTBL agar terlaksana secara efektif termasuk melalui mekanisme perizinan (terutama IMB = Izin Mendirikan Bangunan).

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

17

(ii) Arahan yang bersifat mengantisipasi terjadinya perubahan pada tahap pelaksanaan, yang disebabkan oleh berbagai hal, tetapi masih dapat memenuhi persyaratan daya dukung dan daya tampung lahan, kapasitas prasarana lingkungan binaan, masih sejalan dengan rencana dan program penataan kota, serta masih dapat menampung aspirasi masyarakat. c. Tahap perumusan pengendalian pelaksanaan rencana (i) Aspek-aspek pengendalian pelaksanaan rencana Penetapan alat-alat dan prosedur pengendalian pelaksanaan, seperti dalam mekanisme perizinan IMB, review tim ahli bangunan gedung (TABG), dan penerapan insentif/ disinsentif; Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan materi teknis dokumen RTBL; Evaluasi pelaksanaan peran para pemangku kepentingan sesuai kesepakatan dalam penataan bangunan dan lingkungan, baik pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, maupun Pemerintah; Pengawasan teknis atas pelaksanaan sistem perizinan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan di lokasi penataan; Penerapan mekanisme sanksi dalam penyelenggaraan pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan. (ii) Pengelolaan Kawasan Kepentingan pengelolaan yang mengikat semua pihak dengan suatu peraturan yang saling menguntungkan, termasuk juga mengikat dan menguntungkan lembaga penerusnya, pengguna pewarisnya, atau yang diberi kuasa. Kepentingan agar semua persil yang berada dalam lingkungan binaan yang ditata tersebut dapat digunakan, dikelola dan dipelihara sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dimuat pada pedoman pengelolaan kawasan. Kepentingan pemberlakuan peraturan bagi seluruh persil yang ditujukan untuk meningkatkan dan melindungi nilai, daya tarik, dan

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

18

daya guna pakai dari seluruh fungsi yang ada untuk kepentingan bersama. Kepentingan perencanaan aset eksisting yang harus mendukung kebutuhan pelayanan lingkungan setempat. Pertimbangan lain seperti umur bangunan atau aset properti dan risiko investasi yang harus dipertimbangkan sejak tahap perancangan kawasan. Kepentingan pengendalian yang dikaitkan dengan pola kerjasama yang berlaku, seperti pola BOT, BOO, dan sebagainya. 5.2 Lingkup Materi Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut: 1) Program Bangunan dan Lingkungan: Harus mempertimbangkan faktor kelayakan baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Program ditetapkan setelah mempertimbangkan konsep keberagaman kawasan (Diversity), seperti keseimbangan pengembangan fungsi perumahan, niaga/ usaha, rekreasi, budaya dan upaya-upaya pelestarian. Program merupakan penjabaran peruntukkan lahan yang telah ditetapkan, untuk kurun waktu tertentu, baik yang menyangkut jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan. Termasuk di dalam program adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan (peruntukan lahan mikro), kebutuhan ruang terbuka, fasilitas umum, dan fasilitas sosial. 2) Program Investasi: Bersifat jangka menengah (5 tahun), Mengindikasikan investasi untuk macam-macam kegiatan yang konsisten dengan program bangunan dan lingkungan, meliputi tolok ukur/ kuantitas pekerjaam, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan usulan sumber pendanaannya. Tidak hanya meliputi investasi pembangunan yang akan dibiayai oleh pemerintah dari berbagai sektor, daerah dan pusat, tetapi terutama dari yang akan dapat dibiayai oleh dunia usaha dan masyarakat.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

19

3) Rencana umum dan Panduan Perancangan (Design Plan) Rencana peruntukan lahan mikro Rencana perpetakan Rencana tapak Rencana sistem pergerakan Rencana prasarana/sarana tingkungan. Rencana aksesibilitas lingkungan Rencana wujud bangunan

4) Rencana Detail (Design-Guidelines) Bersifat panduan rencana teknik tata bangunan yang lebih memperjelas pencapaian kualitas minimal visual dan lingkungan yang responsif. Lebih rinci menjelaskan arahan bentuk, dimensi, gubahan, perletakan dan lain-lain dari suatu bangunan, komponen bangunan, ruang terbuka, sarana. prasarana bangunan dan lingkungan sampai dengan materi seperti facade, perletakan dan signase, pedestrian dan lain-lain. 5) Administrasi Pengendalian Program dan Rencana (administration guidelines) 6) Arahan Pengendalian Pelaksanaan (Development Guidelines) Rumusan arahan substansi teknis kelanjutan dari rencana, dan program sebagai masukan teknis bagi peraturan daerah tentang bangunan pada lingkungan tertentu, yang pengembangan lingkungannya telah mengacu kepada RTBL yang disusun. Arahan bersifat lokal sesuai dengan batasan lingkungan yang dikendalikan, aturan yang bersifat Performance-Based sebagai bagian yang tak terpisahkan dari RTBL. Merupakan ketentuan umum penatalaksanaan atau manajemen pelaksanaannya.

VI. Keluaran/ Output


Keluaran dari Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari meliputi: 1. Buku Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari yang memberikan arahan/panduan yang terkait dengan: a. Program Bangunan dan Lingkungan;

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

20

b. c. d. e.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan; Rencana Investasi; Ketentuan Pengendalian Rencana; Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

2. Album Gambar, merupakan rancangan/desain kawasan Koridor Utama dan Sekunder.

VII. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh hari kalender) hari kalender.

VIII. Metodologi
Metodologi yang dilakukan meliputi: 1. Menyiapkan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis serta tidak saling tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Melakukan desk study (studi literatur) : best practice, pedoman, literatur, studi terdahulu terkait. 3. Melakukan field study (studi lapangan) untuk inventarisasi data dilakukan dengan pengumpulan data sekunder pada instansi terkait maupun survey pengamatan lapangan langsung. 4. Melakukan pembahasan dengan Tim Teknis Daerah sebelum melakukan pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir (diskusi teknis). 5. Setelah menampung data dan informasi yang terkait sebagai bahan masukan dalam menyusun kajian-kajian, selanjutnya akan dilakukan analisis perencanaan dan perancangan kawasan, serta pembahasan-pembahasan termasuk diskusi dengan tim teknis daerah.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

21

VIII. Pendanaan
Kegiatan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I didanai dari APBD Kota Bontang Tahun Anggaran 2010 pada Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) Dinas Tata Ruang Kota Bontang.

IX. Susunan Personil (Tenaga Ahli)


Konsultan berkewajiban membentuk tim untuk menyusun Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I yang secara fungsional dapat berhubungan langsung dengan pemberi tugas dalam penyelesaian rencana tersebut. Adapun tim yang dibentuk oleh konsultan adalah merupakan gabungan dari beberapa keahlian yang meliputi beberapa bidang minimal pada tingkat keahlian: Sesuai dengan program kebutuhan perencanaan kawasan, maka konsultan menyiapkan tenaga ahli dari beberapa bidang keilmuan yang berkompeten sebagai berikut: Tenaga Ahli. 1. 2. 3. 4. 5. Ahli Urban Design (Team Leader) Ahli Perancangan Kota/ Arsitek Ahli Landscape Ahli Teknik Lingkungan Ahli Sipil

Asisten Tenaga Ahli. 1. 2. Ass. Ahli Perancangan Kota/ Arsitek Ass. Ahli Landscape

Tenaga Pendukung/Penunjang 1. 2. 3. Tenaga Administrasi Operator Komputer Surveyor

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

22

1. Team Leader, dengan pengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun berpendidikan minimal S2 di bidang Perencanaan Kota/ Urban Design. Team Leader memiliki tugas: a. b. c. d. e. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pendelegasian pekerjaan kepada anggota tim yang lain; Melakukan analisis persoalan penurunan kualitas lingungan fisik, ekonomi, dan social budaya kawasan; Menganalisis proses dan prosedur perencanaan perancangan kawasan; Melakukan analisis terhadap pola dan struktur ruang kawasan berdasar pada landasan teoritik dan kondisi fakta lapangan; Merumuskan konsep perancangan dan program perancangan kawasan disamping juga membuat rencana biaya perencanaan dan memberikan masukan alternatif solusi problematik yang muncul, agar proses teknis perencanaan dapat berjalan seefisien mungkin, tanpa harus mengesampingkan kaidah estetika lingkungan; f. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan secara menyeluruh, baik dokumen tertulis, maupun dokumen gambar tekniknya. 2. Ahli Perancangan Kota/ Arsitek, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun berpendidikan minimal S1 di bidang terkait. Tugas tenaga ahli arsitek: a. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya secara rutin dan periodik terkait dengan kondisi & validasi data lapangan, pengembangan model penataan fungsi sesuai dengan seluruh kebutuhan jaringan infrastruktur lingkungan perkotaan, dan strategi teknis penataan sistem jaringannya, agar dapat dikendalikan secara efisien dan efektif; b. c. d. e. Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tenaga pendukung terkait, baik tenaga pendukung lapangan maupun studio. Melakukan analisis kualitas lingkungan dan bangunan kawasan; Melakukan analisis kualitas visual arsitektur kawasan; Melakukan perancangan kawasan dan mempersiapkan dan memberikan materi/ petunjuk teknis sesuai bidang keahliannya pada setiap tahap perencanaan, agar kesinambungan proses perencanaannya terkendali. f. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar tekniknya.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

23

3. Ahli Landscape, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun berpendidikan minimal S1 di bidang terkait. Tugas tenaga ahli landscape adalah: a. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya secara rutin dan periodik terkait dengan kondisi & validasi data lapangan, pengembangan konsep lansekap kawasan perkotaan, dan strategi teknis desain secara lengkap agar memacu terciptanya kawasan kota taman yang efisien dan efekti; b. c. d. e. Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tenaga pendukung terkait, baik tenaga pendukung lapangan maupun studio; Melakukan analisis kondisi landscape kawasan; Melakukan perancangan landscape kawasan; Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar tekniknya. 4. Ahli Teknik Lingkungan, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun berpendidikan minimal S1 di bidang terkait. Tugas tenaga ahli teknik lingkungan: a. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya secara rutin dan periodik terkait dengan kondisi & validasi data lapangan, pengembangan model penataan fungsi sesuai dengan seluruh kebutuhan jaringan infrastruktur lingkungan perkotaan, dan strategi teknis penataan sistem jaringannya, agar dapat dikendalikan secara efisien dan efektif; b. c. d. e. Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tenaga pendukung terkait, baik tenaga pendukung lapangan maupun studio; Melakukan analisis kebutuhan jaringan utilitas (air bersih, drainase, limbah, persampahan) kawasan; Melakukan perancangan jaringan utilitas kawasan. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar tekniknya.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

24

5. Ahli Teknik Sipil, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun berpendidikan minimal S1 di bidang terkait. Tugas tenaga sipil: a. i. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya secara rutin dan periodik terkait dengan: kondisi & validasi data lapangan, pengembangan sistem struktur bangunan sesuai dengan daya dukung tanah dan kondisi lapangan, dan strategi teknis sistem konstruksi terkait. ii. kondisi & validasi data lapangan, pengembangan sistem struktur jalan raya sesuai dengan daya dukung tanah dan kondisi lapangan, dan strategi teknis sistem konstruksi terkait. iii. kondisi & validasi data lapangan, pengembangan sistem jaringan tangkapan maupun distribusi berbagai sumberdaya air sesuai dengan kondisi lapangan, dan strategi teknis sistem konstruksi terkait. b. c. d. e. Melakukan kajian terkait dengan kondisi struktur bangunan kawasan; Melakukan analisis kebutuhan jaringan transportasi/jalan kawasan; Melakukan perancangan teknik jaringan transportasi/ jalan kawasan. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar tekniknya.

X. Pelaporan
Sesuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, maka laporan pekerjaan yang harus dihasilkan oleh pihak konsultan terdiri dari 4 (empat) jenis laporan dengan perincian dengan sebagai berikut:
1.

Laporan Pendahuluan Buku ini berisikan rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh, mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya, dan jadwal kegiatan penyedia jasa. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan dalam format A3.

2.

Laporan Antara/Interm Laporan ini memuat hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang berisi fakta dan analisis hasil pengumpulan data.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

25

Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan dalam format A3.
3.

Draft Laporan Akhir Laporan ini berisikan draft dari: a. b. c. d. e. Program Bangunan dan Lingkungan; Rencana Umum dan Panduan Rancangan; Rencana Investasi; Ketentuan Pengendalian Rencana; Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan format A3.
4.

Laporan Akhir Laporan ini merupakan penyempurnaan dari draft laporan akhir. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (lima belas) buku laporan format A3. Penyedia jasa juga menyerahkan: a. b. Album Gambar ukuran A1 sebanyak 5 (lima) album. CD yang berisikan hasil pelaksanaan pekerjaan sebanyak 5 (lima) buah.

XI. Kegiatan Diskusi


Kegiatan diskusi dilakukan untuk membahas draft setiap laporan, baik laporan pendahuluan, interim dan laporan akhir. Sebelum dan sesudah dilakukan diskusi, konsultan diharuskan melakukan asistensi hasil pekerjaan dengan pihak pelaksana kegiatan yang membahas antara lain perbaikan dan penyempurnaan hasil pekerjaan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan melalui : a. Diskusi dengan Dinas Tata Ruang Kota Bontang dilaksanakan untuk menyepakati rencana kerja dan program yang telah disusun oleh Konsultan baik itu untuk laporan pendahuluan, laporan interim, laporan akhir, diskusi dan lokakarya serta laporan-laporan yang terkait dengan kegiatan. b. Ekspos Laporan Pendahuluan dengan tim teknis yang telah ditunjuk, dilaksanakan untuk penyempurnaan terhadap program kerja serta tindak lanjut dari rencana kerja penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

26

c.

Diskusi Laporan Antara dengan stakeholder yang terkait dalam rangka konfirmasi hasil pengumpulan dan pengolahan data yang didapat dari hasil survey serta menjaring aspirasi dan informasi dan kesepakatan mengenai tujuan dan arah pengembangan kawasan.

d.

Diskusi Draft Laporan Akhir sebagai upaya mencapai kesepakatan konsep rancangan kawasan dan program pengembangan kawasan yang dituangkan dalam konsep (draft) akhir Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

XII. Penutup
Kerangka Acuan Kerja ini merupakan petunjuk dan pedoman bagi konsultan dalam melaksanakan pekerjaan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I. Apabila ada beberapa petunjuk atau tahapan pekerjaan perencanaan yang sudah ditentukan tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang ada, Konsultan dapat mengusulkan perubahan dengan argumentasi teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Konsultan harus selalu melakukan koordinasi dengan Tim Teknis yang telah dibentuk oleh Dinas Tata Ruang Kota Bontang dalam pelaksanaan pekerjaan dan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi harus mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas. Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat dengan harapan dapat menjadi pedoman dalam penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I dan bila ada kekeliruan dan kekurangan akan diadakan revisi kemudian.

Bontang, ............................ 2010

Mengetahui, Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bontang

Ketua Panitia Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

27

You might also like