Professional Documents
Culture Documents
kang
LAP AN PORA NER A PEM AYARAN RACA MBA R IND ESIA DONE
Realis sasi Tw. I-2011
Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail : BNP@bi.go.id Website : www.bi.go.id
Mei 2011
DAFTAR ISI
3
5 5 6 12 16 18 18
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 1. 2. 3. Investasi Langsung Investasi Portofolio Investasi Lainnya
21 21 22 25 29 31
Penyempurnaan Format Penyajian Statistik Neraca Pembayaran Indonesia Inflasi Volatile Food dan Impor Pangan
33 35
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Neraca Perdagangan Barang menurut BPM5 Pertumbuhan Ekspor Barang per Sektor Ekspor Nonmigas menurut Tujuan Utama Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama Ekspor Batubara menurut Negara Tujuan Utama Ekspor Minyak Sawit menurut Negara Tujuan Utama Ekspor Karet Olahan menurut Negara Tujuan Utama Ekspor TPT menurut Negara Tujuan Utama Ekspor Produk Logam menurut Negara Tujuan Utama Ekspor Peralatan Listrik menurut Negara Tujuan Utama Perkembangan Ekspor Minyak Perkembangan Ekspor Gas 4 6 6 7 7 8 9 9 10 10 11 12 12 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang Impor 10 Komoditas Utama Nonmigas menurut Kategori Ekonomi Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama Impor Bahan Penolong untuk Industri menurut Negara Asal Utama Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan menurut Negara Asal Utama Impor Suku Cadang & Asesori untuk Barang modal menurut Negara Asal Utama Impor Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi menurut Negara Asal Utama Impor Makanan & Minuman Diolah untuk Rumah TanggamMenurut Negara Asal Utama Perkembangan Impor Minyak Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia Perkembangan Hibah Noninvestasi Perkembangan Sovereign Rating Indonesia Indikator Sustainabilitas Eksternal
Hal
12 13 13 13 14 14 15 15 15 16 19 23 31
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 1 Grafik 2 Grafik 3 Grafik 4 Grafik 5 Grafik 6 Grafik 7 Grafik 8 Grafik 9 Grafik 10 Grafik 11 Grafik 12 Grafik 13 Grafik 14 Grafik 15 Grafik 16 Transaksi Berjalan Neraca Perdagangan Nonmigas Neraca Perdagangan Migas Perkembangan Harga Batubara Dunia Perkembangan Harga CPO Dunia Perkembangan Harga Karet Dunia Perkembangan Harga Minyak Dunia Perkembangan Konsumsi BBM Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa Perkembangan Jasa Perjalanan Perkembangan Neraca Pendapatan Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja Komposisi Penempatan TKI di Asia Pasifik Komposisi Penempatan TKI di Timur Tengah dan Afrika Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Perkembangan Investasi Langsung 5 5 6 8 9 9 16 16 17 17 18 19 20 20 21 21 Grafik 17 Grafik 18 Grafik 19 Grafik 20 Grafik 21 Grafik 22 Grafik 23 Grafik 24 Grafik 25 Grafik 26 Grafik 27 Grafik 28 Grafik 29 Grafik 30 Grafik 31 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi Perkembangan PMA menurut Negara Asal Perkembangan Investasi Portofolio Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes Perkembangan SBI Rate Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi Perkembangan Investasi Lainnya Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta Perkembangan Lainnya Transaksi Kewajiban Investasi
Hal
22 22 23 23 24 24 25 25 25 26 26 26 27 27 29
Perkembangan PLN Sektor Publik Perkembangan PLN Sektor Swasta Perkembangan Cadangan Devisa
RINGKASAN
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2011 mencatat surplus USD7,7 miliar. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif terhadap surplus tersebut. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan I 2011 bertambah menjadi USD105,7 miliar atau setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Tren penyusutan surplus transaksi berjalan yang terjadi sejak triwulan IV 2009 tertahan di triwulan I 2011 dengan membukukan surplus sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus USD1,1 miliar pada triwulan IV 2010. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut lebih disebabkan oleh turunnya pembayaran pendapatan, khususnya bunga utang, dan pembayaran jasa travel terkait berlalunya musim haji yang keduanya bersifat musiman. Penguatan transaksi berjalan lebih lanjut terhambat oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang karena tingginya impor minyak akibat penurunan produksi nasional dan peningkatan konsumsi BBM di tengah kenaikan harga minyak di pasar internasional. Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2011 mencatat surplus USD6,2 miliar, ditopang oleh kinerja investasi langsung dan investasi portofolio. Investasi langsung di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Sementara itu, derasnya arus masuk investasi portofolio didorong oleh masih tingginya ekses likuiditas di pasar keuangan global dan relatif menariknya imbal hasil investasi di dalam negeri.
berimplikasi pada apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari Rp8.963/USD (Tw. IV-2010) menjadi Rp8.899/USD.
SATUAN
2009R
2010*
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total
2011**
Tw.I
2.6 6.3 4.1 0.8 9.1 61.1 71.8 5,149.7 682.8 214.6 0.3 0.1 1.2 0.7 1.8 2.7 1.7 0.9 0.5 1.9
2.4 5.6 0.8 16.4 11.9 75.5 95.2 7,232.4 807.7 345.2 0.3 0.1 1.0 0.3 1.8 2.3 1.1 1.6 1.6 2.4
3.0 3.1 2.0 19.4 10.3 76.6 99.5 7,027.4 813.0 381.5 0.3 0.1 1.0 0.5 1.8 1.1 0.7 1.5 2.7 2.9
3.2 5.0 2.0 10.5 9.6 73.8 93.6 7,242.8 874.7 360.7 0.3 0.1 1.0 0.4 1.8 1.1 0.6 1.9 3.7 3.6
2.8 2.2 2.0 12.0 9.8 83.9 107.6 8,636.5 1,108.0 459.1 0.3 0.1 1.0 0.3 2.0 1.5 0.0 2.2 4.6 4.6
2.9 4.0 1.8 14.5 10.3 77.5 99.0 7,534.8 900.8 386.6 0.3 0.1 1.0 0.3 1.8 1.5 0.0 2.2 4.6 4.6
2.3 1.0 2.5 8.3 9.7 101.3 129.6 9,642.2 1,251.0 602.2 0.3 0.1 1.0 0.3 2.3 2.7 0.0 2.7 5.0 5.4
5,654 1,926 26,134 6,221 31,788 8,147 1,503 481 30,285 7,666 96,207 105,709
TRANSAKSI BERJALAN
Transaksi berjalan Tw. I-2011 mencatat surplus USD1,9 miliar, lebih baik dari surplus USD1,1 miliar pada triwulan lebih sebelumnya. banyak didukung Kenaikan oleh surplus
nonmigas mengalami penurunan dalam jumlah yang lebih besar daripada penurunan impor nonmigas. Meski demikian, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor dan impor nonmigas masih mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 29,7% dan 26,2%.
juta USD 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2009R Ekspor Impor Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2010* 2011** 0 4,000 2,000 6,000 10,000 8,000 juta USD 12,000
tersebut
perbaikan
neraca perdagangan jasa dan pendapatan karena faktor musiman terkait berlalunya musim haji dan penurunan pembayaran bunga pinjaman luar negeri, sementara surplus neraca perdagangan barang menyusut.
Juta USD 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 -2,000 -4,000 -6,000 -8,000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
Transaksi Berjalan
2009R
Jasa Pendapatan Nrc. Perdagangan * Angka Sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
2010*
Trf. Berjalan
Penyusutan surplus neraca perdagangan barang juga disumbang oleh defisit neraca perdagangan minyak yang melebar menjadi USD3,4 miliar pada periode laporan dari defisit USD2,9 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan defisit perdagangan minyak triwulan
sebelumnya menjadi sebesar USD8,4 miliar akibat impor yang tumbuh 32,6%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor (30,2%, y.o.y). Penurunan kinerja neraca
terjadi karena peningkatan volume impor minyak akibat turunnya produksi minyak nasional dan tingginya konsumsi meningkat. BBM, di tengah harga minyak yang
perdagangan barang berasal dari lebih rendahnya surplus neraca perdagangan barang nonmigas dan melebarnya defisit neraca minyak. Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. I-2011 mencatat surplus USD8,3 miliar, lebih rendah dari surplus USD9,1 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan surplus ini terjadi
barang sedikit tertahan oleh neraca perdagangan gas yang membukukan surplus USD3,5 miliar, naik 16,7% dari triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan ini surplus neraca perdagangan migas pada triwulan laporan menyusut menjadi USD87 juta dibanding
juta USD 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2009R Ekspor
*Angka Sementara **Angkasangat sementara R:Revisi
juta USD 2,800 2,400 2,000 1,600 1,200 800 400 0 Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekspor barang pada periode laporan mengalami penurunan sekitar 0,3%. Penurunan tersebut terjadi terutama
karena pertumbuhan negatif pada ekspor produk pertanian (-9,8%; q.t.q) dan produk manufaktur (-2,0%; q.t.q). Sementara itu, sektor pertambangan
tumbuh positif sebesar 4,3% (q.t.q). Lebih rendahnya kinerja ekspor barang pada
Impor
Tw.
I-2011
ditengarai
karena
faktor
musiman,
dimana pada awal tahun ekspor akan lebih rendah dibanding bulan-bulan pada akhir tahun. Hal ini
dikonfirmasi oleh pertumbuhan ekspor tahunan yang Selain berdasarkan pengelompokan nonmigasmigas, neraca perdagangan barang juga dapat dilihat berdasarkan pengelompokan lima jenis barang berikut: (1) barang dagangan umum, (2) barang untuk diolah, (3) barang yang diperbaiki, (4) barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut, dan (5) emas nonmoneter. Berdasarkan lima kelompok barang tetap tinggi, yaitu sebesar 30,2%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan ekspor pada triwulan
sebelumnya (27,3%). Secara tahunan (y.o.y), ekspor produk pertanian dan pertambangan tumbuh sebesar 17,2% dan
27,2% (y.o.y), lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 13,3% dan 17,1% (y.o.y). Sedangkan sektor manufaktur melambat 33,3%.
Tabel 3 Pertumbuhan Ekspor Barang per Sektor
Pangsa (%)
2010* 2011** Tw.I
tersebut, penyusutan surplus neraca perdagangan barang terjadi pada kelompok barang dagangan umum (-17,2%) dan emas nonmoneter (-9,6%), sementara surplus barang untuk diolah dan barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut meningkat lebih dari 100%. Di sisi lain, defisit barang yang diperbaiki turun 33,3%.
Tabel 2 Neraca Perdagangan Barang menurut BPM5
Nilai Pertumb. Tw. I-2011** y.o.y 5.1
tumbuh dari
sebesar
32,5%,
sedikit sebesar
pertumbuhan
sebelumnya
2010* 2011** q.t.q Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw.I Barang Dagangan Umum Barang untuk Diolah Barang yang Diperbaiki Barang yg diperoleh di pelabuhan Emas Nonmoneter Neraca Perdagangan Barang
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
Produk Pertanian Produk Manufaktur (termasuk migas) Produk Pertambangan (termasuk migas) Barang Lainnya (termasuk minyak) Total Ekspor a.l. Minyak Gas
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
6,995 6,143 7,430 8,881 29,449 7,350 -313 -30 126 176 147 -32 177 412 -80 -46 113 176 29 -51 122 -216 -159 538
-17.2
100.0 100.0
605 1,988.5 -293.4 -34 257 227 -33.4 110.2 -9.7 -9.0 12.1 104.2 28.7 20.8
251 1,016
Penurunan
ekspor
pada
triwulan
laporan
terutama terjadi pada ekspor barang nonmigas (-2,3%; q.t.q), sementara ekspor minyak dan ekspor gas masih meningkat masing-masing 6,9% dan 12,6% (q.t.q).
Di sisi nonmigas, penurunan ekspor dibanding periode beberapa sebelumnya negara terjadi tujuan pada utama, ekspor seperti ke Uni
Eropa, Jepang, dan China yang memiliki pangsa cukup besar. Pertumbuhan negatif terjadi pada kinerja ekspor ke tiga tujuan tersebut masing-masing
sebesar 1,0%, 3,1%, dan 23,5%. Di sisi lain, ekspor ke Amerika Serikat dan Singapura yang tumbuh positif sebesar 6,9% (q.t.q) dan 3,7% (q.t.q)
Angka sementara
Penurunan ekspor nonmigas terutama terjadi pada beberapa komoditas utama, seperti minyak sawit, tembaga, dan peralatan listrik. Sementara itu, beberapa komoditas ekspor nonmigas lain, seperti batubara, produk karet, dan tekstil & produk tekstil, masih mengalami kenaikan.
Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Total Tw. I Tw. IV Total Tw. I Tw. IV Total Tw. I
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batubara Karet Olahan Tekstil & Produk Tekstil Produk logam Minyak Sawit Peralatan listrik Tembaga Bahan Kimia Kertas Produk Kayu Olahan
13.8 14.4 7.2 9.7 8.7 9.1 7.6 8.5 10.4 7.9 8.5 7.4 4.9 3.9 2.7 2.8 3.2 2.6 2.2 1.9
12.3 7.1 18.3 32.8 3.2 11.3 27.5 4.9 41.4 -42.8 2.3 -6.8 -7.7 -19.1 21.7 10.0 15.0 -14.7 11.4 -4.3
4.2 7.8 -0.6 11.7 14.9 2.2 -24.5 13.5 12.9 9.9
-8.4 19.3 6.6 -3.0 -51.7 -11.7 -29.7 3.8 -16.8 -8.2
7.8 9.8 3.8 14.1 23.0 0.2 22.2 7.3 1.9 1.4
17.0 11.3 4.4 8.1 18.5 5.5 15.2 6.0 2.4 4.2
24.5 81.5 26.1 35.3 44.6 19.5 -1.9 26.7 21.4 13.3
29.3 97.3 21.4 37.7 30.9 27.7 17.6 50.4 20.6 26.7
26.4 85.9 30.3 29.3 21.8 13.7 -0.3 29.9 3.2 -0.4
-3.2 41.6 20.0 7.7 -1.6 4.8 -15.9 8.6 8.8 4.1
12.1 -9.4 50.2 43.7 17.3 20.5 11.7 2.4 -0.2 -22.0 19.8 -3.2 -0.4 -31.1 26.2 13.8 4.5 -7.7 18.3 -12.2
28.6 28.2 5.1 25.7 47.0 14.1 16.6 16.7 11.6 8.9
15.4 31.4 3.5 23.3 31.2 6.6 18.0 19.1 15.3 7.1
39.5 29.4 8.1 26.3 56.1 17.5 44.6 14.2 11.8 13.4
Batubara
Batubara merupakan komoditas utama
ekspor nonmigas Indonesia dalam Tw. I-2011 dengan pangsa sebesar 14,4% terhadap total ekspor nonmigas. Ekspor batubara selama periode laporan mencapai USD5,3 miliar, tumbuh 7,1% (q.t.q) dari triwulan sebelumnya. Peningkatan nilai ekspor batubara tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kenaikan harga, sementara volume ekspor mengalami penurunan. Harga batubara di pasar internasional pada Tw. I-2011 meningkat dari USD108/MTon (Tw. IV-2010) menjadi USD129,61/MTon. Selain karena tren harga yang terus meningkat sejak pertengahan 2009, gangguan suplai batubara yang terjadi akibat banjir bandang yang melanda Australia sebagai negara penghasil batubara terbesar dunia menjadi faktor penyebab utama
Tw. I-2011** Negara India Jepang China Korea Selatan Taiwan Lainnya Total
**
Pangsa (%)
Selain tumbuh positif secara triwulanan, perbaikan kinerja ekspor batubara juga tercermin pada
pertumbuhan secara tahunan yang meningkat dari 24,5% pada Tw. IV-2010 menjadi 26,4%.
Minyak Sawit
USD/MTon 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2011
Ekspor
minyak
sawit
pada
Tw.
I-2011
sebesar USD2,9 miliar, turun dari nilai ekspor periode sebelumnya (USD5,1 miliar). Salah satu penyebabnya adalah produksi minyak sawit telah memasuki siklus menurun setelah mencapai puncaknya pada bulan September-Oktober tahun lalu. Penyebab lain adalah peningkatan kebutuhan domestik. Penurunan kinerja ekspor minyak sawit pada periode laporan terjadi untuk ekspor ke seluruh negara tujuan utama. Penurunan ini terjadi walaupun bea keluar minyak sawit menurun dari 22,5% menjadi 17,5% pada bulan Maret. Naiknya nilai ekspor batubara juga tercermin Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y.o.y), ekspor minyak sawit masih tumbuh kuat sekitar 21,8%. Peningkatan ekspor terjadi terutama pada ekspor ke Malaysia (154,7%) dan Singapura (38,5%), sementara ekspor ke kawasan Uni Eropa mengalami penurunan (-20,7%). Penurunan ekspor ke Uni Eropa ditengarai terkait dengan
2008
Source:WorldBank
2009
2010
dari pengiriman ke negara-negara utama tujuan ekspor, seperti India dan Jepang. dalam negeri India yang Kebutuhan energi meningkat,
semakin
sedangkan pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri India dibatasi oleh perizinan lingkungan yang ketat diperkirakan menjadi pendorong naiknya permintaan batubara dari India. Ekspor ke Jepang terkait dengan
harus memiliki riwayat penanaman dan tidak boleh ditanam pada lahan gambut.
Tabel 7 Ekspor Minyak Sawit menurut Negara Tujuan Utama
yang signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar 85,9% (y.o.y). Peningkatan ekspor karet olahan terutama
ditopang oleh kenaikan volume ekspor sebesar 19,3% (q.t.q) dan kenaikan harga 11,3% (q.t.q). Kenaikan
Tw. I-2011** Negara India Malaysia Uni Eropa China Singapura Lainnya Total
**
Pangsa (%)
volume disebabkan oleh tingginya permintaan dunia sejalan dengan kembali bangkitnya sektor industri, terutama industri otomotif. Sementara itu, kenaikan
harga karet pada periode Tw. I-2011 menjadi sebesar USD573,24 cent/kg dari sebesar USD433 cent/kg pada Tw. IV-2010 terjadi akibat anomali iklim yang
Di sisi lain, harga minyak sawit dalam triwulan laporan masih meningkat mengikuti dinamika harga minyak mentah dan juga dipengaruhi oleh
ketersediaan pasokan. Pada Tw. I-2011, harga minyak sawit naik menjadi USD1.251/MTon dari sebelumnya sebesar USD1.108/MTon. Kenaikan harga tersebut
2008
2009
2010
2011
Pada periode ini, peningkatan ekspor karet olahan yang cukup signifikan ditujukan ke Jepang, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
Tabel 8 Ekspor Karet Olahan menurut Negara Tujuan Utama
2009
2010
2011
Tw. I-2011** Negara Amerika Serikat Uni Eropa Jepang China Singapura Lainnya Total
**
Karet Olahan
Ekspor karet olahan pada Tw. I-2011 tercatat sebesar USD3,6 miliar atau naik 32,8% (q.t.q) dari periode sebelumnya. Secara tahunan, ekspor karet
terjadi pada produk tembaga dan timah masing-masing sebesar 17,2% (q.t.q) dan 15,1% (q.t.q). Harga
komoditas timah terus mengalami peningkatan dan pada bulan Maret 2011 merupakan harga tertinggi sejak awal tahun 2009. Ekspor ke Jepang, produk logam terutama ditujukan dan
peningkatan volume ekspor sebesar 6,6% (q.t.q) dibandingkan oleh peningkatan harga sebesar 4,4% (q.t.q). Ekspor TPT pada periode laporan terutama
Singapura,
Malaysia,
Thailand,
Korea Selatan.
ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Turki. Meskipun China belum masuk ke dalam lima besar negara tujuan utama, namun ekspor TPT ke China mengalami pertumbuhan yang signifikan, sebesar 53,9% (y.o.y). Hal ini berimplikasi pada kinerja ekspor TPT secara tahunan yang mengalami
Tw. I-2011** Negara Jepang Singapura Malaysia Thailand Korea Selatan Lainnya Total
**
Pangsa (%)
pertumbuhan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Pada periode laporan, ekspor TPT tumbuh 30,3% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh 26,1% (y.o.y).
Tabel 9 Ekspor TPT menurut Negara Tujuan Utama
Tw. I-2011** Negara Amerika Serikat Uni Eropa Jepang Korea Selatan Turki Lainnya Total
**
Nilai
(Juta USD)
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja ekspor barang-barang dari logam mengalami pertumbuhan meskipun melambat dari 35,3% (y.o.y) pada periode sebelumnya menjadi 29,3% (y.o.y) pada triwulan I-2011.
Peralatan Listrik
Ekspor peralatan listrik pada periode laporan
Produk Logam
Ekspor produk logam pada Tw. I-2011 tercatat sebesar USD3,1 miliar, tumbuh 4,9% dari periode sebelumnya. Meskipun secara volume ekspor
tercatat sebesar USD2,8 miliar, tumbuh negatif 6,8% (q.t.q). Penurunan ini akibat penurunan volume ekspor sebesar 11,7% (q.t.q) yang lebih dipengaruhi oleh faktor musiman. Negara tujuan utama ekspor peralatan listrik Indonesia antara lain Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, dan Hongkong.
mengalami penurunan sebesar 3,0% (q.t.q), namun kenaikan harga ekspor mampu meningkatkan nilai
10
kenaikan triwulan
harga laporan
minyak akibat
pada
Tw. I-2011** Negara Singapura Amerika Serikat Jepang Uni Eropa Hongkong Lainnya Total
**
gangguan suplai minyak dunia setelah terjadinya krisis di beberapa negara di regional Timur Tengah dan Afrika Utara minyak. yang merupakan negara-negara penghasil
minyak mentah Indonesia pada Tw. I-2011 masingmasing sebesar USD109,84/barel dan USD102,4/barel, lebih tinggi dibandingkan Tw. IV-2010 sebesar
juga terjadi pada harga minyak jenis WTI dan Brent yang meningkat dari masing-masing USD89,16/barel dan USD92,70/barel pada akhir Tw. IV-2010) menjadi USD102,93/barel dan USD114,87/barel pada akhir Tw. I-2011. Penurunan volume ekspor diakibatkan nasional oleh di dari
Secara tahunan, ekspor peralatan listrik masih tumbuh positif namun melambat bila dibandingkan periode sebelumnya, yaitu dari 19,6% (y.o.y) pada Tw. IV-2010 menjadi 13,7% (y.o.y) pada Tw. I-2011.
Ekspor Minyak
Nilai ekspor minyak selama Tw. I-2011 mencapai USD4,9 miliar, lebih tinggi dibanding periode
turunnya Tw.
rata-rata
produksi 0,908
minyak juta
I-2011
sebesar
barel/hari
periode sebelumnya (0,912 juta barel/hari). Turunnya produksi minyak antara lain dikarenakan penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown), masalah offtaker proyek, dan kendala bawah tanah (subsurface). Di antara ketiga faktor tersebut,
sebelumnya (USD4,5 miliar). Peningkatan tersebut lebih didorong oleh kenaikan harga minyak, sedangkan volume ekspor minyak mentah mengalami penurunan sebesar 14,6% (q.t.q). Negara tujuan ekspor minyak mentah tersebut antara lain Australia, China, Jepang, dan Korea dengan minyak mentah jenis Arjuna, Attaka, Belanak, SLC, dan Duri.
Tabel 12 Perkembangan Ekspor Minyak
unplanned shutdown yang dipicu oleh terjadinya kerusakan pada peralatan dan kelistrikan merupakan faktor utama yang menyebabkan penurunan produksi minyak.
2010* Tw.IV
(jutaUSD)
2011** Tw.I
Ekspor Gas
Kinerja ekspor gas pada Tw. I-2011
Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga (mbbl) ($/barel) (jutaUSD) (mbbl) ($/barel)
85.2 103.7
meningkat sebesar 12,6% dari triwulan sebelumnya menjadi USD3,9 miliar. Peningkatan ekspor ini
102.4 110.4
didukung oleh kenaikan ekspor LNG dan gas alam yang masing-masing tumbuh sebesar 8,5% (q.t.q) dan 23,9% (q.t.q).
11
mengalami penurunan 0,3% (q.t.q). Kenaikan impor terutama ditopang oleh kelompok barang konsumsi
2011** Tw.I
Rincian
yang meningkat 2,6% (q.o.q). Sementara, impor barang modal menurun 12,3% (q.t.q). Besarnya impor
10.3 12.0
kelompok barang konsumsi seiring dengan naiknya impor minyak guna memenuhi kebutuhan konsumsi BBM nasional. Secara tahunan, dalam periode laporan,
UntukLNGdanNaturalGassatuanjutammbtu,LPGsatuanribuMetricTon UntukLNGdanNaturalGassatuanUSD/jutammbtu,LPGsatuanUSD/ribuMetricTon
Sumber:BPMigas
perkembangan impor total menunjukkan pertumbuhan yang tinggi mencapai 32,6% yang dipengaruhi oleh
Peningkatan nilai ekspor LNG pada triwulan laporan lebih didorong oleh peningkatan harga dari periode sebelumnya sebesar USD8,1/juta MMBTU menjadi sebesar USD10,3/juta MMBTU. volume ekspor LNG pada periode Sedangkan yang sama
akselerasi pada impor kelompok barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal masing-masing sebesar 51,2%, 34,2%, dan 14,3%. Dinamika ini sejalan
dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,5% (y.o.y) dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi riil masingmasing sebesar 4,5% dan 7,3%.
Tabel 14 Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang
Pangsa (%) 2010* Barang Konsumsi (termasuk impor minyak) Bahan Baku/Barang Penolong (termasuk impor minyak dan gas) Barang Modal Bahan Lainnya Total Impor a.l - Impor Minyak - Impor Gas * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 12.4 70.5 16.3 0.8 100.0 19.0 0.8 2011** Tw.I 14.3 70.5 14.6 0.5 100.0 22.0 1.0 Pertumb. q.t.q (%) 2010* Tw.IV 11.2 13.8 15.7 30.2 13.9 29.3 100.6 2011** Tw.I 20.5 2.6 -12.3 -37.2 1.9 11.6 -15.6 Pertumb. y.o.y (%) 2010* Tw.IV 64.6 39.4 49.2 4.1 43.2 60.1 302.2 2011** Tw.I 51.2 34.2 14.3 -9.4 32.6 58.2 73.1
mengalami penurunan menjadi 269 juta MMBTU dari periode sebelumnya 315 juta MMBTU. Penurunan
volume ekspor LNG antara lain dipengaruhi oleh gangguan produksi pada Blok Mahakam sehingga produksi kurang optimal. Sementara itu, ekspor gas alam mengalami peningkatan baik dari sisi volume maupun harga. Volume gas alam meningkat dari 91 juta MMBTU pada Tw. IV-2010 menjadi 93 juta MMBTU di Tw. I-2011. Sedangkan harga gas alam pada periode yang sama naik dari USD10,6/juta MMBTU menjadi USD12,0/juta MMBTU mengikuti perkembangan harga minyak.
mencapai USD28,7 miliar (f.o.b), meningkat 26,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, jika dibanding dengan triwulan sebelumnya, impor nonmigas pada Tw. I2011 tercatat turun 0,3% dari impor triwulan sebelumnya.
meningkatnya impor
melonjaknya impor minyak (11,6%, q.t.q), sementara impor gas turun (-15,6%, q.t.q) dan impor nonmigas
12
Rincian
Bahan Penolong untuk Industri Barang Modal (kecuali Alat Angkutan) Suku Cadang & Asesori untuk Barang Modal Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi Alat Angkutan Lainnya untuk Industri Bahan Baku untuk Industri Makanan & Minuman Diolah, untuk R.Tangga Makanan & Minuman Primer, untuk Industri Makanan & Minuman Diolah, untuk Industri Makanan & Minuman Primer, untuk R.Tangga Total 10 Komoditas Utama Impor Nonmigas
*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%) (q.t.q) (y.o.y) 41.1 14.4 12.9 5.7 4.0 4.9 3.5 3.3 2.8 1.3 93.9 4.7 19.6 -2.1 15.2 6.4 15.8 47.8 37.1 58.0 0.7 10.0 6.6 -13.2 -5.2 -10.6 -13.1 9.3 44.8 1.4 1.2 19.6 0.2 29.2 63.8 27.4 62.9 14.9 39.5 96.3 45.7 62.8 50.4 38.5 26.8 18.8 16.9 32.6 0.5 65.5 68.7 19.8 105.4 57.9 27.2
Tw. IV'10* Tw. I'11** Tw. IV'10* Tw. I'11** Tw. IV'10* Tw. I'11**
38.4 16.5 13.6 6.4 4.6 4.5 2.4 3.2 2.8 1.1 93.5
Pangsa
terbesar
impor
komoditas
nonmigas
Indonesia terutama berasal dari China (17,5%), Jepang (14,6%), Thailand (8,5%), Singapura (8,4%), dan Amerika Serikat (7,2%). Di luar kebiasaan, impor nonmigas dari Thailand tumbuh secara signifikan, membawa Thailand menjadi negara sumber impor nonmigas ketiga terbesar dalam triwulan laporan. Hal ini terkait dengan impor bahan pangan yang tinggi dari negara tersebut. Sementara itu, impor dari China dan Jepang menurun dari triwulan sebelumnya, namun masih memiliki pangsa tertinggi dalam total impor nonmigas.
Tabel 16 Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama
Tw. I-2011** Negara China Jepang Thailand Singapura Amerika Serikat Lainnya Total
**
Nilai (Juta
Pangsa (%)
Negara
Tw. I - 2011** Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (juta USD) (%) q.t.q y.o.y
13
Negara asal impor untuk komoditas tersebut terutama China (pangsa 16,7%), Jepang (12,9%), Singapura (9,1%), Thailand (5,7%), dan Malaysia (5,6%) dengan pertumbuhan impor triwulanan
keterkaitan antara komoditas tersebut, terutama impor produk perlengkapan peralatan listrik, perlengkapan mesin-mesin umum, dan mesin-mesin untuk industri khusus. Pangsa impor suku cadang & asesori untuk barang modal terbesar berasal dari Jepang (20,4%), China (18,9%), dan Singapura (16,3%). Dibanding triwulan sebelumnya, penurunan impor suku cadang & asesori untuk barang modal pada periode laporan terutama terjadi untuk impor dari negara asal Jepang, Korea Selatan, China, dan Singapura.
Tabel 19 Impor Suku Cadang & Asesori untuk Barang modal menurut Negara Asal Utama
Tw. I - 2011** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y
membantu kelangsungan industri. Hal ini tercermin pada impor komoditas barang modal berupa
mesin-mesin untuk industri khusus dan umum serta alat-alat telekomunikasi yang tetap tinggi. Impor barang modal selain alat angkutan pada periode laporan tumbuh cukup tinggi sekitar 18,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun nilai impor lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (-13,2%, q.t.q). Negara utama asal impor untuk komoditas ini adalah China (pangsa 41,4%), Jepang (20,3%),
Singapura (10,0%), Jerman (6,3%), dan Korea Selatan (5,7%). Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi pada triwulan laporan berasal dari Jerman dan Korea Selatan, masing-masing sebesar 58,4% dan 38,4%.
Tabel 18 Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan menurut Negara Asal Utama
Tw. I - 2011** Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (juta USD) (%) q.t.q y.o.y
Negara
Negara
14
triwulan sebelumnya, impor suku cadang dan asesori untuk peralatan transportasi turun 10,6%. Pangsa impor suku cadang dan perlengkapan barang modal terbesar berasal dari Jepang (33,6%), Thailand (26,3%) dan China (8,1%). Dibanding triwulan sebelumnya, penurunan impor suku cadang & asesori untuk peralatan transportasi pada periode laporan terutama terjadi untuk impor dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan China.
Tabel 20 Impor Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi menurut Negara Asal Utama
Tabel 21 Impor Makanan & Minuman diolah untuk Rumah Tangga Menurut Negara Asal Utama
Tw. I - 2011** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y
Negara
70.7 3,370.4 238.1 2.0 -6.4 8.0 0.8 5.6 -29.6 -19.5 11.2 52.3 44.8 68.7
Negara
Impor Minyak
Nilai impor minyak dalam kurun Tw. I-2011 mencapai USD8,3 miliar, naik 11,6% (q.t.q) dari triwulan sebelumnya, terutama karena peningkatan impor produk minyak menjadi 55,8 juta barel dari sebelumnya 51,5 juta barel. Kenaikan impor produk minyak sejalan dengan kenaikan konsumsi BBM dan penurunan produksi minyak. Sementara itu, impor minyak mentah mengalami
penurunan dari 32,2 juta barel menjadi 20,8 juta barel. Impor minyak mentah tersebut digunakan sebagai intake beberapa kilang, seperti kilang Cilacap,
Balongan, dan
makanan & minuman diolah untuk rumah tangga mempunyai pangsa 3,5% dari total impor nonmigas. Dalam Tw. I-2011, komoditas makanan dan minuman olahan mencatat pertumbuhan triwulan dan tahunan yang tinggi (44,8%, q.t.q dan 68,7%, y.o.y) mencapai sebesar USD1,0 miliar. Produk-produk yang banyak diimpor terutama adalah beras, susu, mentega & lemak yang berasal dari susu, dan keju. Impor komoditas makanan & minuman olahan untuk rumah tangga terutama berasal dari Vietnam, Thailand, dan Australia, dengan pangsa impor dari Vietnam dan Thailand yang makin meningkat.
utama yang menopang kebutuhan BBM dalam negeri. Impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude), Nile Blend, dan sisanya berasal dari Brunei, China, dan Malaysia.
Tabel 22 Perkembangan Impor Minyak
2010* Tw.IV
(jutaUSD)
2011** Tw.I
Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga (mbbl) ($/barel) (jutaUSD) (mbbl) ($/barel)
83.1 91.7
101.6 110.3
15
BBM oleh sektor transportasi, listrik, dan industri. Penambahan jumlah kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, ditengarai memicu kenaikan konsumsi BBM. Sementara itu, konsumsi sektor listrik yang masih menunjukkan peningkatan diperkirakan sejalan dengan naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat. Di sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga relatif tetap.
Juta Kilo Liter 18 16 14 12 10 Listrik Rumah Tangga Industri Transportasi
Sumber:LaporanMinyakBulananOPECApril2011
USD/barel 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50 40 30 SLC Indonesia's Export Price WTI OPEC J S N J M M J S N J M M J S N J M M J S N J M 2008 Source: OPEC, Ditjen Migas 2009 2010 2011
8 6 4 2 0 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I 2011**
2010*
defisit
USD2,2
miliar,
rendah
Produksi minyak pada triwulan laporan menurun menjadi rata-rata 0,908 juta barel dari sekitar 0,912 juta barel per hari dalam Tw. IV-2010, antara lain karena adanya unplanned shutdown, masalah offtaker proyek dan kendala bawah tanah. Sementara itu, konsumsi BBM pada Tw. I-2011 tercatat sebesar 108,6 juta barel, meningkat dari konsumsi BBM pada periode
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD2,8 miliar). Berkurangnya defisit tersebut terutama
dipengaruhi faktor musiman pada jasa perjalanan yang kembali mencatat surplus setelah pada periode
sebelumnya mengalami defisit sehubungan dengan penyelenggaraan ibadah haji. Perbaikan neraca
perdagangan jasa pada triwulan laporan juga turut disumbang oleh penyusutan defisit jasa lainnya,
sebelumnya (104,8 juta barel). Kenaikan konsumsi ini seiring dengan aktivitas ekonomi yang terus meningkat dan adanya respon konsumen akibat tingginya
dengan meningkatnya permintaan domestik pada triwulan laporan yang mendorong peningkatan impor barang, defisit jasa transportasi barang (freight) juga semakin membesar.
disparitas harga minyak dalam negeri dan luar negeri. Berdasarkan sektor penggunanya, sama dengan
triwulan sebelumnya, peningkatan konsumsi BBM tersebut lebih disebabkan oleh tingginya penggunaan
16
Juta USD 1000 500 0 -500 -1000 -1500 -2000 -2500 -3000 -3500 -4000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
Jasa, net
merupakan beberapa contoh lain kegiatan berskala internasional pada triwulan laporan. Sebagaimana triwulan sebelumnya, negara-negara tetangga tetap merupakan sumber utama wisman yang berkunjung ke Indonesia. Wisman dari Singapura
menduduki posisi teratas (pangsa 15,9%), diikuti oleh Malaysia (14,2%), dan Australia (11,3%). Tujuan favorit wisman ke Indonesia masih
2009R
Transportasi Jasa Lainnya
2010*
Travel
terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali (pangsa 39,0%), diikuti Jakarta (27,0%), dan Batam (15,6%). Inbound traveler terbanyak yang berkunjung ke Bali berasal dari Australia, selanjutnya China, dan Jepang.
Setelah pada periode sebelumnya mengalami desisit USD0,1 miliar, jasa perjalanan kembali mencatat surplus sebesar USD0,2 miliar. Penyelenggaraan ibadah haji di Tw. IV-2010 menjadi faktor utama penyebab lebih rendahnya impor jasa perjalanan pada periode laporan, yaitu dari USD2,0 miliar menjadi USD1,7 miliar. Sementara itu, ekspor jasa perjalanan relatif tidak berubah dibanding periode sebelumnya, yaitu sebesar USD1,9 miliar. Jumlah pelawat yang berkunjung ke Indonesia (wisatawan mancanegara-wisman / inbound traveler) selama Tw. I-2011 mencapai 1,7 juta orang, sedikit lebih rendah dari 1,8 juta orang pada periode sebelumnya, namun masih lebih baik dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,6 juta orang). Sejumlah agenda pariwisata berskala internasional telah
Bersamaan dengan penurunan jumlah inbound traveler, jumlah pelawat ke luar negeri (wisatawan
nusantara-wisnus / outbound traveler) juga menurun selama Tw. I-2011 menjadi 1,7 juta orang dari triwulan sebelumnya (1,8 juta orang). Berkurangnya
jumlah wisnus tersebut diikuti pula dengan turunnya impor jasa perjalanan dari USD2,0 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi USD1,7 miliar pada periode laporan. Dilihat dari negara tujuannya, wisnus lebih banyak mengunjungi negara-negara di kawasan Asia-Oceania, yaitu Singapura (pangsa 31,5%), Malaysia (27,5%), dan Australia (8,4%). Sementara untuk kawasan Amerika Utara, Amerika Serikat merupakan daerah tujuan utama outbound traveler (pangsa 3,6%).
juta USD 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00 -200.00 -400.00 -600.00 -800.00 -1,000.00 Inflows (juta USD)
* Angka sementara ** Angka sngat sementara
diselenggarakan guna menarik minat wisman datang ke Indonesia. Penyelenggaraan Java Jazz Festival 2011 di Jakarta pada bulan Maret 2011 yang diikuti sejumlah musisi asing merupakan suatu contoh kegiatan berskala internasional yang telah dilakukan. Pelaksanaan ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DiREX) sebagai ajang pelatihan bagi penanggulangan bencana alam di Manado pada bulan Maret 2011 dengan peserta dari 27 negara, serta konferensi International Association for Court Administrator (IACA) di Jakarta pada bulan yang sama dengan peserta dari 19 negara
17
Sementara itu, jasa transportasi pada Tw. I-2011 mencatat defisit sebesar USD1,8 miliar, lebih tinggi dari defisit triwulan sebelumnya (USD1,6 miliar). Peningkatan tersebut terutama berasal dari impor jasa angkutan barang (freight) yang naik dari USD1,8 miliar menjadi USD2,0 miliar, sejalan dengan
awal tahun. Turunnya pembayaran bunga korporasi ikut mempengaruhi penyusutan defisit investasi lainnya pada periode laporan. Berbeda dengan transaksi pendapatan investasi langsung dan investasi lainnya, defisit pendapatan investasi portofolio pada triwulan laporan sedikit meningkat menjadi USD1,3 miliar dari periode
meningkatnya volume impor barang. Tingginya impor jasa angkutan barang tersebut ditengarai terkait masih dominannya peran maskapai pelayaran asing dalam pengangkutan barang impor serta masih belum dapat diterapkannya asas cabotage secara menyeluruh di industri hulu migas.
sebelumnya sebesar USD1,2 miliar. Bertambahnya defisit tersebut terutama akibat peningkatan
pembayaran bunga surat utang domestik yang dimiliki asing khususnya Surat Berharga Negara (SBN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dimiliki asing. Sementara itu, pembayaran dividen yang lebih kecil
3. Neraca Pendapatan
Neraca pendapatan selama Tw. I-2011 mencatat defisit sebesar USD5,4 miliar, lebih rendah dari defisit USD6,7 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan
(USD0,3 miliar) dari triwulan sebelumnya (USD0,7 miliar) menahan kenaikan lebih lanjut defisit
defisit ini terutama berasal dari turunnya pembayaran bunga utang luar negeri dan repatriasi keuntungan perusahaan PMA. Pada triwulan laporan, pendapatan investasi langsung mencatat penurunan defisit dari USD4,4 miliar menjadi USD3,6 miliar. Berkurangnya defisit ini
-1,000 -2,000 -3,000 -4,000 -5,000 -6,000 -7,000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
OI Income
perusahaan PMA, yang umumnya banyak dilakukan pada triwulan keempat setiap tahun. Selain itu,
Inv. Income
penurunan defisit juga disumbang oleh lebih kecilnya pembayaran bunga utang antar-perusahaan afiliasi di periode laporan. Pendapatan investasi lainnya pada periode laporan juga mencatat penurunan defisit dari USD0,9 miliar
pada triwulan sebelumnya menjadi defisit USD0,3 miliar. Penyusutan defisit terutama akibat berkurangnya pembayaran utang luar negeri pemerintah yang
18
2009 2010* 2011** Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV Tw. I 73 4 69 31 14 17 40 20 20 61 52 9 52 3 49 36 18 18 60 34 25 260 231 29 23 6 17
500 0 -500 -1000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
WR, neto
Penerimaan hibah pemerintah dan swasta pada periode laporan mencapai USD23 juta, lebih rendah dari periode sebelumnya (USD260 juta). Hibah yang diterima pada Tw. I-2011 antara lain penerimaan sebagian dari keseluruhan bantuan sebesar juta dari Bank Pembangunan EUR7,72 (Kfw
*Angka Sementara **Angka sangat sementara
2009
WR Inflows WR Outflows
2010*
Penempatan TKI pada Tw. I-2011 mencapai 124,4 ribu orang, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (132,1 ribu orang). Penurunan penempatan TKI yang cukup dominan terjadi di Saudi Arabia untuk sektor formal dan Singapura untuk sektor informal. Meskipun secara keseluruhan menurun, namun khusus
Jerman
Bankengruppe) kepada Pemerintah Indonesia untuk membiayai kegiatan eksplorasi panas bumi
(geotermal) di Aceh sebagai bagian kerja sama Indonesia-Jerman untuk perubahan iklim. Bantuan
Pemerintah Jepang bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Asian Peoples Exchange (APEX) dan LSM domestik senilai USD0,4 juta dalam bentuk proyek budi daya tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas) merupakan contoh lain hibah yang diterima dalam triwulan laporan. Sementara itu, penerimaan remitansi dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri pada periode laporan relatif stabil dibanding periode sebelumnya,
penempatan untuk wilayah Amerika pada periode laporan mengalami kenaikan yang sangat signifikan, terutama tenaga kerja di sektor formal. Seiring dengan perkembangan penempatan
selama triwulan laporan, jumlah TKI pada akhir Maret 2011 mencapai 4,18 juta orang, lebih rendah dari posisi akhir Desember 2010 sekitar 4,20 juta orang.
Sebagaimana periode sebelunya, penempatan TKI pada periode laporan lebih banyak dilakukan di wilayah Asia Pasifik (pangsa 58,0%), diikuti wilayah Timur Tengah dan Afrika (41,6%). Menurut komposisi negaranya, jumlah TKI di wilayah Asia Pasifik pada akhir Maret 2011 sebagian besar terkonsentrasi di negara Malaysia (pangsa
penurunan
triwulan sebelumnya.
remitansi oleh tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia juga relatif tetap dibanding triwulan sebelumnya (USD0,5 miliar).
19
(5,9%). Sementara Arab Saudi masih menjadi negara dengan jumlah TKI terbanyak (pangsa 83,1%) untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika di periode yang sama, diikuti Uni Emirat Arab (7,5%), dan Yordania (3,5%).
20
ke luar negeri sehingga arus investasi langsung neto pada periode laporan tercatat sebesar USD3,0 miliar, lebih rendah dari triwulan sebelumnya
(USD4,2 miliar).
Juta USD 5.000 4.000 3.000 2.000
meningkatnya penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta. Meski demikian, surplus transaksi modal dan finansial Tw.1-2011 tersebut lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (USD9,6 miliar) karena adanya
1.000
peningkatan investasi langsung Indonesia ke luar negeri serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah yang lebih rendah sesuai pola musimannya.
Juta USD 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 -2,000 -4,000 -6,000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
Transaksi Modal&Finansial
0 -1.000 -2.000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
Investasi Langsung
2009
* angka sementara ** angka sangat sementara
2010*
Penanaman Modal Asing-PMA
Investasi Penduduk ke LN
Selama
triwulan
laporan,
arus
investasi
langsung Indonesia ke luar negeri tercatat sebesar USD1,5 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan
2009R
Investasi Langsung * Angka sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi Investasi Portofolio
2010*
Investasi Lainnya
Tingginya investasi
langsung ke luar negeri pada periode laporan antara lain terkait dengan transaksi tukar saham (share exchange) antara perusahaan domestik yang terdaftar di bursa dengan saham negeri. perusahaan publik di luar
1. Investasi Langsung
Struktur tercermin arus modal neraca masuk finansial dengan sebagaimana NPI terus
Selain itu, meningkatnya investasi langsung ke luar negeri juga ditopang oleh adanya penerbitan obligasi valas yang dilakukan oleh anak perusahaan di luar negeri (Special Purpose VehicleSPV) yang dananya kemudian diteruspinjamkan kepada induk usahanya di dalam negeri.
dalam
menunjukkan
perbaikan
berlanjutnya
peningkatan arus masuk investasi langsung asing di Indonesia. Pada Tw. I-2011, arus masuk PMA
21
Di sisi lain, kegiatan investasi yang tumbuh kuat dengan didukung oleh semakin membaiknya iklim investasi dan kondisi makroekonomi yang stabil
Pangsa
investasi
dari
negara-negara
tersebut
tercermin dalam peningkatan aliran masuk PMA yang mencapai USD4,5 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya (USD4,3 miliar). Aliran masuk PMA yang lebih tinggi tersebut disumbang pula oleh transaksi tukar saham satu perusahaan yang tercatat di bursa. Ditinjau dari sisi sektoral, sektor pertambangan, industri manufaktur, dan perdagangan menjadi
1.750 1.500 1.250 1.000 750 500 250 0 Jepang -250 AS Eropa Emerging Market Asia (termasuk C hina)
Tw.III'10*
penyumbang utama arus masuk modal PMA selama Tw. I-2011. Kenaikan harga minyak yang mendorong kenaikan harga komoditas migas diperkirakan menjadi insentif bagi investor untuk berinvestasi di sektor pertambangan. Sementara itu arus masuk modal PMA pada sektor pertanian masih rendah dan cenderung menurun.
Juta USD
ASEAN
Lain-lain
-500
* angka sementara ** angka sangat sementara
Tw.III'10*
Tw.I'11**
Perkembangan positif investasi negara kawasan ASEAN sejalan dengan data realisasi PMA yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Data BKPM mencatat Singapura
1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 0 -200 -400
* angka sementara ** angka sangat sementara
sebagai negara dengan jumlah investasi dan proyek terbanyak selama Tw. I-2011.
2. Investasi Portofolio
Investasi portofolio pada Tw. I-2011 mencatat arus
Pertanian, Pertambangan Perikanan dan Kehutanan Manufaktur Konstruksi Keuangan (termasuk asuransi) Perdagangan Lain-lain (tmsk Jasa, Properti)
masuk neto USD3,6 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya (USD1,4 miliar). Arus masuk yang
Tw.III'10*
Tw.IV'10*
Tw.I'11**
lebih tinggi tersebut terutama ditopang oleh derasnya aliran modal asing yang masuk pada instrumen surat utang sektor publik yang melebihi arus modal keluar
Berdasarkan
negara
asal
investasi,
negara
dalam bentuk pelepasan saham domestik oleh asing maupun penempatan investasi Indonesia pada aset portofolio asing.
kawasan Eropa dan ASEAN menjadi kontributor utama peningkatan arus masuk PMA selama Tw. I-2011.
22
Miliar USD 24 22
6.000
20 18
4.000
16 14
2.000
12 10
8 6
-2.000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
Investasi Portofolio, neto
4 2 0
2009
Investasi Portofolio, aset
* angka sementara ** angka sangat sementara
2010*
Investasi Portofolio, kewajiban
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar 2009 2010 2011
Arus masuk investasi portofolio pada triwulan laporan tercatat sebesar USD4,2 miliar, jauh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya (USD1,8 miliar).
Pada triwulan laporan, lembaga pemeringkat rating internasional Moodys meningkatkan foreign and local-currency bond ratings dari Ba2 ke Ba1 dengan stable outlook. Peringkat rating baru ini menempatkan Indonesia pada posisi satu notch lagi sebelum
Kombinasi antara tingkat pengembalian investasi yang menarik dan ekspektasi apresiasi rupiah di tengah masih melimpahnya likuiditas di pasar finansial
memasuki kategori investment grade. Sementara itu, Fitch menegaskan peringkat utang Indonesia atau longterm foreign and local currency issuer default ratings (IDRs) pada rating BB+ dan merevisi outlook keduanya menjadi positif dari stabil. Outlook positif tersebut
internasional merupakan faktor yang menarik investor asing untuk menempatkan dananya pada instrumen portofolio domestik, terutama surat utang sektor publik berupa Surat Utang Negara berdenominasi rupiah (SUN rupiah) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pada akhir Tw. I-2011, posisi kepemilikan asing pada SUN rupiah meningkat menjadi USD22,4 miliar dari USD20,2 miliar pada akhir triwulan sebelumnya. Sementara itu, posisi kepemilikan asing atas SBI di akhir Tw. I-2011 meningkat menjadi USD8,9 miliar dari USD6,1 miliar pada periode sebelumnya, setelah sempat menurun di awal Tw. I-2011 dipicu rambatan sentimen negatif akibat krisis keuangan di Eropa. Tingginya minat investor asing terhadap instrumen investasi portofolio domestik juga distimulasi oleh persepsi positif investor atas prospek ekonomi
memberikan peluang yang lebih besar bagi sovereign rating Indonesia untuk meningkat dalam jangka waktu 12-18 bulan ke depan. Tabel 23 Perkembangan Sovereign Rating Indonesia
Moody's December 23, 2008 Ba3* June 11, 2009 Ba3*** September 16, 2009 Ba2 June 21, 2010 Ba2*** January 17, 2011 Ba1 Rating and Investment Information (R&I) October 12, 2006 BBOctober 31, 2007 January , 2009 October 7, 2009 October 14, 2010
* rating affirmation
Standard & Poor's July 26, 2006 November 7, 2008 October 23, 2009 March 12, 2010 BBBB-* BB-*** BB
Fitch January 27, 2005 February 14,2008 January 21, 2009 January 25, 2010 February 24, 2011 BBBB BB* BB+ BB+***
Japan Credit Rating Agency September 25, 2008 BB* BB** BB+ BBB-
BB+ February 5, 2009 BB+* July 7, 2009 BB+* July 13, 2010 BB+***
Indonesia. Kondisi tersebut tercermin pada sovereign credit rating Indonesia yang terus membaik.
** outlook revised from positive to stable *** outlook revised from stable to positive Note: Foreign Currency Long Term Debt
23
Membaiknya minat investor asing juga ditopang oleh perbaikan risiko perekonomian secara keseluruhan yang terlihat dari indikator yield spread antara obligasi Pemerintah Indonesia dan US T-Notes yang semakin menyempit.
% 12
% 11
10
10
6
Jan Feb Mar AprMayJun Jul AugSep Oct NovDec Jan Feb Mar AprMayJun Jul AugSep Oct NovDec Jan Feb Mar
8
2009 2010 2011
SBI 1 bulan
SBI 3 bulan
SBI 6 bulan
SBI 9 bulan
0
Jan FebMar AprMei Jun Jul Ags SepOktNov Des Jan Feb Mar AprMei Jun Jul AgsSep Okt NovDes Jan FebMar 2009 2010 2011
Sementara itu, investasi asing pada instrumen saham pada triwulan laporan mencatat arus keluar neto sebesar USD0,8 miliar, setelah pada triwulan
sebelumnya masih mencatat arus masuk neto sebesar USD46 juta. Transaksi jual oleh asing pada periode laporan tercatat sebesar USD7,2 miliar, meningkat
Dari sisi imbal hasil, Indonesia masih menjadi salah satu tujuan utama investasi yang memberikan imbal hasil yang cukup tinggi. Indikator imbal hasil rupiah yang tercermin dari selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri (UIPUncovered Interest Parity) relatif tinggi (6,8%) dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan regional Asia seperti Filipina, Korea dan Malaysia. Bahkan jika memperhitungkan premi risiko, daya tarik investasi dalam rupiah tetap tinggi. Hal ini tercermin dari tren indikator CIP (Covered Interest Parity) yang terus meningkat sejak 2010 dan berada pada level 5,0% pada akhir triwulan laporan. Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku bunga yang ditawarkan oleh SBI. Suku bunga SBI bergerak turun namun masih relatif tinggi untuk seluruh tenor. Rata-rata tertimbang suku bunga SBI dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar 6,4%, 6,1%, dan 6,7%.
dibanding USD6,5 miliar pada triwulan sebelumnya; sementara transaksi beli oleh asing hanya sebesar USD6,4 miliar, relatif sama dengan triwulan
sebelumnya. Transaksi net jual saham oleh investor asing terkait sentimen negatif atas tingginya ekspektasi inflasi, lambatnya pemulihan ekonomi Eropa dan dampak negatif bencana Jepang terhadap portfolio rebalancing pelaku pasar keuangan global. Di akhir triwulan I-2011 pembelian saham oleh investor asing kembali
meningkat didorong oleh pertumbuhan laba emiten yang cukup tinggi dan meredanya sentimen dampak bencana Jepang. Gejolak transaksi asing di bursa saham selama Tw.I-2011 terefleksikan dalam pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang cenderung menurun cukup tajam di awal triwulan dan kembali meningkat di akhir periode laporan.
24
Selama Tw. I-2011, aktivitas pasar bursa juga diwarnai oleh tiga emiten yang melakukan penawaran saham baru (Initial Public Offering-IPO), yaitu
Megapolitan Development Tbk., Martina Berto Tbk., dan Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Total penawaran saham baru ketiga emiten tersebut mencapai Rp18 triliun. Sementara itu, pada periode laporan terdapat satu emiten yang tercatat melakukan delisting, yaitu New Century Development Tbk. Di sisi lain, investasi penduduk pada aset portofolio asing meningkat dari USD0,4 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi USD0,6 miliar, terutama karena
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AugSep Okt NopDec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AugSep Okt NopDes Jan Feb Mar
Neto Asing
IHSG (RHS)
800
Dengan perkembangan tersebut, IHSG ditutup pada level 3.678,7 di akhir triwulan I-2011, lebih rendah dari akhir periode sebelumnya (3.703,5). Pergerakan harga saham di Indonesia berjalan searah dengan pergerakan indeks harga saham di kawasan regional yang juga sempat mengalami
sektor swasta kembali melakukan penempatan investasi asing pada periode laporan. Dengan berbagai perkembangan pada sisi aset dan kewajiban tersebut, investasi portofolio sektor publik pada triwulan laporan mencatat arus masuk neto sebesar USD4,1 miliar, sementara sektor swasta
tekanan pada awal Tw. I-2011. Kondisi ini dipicu oleh penguatan dolar AS secara global serta kekhawatiran terhadap proses pemulihan ekonomi Eropa yang lambat dan meningkatnya inflasi global.
Index 4.500 4.000 3.500
6.000
4.000
2.000
0
3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar 2009
STI Singapore
Sumber : Bloomberg
-2.000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
Investasi Portofolio, neto
2009
Investasi Portofolio sektor Publik
* angka sementara ** angka sangat sementara
2010*
Investasi Portofolio sektor Swasta
2010
IHSG SET Thailand Phillipines Index (PCOMP)
2011
Malaysia Index (KLCI)
3. Investasi Lainnya
Transaksi investasi lainnya pada triwulan laporan
Ditinjau dari sisi sektoral, kinerja indeks secara umum masih mengalami pertumbuhan yang positif. Pada Tw. I-2011, sektor aneka industri dan keuangan mengalami pertumbuhan indeks tertinggi, yaitu
mencatat defisit sebesar USD0,3 miliar, berkebalikan dengan periode sebelumnya (surplus USD3,8 miliar). Defisit tersebut terutama didorong oleh kenaikan aset investasi lain sektor swasta di luar negeri, terutama berupa tagihan trade credit (piutang dagang).
25
Juta USD 6,000 4,000 2,000 0 -2,000 -4,000 -6,000 -8,000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
Investasi lainnya, neto
Juta USD 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 -1,000 -2,000 -3,000 Tw.I Tw.II Tw.III 2009
Piutang dagang
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I 2011**
2009R
Investasi lainnya, aset
* Angka sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
2010*
Investasi lainnya, kewajiban
2010*
Pinjaman, neto Kewajiban lainnya
periode
Sisi kewajiban investasi lainnya sektor publik dalam triwulan laporan mencatat surplus yang menurun menjadi USD95 juta dari USD1,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan penarikan
mencatat USD1,0
miliar,
sebelumnya
mencatat
Peningkatan asset domestik di luar negeri tersebut sebagian besar berasal dari sektor swasta berupa kenaikan trade credits sejalan dengan tingginya
pinjaman luar negeri pemerintah, baik pinjaman program maupun pinjaman proyek, yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, sesuai pola
historisnya. Penarikan pinjaman program dan pinjaman proyek tercatat masing-masing sebesar USD0,2 miliar dan USD0,5 miliar, lebih rendah sebelumnya (USD1,8 miliar dan dibanding periode USD0,9 miliar).
Sementara itu, pembayaran pinjaman pemerintah juga mengalami penurunan menjadi USD0,9 miliar dari USD1,9 miliar pada periode sebelumnya. Pada triwulan laporan, Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian pinjaman luar negeri baru di antaranya dari Islamic Development Bank (IDB), Pemerintah Korea, Bank Dunia, dan JICA. Pinjaman yang diberikan IDB rencananya akan digunakan untuk pengembangan Pusat Pendidikan dan Penelitian Medis
2009R 2010*
Aset lainnya
Pinjaman
* Angka sementara ** Angka sangat sementara R : revisi
Di sisi kewajiban, investasi lainnya pada Tw. I-2011 mencatat surplus sebesar USD0,7 miliar, lebih rendah dari surplus pada triwulan sebelumnya (USD1,4 miliar). Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh lebih rendahnya arus masuk investasi lainnya di sektor publik pada periode laporan.
serta dua Proyek Rumah Sakit Universitas sebesar USD64 juta. Sementara pinjaman yang diberikan oleh Pemerintah Korea akan digunakan untuk
pengembangan jalan by-pass di Padang (Padang ByPass Capacity Expansion) sebesar USD58 juta. Pinjaman yang diperoleh dari JICA akan digunakan untuk
26
Infrastructure Reform Sector Development Program III sebesar USD100 juta, sedangkan pinjaman yang diperoleh dari Bank Dunia akan digunakan untuk Scholarship Program for Strengthening Reforming Institutions (SPIRIT) Project sebesar USD113 juta.
Juta USD 3,000 2,000 1,000 0
Juta USD 5,300 4,300 3,300 2,300 1,300 300 -700 -1,700 -2,700 -3,700 -4,700 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
2009
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
Penarikan
Pembayaran
2010* Neto
-1,000 -2,000 -3,000 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2011**
2009 Penarikan
* Angka sementara **Angka sangata sementara
internasional
seperti
pinjaman
memperluas akses kredit kendaraan bermotor roda dua, terutama bagi usaha rendah kecil dan dan masyarakat dari Bank
Sebaliknya, sisi kewajiban investasi lainnya sektor swasta pada triwulan laporan mencatat surplus USD0,6 miliar, lebih tinggi dibanding surplus USD5 juta pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus tersebut
berpendapatan
pinjaman
Pembangunan Asia (ADB) untuk pengembangan tiga proyek panas bumi yang berlokasi di Karaha-Jawa Barat, Sungaipenuh-Jambi, dan Mataloko-Nusa
terutama berasal dari penarikan pinjaman luar negeri bank dan korporasi yang mencapai USD4,2 miliar, lebih tinggi dari periode sebelumnya (USD3,8 miliar). Di sisi lain, pembayaran pinjaman luar negeri sektor swasta pada Tw. I-2011 menurun menjadi USD2,7 miliar, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (USD4,5 miliar). Pada periode laporan, beberapa perusahaan
Tenggara. Dalam triwulan laporan juga terdapat kerja sama sebuah bank domestik dengan Bank
Pembangunan Asia (ADB) untuk mendapatkan dana pinjaman sebesar USD200 juta yang penggunaannya ditujukan untuk mendukung pembiayaan term lending dan modal kerja korporasi serta usaha kecil-menengah yang berorientasi ekspor. Di samping itu, sejalan dengan tingginya kegiatan impor pada periode laporan, kewajiban investasi lain sektor swasta berupa trade credit membukukan arus masuk neto sebesar USD0,2 miliar, lebih besar dibanding periode sebelumnya (USD0,1 miliar).
domestik tercatat memperoleh pinjaman dari luar negeri. Beberapa bank memperoleh pinjaman luar
negeri antara lain untuk kebutuhan refinancing, pengembangan kredit di sektor UMKM, dan membiayai perdagangan luar negeri.
27
28
CADANGAN DEVISA
Dengan surplus neraca pembayaran selama Tw.12010 yang mencapai USD7,7 miliar, posisi cadangan devisa pada akhir triwulan tersebut meningkat menjadi USD105,7 miliar dari posisi pada akhir triwulan sebelumnya (USD96,2 miliar). Jumlah cadangan devisa tersebut setara dengan 6,2 bulan impor dan lain Komponen terdiri cadangan dari devisa tersebut berharga antara sebesar
surat-surat
USD90,3 miliar (85,4% dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar USD8,8 miliar (8,4%), monetary gold sebesar USD3,3 miliar (3,2%), dan special drawing rights (SDR) sebesar USD2,8 miliar (2,6%).
Bln Impor 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009
Cadangan Devisa (RHS)
2010*
Bulan Impor
2011**
29
30
Penyusutan surplus transaksi berjalan yang tertahan pada periode laporan berdampak pada perbaikan beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Kondisi keseimbangan eksternal (tercermin pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB) menjadi lebih baik, sementara kontribusi sektor eksternal terhadap PDB (tercermin pada rasio net ekspor terhadap PDB) kendati mengecil namun masih tetap pada level yang cukup tinggi. Di sisi lain, semakin besarnya derajat transaksi perdagangan perekonomian
Dari sisi finansial, indikator pada Tw. I-2011 masih menunjukkan penurunan cadangan sebelumnya. Sementara beban itu, debt utang service ratio (rasio ekspor) level posisi devisa yang ULN maupun terjaga total, PDB) (terefleksi baik dari pada
terhadap periode
pembayaran
terhadap
menurun secara signifikan sesuai pola musiman di mana pembayaran utang pada triwulan laporan selalu lebih rendah dari Tw. IV.
menyebabkan
keterbukaan
Indonesia semakin meningkat (tercermin pada rasio ekspor ditambah impor terhadap PDB).
2009
Tw. II 1.8 3.8 43.5 25.0 30.3 5.6 267.0 49.0 Tw. III 1.2 3.2 44.5 19.8 33.0 6.2 269.7 50.3 Tw. IV 2.5 4.6 47.1 24.6 31.8 5.8 261.5 47.9 Tw. I 1.2 3.0 44.6 21.2 30.4 5.6 251.8 46.1
2010*
Tw. II 0.8 2.6 44.8 23.2 28.7 5.3 240.2 44.1 Tw. III 0.6 2.9 44.3 20.3 28.6 5.8 224.5 45.5 Tw. IV 0.6 3.4 50.1 23.7 28.4 6.0 210.4 44.6
2011**
Tw. I 1.0 3.2 49.1 17.0 28.2 6.1 198.0 42.6
1)
113,327 508,432 27,122 -22,741 -6,858 -1,786 -5,072 150,965 27,079 54,840
131,771 507,550 31,189 -26,171 -8,356 -3,353 -5,004 153,741 28,230 57,576
146,047 508,658 34,838 -30,156 -7,387 -1,962 -5,425 167,989 31,356 62,287
153,205 544,350 39,653 -32,542 -10,300 -3,558 -6,742 172,871 31,673 66,105
163,767 594,790 38,961 -34,112 -8,722 -2,053 -6,669 180,834 33,102 71,823
174,988 638,007 41,459 -36,886 -10,134 -3,153 -6,981 183,329 33,672 76,321
186,669 678,629 44,046 -38,607 -9,426 -2,249 -7,177 194,349 39,366 86,551
188,058 713,483 50,374 -43,928 -12,553 -3,264 -9,289 202,413 42,908 96,207
191,575 741,291 50,165 -43,944 -8,934 -2,457 -6,477 209,327 45,017 105,709
Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan Debt Service Payments dibagi ekspor barang & Jasa Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang)
4) Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan Maret 2011-sementara) * Angka sementara
31
32
Boks 1
Transaksi Asing Format Penyajian Statistik Neraca Diterapkan Bank Indonesia pada Tahun 2010 Kebijakan yang Pembayaran Indonesia Penyempurnaan di SBI dan SUN
6,000
Sejak publikasi Tw. I-2011 ini dilakukan penyempurnaan format penyajian Statistik Neraca Pembayaran Indonesia 5,000 (NPI). Penyempurnaan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang berimbang kepada berbagai pemangku 4,000 kepentingan di tengah peningkatan akan kebutuhan informasi yang lebih rinci. Implementasi penyempurnaan format penyajian statistik dilakukan dengan mempertimbangkan praktek yang berlaku secara internasional. 3,000 Secara umum, penyempurnaan format penyajian statistik NPI mencakup penyediaan informasi transaksi yang 2,000 lebih lengkap dan terinci, dengan memperhatikan agar aliran, keterkaitan, dan konsistensi antartabel tetap 1,000 terjaga. NPI secara lengkap dan ringkas tersaji pada tabel pertama, sementara sembilan tabel berikutnya menyajikan rincian data komponen-komponen utama neraca pembayaran. Penjelasan perubahan selengkapnya 0 adalah sebagai berikut: SemII09 SemII10 1. Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan disempurnakan dengan menambahkan data: a. rincian perdagangan barang menurut kelompok nonmigas dan migas; b. transaksi bruto jasa-jasa, pendapatan, dan transfer berjalan; c. data total aset dan kewajiban transaksi financial; Paket Kebijakan Desember 2010 Mengikuti Balance of Payments Manual 5th Edition (BPM5), total aset transaksi finansial merupakan penjumlahan antara aset investasi portofolio dan investasi lainnya serta investasi langsung ke luar negeri, Menjelang akhir tahun 2010, Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk memperkuat walaupun kelompok transaksi yang terakhir tidak seluruhnya berupa aset (merupakan transaksi neto stabilitas investasi setelah memperhitungkan kewajiban kepada afiliasi di luar negeri). Senada dengan aset, total moneter, mendorong peran intermediasi perbankan, meningkatkan ketahanan perbankan, memperkuat kebijakan kewajiban merupakan fungsi penguatan (penjelasan lebih investasi portofolio dan investasi lainnya serta makroprudensial, dan memperkuatpenjumlahan antara kewajiban rinci dapat dilihat pada http://www.bi.go.id) investasi langsung di Indonesia; Bagian dari paket kebijakan tersebut yang mempengaruhi manajemen arus modalportofolio dan investasi lainnya. d. rincian berdasarkan sektor institusi pada data kewajiban investasi antara lain:
(1) Menerapkan kembali batasan posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank Jangka Pendek maksimal 30%
SBI
SBNkec.GlobalBond
2. Tabel 2modal bank. Kebijakan ini akan diberlakukan paling lambat akhir Januari 2011 dengan masa transisi 3 bulan. dari Neraca Pembayaran: Transaksi Berjalan pada format lama dihapuskan dan diganti dengan tabeltabel rincian komponen transaksi berjalan: Kebijakan ini a. Tabel 2.A. untuk memperkuat prinsip kehatihatian dalam mengelola PLN Jangka Pendek, sambil tetap Transaksi Berjalan: Barang merupakan tabel rincian transaksi barang yang dikelompokkan memberikan peluang standar BPM5. Data ekspor impor barang migas dinyatakan secara eksplisit dalam menurut komponenuntuk mendorong sektor riil. (2) kelompok barang yang relevan; Minimum (GWM) valas secara bertahap dari 1% DPK valas menjadi 8% DPK Meningkatkan kewajiban Giro Wajib b. Tabel 2.B. Transaksi Berjalan: Ekspor Barang Menurut Sektor merinci total ekspor barang berdasarkan valas: Tahap I: menaikkan GWM Valas dari 1% menjadi 5%, efektif berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. komoditas utama masing-masing sektor ekonomi. Pada dasarnya, yang termasuk dalam ekspor Produk Tahap II: menaikkan GWM Valas dari 5% menjadi 8%, efektif berlaku pada tanggal 1 Juni 2011. Pertanian, Produk Manufaktur, serta Produk Pertambangan dan Lainnya merupakan ekspor kelompok Barang Dagangan Umum dan Barang untuk Diolah pada Tabel 2.A; valas perbankan dalam mengantisipasi Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat manajemen likuiditas sementara Barang Lainnya mencakup tiga jenis barang lainnya pada Tabel penarikan DPK valas maupun kebutuhan valas lainnya. Kebijakan ini juga peningkatan kebutuhan valas baik dari 2.A, yaitu Emas Nonmoneter, Barang yang Diperoleh di Pelabuhan oleh Sarana Pengangkut, dan Barang yang Diperbaiki; oleh Bank Indonesia terkait dengan upaya memitigasi ditujukan untuk memperkuat pengelolaan arus modal asing c. Tabel 2.C Transaksi Berjalan: Impor Barang Menurutdan tibatiba. Kategori Ekonomi merinci total impor barang risiko terhadap arah pembalikan arus modal asing yang besar berdasarkan kelompok ekonomi komoditasnya sekaligus mengonversi data yang dikompilasi menurut Standard International Trade Classification (SITC) ke dalam kategori penggunaan akhir barang menurut kerangka the System of National Accounts (SNA), yaitu: barang modal, barang antara (bahan baku/penolong), dan barang konsumsi. Yang termasuk dalam impor Barang Konsumsi, Bahan Baku/Penolong, dan Barang Modal dalam tabel ini adalah impor barang yang tergolong sebagai Barang Dagangan Umum dan Barang untuk Diolah dalam Tabel 2.A, sementara impor lainnya tergabung dalam impor Barang Lainnya; d. Tabel 2.D Transaksi Berjalan: Jasa-jasa memuat data ekspor dan impor sebelas komponen standar jasa menurut BPM5; sembilan komponen jasa selain jasa transportasi dan jasa perjalanan dalam format sebelumnya tergabung sebagai Jasa-jasa Lainnya. Selain itu, data jasa transportasi penumpang dan lainnya yang sebelumnya tergabung menjadi satu sekarang disajikan terpisah. Informasi jumlah pelawat ke dalam negeri maupun ke luar negeri selama periode laporan ditampilkan sebagai memorandum;
33
e.
f.
Tabel 2.E Transaksi Berjalan: Pendapatan merinci data penerimaan dan pembayaran pendapatan yang dalam format sebelumnya tersaji secara neto. Lebih lanjut, data pendapatan investasi langsung dan investasi portofolio memisahkan antara data pendapatan ekuitas dan data pendapatan bunga. Tabel 2.F Transaksi Berjalan: Transfer Berjalan menyajikan rincian data penerimaan dan pembayaran transfer berjalan yang dalam format sebelumnya ditampilkan secara neto. Informasi jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan Tenaga Kerja Asing di Indonesia per akhir periode laporan ditampilkan sebagai memorandum.
3. Tabel 3 yang berisikan data transaksi modal dan finansial serta Tabel 4 dan Tabel 5 yang berisikan rincian data transaksi finansial menurut sektor institusi dalam format penyajian sebelumnya direformat menjadi tabel-tabel komponen transaksi finansial: a. Tabel 3 Transaksi Finansial: Investasi Langsung memuat data investasi langsung yang sebelumnya tersaji dalam Tabel 3 dan Tabel 5 format lama; b. Tabel 4 Transaksi Finansial: Investasi Portofolio menyajikan data investasi portofolio berdasarkan aset dan kewajiban sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3 format sebelumnya, namun dengan merinci masing-masing aset dan kewajiban tersebut berdasarkan sektor institusi terlebih dahulu, baru kemudian berdasarkan instrumen; c. Tabel 5 Transaksi Finansial: Investasi Lainnya menyajikan data investasi lainnya berdasarkan aset dan kewajiban sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3 format sebelumnya, namun dengan merinci masingmasing aset dan kewajiban tersebut berdasarkan sektor institusi terlebih dahulu, baru kemudian berdasarkan instrumen. Rincian instrumen ditambah dengan instrumen uang dan simpanan (baik di sisi aset maupun kewajiban sektor swasta) serta instrumen utang dagang di sisi kewajiban sektor swasta. Sementara itu, rincian jenis pinjaman luar negeri pemerintah disederhanakan karena informasi rinci tersebut sudah tersedia di dalam publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia.
34
2009R
* Angka sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
2010*
2011**
Komoditas pangan yang mengalami peningkatan impor signifikan pada triwulan I-2011 antara lain beras, bawang merah, cabe, kacang mete, dan lada. Bahkan, impor komoditas-komoditas dalam satu triwulan tersebut sudah melampaui nilai impornya selama tahun 2010. Kenaikan yang signifikan pada impor komoditas bahan pangan tersebut diharapkan akan mengatasi keterbatasan pasokan produksi di dalam negeri sehingga dapat meredam inflasi yang bersumber dari bahan pangan. Seperti tercermin dalam grafik di bawah ini, impor beras, bawang, dan cabe yang tinggi, sudah mulai diikuti dengan menurunnya tekanan harga pada komoditas tersebut. Namun, strategi impor bahan pangan perlu tetap memperhatikan siklus produksi dan kemampuan produksi domestik agar tidak terjadi kelebihan persediaan bahan pangan yang dapat menyebabkan penurunan harga yang tidak wajar dan merugikan produsen domestik.
35
IHK 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 IHK Impor (RHS)
Juta USD 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Impor (RHS)
100 50 0
2009
2010
2011
2009
2010
2011
juta USD 1,200 Impor (RHS) 1,000 800 600 400 200 0
2009
2010
2011
2009
2010
2011
36
LAMPIRAN
1 2 3
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : RINGKASAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, BARANG NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, EKSPOR BARANG MENURUT SEKTOR
39 40 41
Tabel
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, IMPOR BARANG MENURUT KATEGORI EKONOMI
......................
42
5 6 7 8 9 10
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, TRANSFER BERJALAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA
43 44 45 43 47 48
37
38
URAIAN
2011** Q1 1,926 8,404 45,701 -37,297 8,317 36,973 -28,656 -3,408 4,858 -8,266 3,495 3,870 -375 -2,183 4,463 -6,646 -5,365 579 -5,944 1,070 1,829 -759 6,221 1 6,220 -3,116 9,336 2,956 -1,539 4,495 3,561 -593 4,154 4,383 -229 -296 -984 688 95 593 8,147 -481 7,666 -7,666 -7,666 0 0 0 105,709 6.2 0.98 17.0 4.7
I.
Transaksi Berjalan A. Barang 1 - Ekspor - Impor 1. Nonmigas a. Ekspor b. Impor 2. Minyak a. Ekspor b. Impor 3. Gas a. Ekspor b. Impor B. Jasa-jasa 1. Ekspor 2. Impor C. Pendapatan 1. Penerimaan 2. Pembayaran D. Transfer berjalan 1. Penerimaan 2. Pembayaran Transaksi Modal & Finansial A. Transaksi Modal 2 B. Transaksi Finansial
II.
6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 4,883 6,033 6,282 8,362 25,560 20,530 23,751 25,603 29,145 99,030 -15,647 -17,718 -19,321 -20,783 -73,470 -571 -439 -2,012 -995 -4,016 1,798 2,394 2,938 3,660 10,790 -2,368 -2,833 -4,950 -4,655 -14,806 1,740 1,899 2,661 3,088 9,388 1,867 2,013 2,748 3,198 9,826 -127 -113 -87 -110 -438 -1,672 -2,476 -2,249 -3,344 -9,741 2,926 3,031 3,549 3,649 13,155 -4,598 -5,507 -5,798 -6,993 -22,896 -2,742 -3,776 -4,072 -4,551 -15,140 557 387 582 395 1,921 -3,299 -4,163 -4,653 -4,946 -17,061 1,051 1,135 1,171 1,221 4,578 1,719 1,790 1,838 1,894 7,241 -668 -655 -667 -673 -2,663 1,835 -2,320 2,924 2,414 4,852 19 1,815 -1,384 3,199 628 -1,276 1,904 1,950 133 1,817 2,902 -1,085 -763 -241 -522 0 -522 4,524 -570 3,955 -3,955 -3,955 0 0 0 54,840 5.4 2.37 23.3 6.1 29 -2,349 -3,454 1,105 575 -872 1,447 1,893 362 1,532 1,696 -164 -4,817 -2,943 -1,874 -2,010 137 57 995 1,052 -1,052 -1,052 0 0 0 57,576 5.7 1.80 25.0 10.0 34 2,891 -6,755 9,645 647 -340 987 2,972 -331 3,303 2,597 706 -728 -6,083 5,355 3,084 2,271 4,705 -1,159 3,546 -3,546 -3,546 0 0 0 62,287 6.1 1.22 19.8 5.3 14 96 2,399 4,756 -2,803 -14,395 5,202 19,151 779 2,628 239 -2,249 540 4,877 3,521 10,336 -307 -144 3,828 10,480 2,383 9,578 1,445 902 -1,900 -8,208 -2,735 -12,002 834 3,794 452 1,526 382 2,268 6,195 15,481 -2,241 -2,975 3,954 12,506 -3,954 -3,954 0 0 0 66,105 6.5 2.47 24.6 8.5 -12,506 -12,506 0 0 0 66,105 6.5 1.95 23.2 7.5
6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 5,812 5,881 6,605 9,097 27,395 28,511 30,298 32,763 37,845 129,416 -22,699 -24,417 -26,158 -28,747 -102,021 -1,663 -2,140 -1,991 -2,859 -8,653 3,556 3,840 3,749 4,547 15,691 -5,219 -5,980 -5,740 -7,406 -24,344 2,805 3,107 2,980 2,994 11,886 3,022 3,306 3,201 3,438 12,968 -217 -200 -222 -444 -1,082 -2,105 -2,274 -2,154 -2,787 -9,320 3,873 4,015 4,334 4,544 16,766 -5,978 -6,289 -6,488 -7,331 -26,086 -3,993 -4,262 -5,385 -6,652 -20,291 444 443 521 482 1,890 -4,436 -4,705 -5,906 -7,134 -22,181 1,081 1,100 1,153 1,303 4,637 1,815 1,816 1,883 2,057 7,571 -734 -716 -731 -754 -2,934 5,590 3,697 7,298 9,550 26,134 18 5,572 -3,601 9,172 2,484 -427 2,911 6,159 -409 6,569 6,556 13 -3,072 -2,764 -308 147 -455 7,528 -907 6,621 -6,621 -6,621 0 0 0 71,823 5.2 1.18 21.2 5.0 2 3,695 -583 4,277 2,298 -982 3,280 1,089 -152 1,241 997 244 308 552 -244 -879 636 5,108 312 5,421 -5,421 -5,421 0 0 0 76,321 5.6 0.81 23.2 7.2 4 7,294 -4,748 12,042 1,617 -1,191 2,808 4,517 -1,597 6,114 4,820 1,295 1,160 -1,960 3,120 1,093 2,027 8,506 -1,551 6,955 -6,955 -6,955 0 0 0 86,551 6.3 0.65 20.3 4.8 26 9,524 2,031 7,494 4,241 -64 4,305 1,437 -353 1,789 1,154 636 3,846 2,447 1,400 1,395 5 10,646 643 11,289 -11,289 -11,289 0 0 0 96,207 7.0 0.58 23.7 6.2 50 26,084 -6,901 32,985 10,639 -2,664 13,304 13,202 -2,511 15,713 13,526 2,187 2,243 -1,725 3,968 1,756 2,212 31,788 -1,503 30,285 -30,285 -30,285 0 0 0 96,207 7.0 0.79 22.2 5.8
- Aset - Kewajiban 1. Investasi Langsung a. Ke luar negeri b. Di Indonesia (PMA) 2. Investasi Portofolio a. Aset b. Kewajiban 1) Sektor publik 2) Sektor swasta 3. Investasi Lainnya a. Aset b. Kewajiban 1) Sektor publik 2) Sektor swasta III. Total (I + II) IV. Selisih Perhitungan Bersih V. Neraca Keseluruhan (III + IV) 3 VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait A. Transaksi Cadangan Devisa B. Pinjaman IMF 1. Penarikan 2. Pembayaran Memorandum: Posisi Cadangan Devisa dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah Transaksi Berjalan (% PDB) Rasio Pembayaran Utang (%) a.l. Rasio Pembayaran Utang Pemerintah & Otoritas Moneter (%)
1) 2) 3) * ** R Dalam free on board (fob) Tidak termasuk cadangan devisa dan yang terkait. Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
39
URAIAN Barang 1 - Ekspor - Impor A. Barang dagangan umum 1. Ekspor a.l. Minyak & Gas 2. Impor a.l. Minyak & Gas B. Barang untuk diolah 1. Ekspor 2. Impor C. Barang yang diperbaiki 1. Ekspor 2. Impor D. Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut 1. Ekspor a.l. Minyak & Gas 2. Impor a.l. Minyak & Gas E. Emas nonmoneter 1. Ekspor 2. Impor Memorandum: 1. Pertumbuhan (%, yoy) a. Ekspor (fob) - Nonmigas - Migas b. Impor (fob) - Nonmigas - Migas 2. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 3. Produksi minyak mentah (juta barel per hari)
1) Dalam free on board (fob) * Angka-angka sementara ** Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia R Revisi
2009R Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2
2010* Q3 Q4 TOTAL
2011** Q1 8,404 45,701 -37,297 7,350 42,486 8,440 -35,137 -8,587 605 2,565 -1,960 -34 11 -45 257 399 289 -142 -55 227 241 -14
6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 6,108 7,263 7,397 22,310 26,075 29,386 3,526 4,248 5,529 -16,202 -18,812 -21,990 -2,478 -2,924 -5,006 -487 17 -605 1,293 1,705 1,526 -1,780 -1,687 -2,131 -46 -38 -64 19 25 15 -66 -63 -79 124 116 70 215 214 223 139 158 157 -91 -98 -153 -18 -23 -31 354 135 133 358 140 139 -4 -5 -6 10,382 31,150 33,744 111,515 6,690 19,994 -23,362 -80,365 -4,707 -15,115 -97 -1,172 1,783 6,307 -1,880 -7,479 -35 -184 13 72 -48 -256 -3 307 247 898 168 622 -250 -591 -58 -130 209 831 217 854 -8 -23
6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 6,995 6,143 32,686 34,703 6,349 6,906 -25,691 -28,560 -5,408 -6,137 -313 147 1,909 1,961 -2,222 -1,814 -30 -32 10 22 -40 -54 126 177 293 328 229 240 -167 -151 -27 -42 176 412 190 430 -14 -18 7,430 37,139 6,765 -29,710 -5,915 -80 2,085 -2,164 -46 14 -60 113 274 184 -161 -47 176 201 -24 8,881 29,449 43,100 147,629 7,752 27,772 -34,219 -118,179 -7,804 -25,264 29 -216 2,089 8,043 -2,060 -8,260 -51 -159 19 65 -70 -224 122 538 343 1,238 233 886 -221 -700 -47 -162 251 1,016 279 1,099 -27 -83
40
TABEL 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN EKSPOR BARANG MENURUT SEKTOR (Juta USD)
Mei, 2011
URAIAN Ekspor 1 Produk Pertanian Kopi Teh Rempah-rempah Tembakau Coklat Udang Lainnya Produk Manufaktur Tekstil & produk tekstil Produk kayu olahan Minyak sawit Bahan kimia Produk logam Peralatan listrik Semen Kertas Produk karet Produk minyak 2 Elpiji
3
2009R Q1 24,195 902 144 31 46 31 179 208 262 15,703 2,188 471 1,691 371 1,556 1,692 30 770 899 331 0 5,704 6,999 1,154 31 2,538 32 1,328 1,867 1,426 46 3 592 358 215 19 Q2 28,158 1,035 245 36 60 34 202 179 279 18,283 2,315 551 2,343 500 1,442 2,057 48 854 1,079 460 0 6,633 8,462 969 67 3,542 57 1,775 2,013 1,448 38 2 379 140 214 25 Q3 31,289 1,173 254 37 63 17 323 195 283 19,389 2,421 554 2,721 661 1,986 2,372 45 872 1,230 575 0 5,952 10,351 1,464 92 3,715 69 2,206 2,748 1,989 54 3 377 139 223 15 Q4 TOTAL Q1 35,088 1,081 113 38 60 20 310 184 355 22,069 2,589 713 2,395 807 2,423 2,419 17 943 1,925 868 0 6,970 11,446 1,438 125 4,224 90 2,459 3,022 2,169 84 2 493 190 293 10 Q2 37,444 1,123 184 38 78 25 206 217 375 23,868 2,765 706 2,356 889 2,149 2,717 24 1,066 2,362 943 0 7,891 11,673 1,212 125 4,198 111 2,656 3,306 2,406 62 2 780 430 328 22
2010* Q3 39,712 1,385 272 38 130 17 368 214 348 25,184 2,936 666 3,606 784 2,342 2,885 27 993 2,279 800 0 7,867 12,655 1,919 128 4,437 126 2,764 3,201 2,325 76 3 488 201 274 14 Q4 45,830 1,404 245 37 142 16 305 238 421 29,825 3,030 742 5,098 954 2,986 2,953 41 1,142 2,696 974 0 9,210 13,960 1,771 197 4,984 128 3,340 3,438 2,532 99 2 641 279 343 19 TOTAL 158,074 4,991 814 150 410 77 1,190 853 1,498 100,947 11,319 2,828 13,454 3,434 9,900 10,974 109 4,144 9,262 3,586 0 31,937 49,733 6,340 576 17,844 455 11,219 12,968 9,432 322 10 2,402 1,099 1,238 65
2011** Q1 45,701 1,266 281 35 106 10 208 239 386 29,231 3,373 710 2,917 1,049 3,133 2,751 34 974 3,580 1,141 0 9,571 14,554 1,433 223 5,340 151 3,429 3,870 2,747 103 5 650 241 399 11
36,004 119,646 1,238 4,347 181 825 40 144 71 239 21 102 375 1,079 204 786 347 1,171 22,368 2,402 655 3,525 753 2,206 2,470 36 940 1,485 793 48 7,055 11,921 1,805 102 4,004 83 2,699 3,150 2,326 74 3 477 217 247 13 75,742 9,326 2,232 10,279 2,284 7,191 8,590 158 3,437 4,693 2,160 48 25,344 37,732 5,393 292 13,798 241 8,008 9,778 7,189 212 11 1,824 854 898 72
Lainnya Produk Pertambangan dan Lainnya Tembaga Nikel Batubara Bauksit Minyak mentah 2 Gas alam 3 a.l. Gas alam cair Produk tambang lainnya Produk sektor lainnya Barang lainnya Emas nonmoneter Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut Barang yang diperbaiki
1) 2) 3) * ** R Dalam free on board (fob) Merupakan komponen ekspor kelompok minyak Merupakan komponen ekspor kelompok gas Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
41
TABEL 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN IMPOR BARANG MENURUT KATEGORI EKONOMI (Juta USD)
Mei, 2011
URAIAN Impor 1 Barang Konsumsi Makanan & minuman primer, untuk rumah tangga Makanan & minuman diolah, untuk rumah tangga Mobil penumpang Alat angkutan lainnya bukan untuk industri Barang konsumsi tahan lama Barang konsumsi setengah tahan lama Barang konsumsi tidak tahan lama Bahan bakar dan pelumas, diolah, produk minyak 2 Barang lainnya Bahan baku/barang penolong Makanan dan minuman primer (untuk industri) Makanan dan minuman diolah (untuk industri) Bahan baku untuk industri Bahan penolong untuk industri Suku cadang dan asesori untuk barang modal Suku cadang dan asesori untuk peralatan transportasi Bahan bakar dan pelumas, primer a.l. minyak mentah 2 Bahan bakar dan pelumas, diolah a.l. Produk minyak 2 a.l. Elpiji 3 Barang Modal Barang modal (kecuali alat angkutan) Mobil penumpang Alat angkutan lainnya untuk industri Barang lainnya Emas nonmoneter Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut Barang yang diperbaiki
1) 2) 3) * ** R Dalam free on board (fob) Merupakan komponen impor kelompok minyak Merupakan komponen impor kelompok gas Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
2009R Q1 Q2 Q3 Q4 -25,549 -2,689 -202 -351 -134 -70 -197 -255 -293 -1,173 -14 TOTAL -88,714 -9,975 -904 -1,279 -305 -412 -769 -861 -1,096 -4,218 -130 Q1 Q2
2010* Q3 -32,119 -3,979 -302 -466 -177 -148 -273 -339 -366 -1,883 -25 Q4 TOTAL
2011** Q1 -37,297 -5,333 -364 -997 -201 -154 -271 -327 -353 -2,607 -58 -26,305 -932 -808 -1,404 -11,781 -3,710 -1,636 -2,118 -2,114 -3,917 -3,490 -375 -5,459 -4,130 -175 -1,154 -200 -14 -142 -45
-18,143 -20,665 -24,358 -1,946 -2,366 -2,973 -239 -221 -242 -290 -305 -334 -30 -51 -90 -70 -83 -189 -131 -195 -246 -159 -213 -235 -228 -295 -280 -774 -27 -974 -29 -1,297 -60
-28,134 -30,596 -3,528 -3,896 -231 -270 -591 -551 -169 -157 -99 -124 -284 -263 -256 -316 -292 -340 -1,563 -45 -1,854 -21
-36,597 -127,447 -4,426 -15,829 -304 -1,107 -688 -2,296 -157 -659 -167 -538 -242 -1,063 -358 -1,268 -401 -1,400 -2,025 -83 -7,324 -174 -89,823 -3,111 -2,227 -4,392 -41,199 -14,630 -6,116 -7,565 -7,543 -10,582 -9,315 -1,082 -20,787 -15,574 -583 -4,631 -1,008 -83 -700 -224
-12,119 -14,008 -17,191 -569 -767 -669 -216 -450 -375 -475 -692 -750 -5,811 -6,766 -7,747 -2,314 -2,507 -2,925 -1,004 -838 -975 -774 -890 -1,542 -769 -957 -808 -127 -3,917 -2,576 -28 -1,313 -160 -4 -91 -66 -885 -1,097 -952 -113 -4,125 -2,644 -47 -1,434 -166 -5 -98 -63 -1,537 -2,209 -2,086 -87 -3,956 -2,915 -80 -961 -238 -6 -153 -79
-18,382 -61,700 -631 -2,636 -490 -1,532 -921 -2,838 -8,551 -28,876 -3,070 -10,816 -1,123 -3,940 -1,490 -4,696 -1,485 -2,104 -1,938 -110 -4,675 -6,367 -5,784 -438
-19,609 -22,072 -22,514 -25,628 -778 -742 -671 -919 -393 -530 -505 -798 -849 -1,149 -1,110 -1,285 -9,293 -10,304 -10,555 -11,048 -3,174 -3,546 -3,997 -3,912 -1,233 -1,466 -1,587 -1,829 -1,723 -1,726 -1,434 -2,682 -1,718 -2,165 -1,911 -217 -4,776 -3,475 -152 -1,148 -221 -14 -167 -40 -1,720 -2,608 -2,364 -200 -4,405 -3,366 -133 -906 -223 -18 -151 -54 -1,427 -2,655 -2,383 -222 -5,381 -3,977 -156 -1,248 -245 -24 -161 -60 -2,677 -3,153 -2,657 -444 -6,225 -4,756 -141 -1,328 -319 -27 -221 -70
-4,171 -16,170 -2,903 -11,039 -113 -268 -1,156 -4,863 -306 -8 -250 -48 -870 -23 -591 -256
42
URAIAN Jasa-jasa - Ekspor - Impor A. Transportasi 1. Ekspor 2. Impor a. Penumpang 1) Ekspor 2) Impor b. Barang 1) Ekspor 2) Impor c. Lainnya 1) Ekspor 2) Impor B. Perjalanan 1. Ekspor 2. Impor C. Jasa komunikasi 1. Ekspor 2. Impor D. Jasa konstruksi 1. Ekspor 2. Impor E. Jasa asuransi 1. Ekspor 2. Impor F. Jasa keuangan 1. Ekspor 2. Impor G. Jasa komputer dan informasi 1. Ekspor 2. Impor H. Royalti dan imbalan lisensi 1. Ekspor 2. Impor I. Jasa bisnis lainnya 1. Ekspor 2. Impor J. Jasa personal, kultural, dan rekreasi 1. Ekspor 2. Impor K. Jasa pemerintah yang tidak dicatat di tempat lain 1. Ekspor 2. Impor Memorandum: Jumlah pelawat (ribuan orang) - Ke dalam negeri - Ke luar negeri
* ** R Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
2009R Q1 -1,672 2,926 -4,598 -711 556 -1,267 -207 113 -320 -538 352 -890 33 91 -57 228 1,228 -1,000 159 247 -89 -3 215 -218 -238 2 -240 -23 38 -61 -79 36 -114 -314 16 -330 -783 420 -1,203 -7 16 -23 98 152 -54 Q2 -2,476 3,031 -5,507 -854 593 -1,447 -302 99 -401 -612 386 -998 60 108 -48 216 1,368 -1,152 156 280 -125 -169 104 -273 -488 3 -491 -63 46 -108 -202 34 -236 -396 11 -407 -725 431 -1,156 -27 17 -44 76 144 -68 Q3 -2,249 3,549 -5,798 -1,041 673 -1,714 -334 126 -461 -794 406 -1,200 87 141 -54 235 1,489 -1,254 150 258 -108 -15 140 -155 -293 4 -297 -83 42 -125 -111 30 -141 -401 7 -408 -734 769 -1,503 -8 20 -27 51 117 -66 Q4 -3,344 3,649 -6,993 -1,477 617 -2,094 -293 117 -410 -1,263 354 -1,617 79 146 -67 -397 1,513 -1,910 114 245 -131 -25 127 -153 -279 12 -291 -59 52 -111 -124 26 -151 -381 5 -385 -757 907 -1,663 -10 22 -32 52 124 -73 TOTAL -9,741 13,155 -22,896 -4,083 2,439 -6,522 -1,136 456 -1,592 -3,206 1,498 -4,704 259 485 -226 282 5,598 -5,316 578 1,031 -452 -213 586 -798 -1,298 21 -1,318 -227 178 -405 -516 126 -642 -1,492 38 -1,530 -2,998 2,527 -5,525 -51 75 -126 277 537 -260 Q1 -2,105 3,873 -5,978 -1,219 566 -1,785 -288 128 -416 -985 332 -1,318 54 105 -52 351 1,689 -1,338 115 247 -132 -81 103 -184 -330 2 -332 -92 48 -140 -120 23 -143 -362 9 -371 -377 1,013 -1,391 -7 18 -25 16 154 -138 Q2 -2,274 4,015 -6,289 -1,546 664 -2,210 -382 143 -525 -1,216 394 -1,610 52 126 -75 61 1,554 -1,493 146 282 -136 -7 112 -119 -281 4 -284 -32 81 -113 -111 33 -144 -330 12 -342 -210 1,100 -1,310 -5 26 -31 41 148 -107
2010* Q3 -2,154 4,334 -6,488 -1,616 685 -2,300 -388 189 -577 -1,291 352 -1,642 63 144 -81 283 1,809 -1,526 168 297 -129 6 167 -161 -252 5 -256 -27 58 -85 -131 31 -162 -329 20 -350 -261 1,113 -1,375 -9 26 -35 14 123 -108 Q4 -2,787 4,544 -7,331 -1,626 751 -2,378 -320 200 -519 -1,356 401 -1,757 49 151 -102 -133 1,905 -2,038 149 299 -150 9 138 -128 -264 12 -276 33 145 -112 -108 27 -135 -535 19 -554 -298 1,083 -1,381 -8 34 -42 -6 131 -137 TOTAL -9,320 16,766 -26,086 -6,007 2,665 -8,673 -1,377 660 -2,037 -4,848 1,479 -6,327 217 526 -309 563 6,958 -6,395 579 1,126 -547 -72 520 -592 -1,127 22 -1,149 -118 332 -450 -471 114 -585 -1,557 60 -1,616 -1,147 4,309 -5,456 -29 104 -133 65 555 -490
2011** Q1 -2,183 4,463 -6,646 -1,839 725 -2,564 -243 244 -487 -1,614 371 -1,985 18 110 -92 226 1,907 -1,681 149 294 -146 21 112 -91 -258 2 -260 11 92 -81 -86 26 -111 -340 22 -362 -90 1,093 -1,183 -8 30 -38 32 161 -129
1,464 -1,192
1,590 -1,373
1,671 -1,495
1,726 -1,881
6,452 -5,942
1,642 -1,413
1,800 -1,573
1,833 -1,669
1,842 -1,799
7,118 -6,454
1,742 -1,672
43
URAIAN Pendapatan - Penerimaan - Pembayaran A. Kompensasi tenaga kerja 1. Penerimaan 2. Pembayaran B. Pendapatan investasi 1. Penerimaan 2. Pembayaran a. Pendapatan investasi langsung 1) Pendapatan ekuitas a) Penerimaan b) Pembayaran 2) Pendapatan utang (bunga) a) Penerimaan b) Pembayaran b. Pendapatan investasi portofolio 1) Pendapatan ekuitas a) Penerimaan b) Pembayaran 2) Pendapatan utang (bunga) a) Penerimaan b) Pembayaran c. Pendapatan investasi lainnya a) Penerimaan b) Pembayaran
* ** Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia R Revisi
2009R Q1 -2,742 557 -3,299 -228 42 -271 -2,514 515 -3,029 -1,726 -1,694 41 -1,736 -32 2 -34 -385 -129 54 -183 -256 363 -619 -403 54 -457 Q2 -3,776 387 -4,163 -178 48 -226 -3,598 339 -3,937 -2,054 -2,008 39 -2,048 -46 5 -51 -677 -399 89 -488 -278 143 -421 -866 64 -930 Q3 -4,072 582 -4,653 -187 42 -229 -3,885 540 -4,425 -2,134 -2,099 53 -2,151 -35 4 -39 -1,408 -918 85 -1,002 -490 298 -788 -343 101 -444 Q4 TOTAL Q1 -3,993 444 -4,436 -181 45 -226 -3,812 399 -4,211 -2,619 -2,591 39 -2,630 -28 2 -29 -809 -56 111 -167 -753 203 -956 -384 44 -428 Q2 -4,262 443 -4,705 -188 51 -239 -4,074 392 -4,466 -2,344 -2,301 30 -2,331 -43 9 -51 -988 -504 70 -574 -484 236 -720 -743 47 -790
2010* Q3 -5,385 521 -5,906 -205 42 -248 -5,179 479 -5,658 -2,959 -2,889 25 -2,914 -70 3 -73 -1,849 -1,004 98 -1,102 -845 302 -1,147 -371 51 -422 Q4 -6,652 482 -7,134 -208 43 -251 -6,445 439 -6,883 -4,375 -4,273 26 -4,299 -102 6 -109 -1,169 -668 79 -747 -500 261 -761 -901 67 -968 TOTAL -20,291 1,890 -22,181 -781 181 -962 -19,510 1,709 -21,218 -12,297 -12,053 120 -12,174 -243 19 -262 -4,814 -2,232 358 -2,590 -2,582 1,002 -3,584 -2,399 209 -2,608
2011** Q1 -5,365 579 -5,944 -201 47 -247 -5,165 532 -5,697 -3,568 -3,539 47 -3,586 -29 2 -31 -1,286 -179 79 -258 -1,107 317 -1,424 -311 87 -397
-4,551 -15,140 395 1,921 -4,946 -17,061 -185 -778 43 175 -228 -953 -4,366 -14,362 352 1,746 -4,718 -16,108 -2,721 -8,635 -2,683 64 -2,748 -38 4 -42 -790 -367 61 -429 -423 156 -579 -854 66 -921 -8,485 198 -8,682 -151 15 -165 -3,260 -1,814 288 -2,102 -1,447 961 -2,407 -2,466 285 -2,751
44
TABEL 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN TRANSFER BERJALAN (Juta USD)
Mei, 2011
URAIAN Transfer berjalan - Penerimaan - Pembayaran A. Pemerintah 1. Penerimaan 2. Pembayaran B. Sektor lainnya 1. Remitansi Tenaga Kerja a. Penerimaan b. Pembayaran 2. Transfer lainnya a. Penerimaan b. Pembayaran Memorandum: - Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) - Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang)
* ** Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia R Revisi
2009R Q1 1,051 1,719 -668 4 4 0 1,048 1,150 1,566 -416 -102 150 -252 4,406 44 Q2 1,135 1,790 -655 14 14 0 1,121 1,222 1,662 -441 -100 114 -214 4,417 46 Q3 1,171 1,838 -667 20 20 0 1,150 1,236 1,683 -447 -86 135 -221 4,373 45 Q4 1,221 1,894 -673 52 52 0 1,169 1,262 1,707 -445 -93 135 -228 4,385 46 TOTAL 4,578 7,241 -2,663 89 89 0 4,488 4,869 6,618 -1,748 -381 534 -915 4,385 46 Q1 1,081 1,815 -734 3 3 0 1,079 1,218 1,659 -441 -139 154 -293 4,379 47 Q2 1,100 1,816 -716 18 18 0 1,082 1,217 1,681 -463 -136 117 -253 4,358 49
2010* Q3 1,153 1,883 -731 34 34 0 1,118 1,224 1,706 -483 -105 143 -248 4,332 50 Q4 1,303 2,057 -754 231 231 0 1,072 1,199 1,689 -491 -127 136 -263 4,201 51 TOTAL 4,637 7,571 -2,934 287 287 0 4,350 4,857 6,735 -1,877 -507 550 -1,057 4,201 51
2011** Q1 1,070 1,829 -759 4 6 -2 1,065 1,185 1,668 -483 -119 155 -274 4,180 51
TABEL 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LANGSUNG (Juta USD)
Mei, 2011
URAIAN Investasi Langsung A. Ke luar negeri 1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali 2. Modal lainnya B. Di Indonesia (PMA) 1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali 2. Modal lainnya a. Penerimaan b. Pembayaran
* ** Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia R Revisi
2009R Q3 647 -340 -320 -20 987 1,186 -199 1,725 -1,924
TOTAL 2,628 -2,249 -1,524 -725 4,877 4,982 -104 8,536 -8,640
2010* Q3 1,617 -1,191 -333 -858 2,808 2,641 167 3,808 -3,641
TOTAL 10,639 -2,664 -1,041 -1,623 13,304 12,001 1,302 14,368 -13,066
2011** Q1 2,956 -1,539 -981 -558 4,495 3,748 746 3,670 -2,924
45
TABEL 9 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI PORTOFOLIO (Juta USD)
Mei, 2011
URAIAN
2009R Q1 1,950 133 0 0 0 133 -58 191 285 -94 1,817 2,902
N/A
2011** Q4 1,437 -353 -544 0 -544 192 21 171 1 170 1,789 1,154
N/A
TOTAL 10,336 -144 0 0 0 -144 -363 219 -50 269 10,480 9,578
N/A
Q3 4,517 -1,597 -1,477 0 -1,477 -121 -17 -104 -70 -34 6,114 4,820
N/A
TOTAL 13,202 -2,511 -2,021 0 -2,021 -490 -96 -394 -257 -137 15,713 13,526
N/A
Q1 3,561 -593 -293 0 -293 -299 -209 -91 -46 -45 4,154 4,383
N/A
Investasi Portofolio A. Aset 1. Sektor publik a. Saham b. Surat utang 2. Sektor swasta a. Saham b. Surat utang 1) Obligasi dan wesel 2) Lainnya B. Kewajiban 1. Sektor publik a. Saham b. Surat utang 1) Otoritas moneter 2) Pemerintah a) denominasi valuta asing b) denominasi rupiah 2. Sektor swasta a. Saham b. Surat utang 1) Obligasi dan wesel 2) Lainnya
* ** Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia N/A Tidak dapat diterapkan R Revisi
2,902 700 2,202 2,920 -718 -1,085 -446 -639 -101 -538
1,696 420 1,276 598 678 -164 418 -582 -307 -275
2,597 1,616 981 370 611 706 545 161 -100 261
46
TABEL 10 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LAINNYA (Juta USD)
Mei, 2011
URAIAN
2009R Q1 -763 -241 66 -307 -15 -46 -247 -522 0 0 -45 0 -45 45 992 315 676 0 -946 0 -522 -81 559 2,419 -1,860 -1,000 0 Q2 -4,817 -2,943 -3 -2,941 45 -2,178 -808 -1,874 -2,010 -2,010 -7 0 -7 -2,002 289 11 278 0 -2,291 -1 137 -18 -288 1,919 -2,207 443 0 Q3 -728 -6,083 40 -6,124 38 -4,876 -1,285 5,355 3,084 364 -5 0 -5 369 1,362 559 803 0 -993 2,720 2,271 44 2,150 4,929 -2,779 77 0 Q4 -1,900 -2,735 -3 -2,731 -257 -1,933 -542 834 452 451 -11 0 -11 461 2,887 2,077 810 0 -2,426 TOTAL -8,208 -12,002 101 -12,103 -188 -9,033 -2,882 3,794 1,526 -1,195 -68 0 -68 -1,127 5,529 2,962 2,567 0 -6,656 Q1 -3,072 -2,764 2 -2,766 -163 -1,731 -871 -308 147 149 -8 0 -8 156 1,095 596 499 0 -939 -1 -455 51 -276 2,735 -3,010 -230 0 Q2 308 552 2 550 27 1,063 -540 -244 -879 -879 -13 0 -13 -867 1,008 607 401 0 -1,875 0 636 81 321 3,351 -3,029 234 0
2010* Q3 1,160 -1,960 -3 -1,956 -110 -1,470 -377 3,120 1,093 -385 -11 0 -11 -374 546 130 416 0 -920 1,478 2,027 -17 992 3,559 -2,567 1,052 0 Q4 3,846 2,447 0 2,446 23 3,242 -818 1,400 1,395 852 -17 0 -17 870 2,725 1,840 885 0 -1,856 543 5 97 -672 3,785 -4,457 580 0 TOTAL 2,243 -1,725 1 -1,726 -224 1,103 -2,606 3,968 1,756 -264 -48 0 -48 -215 5,375 3,174 2,200 0 -5,590 2,020 2,212 211 366 13,430 -13,064 1,635 0
2011** Q1 -296 -984 -2 -983 2 -11 -973 688 95 -198 -17 0 -17 -181 672 216 456 0 -853 293 593 180 1,457 4,151 -2,694 -1,044 0
Investasi Lainnya A. Aset 1. Sektor publik 2. Sektor swasta a. Pinjaman b. Uang dan simpanan c. Aset lainnya B. Kewajiban 1. Sektor publik a. Pinjaman 1) Otoritas moneter 1 a) Penarikan b) Pembayaran 2) Pemerintah a) Penarikan (1) Program (2) Proyek (3) Lainnya 2 b) Pembayaran b. Kewajiban lainnya 2. Sektor swasta a. Utang dagang b. Pinjaman 1) Penarikan 2) Pembayaran c. Uang dan simpanan d. Kewajiban lainnya
1) Tidak termasuk penggunaan kredit dan pinjaman IMF 2) Termasuk bantuan pangan, fasilitas kredit ekspor, penjadwalan kembali, dll * ** R Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
1 2,721 382 2,268 23 -32 646 3,068 4,209 13,477 -3,563 -10,409 -287 -767 0 0
47