Professional Documents
Culture Documents
MAIN-MAIN DENGAN MAIN Oleh: Girivirya S. bersama Sulastri Copyright 2011 by Girivirya S.
Dedikasi:
Buku ini didedikasikan untuk kedamaian jiwa-jiwa yang mendambakan dan berjuang untuk kedamaian diri, kedamaian bangsa dan kedamaian dunia. Thanhana Dharmangrawa, Bhineka Tunggal Ika.
Untuk Setiap Keindahan tiap Individu, Masyarakat dan Bangsaku Indonesiaku Tercinta
UCAPAN TERIMAKSIH DARI PENULIS PENDAMPING * Datang kepadaku mencintainya sebelum aku mengenal cinta. Maka cinta itu bertemu secara kebetulan pada jiwa yang kosong, lalu kemudian cinta bersemi.
Syar berikut inilah yang teringat pertama kali, ketika saya diminta menuliskan ucapan terimakasih atas rampungnya karya yang sederhana ini. Pada awal permintaan untuk menulis judul ini saya merasa ragu, tapi semenjak mulai menulis sebenarnya saya sudah jatuh cinta dengan karya ini. Sehingga semakin lama cinta itu bersemi tanpa saya sadari. Tentunya pertamakali ucapan syukur saya persembahkan kepada Allah SWT. Dan Teruntuk kekasih hatiku penyemangat jiwa, penyiram hati yang kering, penentram hati yang gundah gulana habibi Muhammad SAW. Terimakasih teruntuk Umi tercinta, terima kasih atas dukungan dan semangatnya, dan teruntuk adikku (Bhante) terimakasih sudah memberikan che-che kesempatan untuk menulis, dan buat Aak jadilah yang terbaik, dan buat si bungsu selalulah berjuang demi citacitamu. Dan terakhir buat sang penyemangat; semua keluarga, sanak saudara, rekan-rekan terima kasih atas dukungannya.
TENTANG PENULIS
Girivirya S., S.Pd.,C.Ht.-QHI, Putra pertama dari pasangan Ujang Efendi (ALM) dan Sumardiana. Saat ini sedang menyelesaikan thesis pada pendidikan Master Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Jambi. Lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dan menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Kota Lubuk Linggau. Dalam perjalanannya sebagai pencari makna, Ia mulai bergabung di Kelompok Monastik tahun 2003. Selain tugas belajar dan berlatih, sosok yang sangat mencintai pendidikan ini terus berkarya dalam bimbingan, pelayanan dan aktivitas pembelajaran. Berbicara dan membimbing mulai dari individu, komunitas buddhis, guru, hingga perusahaan. Hobi bertualang, dan kepemimpinan dimulai dari penulis semasa SMP dengan menjadi ketua sangha di Kepramukaan. Berbicara dan mengajar juga menjadi aktivitasnya semasa semola dasar dan menengah. Beberapa karyanya adalah artikel dan karyakarya suntingan.
Hj. Sulastri. Lc, Putri sulung dari pasangan Ujang Efendi (ALM) dan Hj. Sumardiana ini menyelesaikan sekolah dasar di Keramasan, kemudian melanjutkan ke MTsN dan MAK AlIttifaqiah Inderalaya. Tamat dari MAK, ia melanjutkan ke Universitas Al-Ahgaff Rep.Of Yemen. Bekerja sebagai dosen. Di sebuah lembaga bahasa Arab dan Islamic studi di Palembang. Saat ini, pula, Ia sedang menyelesaikan thesis (S2), calon master pendidikan agama islam (M.Pdi), IAIN RADEN FATAH. Karya-karyanya dalam bentuk tulisan sudah di
publikasikan di berbagai media baik internet maupun majalahmajalah. Penulis muda ini Selain sebagai penulis, pembicara dalam pertemuan.
DAFTAR ISI
Ucapan Terimakasih Tentang Penulis Kata Pengantar Dr. Hj. Martinis Yamin Prawacana oleh Adi W. Gunawan Pendahuluan Bagian Pertama: Reedukasi dan Navigasi Pikiran 1. Tiada Kematian Tiada ketakutan 2. Diri yang berharga 3. Bala Bantuan yang Dasyat Luar Biasa Petunjuk Berlatih Bagian Pertama: Panduan Masuk kekedalaman Relaksasi Pikiran Bagian Kedua: Berlatih Dengan Main 1. Menyeruput Segelas Kopi 2. Aku Bebas... Aku Bebas... Aku Bebas... 3. Pikiran Harmoni Tubuh pun Sehat Petunjuk Berlatih Bagian Kedua: Latihan Sederhana Membebaskan Pikiran Bagian Ketiga: Jenis Latihan yang Lain 1. Sebuah Pendahuluan, The Age of Anxienty (Qarnul Humum) 2. Berzikir dalam Kehidupan Sehari-hari, Terapi Zikir (Implementasi) 3. Nenek, Tongkat dan Dzikir (Manfaat Zikir) Petunjuk Berlatih Bagian Ketiga: Panduan Masuk kekedalaman Relaksasi Pikiran Sumber Bacaan
Kata Pengantar
Oleh Adi W. Gunawan
Jauh di dalam lubuk hati terdalam setiap manusia menyimpan keinginan untuk bisa menjalani kehidupan yang bahagia dan penuh makna. Ini adalah keinginan yang hakiki. Menjadi salah satu tujuan hidup tertinggi yang berusaha dicapai melalui berbagai proses, upaya, dan cara. Perjalanan diri untuk mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan menjadi sulit dan penuh tantangan dan menjadi prahara kemustahilan saat manusia tersesat dalam labirin pikiran yang memenjara dirinya dalam pusaran ketidakberdayaan dan rasa putus asa mendalam setelah ia mencoba segala cara namun tetap tidak berhasil. Berbagai upaya sia-sia ini adalah buah dari penunjuk arah perjalanan yang salah, yang selalu menunjuk ke arah luar diri, bukan ke dalam diri. Perjalanan panjang penuh liku yang menguras segenap energi mental, emosi, dan jiwa manusia, demi mencapai tujuan hidup hakiki, seharusnya tidak perlu terjadi bila sejak awal kompas mata hati telah dipatri menunjuk ke arah suar kehidupan yang tepat. Perjalanan kehidupan seyogyanya diawali dengan kejernihan nurani memandang akhir perjalanan. Selanjutnya perlu disusun
masa kini dan masa depan. Sudah tentu, dalam perjalanan panjang ini pasti akan muncul hambatan atau rintangan baik yang berasal dari luar maupun terutama dari dalam diri. Berpedoman pada pandangan bahwa masa kini adalah kunci ke masa lalu dan masa lalu adalah kunci ke masa depan, pengembara kehidupan, saat tersandung kerikil atau batu hambatan, akan rajin menelaah diri untuk menemukan jawaban, dan tidak menyalahkan orang lain atau lingkungan. Langkah awal perjalanan panjang menuju kehidupan yang bahagia penuh makna diawali dengan mengenali diri terutama pikiran dan emosi. Hal ini sangatlah penting dilakukan karena pikiran dan emosi mempunyai sifat, karakter, hukum, fungsi, dan prinsip kerja yang pasti dengan segala akibatnya, positif maupun negatif, terhadap kehidupan. Tanpa mengenali hal ini seseorang umumnya akan tunduk, lebih tepatnya ditundukkan, dan menjadi budak dari pikiran dan emosinya sendiri. Belajar mengenali, mengerti, dan akhirnya mampu
mengendalikan sepenuhnya pikiran dan perasaan akan menjadikan seseorang tuan atas dirinya sendiri. Ini adalah proses yang membutuhkan keberanian, keseriusan, kegigihan, dan hanya mampu dilakukan oleh mereka yang bersedia membayar harga untuk meraih sukses. Hasil telaah diri, khususnya pada ranah pikiran dan perasaan, memberikan jawaban gamblang dan terang benderang mengapa ada orang yang gagal dan berhasil. Inilah rahasia yang telah lama hilang 10
dan hanya diketahui oleh segelintir manusia sukses. Pikiran dan perasaan adalah aktor dan sekaligus provokator yang bila tidak dikenali dan tidak dikendalikan justru akan mengendalikan dan menentukan kualitas dan pencapaian hidup seseorang. Buku ini adalah buku istimewa karena ditulis oleh Girivirya, seorang pakar dan praktisi mind technology berpengalaman yang telah membantu sangat banyak orang mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Diangkat dari kisah nyata. Kasus yang diceritakan dalam buku ini menjelaskan dengan gamblang bagaimana pikiran dan perasaan yang tidak dikendalikan berakibat sangat buruk terhadap hidup seseorang. Namun bila pikiran dan perasaan telah berhasil dikendalikan maka samudera kehidupan yang tadinya ganas dan tidak dapat diprediksi dalam sekejap berubah menjadi tenang dan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi biduk asa berlayar menuju tanah harapan.
11
PENDAHULUAN
Gitu aja kok repot!
Kalimat ini terdengar familiar. Acap didengungkan mantan Bapak Negara kita, almarhum Abdurachman Wachid alias Gus Dur. Ucapan pendek namun sungguh bermakna dalam. Berjalan dalam petualangan hidup, sebagai pencari makna saya melihat kerepotan-kerepotan pola berpikir orang-orang yang saya temui. Sesuatu yang otomatis membuat kehidupan keseharian mereka pasti akan kusut. Para sahabat atau klien itu pun ada saja yang datang memui saya. Tujuannya agar beban pikirannya tidak sarat lagi. Setelah saya analisa, dalam banyak kasus, permasalahan mereka lebih karena permainan dengan pikiran. Ya, pikiran yang membenci, penuh
amarah atau dendam, serta bentuk negatif lain. Buku ini saya tulis berbekalkan pengalaman pribadi sebagai seorang musafir yang tergabung dalam komunitas monastik. Tentu secara tidak langsung saya terangkat untuk melakukan karya pelayanan sebagai orang komunitas. Sembari melayani, saya, dengan sendirinya, belajar banyak dari realitas. Dalam perjalanan inilah saya bersua dengan banyak orang yang dalam pikirannya bertumpuk sampah. Kehidupan mereka pun terganjal karena segudang Orang
bermasalah, itu kondisi mereka. Bermasalah dengan siapa saja. Ya... bermasalah dengan anaklah, dengan suamilah, dengan istrilah, dengan 12
saudaralah, dengan tempat bekerjalah, dengan kelompoklah... dan seterusnya (untungnya saya selalu membayangkan diri sebagai tong sampah yang bolong; kalau tidak saya akan dikontaminasi masalah mereka juga hehe..). Saya ingin membantu mereka; sebab itu saya pun belajar. Lantas, di awal 2006 saya mempelajari teori-teori
pengembangan pikiran, khususnya hipnosis. Teknik ini saya pakai untuk menavigasi dan mereedukasi pikiran bawah sadar klien yang saya anggap perlu menggunakannya. Lebih dari satu orang yang telah merasakan manfaatnya. Transformasi itu terjadi dalam diri mereka. Ada pandangan negatif tentang ini. What ever-lah.. apa pun pandangan negatif masyarakat tentang hipnosis yang disebabkan oleh pemberitaan media yang tidak tepat. Sebagai seseorang yang sering menerima sampah-sampah dari mereka yang datang kepada saya, saya telah membuktikkan manfaatnya. Teknik pengembangan pikiran sesusungguhnya terdapat dalam setiap agama. Itu saya pelajari. Yang berbeda, salah satunya adalah bentuk praktiknya. Dalam ajaran Islam, misalnya, ada konsep dzikir. Saya sendiri mengagumi teori-teori pikiran yang disampaikan dalam abhidharma (terdapat 52 macan bentuk-bentuk pikiran,dll.). Setelah mempelajari tekhnik-tekhnik navigasi dan edukasi pikiran (hipnoterapi) serta membaca sebuah studi komparatif antara dzikir dan meditasi, sebuah ide muncul di benak saya. Mengawinkan meditasi dan dzikir. Ya, mengapa tidak. Akan menarik. Saya putuskan akan melakukannya. 13
Saya kemudian mengajak Sulastri. Kakak perempuan kandung saya yang mendalami pendidikan agama Islam sampai ke Yaman ini dengan senang hati mau terlibat. Dia membantu saya menulis di bagian dzikir. Dalam buku ini kami menyuguhkan pengalaman-pengalaman menarik. Pengalaman saya membantu mereedukasi dan menavigasi pikiran seorang yang takut akan kematian setengah mati saya kisahkan, misalnya. Cerita lain, adalah seorang pemuda yang terpuruk hidupnya setelah putus dari pacarnya. Sulastri menceritakan pengalaman perempuan yang masih saja produktif berdzikir kendati telah sepuh betul. Lewat karya ini anda akan dibimbing masuk ke kedalaman relaksasi mental yang merupakan alat pengembangan kesadaran. Pengembangan kesadaran sendiri akan sangat berguna bagi
keseharian, kesehatan, dan pekerjaan anda. Di sini juga ada tips untuk membebaskan diri anda di manapun dan kapan pun. Bebaskan diri anda dari segala tekanan dan emosi-emosi negatif. Be free where you are. Buku ini perlu dibaca oleh semua orang tanpa terkecuali. Termasuk orang yang mendambakan kesehatan secara mental atau fisik. Juga yang mengimpikan kecemerlangan karir. Cara
membacanya? Boleh mulai dari bagian mana saja yang anda sukai. Namun akan terasa lebih nikmat jika anda mencicipi isi buku ini mulai dari kulit terluar hinga ke sampul belakang.
14
Tentu buku ini menjadi kumpulan tulisan kosong tak berisi jika hanya dibaca tanpa dipraktikkan. Sebab karya ini merupakan panduan praktik. Jadi lanjutkanlah dengan mempraktikkan isinya. Di tiap bagian akhir kami hadirkan langkah-langkah sederhana untuk melakukan praktik pengembangan pikiran. Langkah-langakahnya sangat sederhana, baik digunakan oleh pemula. Selamat membaca..
Penulis Girivirya S.
15
16