You are on page 1of 7

BORANG

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi

Halaman LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

FO-UGM-BI-07-09 03 Maret 2008 00 1 dari 7

MORFOLOGI JAMUR BENANG

Nama NIM Kelompok Asisten

: Shinta Dewi H : 08/267353/BI/08132 : IV : Titi Nuraini

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PENDAHULUAN Latar belakang

FO-UGM-BI-07-09 03 Maret 2008 00 2 dari 7

Jamur adalah organisme heterotrof yang memerlukan senyawa organik sebagai nutrisinya (Pelezar and Chan, 1981). Jamur pada umumnya bersifat saprofit, tetapi beberapa bersifat parasit. Jamur benang memiliki bentuk filamen yang terdiri dari talus dan spora. Jamur benang merupakan organisme multiseluler, bercabang, dan tidak memiliki khlorofil. Sel jamur umumnya memiliki ukuran yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri. Filamen individu disebut sebagai hifa dan kumpulan hifa individu jamur benang disebut sebagai miselium (Pelezar dan Reid, 1958). Jamur benang (molds) hidup sebagai saprofit atau parasit, berbentuk benang (filamen), multiseluler, bercabang-cabang dan tidak berklorofil. Masing-masing benang disebut hifa, dan kumpulannya disebut miselium. Berdasarkan fungsinya hifa jamur dibagi menjadi dua yaitu, hifa fertil yang tumbuh ke atas membentuk spora (sebagai alat reproduksi) dan hifa vegetatif yang berfungsi untuk menyerap makanan yang terdapat di dalam substrat. Beberapacontoh jamur benang; Rhizopus sp., Penicillium sp., Aspergillus sp., dan Monilia sp. (Soetarto, dkk, 2009). Secara umum, jamur benang dibedakan berdasarkan ada tidaknya sekat pada hifanya dan alat perkembangbiakannya. Hifa jamur benang dibedakan menjadi hifa bersekat dan hifa tidak bersekat. Pada praktikum ini, hifa bersekat dimiliki oleh jamur Monillia sp., Aspergillus sp., dan Penicillium notatum. Sedangkan Rhizopus sp. dan Mucor sp. merupakan jamur dengan hifa tidak bersekat. Rhizopus sp. termasuk Klasis Phycomycetes. Rhizopus sp. dan Mucor sp. dapat dibedakan dari bentuk kolumelanya (Pelezar dan Reid, 1958). Kolumela Rhizopus sp. berbentuk seperti mangkuk sedangkan pada Mucor sp. berbentuk membulat. Aspergillus sp. dapat dibedakan dengan Monillia sp. dan Penicillium notatum dari vesikel dan sterigmanya. Berdasarkan alat perkembangbiakannya, kelima jamur benang dapat dibedakan menjadi jamur yang memiliki konidia dan sporangiospora. Jamur yang mempunyai konidia antara lain Monillia sp., Aspergillus sp., dan Penicillium notatum. Konidia merupakan spora yang tidak terbungkus dan bercabang-cabang. Jamur yang memiliki sporangiospora antara lain Rhizopus sp. dan Mucor

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi

Halaman LABORATORIUM MIKROBIOLOGI sp. Sporangiospora merupakan spora ang terbungkus di dalam sporangium dan didukung oleh

FO-UGM-BI-07-09 03 Maret 2008 00 3 dari 7

kolumela. Koloni merupakan kumpulan individu-individu jamur atau filamen-filamen organisme jamur. Koloni Rhizopus sp. berwarna putih jika dilihat dari atas dan bawah, koloni Mucor sp. berwarna putih kekuningan. Koloni Penicillium notatum berwarna putih keabuan jika dilihat adari atas dan berwarna kehijauan jiaka dilihat dari bawah. Koloni Aspergillus sp. berwarna hitam dari atas dan berwarna hijau jiak dilihat dari bawah. Sedangkan koloni Monillia sp. berwarna oranye jika dilihat dari atas dan berwarna coklat krem jika dilihat dari bawah. Jamur benang (molds) hidup sebagai saprofit atau parasit, dengan masa berbentuk benang atau filament, multiseluler, bercabang-cabang dan tidak berklorofil. Jamur benang mempunyai ciri-ciri morfologi yang spesifik baik secara mikroskopi ataupun makroskopi. Ciri-ciri tersebut dapat dipakai untuk identifikasi maupun determinasi. Langkah awal identifikasi jamur benang ialah pengamatan mikroskopis pada morfologi hifa, bersekat atau tidak, bentuk percabangan hifa, stolon rhizoid, sel kaki, badan buah, dasar badan buah, pendukung badan buah dan bentuk spora (Soetarto, 2008). Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan mengamati morfologi jamur benang (molds) dengan menggunakan mikroskop. Cara Kerja Pengamatan morfologi kapang Mikroskop diletakkan dengan posisi yang tepat di depan. Posisi lensa objektif diatur pada perbesaran terendah dan kondensor harus menghadap ke atas. Kemudian lampu mikroskop dinyalakan. Selanjutnya, preparat diletakkan di atas meja benda, preparat tidak boleh menyantuh lensa obyektif. Preparat diamati mulai dari perbesaran lemah (10x40), kemudian, diubah ke perbesaran yang lebih kuat. Untuk pengamatan menggunakan perbesaran kuat, ditambahkan minyak imersi untuk memperjelas bayangan objek. Preparat yang tampak pada mikroskop diamati dan digambar. Mikroskop dikembalikan pada posisi semula ketika selesai digunakan.

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Molds

FO-UGM-BI-07-09 03 Maret 2008 00 4 dari 7

1. Rhizopus sp

Gambar 2. Morfologi Rhizopus sp

Rhizopus sp merupakan anggota dari ordo Mucorales (spora berasal dari sporangia). Sporangiofora muncul dari rhizoid pada node yang terdapat di stolon. Warna koloninya putih seperti kapas dibagian atas kolonni terdapat bintik- bintik hitam yang merupakan sporangiumnya.

2. Penicillium sp

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi Halaman

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FO-UGM-BI-07-09 03 Maret 2008 00 5 dari 7

Gambar 3. Morfologi Penicillium sp

Penicillium sp merupakan anggota dari ordo Moniliales (spora tidak berasal dari sporangia). Pada pengamatan menggunakan mikroskop cahaya, Nampak berwarna hijau. Mempunyai conidia satu sel yang tidak terbentuk dari segmentasi hifa. Bercabang menggarpu. Cabang dari Conidiofor membentuk seperti semak spora dalam rantai.

3. Aspergillus niger

Gambar 4. Morfologi Aspergillus niger Aspergillus niger merupakan anggota dari ordo Moniliales (spora tidak berasal dari sporangia). Koloni berupa bulatan-bulatan kecil yang tersebar. Tiap bulatan terdiri dari titik-titik

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi

Halaman LABORATORIUM MIKROBIOLOGI hitam yang semakin ketepi terlihat semakin jarang. Mempunyai conidia satu sel yang tidak

FO-UGM-BI-07-09 03 Maret 2008 00 6 dari 7

terbentuk dari segmentasi hifa. Conidiofor tidak bercabang.

4. Monilia sp

Gambar 5. Morfologi Monilia sp

Mucor sp. Secara makroskopis, koloni Mucor sp dari atas berwarna putih keabu-abuan dengan bentuk seperti gumpalan kapas, sedangkan dari bawah berwarna kuning kecoklatan. Pada pengamatan mikroskop, dengan mikroskop cahaya dan perbesaran 10 x 10 terlihat Mucor sp. memiliki hifa yang tidak bersekat. Mucor sp. terdiri dari miselium yang tidak bersekat dengan bentuk sel yang bercabang. Sporangia berisi endospora yang berfungsi untuk reproduksi. Keracunan jamur ini dapat menyebabkan manusia mengalami infeksi paru-paru dan telinga tengah, dan beberapa infeksi lain (Pyatkin, 1967). Mucor sp memiliki sifat yang mirip dengan Rhizopus sp. Ia memiliki hifa yang tidak bersekat. Hal yang membedakannya adalah pada Mucor sp hifanya tidak membentuk rhizoid dan stolon. Jadi hifa vegetatifnya langsung berfungsi untuk menyerap makanan (zat hara) yang diperlukan. Hifa fertilnya juga membentuk sporangiofor yang mendukung sporangium. Namun kolumela tidak jelas terlihat karena ia bertipe tenggelam (mendukung sporangium dari dalam).

IV. Kesimpulan

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI

No. Dokumen Berlaku sejak Revisi

Halaman LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Jamur (molds) berbentuk filament, bercabang-cabang. Hifa jamur benang ada yang

FO-UGM-BI-07-09 03 Maret 2008 00 7 dari 7

bersekat dan tidak bersekat. Hifa bersekat dimiliki oleh jamur Monillia sp., Aspergillus sp., dan Penicillium notatum. Sedangkan Rhizopus sp. dan Mucor sp. merupakan jamur dengan hifa tidak bersekat.

V. Daftar Pustaka

Anonym.2008. http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/92386a.jpg. Akses 17 Maret 2010 Anonym.2008. http://www.eurobloodsubstitutes.com/images/niger.jpg. Akses 17 Maret 2010 Anonym.2008.http://129.215.156.68/Images/Asexual%20structures%20of%20Aspergillus%20 niger.jpg. Akses 17 Maret 2010 Carpenter, P.L. 1977. Microbiology. W.B Sauders Company. Philadelphia Indrati,R.; Rahayu, E.S.; Utami, T. 2004. Mikrobiologi Umum. Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta.Hal:44-47. Pelczar Jr, M. J and Reid R.G. 1958. Microbiology. Kogakusha Company Ltd. Tokyo Pelezar, M.J and E.C.S. Chan. 1981. Elements Of Microbiology. International Student Edition. McGraw Hill Book Company. Auckland, pp 163-165. Salle, A.J.1961. Fundamental Principles Of Bacteriology. 5th edition. Mc Graw Hill- Book Company Inc. New York, pp. 140-149 Sarles,W.B, W.C Frazier, J.B Wilson, S.G Knight. 1956. Microbiology. Harper and Brothers. New York, pp. 39-41, 48-49 Soetarto, A.E. S; Suharni, T.T; Nastiti, S.Y; Sembiring L. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi untuk Mahasiswa fakultas Biologi. Laboratorium Mikrobiologi. Yogyakarta

You might also like