You are on page 1of 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan penuntun praktikum Kesuburan Tanah. Penuntun ini digunakan sebagai pedoman melaksanakan praktikum Kesuburan Tanah pada program studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau . Pada penyusunan penuntun praktikum ini penulis menyadari tidak tertutup kemungkinan adanya kesalahan atau kekeliruan penulisan untuk itu saran demi perbaikan dimasa datang penulis terima dengan tangan terbuka. Akhirnya penulis berharap semoga penuntun praktikum ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa program studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru, Mei 2011

Penulis

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG. Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi. B. MANFAAT. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.

C. KLASIFIKASI BOTANI. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae. Kelas : Dicotyledonae.

Ordo : Rhoeadales (Brassicales). Famili : Cruciferae (Brassicaceae). Genus : Brassica. Spesies : Brassica Juncea. D. JENIS-JENIS SAWI. Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen.

Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina. E. SYARAT TUMBUH Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang

menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7. F. BUDIDAYA TANAMAN SAWI Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida,serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. F.1 BENIH. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diam sebagai bil benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

F.1.2. PENGOLAHAN TANAH. Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kirakira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2). F.1.3. PEMBIBITAN. Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 120 cm dan panjangnya 1 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 30 cm.Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

F.1.4. PENANAMAN. Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 8 x 6 10 cm. F.1.5. PEMELIHARAAN. Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.

Penyiangan biasanya dilakukan 2 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 2 5 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

F.1.6. HAMA DAN PENYAKIT F.2.1. HAMA. 1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.). 2. Ulat tritip (Plutella maculipennis). 3. Siput (Agriolimas sp.). 4. Ulat Thepa javanica. 5. Cacing bulu (cut worm). F.2.2. PENYAKIT. 1. Penyakit akar pekuk. 2. Bercak daun alternaria. 3. Busuk basah (soft root). 4. Penyakit embun tepung (downy mildew). 5. Penyakit rebah semai (dumping off). 6. Busuk daun. 7. busuk Rhizoctonia (bottom root). 8. Bercak daun. 9. Virus mosaik.

G. PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN. Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah : 1. Pencucian dan pembuangan kotoran. 2. Sortasi. 3. Pengemasan. 4. Penympanan. 5. Pengolahan.

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Peserta praktikum Kesuburan Tanah adalah mahasiswa yang telah terdaftar di Laboratorium Agronomi. 2. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum acara praktikum dimulai. Bagi yang terlambat datang tanpa alasan yang tepat, tidak diperkenankan mengikuti kegitan praktikum pada hari yang bersangkutan. 3. Praktikan diharapkan memakai pakaian yang sopan dan rapi serta memakai sepatu (dilarang memakai sandal dan tidak boleh merokok). 4. Sebelum praktikum dimulai, akan dilakukan pre test dengan materi sesuai acara praktikum pada hari yang bersangkutan. 5. Praktikan diwajibkan menjaga kebersihan, ketertiban dan memelihara alat dan bahan praktikum yang digunakan selama kegiatan praktikum berlangsu Bagi mereka ng. yang menghilangkan atau merusakan alat-alat wajib mengganti. 6. Laporan resmi wajib dikumpulkan kepada Dosen pembimbing praktikum sebelum responsi/ujian praktikum dilaksanakan. 7. Penilaian praktikum meliputi aspek ketrampilan, pre test, laporan dan presentasi. 8. Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir karena suatu hal yang sangat mendesak (misal sakit) harap memberi keterangan yang jelas dan diperbolehkan mengikuti acara parktikum pada acara yang sama di golongan yang berbeda dalam satu minggu yang sama. Jika tidak, harus melakukan praktikum secara mandiri. 9. Bagi praktikan yang tidak hadir (inhal) 2 kali berturut-turut tanpa alasan yang tepat, dinyatakan kehilangan hak praktikumnya. 10. Hal-hal yang belum di atur dalam tata tertib tersebut di atas akan ditentukan kemudian.

BAB I PENDAHULUAN PENGURUH PEMUPUKAN DI LAHAN GAMBUT

A. Konsep Dasar
Lahan Gambut dengan ciri utama pH rendah, kelebihan air dan unsur hara (khususnya unsur hara makro) tidak tersedia menjadikannya sebagai salah satu lahan marjinal. Sebagai lahan marjinal, lahan gambut membutuhkan tindakan lebih dalam pengelolaannya. Penyebarannya yang luas di Indonesia ditambah jumlah penduduk yang terus meningkat memaksa petani untuk tetap memanfaatkannya sebagai lahan pertanian. Lahan gambut yang didominasi oleh bahan organic hingga 80% membutuhkan waktu yang lama dalam proses pelapukannya sehingga proses mineralisasai dalam rangka pembebasan hara juga terlambat. Untuk itu diperlukan suatu cara dan bahan amelioran yang membantu mempercepat proses pelapukan tersebut disamping pemupukan yang merupakan faktor penting dalam budidaya dilahan gambut. Pemberian pupuk kandang yang kaya akan mikroorganisme dimaksudkan agar proses pelapukan bahan organik gambut berjalan lebih cepat sehingga dapat menyediakan hara terutama Nitrogen. Tanaman sawi yang termasuk sukulen membutuhkan Nitrogen dalam jumlah banyak, dimana siklus hidupnya yang singkat akan membutuhkn nitrogen yang cepat tersedia. Kegiatan pada praktikum I ini akan melihat sejauh mana peranan pupuk kandang dalam membantu ketersediaan hara pada tanah gambut, dan apakah pupuk organik juga pupuk anorganik lebih memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan produksi tanaman sayuran (sawi) dilahan gambut .

B.
y

Tujuan
Melihat pengaruh pemupukan pada lahan lahan gambut baik secara organik maupun an organic dalam mendukung pertumbuhan tanaman sawi.
y

Analisis efisiensi pemupukan dilahan gambut dalam mendukung pertumbuhan tanaman sawi (caisim).

C.

Metode Praktikum C.1 Alat dan Bahan


Tanah gambut, pupuk kandang, pupuk buatan (Urea, TSP, KCl), benih sawi jenis caisim dan polybag. Tanah gambut merupakan tanah bekas olahan tanaman jagung yang telah dikapur sebelumnya, diambil dari kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau. Sedangkan alat alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah alat alat yang biasa digunakan untuk menanam. Penanaman dilakukan di Rumah Kaca.

C.1.2 Rancangan Praktikum


Praktikum ini dilakukan dalam bentuk percobaan pot dengan menggunakan perlakuan beberapa jenis pupuk, yaitu ; Pupuk Kandang (kontrol), Pupuk Organik Pabrik (kompos) dan Pupuk Anorganik ( Urea, TSP, KCl). Setiap perlakuan terdapat 40 tanaman yang dijadikan sebagai ulangan. Perlakuan pertama atau pemberian Pupuk Kandang sebagai control/ tanpa pemberian pupuk tambahan. Perlakuan kedua dan ketiga adalah Pupuk Kompos dan Pupuk Anorganik dengan pemberian Pupuk Kandang sebelumnya sebagai pupuk dasar dengan dosis 20 ton/ha. Dosis Pupuk Anorganik untuk tanaman sawi yang dilakukan adalah 200 kg/ha N, 100 kg/ha P dan 200 kg/ha K, sedangkan dosis Pupuk Kompos yang diberikan mengacu kepada dosis pupuk N yaitu setara dengan 200 kg/ha N. Seluruh pot percobaan akan ditempatkan di Rumah Kaca dan disusun per kelompok berdasarkan perlakuan.

D. Cara Kerja

y y

Ambil tanah dari kebun percobaan secara komposit kemudian dikering anginkan Timbang tanah seberat 5 kg dan masukkan kedalam polybag sebanyak 40 polybag untuk perlakuan Pupuk Kandang, 40 polybag untuk perlakuan Pupuk Organik pabrik dan 40 polybag untuk perlakuan Pupuk Anorganik.

Mencapur pupuk kandang pada tiap tiap polybag dengan dosis 20 tonha atau sekitar 100 gr/polybag

Jumlah polybag yang dipersiapkan sebanyak 120 polybag yang disusun menjadi tiga kelompok perlakuan.

Membuat media persemaian berupa campuan tanah, sekam dan Pupuk Kandang dengan perbandingan 2: 1 : 2 yang dimasukkan kedalam Tray (keranjang segi empat).

Semaikan benih sawi dengan jarak tidak terlalu rapat dan biarkan bibit tumbuh sampai berumur dua minggu atau telah memiliki 4 helai daun.

Setelah dua minggu bibit dipindahkan kedalam polybag dengan melakukan pemilihan bibit terlebih dahulu. Bibit yang dipindahkan adalah bibit yang tumbuh normal dan seraagam.

Lakukan pemupukan dengan pupuk organic yang dilakukan pada saat pe nanaman sedangkan pupuk anorganik diberikan seminggu setelah tanam. Pupuk P dengan dosis 150kg/ha diberikan sekaligus sedangkan pupuk N dan K dengan dosis masing masing 200 dan 300 kg/ha diberikan dalam dua tahap, yaitu satu minggu dan tiga minggu setelah tanam. Pupuk ditempatkan 10 cm dibawah permukaan tanah.

Lakukan pemeliharaan meliputi penyiraman, pengendalian gulma serta pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan secara mekanis mulai dari persemaian sampai penanaman di Rumah Kaca.

y y

Panen sawi dilakukan bila tanaman telah berumur kurang lebih 60 hari. Amati tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun seminggu sekali selama satu bulan dan buat grafiknya.

Timbang berat basah tanaman dan buat histogramnya

E. Lembar Data
1. Perlakuan Pupuk Kandang

PARAMETER
Jumlah NO SAMPEL Tinggi Tanaman (cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 YULI NURMAYANTI JONI IRAWAN WAHYUNI ADE PUTRA D WAHYUDI SUSANDI IBNU NAHRAIN SUCIPTO LUSDIONO CITRA MINDIARSIH KHOIRUL MORINI RAHMAT ASHARI M.SHOLEH M.JURAIS ROBIANTO NASRUDIN .O PAWAN .S JAKA PUTRA ADI KURNIAWAN A.RAHMAN MIRA SARI.H EKO ADI.S YULITA ULFA SHERLY KARTIKA DEWI 22 24 11 12 11 13 20 13 13 18 18 9 19 15 12 13 10 13 16 11.5 9.5 16.5 16.5 25 18.2 20.3 7 7 6 6 4 5 6 4 4 5 5 4 6 6 6 4 5 4 6 4 3 5 5 6 7 6 7 7 4 3.7 3 4.5 6.5 3.5 3 6.8 6 2.4 5.5 5 5.5 3.5 3 3.8 5.3 3.6 2.9 5.2 4.5 8 6.5 7 2.49 0.91 0.95 1.85 2.46 6.36 4.15 3.02 1.3 4.95 5.5 4.65 4.07 0.75 1.61 4.51 7.77 9.18 1.69 Daun (helai) Lembar Daun (cm) Besar Basah (gram)

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

NENI MELTI DARNIATI HASNI DARWATI ILHAM HANAFI SAIPUL TANJUNG RANGGA ROMLAH SONI AJI HERI KISWANTO AL-HAFIS KURNIAWAN SITI ROSMIATI MIRWAN ETRIJAYANTI ANDI YULI.W TOMI GUNAWAN JENI KANIA HAMDI NURUL HIDAYAT Jumlah rata-rata

15 17.5 13.5 22 13 13.2 17 23.3 15 11 23 12.5 9 13 21 7 18 12 12.5 15.28

7 8 6 8 6 5 7 7 4 4 9 5 4 5 7 4 6 6 6 4.955

5 5.3 5.3 7 3.2 3.5 4.5 7 4 2.5 65 4 2.3 4 7 2 5 4 4 5.895

6.4 4.56 2.34 13

3.38 8.13 3.46 0.76

1.13 0.5 2.05 6.11 0.44 3.6 1.23 1.15 27.635

2. Perlakuan Pupuk Kandang

Parameter Tinggi NO SAMPEL Tanama (cm ) 1 Marlan 2 Lismar 3 Akmal Khairi 4 Syafrudin 5 Nova Susanti 6 Ari Hidayat 7 Novian Hendro 8 Wahyu Dwi Andika 9 Ari Amrizal 10 Ande I.K 11 Khusna Syahputra 12 Nela Wati 13 Dani Ridwandari 14 Nova Siswandra 15 Nurana 16 Benny Kurniawan 17 Weni Purwati 18 Yunalpi Hidayat 19 Alex Cendra 20 Mukhlis 21 Zainal Abidin 22 Juria Azis 23 Nur Azalela 24 Armansyah 25 Lukman Hakim 26 Aminuallah 27 Alfan 28 Dinny Ariyani 21 24 22.5 19.8 17.3 24.7 23.8 25.8 24.8 18.9 24.9 26.1 20.1 25.1 20.2 20.3 20.5 16.4 22 18 18.9 16.6 14.5 14 12.6 12.8 21.5 22.5 Jumlah Daun (helai) 7 6 7 6 6 7 8 7 8 8 7 7 8 9 6 9 7 6 7 7 6 6 5 6 6 5 6 7 Lembar Daun (cm) 7.4 8.5 6.4 7 7 7 8.3 8 8.5 6.5 7.2 7.3 6.8 8 7.5 6.3 6 5.1 7.3 5 5.5 5 3.3 3.4 5.2 4 6 6.3 6 4.54 6.07 2.6 6.03 2.79 3.36 2.85 0.86 1.33 2.6 1.06 3.58 4.81 5.29 3.84 9.45 7.3 6.19 3.48 4.72 9.21 7.63 Berat Basah (gram)

29 Febri hardi 30 Rajuli 31 Annisa 32 Iskandar S 33 Khoirun M 34 Novi Antina 35 Ery Adriyani 36 Agrianus E 37 Azizul Fahmi 38 Engkus Kusmiran 39 Japriyadi jumlah rata-rata

19.5 20.1 15.8 16 19.3 15 13.8 20.3 16.9 13.5 11 195.33

6 6 5 7 5 3 4 6 6 5 4 8.17

5.1 4.1 3.9 3.9 5.5 3.9 3.5 5.6 3.8 4.3 2.3 5.78 2.95 2.44 1.71 0.97 4.5

3. Perlakuan Pupuk AnOrganik

parameter Jumlah NO SAMPEL Tinggi T anaman (cm) 1 M. Nasir 2 Fitri Halimah 3 Wan Tri Sutrisno 4 Misdayanti 5 Novia Usmawati 6 Deviana Saragih 7 Harmila 8 Sisel (PET) 9 Ade Adrian 10 Ida (PET) 11 Ria Oktaviani 12 Surilawati 13 Nurmazlan 14 Hasnil Amanah 15 Nurlaili 16 Masri Daswal (PET) 17 Hasnul Jami'a 18 Mulyono 19 Sri (PET) 20 Martadinata 21 Deny (PET) 22 Oka (PET) 23 Fairus 24 Edy Wiyono 25 Amdani 26 Andi Kusuma 27 Nella A. 14.8 16.5 19.4 19.5 18 19.9 16.6 17.4 19.5 19.9 18.1 19.7 20 16 17 13.5 17 19.8 17.2 17.5 17.5 17 12 15.2 16 17.1 14.8 6 6 10 6 6 7 7 4 6 7 7 7 6 7 4 5 6 7 5 7 5 5 5 6 5 5 5 4.5 7.3 6.7 6.5 6.9 6.7 6 4.5 8 6.3 6.5 6.3 6 5.5 5.8 4 5.4 5.2 5.6 5.5 5.4 4.7 3 5.2 5.3 3.8 4.7 4.26 1.93 1.07 2.46 4.32 6.89 3.98 5.92 4.51 4.05 3.88 3.27 3.69 4.85 9.23 5.8 4.46 5.55 Daun (helai) Lebar Daun (cm) Berat Basah (gram)

28 Monita Anggraini 29 M. Zahid 30 Ratna Dewi 31 Irham 32 Zulfendri 33 Taufikkurahman 34 Efri Setiawan 35 Amri Yunal 36 Sri Wahyuni 37 Imam S. 38 Tri Cahyo Nugroho 39 Desy Yunita 40 Dian (PET) 41 Lusi Pepiana 42 Untung 43 Ade Rosidin 44 Hermawan 45 Andre JUMLAH RATARATA

14 12.1 11.3 19.5 15.8 5.9 11.5 9 9.1 14.1 12 13.7 10.4 9 17 17 19 17

6 6 4 8 3 4 5 5 5 5 5 6 4 5 6 6 8 6

4 4.2 4.4 4.1 4.5 1.8 3 3 3 4 3.1 3.2 3 1.6 4.9 3.5 6.4 4.3 0.9 1.4 2.4 1.18 1.78 0.39 2.12 1.37 5.39 1.99 2.7 2.56 2.39 2.32 0.42 2.26

15.97

7.55

4.76

10.6

F. Kurva Perbandingan Perlakuan


Perbandingan tinggi, jumlah daun,lebar daun dan berat basah tanaman dapat kita lihat pada kurva batangan sebagai berikut :

F.2. Kurva Perbandingan Tinggi Tanaman.

cm 20 19,33

15

15,28

15,77

10 5 P. kndang P.orgnik pbrik P.Anorgnik jenis pupuk

Keterangan

: Dari hasil yang diperoleh dilapangan menunjukkan bahwa tanaman yang di beri pupuk organik dari pabrik lebih tinggi dari pada tanaman yang di beri pupuk kandang dengan pupuk AnOrganik. Seharusnya tanaman yang di beri pupuk AnOrganik lebih tinggi dari pada tanaman yang di beri pupuk kandang dan organik pabrik. Kemungkinan besar hal itu terjadi karna kurangnya perawatan pada tanaman.

F.2.1. Kurva Perbandingan Lebar Daun


Lebar Daun

( cm )

10

05

5,85

5,78 4,76

01 Pukan P.orgnik pbrik P.Anorgnik jenis pupuk

Keterangan : pada kurva ini terlihat bahwa hampir sama lebar daun tanaman antara ke tiga perlakuan tersebut, hannya selisih sedikit pada perlakuan pupuk AnOrganik. Sejauh ini perlakuan pupuk Anorgani belum ada peningkatan dalam segi tinggi, jumlah daun dan leber daun.

F.2.2 Kurva Perbandingan Jumlah Daun


helai

10 8,17 05 4,95 7,55

01 Pukan P.orgnik pbrik P.Anorgnik jenis pupuk

Keterangan : masih hampir sama dengan kurva perbandingan tinggi tanaman , yaitu tanaman yang di beri pupuk organik dari pabrik lebih banyak jumlah daunnya dari pada tanaman yang di beri pupuk kandang dan AnOrganik. Salah satu penyebab mengapa tanaman yang di beri perlakuan pupuk organi dari pabrik lebih bagus yaitu perawatan pada masing-masing perlakuan.

F.2.3. Kurva Perbandingan Berat Basah


Berat Basah ( gr ) 10 10,6 05 2,76 01 2,95

Pukan

P.orgnik pbrik

P.Anorgnik

jenis pupuk

Keterangannya: sawi yang diberikan pupuk anorganik memiliki berat tiga kali lipat dari pada pemberian pupuk kandang dan pupuk organik pabrik, maka dari itu pemberian pupuk anorganik lebih baik dari pada pupuk organik dalam pembentukan berat basah pada tanaman.

G. Kesimpulan
Dalam pemberian pupuk baik pupuk kandang,pupuk organik pabrik dan pupuk anorganik dapat kita lihat bahwah tanaman yang di berikan pupuk organik pabrik memiliki tinggi lebih efektif dari pada pemberian pupuk lainnya, dan dapat kita lihat juga perbedaan-perbedaan lainnya dalam proses pemberian pupuk ini seperti: 1. Pupuk kandang Dengan pemberian pupuk kandang memiliki kelebihan

tersendiri yakni memiliki lebar daun yang lebih lebar dari pada pemberian pupuk organik pabrik dan pupuk anorganik. 2. Pupuk organik pabrik Dengan pemberian pupuk organik pabrik memilki i

kelebihan tersendiri yakni pada jumlah daunnya lebih banyak dari pada sawi yang diberikan pupuk kandang dan pupuk organik. 3. Pupuk anorganik Dengan pemberian pupuk anorganik tanaman sawi memiliki

berat basah yang lebih tinggi dari pada menggunakan pupuk kandang dan pupuk organik pabrik.

Bahan Bacaan
1. Mul Mulyani, S & Kartasaportra, A. G. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 2. Hasan, B, J. 2002. Agronomi. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. 3. AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 4. Rachman, S. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

You might also like