You are on page 1of 7

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pre eklamsia / eklamsia adalah gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada masa kehamilan di atas 20 minggu. Keadaan ini ditandai dengan hipertensi, oedema dan proteinuria pada pre eklamsia dan diikuti kejang dan atau koma pada kasus eklamsia (Mochtar, 1998). Frekuensi pre eklamsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhinya seperti gravida, keadaan sosial-

ekonomi, perbedaan kriterium dalam penentuan diagnosis, dan lain-lain. Diabetes mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya pre eklamsia (Wiknjosastro, 1999). Pada pre eklamsia dan eklamsia juga didapatkan risiko persalinan prematur 2,67 kali lebih besar, persalinan buatan 4,39 kali lebih banyak, dan mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk mendapatkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Zuspan F.P. (1978) dan Arulkumaran A. (1995) melaporkan angka kejadian pre eklamsia di dunia sebesar 0-13%. Eklamsia adalah komplikasi yang jarang namun serius dari pre eklamsia serta merupakan penyulit 1 dari 2000 kehamilan di Eropa, dan antara 1:100 sampai 1:1700 kehamilan di negara berkembang. Di Inggris penyakit hipertensi dalam kehamilan

menyebabkan 18,6% kematian ibu, di mana eklamsia menyebabkan 10% kematian tersebut dan di Singapura insiden terjadinya kasus pre eklamsia adalah 0,13-6,6%,. Insidensi dari pre eklamsia dan eklamsia lebih tinggi di negara-negara berkembang, dengan angka kejadian pre eklamsia tertinggi di Zimbabwe yaitu 7,1% dari seluruh kelahiran dan eklamsia di Colombia sebesar 0,81 % dari kelahiran , sedangkan di Indonesia 3,4-8,5%. Dari penelitian Soejoenoes di 12 RS rujukan pada 1980 dengan jumlah sampel 19.506, didapatkan kasus pre eklamsia 4,78% dan kasus eklamsia 0,51%. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya pre eklamsia meliputi usia, paritas, penyakit spesifik lain yang menyertai kehamilan (hipertensi esensial kronik, obesitas, diabetes mellitus dan penyakit ginjal),

hiperplasentosis (mola hidatidosa dan kehamilan kembar) serta riwayat pre eklamsia dan eklamsia pada kehamilan sebelumnya. Menurut Deborah E Campbell (2006) wanita hamil dengan usia di atas 35 tahun dan di bawah 20 tahun memperlihatkan resiko lebih besar terjadi pre eklamsia pada kehamilannya. Dalam kepustakaan frekuensi dilaporkan berkisar antara 310 %, pada primigravida frekuensi lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida. Arulkumaran juga menyebutkan bahwa pre eklamsia dan eklamsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila CFR (Case Fatality Rate) pre eklamsia dan eklamsia mencapai (1,4%-1,8%),

sedangkan di Indonesia sendiri CFR (Case Fatality Rate) untuk pre eklamsia

dan eklamsia adalah (2,35%). Hal ini berarti bahwa pre eklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian maternal yang perlu diwaspadai. Di kabupaten Bogor Angka Kematian Ibu mencapai 74 per 100 ribu kelahiran hidup. Data yang didapat dari hasil studi pendahuluan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tahun 2008 terdapat 157 orang ibu dengan pre eklamsia berat dari 903 persalinan (17,39%). Kejadian pre eklamsia berat di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian pre eklamsia di Indonesia yaitu 3,4-8,5%.. Dari pengamatan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil kasus dengan judul

Pengaruh Usia, Paritas, Riwayat Hipertensi Esensial Kronik dan Kehamilan Kembar Terhadap Pre Eklamsia Berat Pada Ibu Bersalin di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2009 .

1.2. Rumusan Masalah Dari data yang telah diuraikan di atas insiden pre eklamsia berat pada tahun 2008 di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebesar 17,39 % dari 903 persalinan. Terlebih insiden kejadian pre eklamsia ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka kumulatif di Indonesia yaitu 3,4-8,5%. Hal ini tentu menjadi suatu masalah yang harus diperhatikan mengingat bahwa salah satu penyebab kematian maternal adalah pre eklamsia dan eklamsia seperti yang telah diuraikan sebelumnya

1.3. Pertanyaan Penelitian


a.

Berapa besar persentase kejadian pre eklamsia berat pada tahun 2009 di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor ?

b.

Apakah ibu dengan usia < 20 tahun dan > 35 tahun lebih beresiko mengalami pre eklamsia berat pada persalina dibandingkan dengan ibu usia 20 35 tahun ?

c.

Apakah ibu primipara lebih beresiko mengalami pre eklamsia berat pada persalinan dibandingkan dengan ibu multipara ?

d.

Apakah ibu dengan riwayat hipertensi esensial kronik lebih beresiko mengalami pre eklamsia berat dibandingkan dengan ibu ?

e.

Apakah ibu dengan kehamilan kembar lebih beresiko mengalami pre eklamsia berat pada persalinan dibaningkan dengan ibu tidak dengan kehamilan kembar ?

1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh antara usia, paritas, riwayat hipertensi esensial kronik dan kehamilan kembar terhadap pre eklamsia berat pada ibu bersalin di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor tahun 2009.

1.4.2.

Tujuan Khusus

a. Diketahui persentase kejadian pre eklamsia berat pada tahun 2009 di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. b. Diketahui bahwa ibu dengan usia < 20 tahun dan > 35 tahun lebih beresiko mengalami pre eklamsia pada persalinan dibangdingkan dengan ibu dengan usia 20 35 tahun.
c. Diketahui bahwa ibu primipara lebih beresiko mengalami pre

eklamsia berat pada persalinan dibandingkan dengan ibu multipara. d. Diketahui bahwa ibu dengan riwayat hipertensi esensial kronik lebih beresiko mengalami pre eklamsia berat dibandingkan dengan ibu tidak dengan riwayat hipertensi esensial kronik. e. Diketahui bahwa ibu dengan kehamilan kembar lebih beresiko mengalami pre eklamsia berat dibandingkan dengan ibu tidak dengan kehamilan kembar.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi landasan strategi bagi fasilitas pelayanan kesehatan untuk dapat mengurangi dan meminimalisasikan kasus Pre Eklamsia Berat di wilayah sekitarnya sehingga target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

menurut MDG (Millenium Development Goals) 2015 berhasil tercapai. 1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan pustaka di institusi pendidikan dan sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya mengenai kasus Pre Eklamsia Berat. 1.5.3. Bagi Peneliti Sebagai aplikasi dari teori yang telah didapatkan guna

meningkatkan pengetahuan dan penerapan ilmu di lingkungan masyarakat.

1.6. Lingkup Penelitian Judul penelitian adalah Pengaruh Usia, Paritas, Riwayat Hipertensi Esensial Kronik dan Kehamilan Kembar Terhadap Pre Eklamsia Berat Pada Ibu Bersalin di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2009 . Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, paritas, riwayat hipertensi esensial kronik serta kehamilan kembar sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah pre eklamsia berat. Penelitian akan dilakukan pada bulan

November 2009. Penelitian akan dilaksanakan di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Subyek pada penelitian ini adalah ibu bersalin di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode survey analitik melalui pendekatan rancangan penelitian case control,

bertujuan untuk melihat pengaruh antara faktor resiko terhadap suatu kasus. Penelitian ini bersifat retrospektif, menganalisis data dengan

membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol yang terpapar dan atau tidak terpapar oleh faktor resiko. Pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi yang berasal dari rekam medik RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Setelah data terkumpul maka akan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan statistik kesehatan.

You might also like