You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayahNya

jualah saya dapat menyelesaikan tugas makalah STUDY Kuliah yang berjudul Sistem Sosial Indonesia. Adapun bahan-bahan materinya yang diperoleh dari media elektronik,media cetak serta buku dan sumber-suber lainnya yang berhubungan dengan pembahasan ini. Saya menyadari bahwa manusia yang terlahir dari suatu kelebihan dan kekurangan di segala kondisi kehidupan,maka saya mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangannya dan data-data yang salah. Dengan selesainya makalah ini, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak selaku Dosen Mata Kuliah,serta pihak-pihak yang terkait.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Pulau Batam, 18 maret 2011

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....1

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Batasan Masalah 3. Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Sistem Sosial 2. Struktur Sosial A. B. C. D. E. Definisi struktur Sosial Ciri-ciri Struktur Sosial Fungsi Struktur Sosial Bentuk Struktur Sosial Diferensiasi Sosial

....2

....3 ....3 ....3

........4 5 5 5 6 7 8

3. Fungsi Sosial Di Dalam Masyarakat 9 4. Fungsi Kendali Yang Menyangkut motivasi komitmen individual 9 5. Persyaratan Fungsional Suatu Sistem Sosial ..10 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA.

...12
. ..13

BABI
PENDAHULUAN Latar belakang Pada umumnya masyarakat mengartikan sistem adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyangkut teknis melakukan sesuatu. Namun tidak demikian halnya di dalam kajian sosiologis. Sosiologis melihat sistem merupakan suatu rangkaian berbagai unsur yang satu sama lain berhubungan secara utuh tanpa dapat dipecah-pecahkan.Sementara itu menurut Tatang (Abdulsyani, 1994) isitilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang mempunyai pengertian sebagai berikut Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.Abdulsyani (1994) mengatakan sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing bagian bekerja sendiri dan bersama-sama saling mendukung, semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama, dan terjadi pada lingkungan yang kompleks.Untuk menelah hubungan antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat maka istilah yang digunakan adalah sistem sosial. Menurut Abdulsyani (1994), sistem sosial merupakan konsep yang paling umum dipakai dalam menjelaskan dan mempelajari hubungan manusia di dalam kelompok atau dalam organisasi sosial. Dalam hal ini manusia sebagai anggota masyarakat merupakan individu-individu yang saling bergantungan.lnteraksi antar individu yang berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama yaitu berpedoman pada norma-norma sosial merupakan dasar dari terbentuknya sistem sosial. Sistem Sosial adalah sistem bermasyarakat itu sendiri. Menurut pandangan ilmu sosial, struktur sosial merupakan suatu sistem pengharapanpengharapan yang berpola dari prilaku individu-individu yang menempati status-status tertentu dalam sistem sosial. Selama sekelompok peran tersebut penting secara strategi bagi sistem sosial, kompleks pola-pola yang mendefenisikan perilaku yang diharapkan di dalam peran-peran itu bisa disebut sebagai suatu lembaga. Struktur-struktur kelembagaan dalam pengertian ini merupakan unsur fundamental dari stuktur sistem sosial.

1.1 Batasan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Sistem Sosial? b. Apa pengertian Sistem sosial? c. Bagaimana penerapan Sistem Sosial di Indonesia.

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Agar mahasiswa mengerti tentang Sistem Sosial 2. Agar mahasiswa dapat memahami tentang Sistem Sosial 3. Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna Sistem Sosial 4. Agar mahasiswa mengerti, memahami dan dapat menerapkan Sistem Sosial di dalam kehidupan sehari hari.
3

BAB II
PEMBAHASAN Pengertian Sistem Sosial
Pengertian Sistem dalam pengertian yang paling umum adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (syst ma) dan bahasa Yunani (sust ma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sedangkan menurut para ahli, Sistem diartikan sebagai berikut : 1) Menurut LUDWIG VON BARTALANFY Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. 2) Menurut ANATOL RAPOROT Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. 3) Menurut L. ACKOF Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. Mengacu pada beberapa definisi sistem di atas, dapat juga diartikan, sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, dalam sistem komputer terdapat software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan brainware (sumber daya manusia). Kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sistem sosial, oleh karena di dalam masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Menurut Parsons dalam (Jhonson, 1984) sistern sosial sebagai satu keseluruhan juga terlibat dalam saling tukar menukar dengan lingkungannya. Lingkungan sistem sosial itu terdiri dari lingkungan fisik, sistem kepribadian, sistem budaya dan organisme perilaku. Hal ini disebabkan satuan pembentuk dasar dari sistern sosial adalah peran, status. Dengan demikian orang-orang secara individual termasuk dalam sistem sosial.Sejalan dengan itu, pendekatan struktur fungsional mernpunyai anggapan dasar (Nasikun, 1993) bahwa, masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Dengan perkataan lain, setiap masyarakat perlu melaksanakan sosialisasi sistem sosial yang dimiliki.Proses sosialisasi ini pada dasarnya bertujuan untuk rnengintegrasikan sistem personal dari sistem kultur ke dalam sistem sosial. Dengan demikian akan terdapat komitmen dari para individu kepada tatanan, nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat.Menurut Parson (1992) ada dua mekanisme yang akan mengintegrasikan sistem ke dalam sistem kultur: mekanisme sosialisasi dan mekanisme kontrol sosial.Dalam hal ini Parson (1992) melihat mekanisme sosialisasi merupakan alat dengan mana pola kultural, seperti nilai-nilai, bahasa dan lain-lain simbol ditanamkan pada sistem personal.Mekanisme kontrol tersebut meliputi antara lain: pelembagaan, sanksi-sanksi, aktivitas ritual, pengintegrasian kembali agarkeseimbangan dapat dicapai kembali. Dengan adanya mekanisme integrasi dari sistem Kultural, sistem sosial dan sistem personal tersebut akan menjaga keseimbangan sistem sosial yang ada.
4

Menurut Halminton (1990) ada dua konsep untuk menganalisis sistem sosial yaitu: 1) Konsep interpenetrasi yang mengisyaratkan bahwa bagaimanapun pentingnya pembatasan logis sebagai suatu ideal teoritis, secara empiris sistem-sistem sosial dianggap sebagai sistem-sistem terbuka, yang terlibat dalam proses rumit saling pertukaran dengan sistem-sistem yang melingkungi. 2) Suatu sistem sosial bisa dan harus dianalisis dalam hal tiga dasar atau sumbu variabilitas yang logis indenpenden yaitu membelah tetapi jugainterdependen, atau yang bisa disebut sebagai dasar-dasar abstraksi selektif. Selanjutnya Halminton (1990) juga mengatakan dalam membahas sistem sosial sebagai suatu sistem, terbukti bahwa kategori-kategori struktural mempunyai peranan penting, dengan demikian adalah penting memperlakukan masalah-masalah motivasional dalam konteks hubungan mereka kepada struktur dan mengajukan masalah-masalah dinamik dalam kerangka seseimbangan kekuatan-kekuatan yang beroperasi untuk mempertahankan atau mengubah struktur tertentu.Dalam hal ini struktur sosial adalah suatu sistem pengharapan yang berpola dari perilaku-perilaku individu-individu yang menempati status-status tertentu dalam sistem sosial. Menurut para sosiolog dalam Halminton (1990) sistem pengharapan sah yang berpola itu disebut sebagai suatu sistem peran-peran

Struktur Sosial A. Definisi Struktur Sosial Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompokkelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal. Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut: a) George Simmel; struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya. b) George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari. c) William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu. d) Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial. B. Ciri-ciri Struktur Sosial 1. Muncul pada kelompok masyarakat Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
5

2. Berkaitan erat dengan kebudayaan Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb: 1) Keadaan geografis Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain. 2) Mata pencaharian Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri. 3) Pembangunan Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin. 3. Dapat berubah dan berkembang Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. C. Fungsi Struktur Sosial 1. Fungsi Identitas Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya. 2. Fungsi Kontrol Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit. 3. Fungsi Pembelajaran Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

D. Bentuk Struktur Sosial Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri. 1. Stratifikasi Sosial Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatantingkatan.Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 2: a) Stratifikasi Sosial Tertutup Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial) b) Stratifikasi Sosial terbuka Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern. Bentuk-bentuk mobilitas sosial: 1) Mobilitas Sosial Horizontal Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya status dan kedudukan individu yang melakukan mobilitas. 2) Mobilitas Sosial Vertikal Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan individu. Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2: a. Vertikal naik Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini. b. Vertikal turun Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini. 3) Mobilitas antargenerasi Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi yang berbeda. c) Stratifikasi Sosial Campuran Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia anut.

Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi: 1) Dasar ekonomi Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi: a. Golongan Atas Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar. b. Golongan Menengah Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.; c. Golongan Bawah Terdiri dari buruh tani dan budak. 2) Dasar pendidikan Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi. 3) Dasar kekuasaan Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik. Dampak adanya stratifikasi sosial: 1. Dampak Positif Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi. 2. Dampak Negatif Dapat menimbulkan kesenjangan social E. Diferensiasi Sosial Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain: a. Diferensiasi ras Ras adalah suatu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid. b. Diferensiasi suku bangsa Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua. c. Diferensiasi klen Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi.
8

Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu: a) Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau. b) Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak. c) Diferensiasi agama Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya. d) Diferensiasi profesi Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya. e) Diferensiasi jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama. Fungsi Sistem Sosial di Dalam Masyarakat 1. Sistem sosial pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mencapai stabilitas. Karena sistem sosial menurut Nasikun (1993) memang sering kali mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar, baik dengan cara tetap memelihara status quo maupun dengan cara melakukan bersifat reaksioner.Dengan demikian fungsi dari setiap sistem sosial menurut Halminton (1990) ada empat yaitu: Fungsi Pemeliharaan Pola 2. Fungsi Pemeliharaan Pola mengacu pada keharusan mempertahankan stabilitas pola-pola budaya terlembaga yang mendefenisikan struktur sistem tersebut. Dalam hal ini fungsi esensial adalah pemeliharaan, pada tingkat kultural, dan stabilitas nilai-nilai terlembaga melalui proses-proses yang mengartikulasikan nilai-nilai dengan sistem kepercayaan, yaitu keyakinan-keyakinan agama, idiologi, dan semacamnya.

Fungsi kendali yang menyangkut motivasi komitmen individual. 1. Fungsi Pencapaian Tujuan Fokus dari orientasi tujuannya terletak dalam hubungannya sebagai suatu sistem terhadap kepribadian-kepribadian dari individu-individu peserta. 2. Fungsi Adaptasi Fungsi Adaptasi ini merupakan suatu tindakan penyesuaiaan dari sistem terhadap "tuntutan kenyataan" yang keras yang tidak dapat diubah yang datang dari lingkungan. 3. Fungsi Integrasi Dari keseluruhan fungsi integrasi adalah fokus dari sifat-sifat dan proses-proses yang paling menonjol.Dalam suatu masyarakat yang sangat terdeferensial, fokus primer dari fungsi integrasi didapati dalam sistem norma-norma legalnya dan pelaku-pelaku yang berhubungan dengan manajemennya, terutama pengadilan dan profesi hukum.

Persyaratan Fungsional Suatu Sistem Sosial Secara umum unsur-unsur dari sistem sosial adalah terdiri dari status,peranan dan perbedaan sosial akan tetapi sesungguhnya secara lebih luas, Menurut Alvin L.Bertrand (1980), ada sepuluh unsur yang terkandung dalam sistem sosial, sebagai berikut : 1. Keyakinan (pengetahuan) Keyakinan mempakan unsur sosial yang dianggap sebagai pedoman dalam melakukan penerimaan suatu pengetahuan dalam kehidupan kelompok sosial dalam masyarakat. Keyakinan ini secara praktis biasanya digunakan dalam kelompok masyarakat yang masih tergolong terbelakang segi pengetahuannya, sehingga dalam menilai suatu kebenaran dirumuskan melalui keyakinan bersama. 2. Perasaan (Sentimen) Perasaan menurut Alvin, menunjuk pada bagaimana perasaan pada anggota suatu sistem sosial (anggota kelompok) tentang hal-hal,peristiwa-peristiwa serta tempat-tempat tertentu. Unsur perasaan sangat membangun dalam rangka menjelaskan pola-pola tingkah laku yang tidak dapat dijelaskan melalui cara-cara lain.Jika di dalam suatu sistem terdapat banyak anggota saling menaruh perasaan dendam,benci dan iri antara satu sama lainnnya, maka bisa diketahui bahwa hubungan kerjasamanya tidak akan berhasil dengan baik. 3. Tujuan, sasaran, atau cita-cita Cita-cita, tujuan atau sasaran, di dalam suatu sistem sosial merupakan pedoman bertindak agar program kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dapat tercapai secara efektif. 4. Norma Norma-norma sosial, menurut Alvin; dapat dikatakan sebagai patokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu.Unsur norma ini merupakan komponen sistem sosial yang dapat dianggap paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi atau tindakan manusia. Norma-norma menggambarkan tata tertib atau aturan-aturan permainan yang dapat memberikan petunjuk tentang standar untuk bertingkah laku dan di dalam menilai tingkah laku. Contohnya, tentang kejujuran, tata tertib suatu permainan, tata tertib hukum, dan sebagainya. 5. Status dan peranan Dengan status,seseorang dapat menentukan sifat dan tingkatan kewajiban serta tanggung jawab di dalam suatu kelompok masyarakat di samping juga menentukan hubungan antara atasan dan bawahan terhadap anggota lain dalam kelompok masyarakat. Menurut Alvin status merupakan serangkaian tanggung jawab, kewajiban serta hak-hak
10

yang sudah ditentukan dalam suatu masyarakat. Peranan-peranan sosial saling berpadu sedemikian rupa, sehingga saling tunjang menunjang secara timbal balik di dalam hal yang menyangkut tugas, hak dan kewajiban.Oleh karena itu suatu penampilan peranan status (status-role performance) adalah proses penunjukan atau dari status dan peranan sebagai unsur stuktural di dalam sistem sosial. 6. Tingkatan atau pangkat (rank) Tingkatan atau pangkat merupakan unsur sistem sosial yang berfungsi menilai perilaku-perilaku anggota kelompok,Sebaliknya suatu proses penilaian terhadap perilakuperlaku anggota kelompok, dimaksudkan untuk memberikan kepangkatan (status) tertentu yang dianggap sesuai dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai.

7. Kekuasaan atau pengaruh (power) Istilah kekuasaan menunjuk pada kapasitas penguasaan seseorang terhadap anggotaanggota kelompok atau organisasi. Kekuasaan seseorang dalam mengawasi anggota kelompok biasanya dapat dilihat dari status yang dimiliki.Pengaruhnya sangat besar dalam pengambilan suatu keputusan biasanya pemegang kekuasaan mempunyai wewenang dan kemampuan untuk mempengaruhi para anggota kelompoknya. 8. Sanksi Sanksi merupakan ancaman hukum yang biasanya ditetapkan oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya yang dianggap melanggar norma-norma sosial kemasyarakatan. Penerapan sanksi oleh masyarakat ditujukan agar pelanggarnya dapat mengubah perilakunya ke arab yang lebih baik sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku. 9. Sarana atau fasilitas Secara umum sarana dirnaksudkan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dari sistem sosial.Yang paling penting dari unsur sarana adalah terletak dari kegunaannya bagi suatu sistern sosial. 10. Tekanan Ketegangan (Stress-strain) Sistem sosial senantiasa terjadi ketegangan, sebab dalam kehidupan masyarakat tidak ada satupun anggotanya yang mempunyai perasaan dan interprestasi sama terhadap kegiatan dan masalah yang sedang dihadapi bersama

11

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Berbicara mengenai sistem sosial sebenarnya bagi sosiologi adalah melihat suatu masyarakat yang merupakan suiatu rangkaian yang sangat menarik untuk diteliti. Membicarakan masyarakat berarti kita tidak dapat begitu saja mengabaikan individu yang membentuk masyarakat tersebut. Sehingga dengan demikian corak masyarakat disuatu tempat merupakan corak anggota masyarakat juga. Di dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, corak masyarakat yang sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku setiap anggota masyarakat yang dilatar belakangi suku, agama yang berbeda. Bagi masyarakat yang seperti ini sebenarnya sangat rentan terhadap terjadinya konflik karena perbedaan kepentingan.

12

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Barth, Fredrik. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: UI Press. Bouman, P.J. 1982. Sosiologi Fundamental. Bandung: Harapan. Halminton, Peter. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya. Jakarta: Tuara. Nasikun.1993. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali. Rex, John. 1985. 1985. Analisa Sistem Sosial. Jakarta: Bina Aksara. Sunarto, Kamanto.1985. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rajawali. Veeger, K.J. 1985. Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia.

13

You might also like