You are on page 1of 9

I. Tujuan A. Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami berbagai metode pengukuran debit aliran. B.

Mahasiswa dapat mengetahui besarnya debit, luas, dan bentuk penampang sungai. C. Mahasiswa dapat mengukur dan mengetahui kondisi air tanah (sumur). II. Bahan dan Alat a. Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. b. Bahan 1. 2. 3. III. Cara Kerja a. Cara Mengukur Debit Aliran Sungai. 1. Mencermati peta RBI yang digunakan untuk melakukan analisa keruangan. 2. Menentukan daerah DAS sungai Pepe yang akan diteliti. Dengan ketentuan (daerahnya datar dan alirannya tenang). 3. Mengeplot area DAS sungai (tempat penelitian) dengan GPS. 4. Mengukur lebar sungai dengan rafia. 5. Memberi tanda setiap 1,5 meter pada rafia untuk melakukan pembuatan profil sungai. 6. Mengukur kedalaman sungai setiap 1,5 meter sesuai tanda pada rafia yang diukur dari batas rafia yang dipasangkan melintang sungai. 7. Menentukan elevasi sungai dengan abney level. 8. Mengukur debit sungai . 9. Mengambil sampel air sungai. 10. Menentukan sifat fisik air. Rafia Botol gelap pH stick PETA RBI Lembar (Surakarta, Kartosura, Boyolali). GPS Abney level Barometer Gunting Rol meter Tongkat 1,5 meter

11. Menentukan sifat kimia air di labolaturium. b. Pengukuran Air Tanah 1. GPS. 2. 3. tanah(t). 4. 5. 6. 7. 8. 9. laboraturium. IV. Dasar Teori Data debit diperlukan dalam studi-studi untuk menentukan voleme aliran atau perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh bangunan-bangunan yang di bangun disungai oleh manusia. Karena besarnya debit sama dengan luas penampang basah dikalikan kecepatan arus maka pengukuran diarahkan terhadap kedua faktor tersebut. Mengukur kecepatan arus Mengukur kecepatan arus dapat dilakukan dengan : Pelampung Jika dipergunakan alat pelampung pengukuran kecepatan arus dapat dilakukan dengan mudah meskipun muka air sungai itu tinggi. Tempat yang dipilih untuk keperluan ini haruslah merupakan bagian sungai yang lurus dengan perubahan lebar ,kedalaman dan gradient yang kecil. Seperti terlihat pada gambar 5.24. tiang-tiang pengamatan dipancangkan di dua titik yang berjarak 50-100 m. pelampung dilepas di garis pelampung yang terletak 20 meter sebelum garis . setelah kecepatan arus di hitung, maka diadakan perhitungan debit, yaitu kecepaan dikalikan luas penampang basah sungai. Biasanya digunakan 3 buah pelampung dan kecepatannya diambil kecepatan rata-ratanya. Mengingat arah tempuh pelampung dapat berubah-uah akibat adanya pusaran-pusaran air, maka nilai yang didapat dari pelampung yang arahnya sangat menyamping harus di tiadakan. Mengukur jarak antara bibir sumur dengan muka air (h). Mengukur elevasi sumur. Mengukur tingkat fluktuasi (f). Mengambil sample air sumur. Menentukan sifat fisik air. Menentukan sifat kimia (pH, DHL, dan TDS) di Mengukur kedalaman sumur (d). Mengukur ketinggian tinggi bibir sumur dari permukaan Menentukan letak lokasi dan mengeplot lokasi dengan

Alat pengukur kecepatan Cara yang lebih eliti adalah dengan menggunakan alat pengukur kecepatan arus, yakni dengan current meter. Current meter ada 2 yaitu : Current meter tipe price Current meter tipe propeller Mengukur debit dengan alat pengukur kecepatan arus ini adalah dengan terlebih dahulu menetapkan titik-titik yang harus diukur kecepatan arusnya sehingga didapat titik-titik kecepaan untuk menghitung kecepatan rata-rata dalam sungai. Debitnya didapat dari perkalian antara penampang basah dengan kecepatan rata-rata.

Penampang Sungai dan Profil V = kecepatan aliran (m/detik) R = jari-jari hidraulis (m) A = luas penampang basah (m2) P = keliling basah (m) n = koefisien kekasaran Manning S = kemiringan permukaan aliran / energi slope / gradient garis energi (desimal) Q = debit (m3/detik) L = panjang segmen sungai yang diukur Dari beberapa faktor utama yang mempengaruhi koefisien kekasaran Manning, COWAN telah mengembangkan suatu cara untuk memperkirakan besarnya n. n = ( n0 + n1 + n2 + n3 + n4 ) n5 Cara ini mendasarkan pada rumus Manning. Cara ini sebetulnya untuk sungai yang mempunyai aliran yang uniform. Perhitungan koefisien kekasaran Manning menurut Cowan disajikan dalam tabel di bawah ini. Perhitungan Koefisien Kekasaran Manning Menurut Cowan

V. Hasil dan Pembahasan 1. Titik Pengamatan I Dari hasil penelitian debit air sungai pada titik pertama yang dilakukan pada hulu sungai Pepe. Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah Desa Penggung yang terletak di Kabupaten Boyolali. Desa ini terletak pada koordinat UTM x : 0452357 dan y : 9172336, dengan elevasi 562 m. Dari hasil penelitian pada lokasi pertama penelitian, dengan melihat kondisi penampang sungai dapat diketahui bahwa DAS sungai Pepe yang terletak di desa Penggung memiliki penampang sungai berbentuk V. Pada sungai yang berbentuk V proses erosi yang terjadi cenderung mengarah pada erosi vertikal. Hal ini disebabkan karena pada bagian hulu memiliki gradient sungai yang tinggi, sehingga material-material yang terbawa searah vertikal dengan aliran sungai. Pada bagian DAS sungai Pepe dari hasil penelitian diketahui material yang terdapat pada dasar sungai adalah batu dengan bentuk permukaan tidak rata yang berukuran besar dan bertekstur kasar. Ini dikarenakan pada bagian hulu kekuatan erosi oleh air tidak mampu membawa material tersebut, selain itu juga terdapat material berupa tanah merah,

Sifat air pada hulu DAS sungai Pepe diketahui memiliki beberapa sifat fisik diantaranya adalah memiliki warna coklat muda dengan tingkat kekeruhan keruh dan tidak berbau. Ini disebabkan karena pada daerah DAS proses erosi masih sangat tinggi. Selain itu penggunaan lahan berpengaruh terhadap proses erosi yang terjadi, dari hasil penelitian diketahui lahan-lahan yang ada di daerah hulu DAS Pepe tersebut digunakan sebagai daerah perkebunan tebu dan tembakau. Sedangkan untuk sifat kimia air diketahui memiliki pH 6, TDS 0,05 ppt. Namun pada penelitian ini sungai mengalami kondisi kekeringan sehingga debit aliran sungai tidak dapat diukur. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran air tanah agar dapat diketahui jenis sungai tersebut termasuk dalam sungai influens atau efluens. Sungai efluens ditunjukan dengan kedudukan dasar sungai di bawah permukaan air tanah. Sehingga keberadaan air sungai dipasok oleh air tanah. Sedangkan sungai influens ditunjukan dari kedudukan dasar sungainya berada diatas permukaan air tanah. Pengukuran air tanah dilakukan di desa Penggung dengan koordinat UTM x: 0452567 dan y: 9172126 dengan elevasi 570 m. Dari hasil pengukuran di lapangan didapat tinggi muka air tanah pada sumur tersebut adalah 15 cm. sedangkan dari sampel air sumur yang diambil dapat diketahui beberapa sifat fisik air tanah yaitu: memiliki warna bening, kekeruhannya tidak keruh dan tidak berbau. 2. Titik Pengamatan II Dari hasil penelitian debit air sungai pada titik kedua yang dilakukan pada transportasi sungai Pepe. Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah Desa Mojolegi yang terletak di Kabupaten Boyolali. Desa ini terletak pada koordinat UTM x : 0462390 dan y : 9168211, dengan elevasi 227 m. Dari hasil penelitian pada lokasi pertama penelitian, dengan melihat kondisi penampang sungai dapat diketahui bahwa DAS sungai Pepe yang terletak di desa Mojolegi memiliki penampang sungai berbentuk U. Pada sungai yang berbentuk U proses erosi yang terjadi cenderung mengarah pada erosi horisontal. Hal ini disebabkan karena pada bagian transportasi memiliki gradient sungai yang lebih kecil daripada bagian hulu, sehingga air mengerosi bibir sungai. Pada bagian DAS sungai Pepe dari hasil penelitian diketahui material yang terdapat pada dasar sungai adalah batu dengan bentuk bundar yang berukuran besar tingkat

dan bertekstur agak halus. Hal ini dikarenakan batu yang terbawa oleh arus air mengalami pergesekan sehingga permukaan batu menjadi lebih halus. Sifat air pada transportasi DAS sungai Pepe diketahui memiliki beberapa sifat fisik diantaranya adalah memiliki warna cokelat dengan tingkat kekeruhan agak keruh dan tidak berbau. Ini disebabkan karena pada daerah transportasi proses erosi masih tinggi dan belum terkontaminasi oleh aktivitas pabrik . Sedangkan untuk sifat kimia air diketahui memiliki pH 5, TDS 0,17 ppt. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran air tanah agar dapat diketahui jenis sungai tersebut termasuk dalam sungai influens atau efluens. Sungai efluens ditunjukan dengan kedudukan dasar sungai di bawah permukaan air tanah. Sehingga keberadaan air sungai dipasok oleh air tanah. Sedangkan sungai influens ditunjukan dari kedudukan dasar sungainya berada diatas permukaan air tanah. Pengukuran air tanah dilakukan di desa Mojolegi dengan koordinat UTM x: 0462294 dan y: 9168280 dengan elevasi 238 m. Dari hasil pengukuran di lapangan didapat tinggi muka air tanah pada sumur tersebut adalah 430 cm. sedangkan dari sampel air sumur yang diambil dapat diketahui beberapa sifat fisik air tanah yaitu: memiliki warna bening, kekeruhannya agak keruh dan berbau. 3. Titik Pengamatan III Dari hasil penelitian debit air sungai pada titik pertama yang dilakukan pada hilir sungai Pepe. Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah Desa Minapadi yang terletak di Kota Surakarta. Desa ini terletak pada koordinat UTM x : 0452 357 dan y : 9172336, dengan elevasi 562 m. Dari hasil penelitian pada lokasi ketiga penelitian, dengan melihat kondisi penampang sungai dapat diketahui bahwa DAS sungai Pepe yang terletak di desa Minapadi memiliki penampang sungai berbentuk U lebar. Pada sungai yang berbentuk U lebar proses erosi yang terjadi cenderung mengarah pada erosi horisontal. Gradien sungai yang kecil dan permukaan yang landai, sehingga material yang diendapkan berpartikel pasir dan debu . Pada bagian hilir DAS sungai Pepe dari hasil penelitian diketahui material yang terdapat pada dasar sungai adalah pasir dan bertekstur halus. Hal ini dikarenakan material yang sampai ke bagian hilir telah mengalami pergesekan secara terus menerus sepanjang sungai. tingkat

Sifat air pada hilir DAS sungai Pepe diketahui memiliki beberapa sifat fisik diantaranya adalah memiliki warna hijau dengan tingkat kekeruhan keruh dan berbau. Hal ini disebabkan karena banyak terkontaminasi oleh aktivitas manusia,seperti membuang limbah rumah tangga, limbah pabrik dll. Sedangkan untuk sifat kimia air diketahui memiliki pH 6, TDS 0,17 ppt. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran air tanah agar dapat diketahui jenis sungai tersebut termasuk dalam sungai influens atau efluens. Sungai efluens ditunjukan dengan kedudukan dasar sungai di bawah permukaan air tanah. Sehingga keberadaan air sungai dipasok oleh air tanah. Sedangkan sungai influens ditunjukan dari kedudukan dasar sungainya berada diatas permukaan air tanah. Pengukuran air tanah dilakukan di Desa Minapadi dengan koordinat UTM x: 0480125 dan y: 9165500 dengan elevasi 95 m. Dari hasil pengukuran di lapangan didapat tinggi muka air tanah pada sumur tersebut adalah 350 cm. sedangkan dari sampel air sumur yang diambil dapat diketahui beberapa sifat fisik air tanah yaitu: memiliki warna bening, kekeruhannya tidak keruh dan berbau. VI. Kesimpulan tingkat

VII. Daftar Pustaka

You might also like