You are on page 1of 9

2.3. Keluarga Berencana 2.3.1.

Pengertian Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga terjadi kehamilan yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperpanjang untuk pada waktu membina kesehatan yang sebaik-baiknya, baik seluruh anggota, dan kelahiran selanjutnya dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang telah dikehendaki, untuk menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan keluarga berencana tidak hanya penjarangan/mengatur kehamilan, tetapi termasukmeningkatkan perekonomian dan kesejahteraan kegiatan keluarga. Keluarga Berencana (KB) adalah suatu cara untuk menjarangkan kelahiran agar ibu dan anak dapat selalu terjaga kesehatannya. Dengan jarangnya kelahiran, dirawat oleh ibu, sehingga pertumbuhannya dapat normal, program anak dapat ini bertujuan : a. Menjarangkan kelahiran agar anak dan ibu dapat terjaga kesehatannya. b. Agar anak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanyaterjaga kesehatannya apabila hamil kembali. c. Ibu dapat Beberapa cara ber-KB yang dilakukan adalah : 1. Senggama terputus (Coitus Interruptus) yaitu senggama biasa, namun alat kelamin segera keluar sebelum terjadi pengeluaran cairan mani. 2. Pantang berkala yaitu suatu cara pencegahan kehamilan dengan cara tidak melakukan senggama pada saat istri dalam keadaan masa Universitas Sumatera Utara subur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Kondom yaitu berupa sarung karet yang tipis dan dapat dipakai untuk mencegah kehamilan. 4. Spiral/ IUD/AKDR yaitu alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik, ada pula yang dililiti tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. 5. Pil KB yaitu suatu pil yang mengandung hormon dan dapat mencegah kehamilan jika diminum secara teratur setiap hari. 6. Suntikan yaitu suatu cairan yang berisi zat, yang dapat mencegah kehamilan untuk jangka waktu tertentu. 7. Susuk yaitu suatu alat yang berisi hormon untuk mencegah kehamilan. 8. Kontrasepsi Mantap 9. Tubektomi (perempuan) adalah operesi kecil dengan cara mengikat, menutup saluran telur perempuan. 10. Vasektomi (laki-laki) adalah operasi kecil dan sederhana yang dilakukan dengan menutup saluran bibit laki-laki pada bagian kanan dan kiri kantong zakar. 2.3.2. Sasaran dan Kesempatan Untuk Melakukan Keluarga Berencana 1. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan keluarga berencana. yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi a. Mereka b. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Demi kesehatan ibu dan anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 (tiga) tahun. c. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak. d. keluarga seperti tersebut dibawah ini hendaknya dianjurkan menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang diperlukan Universitas Sumatera Utara :

1). Keluarga yang menderita penyakit mendadak atau menahun (akut atau kronis) 2). Ibu berusia kurang dari 18 atau diatas 35 tahun 3). Keluarga yang mempunyai lebih dari 5 orang anak 4). Ibu yang mempunyai riwayat kesukaran persalinan, misalnya lahir-mati berulang kali, operasi caesria dan lain-lain komplikasi 5). Keluarga dengan anak-anak bergizi buruk 6). Ibu yang telah mengalami keguguran berulang kali 7). Kepala keluarga tidak mempunyai pekerjaan yang tertentu 8). Keluarga dengan rumah tinggal yang sempit 9). Keluarga yang taraf pendidikannya rendah, sedikit sekali pengertiannya tentang pemeliharaan kesehatan e. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai, bila pasangan muda menggunakan mulai dari saat kawin dan sesudah mereka mempunyai satu kontrasepsi atauorang anak. dua 2. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan keluarga berencana. Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukkan rumah setiap pasangan yang memenuhi syarat-syarat seperti di atas. 3. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga berencana. Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan untuk memajukan keluarga berencana, misalnya pada waktu : 1). Perawat sedang merawat seorang bayi 2). Penderita sedang menunggu di klinik
Universitas Sumatera Utara

3). Petugas sanitasi/P3M mengunjungi orang-orang disuatu daerah 4). Dokter mengobati seorang ibu dengan kelainan berat, misalnya jantung. Tempat-tempat yang terbaik digunakan buat memajukan program Keluarga Berencana adalah : Puskesmas, Klinik hamil, BKIA, Nifas dan penyakit kandungan, Ruang Bersalin Rumah sakit dan pada waktu kunjungan 2.4. rumah. Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) adalah pemotongan/pembuangan saluran sperma kiri dan kanan saja, agar cairan mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi tidak lagi mengandung sperma atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi dengan melakukan tindakan operasi kecil yang memakan waktu operasi yang singkat yaitu 10-15 menit dan tidak memerlukan anasthesi (bius) umum, cukup bius lokal saja, sehingga relatif lebih aman. Pada vasektomi buah zakar dengan (testis) tidak dibuang, jadi tetap dapat memproduksi hormone testosterone. Vasaktomi tidak akan menyebabkan laki-laki menjadi impoten, sebab saraf-saraf dan pembuluh darah yang berperan dalam proses terjadinya ereksi berada di batang penis. Sedangkan tindakan vasektomi hanya dilakukan di sekitar buah zakar (testis), jauh persarafan untuk ereksi. Jadi vasektomi sama sekali tidak akan mengganggu dari kemampuan penis untuk ereksi (BKKBN, 2008) 2.4.1. Alasan Vasektomi Diperkenalkan Banyak alasan yang dapat dikemukakan, mengapa Vasektomi dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara ber-KB pada pria. Adapun alasan-alasan tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara

1. Vasektomi merupakan cara KB yang lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dalam mencegah kehamilan. 2. Vasektomi lebih aman, karena keluhan lebih sedikit bila dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya. cara 3. Sebagai tanggung jawab pria untuk melindungi diri dan keluarganya dalam segi ekonomi, gizi, dan kesehatan. 4. Vasektomi lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja. 2.4.2. Cara Kerja dan Lama Vasektomi Mencegah Kehamilan Setelah saluran sperma di potong dan diikat dengan benang sutera, sehingga sperma yang dihasilkan oleh buah zakar (testis) tidak dapat dikeluarkan. Keadaan inilah yang melindungi istri dari kehamilan. Vasektomi dapat digunakan untuk seumur hidup. 2.4.3. Daya Perlindungan Vasektomi dalam Mencegah Kehamilan Telah dibuktikan, bahwa Vasektomi mempunyai daya perlindungan yang lebih besar dari alat kontrasepsi-kontrasepsi lain. Dalam pemakaian sehari-hari ini memungkinkan karena tidak ada faktor lupa seperti dalam penggunaan pil. Demikian pula telah dibuktikan bahwa Vasektomi, lebih efektif dari pada IUD, Kondom dan cara sederhana lainnya. 2.4.4. Indikasi Tindakan Vasektomi 1. Dilakukan atas permohonan pasangan suami-istri yang syah, tanpa paksaan dari pihak lain dalam bentuk apapun 2. Telah dianugrahkan minimal 2 (dua) orang anak dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun.
Universitas Sumatera Utara

3. Pria-pria peserta Kontap harus memenuhi syarat kesehatan artinya tidak ditemukannya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani Kontap. 2.4.5. Kontra Indikasi Tindakan Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) 1. Penyakit Paru kronis, jantung, ginjal, diabetes, anemia, hemofili, tuberculosis aktif. 2. Gangguan kejiwaan 3. Alergi terhadap anesthesi lokal dan obat-obatan penahan rasa sakit 4. Tekanan darah tinggi 5. Adanya sekret dari genital 6. Infeksi saluran kencing (BKKBN, 2008) 2.4.6. Efek Samping Tindakan Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) Efek samping yang dialami peserta akibat tindakan vasektomi antara lain peserta bisa saja mengalami adanya cairan atau pendarahan dari luka, kesulitan buang demam, rasa sakit/nyeri dan pembengkakan pada skrotum (BKKBN, air kecil, 2008). Konseling diberikan kepada akseptor untuk menjelaskan bahwa pada tindakan vasektomi dapat menyebabkan berbagai efek samping seperti yang telah disebutkan diatas. Syarat-syarat menjadi peserta vasektomi, serta komplikasi dan angka kegagalan yang mungkin terjadi pun harus dijelaskan. Pastikan peserta mengenali dan mengerti tentang keputusannya untuk menunda atau menghentikan fungsi reproduksinya dan mengerti bahwa vasektomi adalah tindakan operatif dengan berbagai resiko yang mungkin saja terjadi (BKKBN, 2008).
Universitas Sumatera Utara

2.4.7. Keuntungan Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) a. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi b. Dapat digunakan seumur hidup c. Tidak mengganggu kehidupan suami istri d. Bila perlu (karena beberapa alasan dapat disambung kembali)dipungut biaya e. Tidak 2.4.8. Kekurangan Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) a. Tindakan harus dilakukan oleh tenaga yang sudah terlatih b. Apabila pada saat melakukan prosedur operasi bisa terjadi luka c. Rasa sakit pada daerah fungsi 2.4.9. Waktu Pelaksanaan Tindakan Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) Tidak ada waktu khusus untuk melakukan tindakan operasi Vasektomi, karena operasi ini dapat dilakukan apabila pasangan suami-istri yang berkeinginan dan mantap tidak ingin memiliki anak lagi dikemudian hari, keluarga harmonis, sehat jasmani dan rohani. 2.4.10. Tenaga Pelaksana Pelayanan Vasektomi Pria dilakukan oleh tim pelaksana yang terdiri dari minimal seorang dokter dan seorang paramedik yang telah mendapat pelatihan menyelenggarakan pelayanan Vasektomi Pria (BKKBN Prov.SU, 2008).
Universitas Sumatera Utara

2.4.11. Beberapa Perawatan yang Perlu Disampaikan Kepada Akseptor Pria Setelah di Vasektomi antara lain : 1. Menjaga kebershan luka bekas operasi agar selalu bersih dan kering (selamaluka jangan sampai terkena air). Bila band aid/plaster terlepas, pasien hari 3 boleh mengganti sendiri dengan plaster/band aid yang baru. 2. Hubungan seks boleh dilakukan setelah 1 minggu, bila istri sedang tidak menggunakan kontrasepsi, maka pada setiap kali senggama diharuskan memakai kondom hingga 20-25 kali ejakulasi atau selama 3 bulan. 3. Jika memungkinkan 3 Bulan setelah divasektomi memeriksakan air mani untuk memastikan berhasil atau tidaknya vasektomi. 4. Bila demam, pendarahan, pembengkakan dan nyeri yang hebat segera hubungi atau fasilitas kesehatan (BKKBN Prov.SU, 2008). dokter 2.4.12. Waktu Kunjungan Ulang Kunjungan ulang harus dilakukan dalam waktu 7 hari setelah tindakan vasektomi dilakukan. Pemeriksaan pada kunjungan ulang ini mencakup pemeriksaan dan pemeriksaan lain yang relevan sesuai dengan sifat spesifik lokasi tindakan dari dan gejala atau keluhan yang diungkapkan pasien. Selama kunjungan ulang kasus ini, harus dilakukan penilaian apakah ada efek samping atau komplikasi yang berhubungan dengan pembedahan. Selain masalah-masalah medis, juga harus digali pasien mungkin mengalami ketidak puasan atau penyesalan mengenai apakah prosedur (BKKBN Prov.SU, 2008).
Universitas Sumatera Utara

2.5. Kerangka Pikir Karakteristik : Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Keluarga Jumlah Anak Pengetahuan Sikap Akseptor KB Sumber Informasi : Petugas Kesehatan Media Cetak Media Elektronik Keluarga Teman Keterangan : Kerangka konsep di atas menjelaskan, bahwa faktor internal meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dan jumlah anak, sedangkan faktor ekternal meliputi : petugas kesehatan, media cetak, media elektronik, keluarga dan teman dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan akseptor KB. Faktor eksternal dan internal dapat menambah pengetahuan seseorang, dimana pengetahuan pada sikap seseorang. Pengetahuan dan sikap dapat menentukan dapat berperan tindakan dari seseorang.
Universitas Sumatera Utara

You might also like