You are on page 1of 69

www. legalitas.

org

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.02.PR.08.10 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

SISTEMATIKA PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT

BAB I

PENDAHULUAN A. TUJUAN B. RUANG LINGKUP KEGIATAN YANG DINILAI DAN DIBERIKAN ANGKA KREDIT A. UNSUR UTAMA 1. Unsur Pendidikan 2. Unsur Penyusunan Peraturan Perundang-undangan 3. Unsur Penyusunan Instrumen Hukum 4. Unsur Pengembangan Profesi B. UNSUR PENUNJANG

BAB II

.l e

BAB III

KOMPOSISI PERSENTASI ANGKA KREDIT

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
2 BAB I PENDAHULUAN A. TUJUAN 1. Petunjuk teknis penilaian Angka Kredit Perancang Peraturan Perundangundangan ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman yang lebih rinci bagi Perancang Peraturan Perundang-undangan, Anggota Tim Penilai, dan Pejabat lain yang berkepentingan agar terdapat kesatuan pengertian dan pemahaman pelaksanaan penilaian kegiatan perancangan dan Angka Kreditnya dari Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan pada instansi pemerintah di pusat. 2. Dalam petunjuk teknis ini diatur tentang kegiatan perancangan yang dapat dinilai dalam rangka pelaksanaan Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan dan Angka Kreditnya pada unit Perancangan Peraturan Perundang-undangan instansi pemerintah di pusat. B. RUANG LINGKUP 1. Unsur kegiatan yang dinilai dan diberikan Angka Kredit adalah: a. Unsur utama; dan b. Unsur penunjang. 2. Petunjuk Teknis ini diberlakukan untuk Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan yang melaksanakan tugas pada unit Perancangan Peraturan Perundang-undangan instansi pemerintah di pusat, yang berdasarkan tugas pokok dan fungsinya: menyiapkan, melakukan, dan menyelesaikan seluruh kegiatan teknis fungsional perancangan peraturan perundang-undangan atau yang terkait dengan bidang peraturan perundangundangan.

A. UNSUR UTAMA 1. UNSUR PENDIDIKAN (SEMUA JENJANG JABATAN) 1.1. Sub Unsur Mengikuti Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Ijazah/Gelar Pendidikan Sekolah dimaksud adalah pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri pada perguruan tinggi yang terakreditasi oleh Departemen Pendidikan Nasional. Ijazah/Gelar dimaksud adalah sarjana hukum atau sarjana lain di bidang hukum (sarjana syariah dan sarjana ilmu kepolisian), magister di bidang hukum, doktor di bidang hukum. Bukti Fisik: 1. Fotokopi ijazah yang dilegalisasi oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2. Fotokopi surat izin tugas belajar dari instansi yang bersangkutan. Dasar Pemberian Angka Kredit: 1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali sebagai Perancang Peraturan Perundang-undangan atau Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Perancang Peraturan Perundang-undangan tetapi gelar/ijazahnya belum mendapat Angka Kredit: a. Gelar/ijazah S1, diberikan Angka Kredit sebesar 75; b Gelar/ijazah S2, diberikan Angka Kredit sebesar 100; c. Gelar/ijazah S3, diberikan Angka Kredit sebesar 150.

.l e

BAB II KEGIATAN YANG DINILAI DAN DIBERIKAN ANGKA KREDIT

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
3 2) Perancang Peraturan Perundang-undangan yang memperoleh gelar jenjang pendidikan lebih tinggi setelah ia diangkat sebagai Perancang Peraturan Perundang-undangan, Angka Kredit yang diberikan adalah selisih antara Angka Kredit gelar/ijazah yang lebih tinggi tersebut dengan Angka Kredit gelar/ijazah sebelumnya. 3) Bagi seseorang yang bergelar S2 atau S3 di bidang hukum untuk menjadi Perancang Peraturan Perundang-undangan maka ia harus menjadi Pegawai Negeri Sipil terlebih dahulu untuk S2 diberikan Angka Kredit 100 dan S3 diberikan Angka Kredit 150. Contoh: Machmud Aziz, S.H adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditempatkan di Direktorat Perancangan Peraturan Perundangundangan, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Apabila Machmud Aziz, S.H. diangkat pertama kali sebagai pejabat fungsional Perancang, kepada Machmud Aziz, S.H. diberikan Angka Kredit sebesar 75. Apabila Machmud Aziz, S.H. melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dan berhasil memperoleh gelar S2 di bidang hukum maka Angka Kredit yang diperoleh Machmud Aziz, S.H. adalah sebesar 25 yang dihitung dari Angka Kredit 100 dikurangi 75. (Keterangan: angka 75 sudah diberikan untuk gelar S1 nya). Apabila Machmud Aziz, S.H. melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 dan berhasil memperoleh gelar S3 di bidang hukum maka Angka Kredit yang diperoleh Machmud Aziz, S.H. adalah sebesar 50 yang dihitung dari Angka Kredit 150 dikurangi 100. (Keterangan: angka 100 sudah diberikan untuk gelar S2 nya). DR. Jufrina adalah seorang Doktor yang bukan Pegawai Negeri Sipil ingin masuk menjadi Perancang Peraturan Perundangundangan maka yang bersangkutan harus menjadi Pegawai Negeri Sipil terlebih dahulu dan Angka Kredit yang diperoleh adalah 150 dengan golongan III/c. Maria adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang setelah mendapat gelar Doktor baru mendaftar sebagai Perancang Peraturan Perundang-undangan, maka Maria diberikan Angka Kredit 150 dan golongan III/d. 1.2. Sub Unsur Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Fungsional di Bidang Perancang Peraturan Perundang-undangan dan mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) Diklat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan terdiri dari: 1. Diklat Teknis yang bersifat wajib yang merupakan syarat untuk menjadi Perancang Peraturan Perundang-undangan. 2. Diklat Teknis Penjenjangan yang bersifat wajib yang merupakan syarat untuk kenaikan jabatan Perancang Peraturan Perundangundangan. 3. Diklat Teknis Tambahan untuk melengkapi dan memperkaya kompetensi Perancang Peraturan Perundang-undangan.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
4 Ketentuan mengenai Penyelenggaraan dan Kurikulum Diklat yang bersifat wajib sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2, serta diklat teknis tambahan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 diatur tersendiri dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan. Bukti Fisik: 1. STTPL yang dikeluarkan oleh penyelenggara Diklat terakreditasi. 2. STTPL yang dikeluarkan oleh penyelenggara Diklat Teknis Tambahan. 3. Surat penugasan mengikuti Diklat. Dasar Pemberian Angka Kredit: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang telah menyelesaikan Diklat Teknis Fungsional sebagaimana Lampiran I Kepmenpan Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000, diberikan Angka Kredit yang besarnya tergantung kepada jumlah jam pelajaran (1 jam pelajaran 45 menit), yaitu: a. Lebih dari 960 jam pelajaran memperoleh 15 Angka Kredit; b. 641 960 jam pelajaran memperoleh 9 Angka Kredit; c. 481 640 jam pelajaran memperoleh 6 Angka Kredit; d. 161 480 jam pelajaran memperoleh 3 Angka Kredit; e. 81 160 jam pelajaran memperoleh 2 Angka Kredit; f. 30 80 jam pelajaran memperoleh 1 Angka Kredit. Contoh: Enny, S.H. Perancang Pertama pada Biro Hukum Departemen Kesehatan telah mengikuti Diklat Teknis Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan jumlah 700 jam pelajaran, dengan Bukti Fisik STTPL memperoleh 9 Angka Kredit.

Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud adalah aturan tertulis yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang isinya mengikat secara umum. Jenis Peraturan Perundang-undangan tingkat pusat, meliputi: 1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Peraturan/Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat/ Dewan Perwakilan Daerah; 3. Undang-Undang; 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 5. Peraturan Pemerintah; 6. Peraturan/Keputusan Presiden; 7. Peraturan/Keputusan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan; 8. Peraturan/Keputusan Komisi Pemilihan Umum ; 9. Peraturan/Keputusan Komisi Yudisial ; 10. Peraturan Bank Indonesia; 11. Peraturan/Keputusan Badan/Lembaga/Komisi dan sejenisnya yang dibentuk oleh Pemerintah ; 12. Peraturan/Keputusan Menteri ; dan 13. Peraturan/Keputusan Kepala LPND/Dirjen.

2.

UNSUR PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (DILAKSANAKAN OLEH PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JENJANG TERTENTU)

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
5 Keputusan yang dimaksud adalah keputusan lembaga/pejabat yang bersifat pengaturan (regeling), dan keputusan lembaga/pejabat bersifat mengikat keluar yang bukan jenis peraturan perundang-undangan (aturan kebijakan/beleidsregels/pseudowetgeving). Jenis instrumen hukum, meliputi: 1. Instruksi Presiden; 2. Instruksi Ketua Komisi Pemilihan Umum; 3. Instruksi Menteri; 4. Instruksi Kepala LPND/Dirjen; 5. Instruksi Jaksa Agung; 6. Instruksi Kepala Kepolisian RI; 7. Instruksi Gubernur; 8. Instruksi Bupati/Walikota; 9. Keputusan Gubernur Bank Indonesia; 10. Surat Edaran (yang dikeluarkan berbagai macam Instansi Pemerintah di Pusat); 11. Perjanjian Internasional; (Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional); 12. Kontrak Internasional; 13. Kontrak Nasional; 14. Gugatan; 15. Jawaban Gugatan; 16. Akta; 17. Pendapat Hukum/Legal Opinion; 18. Permohonan dan Tanggapan Pembubaran Parpol; 19. Permohonan dan Tanggapan terhadap Permohonan Yudisial Review; 20. Permohonan dan Tanggapan terhadap Penyelesaian Sengketa Kewenangan antar Lembaga Negara; dan 21. Tanggapan terhadap Pendapat DPR yang mengusulkan Pemberhentian Presiden/Wakil Presiden. Dasar Pemberian Angka Kredit: Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Perancang Peraturan Perundang-undangan yang sesuai dengan jenjang jabatannya sebagaimana dimaksud pada Lampiran 1 Kepmenpan Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000, maka Perancang Peraturan Perundang-undangan yang satu tingkat atau dua tingkat di atas atau di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Perancang Peraturan Perundang-undangan yang melaksanakan kegiatan Perancang Peraturan Perundang-undangan satu atau dua tingkat di atas jenjang jabatannya, akan memperoleh Angka Kredit sebesar 80% dari Angka Kredit apabila kegiatan dimaksud dilakukan oleh Perancang Peraturan Perundang-undangan pada jenjang yang seharusnya. 2. Perancang Peraturan Perundang-undangan yang melaksanakan kegiatan Perancang Peraturan Perundang-undangan di bawah jenjang jabatannya, akan memperoleh Angka Kredit yang sama 100% dengan Angka Kredit apabila kegiatan dimaksud dilakukan oleh Perancang Peraturan Perundang-undangan pada jenjang yang seharusnya. 3. Terhadap penugasan yang diberikan secara kelompok, jumlah Angka Kredit yang sama sebagaimana Lampiran I Kepmenpan Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000, diberikan kepada masing-masing individu Perancang Peraturan Perundang-undangan.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
6 2.1 Sub Unsur Melakukan Persiapan. Yang dimaksud dengan melakukan persiapan adalah melakukan kegiatan yang dilakukan oleh Perancang Peraturan Perundangundangan berkaitan dengan penyusunan peraturan perundangundangan yang meliputi: 1. Melakukan studi kelayakan; 2. Menelaah usul penyusunan peraturan perundang-undangan dari unit teknis; 3. Menyiapkan naskah akademis; 4. Membahas naskah akademis; 5. Menyempurnakan naskah akademis; 6. Menyusun konsep usul prakarsa penyusunan RUU; dan 7. Meneliti usul prakarsa dari Instansi terkait. 2.1.1. Melakukan Studi Kelayakan Yang dimaksud dengan melakukan studi kelayakan adalah: 2.1.1.1. Mengumpulkan Data Data yang dimaksud terdiri atas data primer dan data sekunder. 2.1.1.1.a. Mengumpulkan Data Primer (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Data Primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan melalui survei kepada responden, baik melalui wawancara maupun kuesioner. Laporan tersebut berisi hasil penelitian, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Bukti Fisik: Laporan berisi data primer yang telah dikumpulkan, seperti: hasil wawancara maupun kuesioner. 2.1.1.1.b. Mengumpulkan Data Sekunder (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Data Sekunder dimaksud adalah data yang dikumpulkan melalui kepustakaan. Laporan tersebut berisi hasil penelitian, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Bukti Fisik: Laporan berisi dikumpulkan.

.l e

ga

lit a
data

s.

or g

sekunder

yang

telah

2.1.1.2. Menganalisis Data (Angka Kredit 0,2 Perancang Muda) Menganalisis dimaksud adalah mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi penyusunan peraturan perundang-undangan. Bukti Fisik: Laporan berisi hasil analisis terhadap data primer dan/ data sekunder.

www. legalitas.org
7 2.1.1.3. Mengadakan Kaji Ulang (Angka Kredit 0,12 Perancang Madya) Kaji Ulang dimaksud adalah menelaah kembali konsep hasil analisis data. Bukti Fisik: Laporan hasil kaji ulang. 2.1.1.4. Menyusun Laporan (Angka Kredit 0,16 Perancang Muda) Laporan dimaksud adalah laporan hasil pengumpulan data, penganalisisan data, dan pengkajian ulang terhadap analisis data tersebut yang disusun dalam bentuk laporan akhir studi kelayakan. Bukti Fisik: Laporan akhir dari hasil studi kelayakan. 2.1.2. Menelaah Usul Penyusunan Peraturan Perundangundangan Dari Unit Teknis Yang dimaksud dengan Usul Penyusunan Peraturan Perundang-undangan adalah dalam bentuk Kerangka Acuan (Term of Refference/TOR) yakni konsep awal yang berisi pokok-pokok pikiran yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun naskah akademis. 2.1.2.1 Mengumpulkan Bahan (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

2.1.2.2. Menganalisis Usul Penyusunan Peraturan Perundangundangan Untuk menganalisis TOR, penilaiannya didasarkan pada tingkat kesulitan. Tingkat Kesulitan dimaksud adalah kompleksitas yang berkaitan dengan materi muatan, jenis, bentuk, dan hirarki yang dibagi dalam tingkat kesulitan I, II, dan III. Contoh bentuk peraturan perundang-undangan: peraturan perundang-undangan pada umumnya, pencabutan, pengesahan, penetapan, dan perubahan.

Bukti Fisik: Fotokopi bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat, atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
8 2.1.2.2.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,2 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan I : a. Materi muatan yang bersifat teknis dan prosedural; b. Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri. Bukti Fisik: Laporan hasil kesulitan I.

analisis

TOR

tingkat

2.1.2.2.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,36 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan II : a. Materi muatan yang bersifat lintas sektoral; b. Peraturan Pemerintah dan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Laporan hasil kesulitan II.

2.1.2.2.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan III adalah a. Materi muatan yang berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana (untuk Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang). b. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

.l e

Bukti Fisik: Laporan hasil kesulitan III.

ga

lit a

s.

or g
analisis

analisis

TOR

tingkat

TOR

tingkat

2.1.2.3.

Merumuskan Telaahan Usul Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Yang dimaksud dengan merumuskan telaahan usul Penyusunan Peraturan Perundang-undangan adalah mengkaji ulang laporan hasil analisis Kerangka Acuan (Term of Refference/TOR). 2.1.2.3.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,16 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan I : a. Materi muatan yang bersifat teknis dan prosedural; b. Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan dibawah Peraturan/Keputusan Menteri.

www. legalitas.org
9 Bukti Fisik: Naskah hasil rumusan kaji ulang dari TOR tingkat kesulitan I. 2.1.2.3.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,33 Perancang Madya) Tingkat kesulitan II : a. Materi muatan yang bersifat lintas sektoral; b. Peraturan Pemerintah dan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Naskah hasil rumusan kaji ulang dari TOR tingkat kesulitan II. 2.1.2.3.2. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,42 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan III adalah: a. Materi muatan yang berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana (untuk Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang). b. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Bukti Fisik: Naskah hasil rumusan kaji ulang dari TOR tingkat kesulitan III. 2.1.2.4. Menyempurnakan Naskah Hasil Telaahan Usul Penyusunan Peraturan Perundang-undangan : Yang dimaksud dengan menyempurnakan naskah hasil telaahan usul Penyusunan Peraturan Perundangundangan adalah memperbaiki naskah telaahan untuk menghasilkan naskah akhir Kerangka Acuan (Term of Refference/TOR). 2.1.2.4.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,12 Perancang Madya) Tingkat kesulitan I adalah : a. Materi muatan yang bersifat teknis dan prosedural; b. Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri. Bukti Fisik: Naskah hasil akhir TOR tingkat kesulitan I.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
10 2.1.2.4.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,2 Perancang Utama) Tingkat kesulitan II adalah : a. Materi muatan yang bersifat lintas sektoral; b. Peraturan Pemerintah dan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Naskah hasil akhir TOR tingkat kesulitan II. 2.1.2.4.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,24 Perancang Utama) Tingkat Kesulitan III adalah: a. Materi muatan yang berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana (untuk Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang). b. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Bukti Fisik: Naskah hasil akhir TOR tingkat kesulitan III. 2.1.3. Menyiapkan Naskah Akademis Yang dimaksud dengan naskah akademis adalah konsep yang memuat pokok-pokok pikiran yang menjelaskan latar belakang dan tujuan dibentuknya peraturan perundang-undangan serta uraian mengenai materi yang hendak diatur, yang disusun secara sistematis, komprehensif dan holistik termasuk landasan pembentukannya baik yang bersifat filosofis, sosiologis maupun yuridis. 2.1.3.1. Menginventarisasi Masalah (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menginventarisasi masalah adalah mengumpulkan dan menyusun secara sistematis permasalahan dan latar belakang pembentukan suatu peraturan perundang-undangan. Bukti Fisik: Laporan yang diinventarisasi.

.l e

ga

lit a
berisi

s.

or g
masalah

yang

telah

2.1.3.2. Melakukan Pengkajian Masalah (Angka Kredit 1,32 Perancang Muda) Melakukan pengkajian masalah adalah meneliti ulang atau menganalisis permasalahan dan latar belakang pembentukan peraturan perundang-undangan dalam rangka menentukan pokok-pokok permasalahan. Bukti Fisik: Laporan yang berisi hasil pengkajian masalah.

www. legalitas.org
11 2.1.3.3. Merumuskan dan Menyusun Naskah Akademis (Angka Kredit 0,6 Perancang Madya) Merumuskan dan menyusun naskah akademis dimaksud adalah kegiatan penyusunan konsep yang memuat pokok-pokok pikiran yang menjelaskan latar belakang dan tujuan dibentuknya peraturan perundang-undangan serta uraian mengenai materi yang hendak diatur yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bukti Fisik: Naskah akademis dalam bentuk konsep yang berisi uraian pokok-pokok pikiran dalam uraian: a. Pendahuluan 1. Latar belakang; 2. Tujuan dan Kegunaan; 3. Metode Pendekatan; 4. Materi Muatan (jenis/bentuk pengaturan). b. Ruang Lingkup Naskah Akademis 1. Umum; 2. Materi; 3. Sanksi; 4. Peralihan; 5. Penutup. c. Kesimpulan dan Saran 2.1.4. Membahas Naskah Akademis 2.1.4.1. Menyajikan Naskah Akademis (Angka Kredit 0,15 Perancang Madya) Menyajikan naskah akademis dimaksud adalah menyajikan secara singkat dan sistematis substansi naskah akademis. Bukti Fisik: Fotokopi bahan penyajian berupa sistematika naskah akademis (banyaknya penyajian).

2.1.4.2. Menyajikan Naskah Pembanding (Angka Kredit 0,6 Perancang Madya) Menyajikan naskah pembanding dimaksud adalah menyajikan secara singkat dan sistematis substansi naskah pembanding atas naskah akademis. Bukti Fisik: Fotokopi bahan penyajian berupa sistematika naskah pembanding (banyaknya penyajian). 2.1.5. Menyempurnakan Naskah Akademis 2.1.5.1 Mengidentifikasi dan Mengumpulkan Data Tambahan (Angka Kredit 0,08 Perancang Muda) Mengidentifikasi dan mengumpulkan data tambahan dimaksud adalah menentukan/menetapkan identitas (pokok-pokok masalah) dan mengumpulkan data tambahan yang meliputi data lapangan maupun data kepustakaan sebagai bahan pelengkap.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
12 Bukti Fisik: Laporan yang berisi data tambahan yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan. 2.1.5.2 Merumuskan dan Menyusun Konsep Penyempurnaan (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya) Merumuskan dan menyusun konsep penyempurnaan dimaksud adalah menyempurnakan konsep naskah akademis berdasarkan identifikasi dan pengumpulan data tambahan. Bukti Fisik: Naskah akademis. 2.1.6. Menyusun Konsep Usul Prakarsa Penyusunan RUU/RAPERDA Yang dimaksud dengan usul prakarsa adalah prakarsa penyusunan RUU yang dipersiapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen untuk diajukan kepada Presiden, dan Prakarsa penyusunan rancangan peraturan daerah/RAPERDA yang dipersiapkan oleh Sekretaris Daerah untuk diajukan kepada Gubernur/Bupati/Walikota, yang isi usul prakarsa tersebut meliputi: a. latar belakang dan tujuan penyusunan; b. sasaran yang ingin diwujudkan; c. pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yang akan diatur; d. jangkauan dan arah pengaturan; dan e keterkaitan dengan peraturan perundang-undangan lain. 2.1.6.1. Mengumpulkan Bahan (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum Primer, misalnya Peraturan Perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

2.1.6.2. Menganalisis Bahan Penyusunan Konsep Usul Prakarsa RUU/RAPERDA Menganalisis bahan dimaksud adalah mengolah bahan dalam rangka penyusunan konsep usul prakarsa RUU/RAPERDA 2.1.6.2.1. Menganalisis Bahan Penyusunan Konsep Usul Prakarsa RUU/RAPERDA (Angka Kredit 0,24 Perancang Muda) Menganalisis bahan dimaksud adalah mengolah bahan dalam rangka penyusunan konsep usul prakarsa RUU/RAPERDA.

Bukti Fisik: Fotokopi bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat, atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
13 Bukti Fisik: Laporan berisi hasil analisis penyusunan konsep usul RUU/RAPERDA.

terhadap prakarsa

2.1.6.2.2. Menganalisis Bahan Penyusunan Konsep Usul Prakarsa RUU (Angka Kredit 0,36 Perancang Madya) Menganalisis bahan dimaksud adalah mengolah bahan dalam rangka penyusunan konsep usul prakarsa RUU. Bukti Fisik: Laporan berisi hasil analisis terhadap penyusunan konsep usul prakarsa RUU. 2.1.6.3 Merumuskan Konsep Awal Usul Prakarsa 2.1.6.3.1. Merumuskan Konsep Awal Usul Prakarsa RUU/RAPERDA (Angka Kredit 0,2 Perancang Muda) Merumuskan konsep awal usul prakarsa dimaksud adalah kegiatan penyusunan konsep yang memuat latar belakang dan tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan, pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yang akan diatur, dan jangkauan serta arah pengaturan RUU/RAPERDA. Bukti Fisik: Naskah awal RUU/RAPERDA.

ga

lit a

s.

or g

usul

prakarsa

2.1.6.3.2. Merumuskan Konsep Awal Usul Prakarsa RUU (Angka Kredit 0,3 Perancang Madya) Merumuskan konsep awal usul prakarsa dimaksud adalah kegiatan penyusunan konsep yang memuat latar belakang dan tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan, pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yang akan diatur, dan jangkauan serta arah pengaturan RUU.

2.1.6.4. Menyempurnakan Konsep Awal Usul Prakarsa 2.1.6.4.1. Menyempurnakan Konsep Awal Usul Prakarsa RUU/RAPERDA (Angka Kredit 0,1 Perancang Muda) Menyempurnakan konsep awal usul prakarsa RUU adalah memperbaiki perumusan konsep awal usul prakarsa RUU untuk menghasilkan naskah akhir usul prakarsa RUU setelah mendapatkan masukan dari lembaga instansi terkait yang akan disampaikan kepada Departemen/ LPND pemrakarsa.

.l e

Bukti Fisik: Naskah awal usul prakarsa RUU.

www. legalitas.org
14
Menyempurnakan konsep awal usul prakarsa RAPERDA adalah memperbaiki perumusan konsep awal usul prakarsa RAPERDA untuk menghasilkan naskah akhir usul prakarsa RAPERDA setelah mendapatkan masukan dari dinas terkait yang akan disampaikan kepada Sekretaris Daerah. Bukti Fisik: Naskah Akhir usul prakarsa RUU/RAPERDA. 2.1.6.4.2. Menyempurnakan Konsep Awal Usul Prakarsa RUU (Angka Kredit 0,15 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep awal usul prakarsa RUU adalah memperbaiki perumusan konsep awal usul prakarsa RUU untuk menghasilkan naskah akhir usul prakarsa RUU setelah mendapatkan masukan dari lembaga instansi terkait yang akan disampaikan kepada Departemen/ LPND pemrakarsa. Bukti Fisik: Naskah Akhir usul prakarsa RUU.

2.1.8.1

Mengumpulkan Bahan (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus. Bukti Fisik: Fotokopi bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung.

2.1.8.2. Menganalisis dan Menyusun Jawaban Usul Prakarsa 2.1.8.2.1. Menganalisis dan Menyusun Jawaban Usul Prakarsa RUU/RAPERDA (Angka Kredit 0,3 Perancang Muda) Menganalisis dan menyusun jawaban usul prakarsa dimaksud adalah kegiatan penyusunan konsep yang memuat latar belakang dan tujuan penyusunan, sasaran

.l e

ga

2.1.8. Meneliti Usul Prakarsa Dari Instansi Terkait Meneliti usul prakarsa dari instansi terkait dimaksud adalah awal pertemuan antar departemen untuk membahas konsep usul prakarsa dari instansi pemrakarsa yang dikoordinasi oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

lit a

s.

or g

2.1.7. Uraian butir 2.1.6. berlaku secara mutatis mutandis untuk kegiatan Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR/DPD dan BALEG DPR.

www. legalitas.org
15 yang ingin diwujudkan, pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yang akan diatur, dan jangkauan serta arah pengaturan RUU/RAPERDA. Bukti Fisik: Izin prakarsa (persetujuan usul prakarsa) RUU/RAPERDA. 2.1.8.2.2. Menganalisis dan Menyusun Jawaban Usul Prakarsa RUU (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menganalisis dan menyusun jawaban usul prakarsa dimaksud adalah kegiatan penyusunan konsep yang memuat latar belakang dan tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan, pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yang akan diatur, dan jangkauan serta arah pengaturan RUU. Bukti Fisik: Izin prakarsa RUU.

2.2.1.1. Mengumpulkan Bahan untuk Menyusun Kerangka Dasar (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

2.2.1.2. Menganalisis Bahan Penyusunan Kerangka Dasar Peraturan Perundang-undangan Bahan untuk pembuatan kerangka dasar rancangan peraturan perundang-undangan adalah bahan yang berkaitan dengan materi muatan, jenis, bentuk, dan bagian-bagian peraturan perundang-undangan. Untuk menganalisis bahan penyusunan kerangka dasar peraturan perundang-undangan, penilaiannya didasarkan pada tingkat kesulitan.

Bukti Fisik: Fotokopi bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat, atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung.

.l e

2.2. Sub Unsur Penyusunan Rancangan 2.2.1. Menyusun Kerangka Dasar Peraturan Perundangundangan Yang dimaksud dengan kerangka dasar peraturan perundangundangan adalah rancang bangun peraturan perundangundangan yang berisi sistematika dan bagian-bagian pokok dan penting yang perlu dituangkan dalam peraturan perundangundangan.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
16 Tingkat Kesulitan dimaksud adalah kompleksitas yang berkaitan dengan materi muatan, jenis, bentuk, dan hierarki yang dibagi dalam tingkat kesulitan I, II, dan III. Contoh bentuk peraturan perundang-undangan: peraturan perundang-undangan pada umumnya, pencabutan, pengesahan, penetapan, dan perubahan. 2.2.1.2.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,18 Perancang Pertama) Tingkat Kesulitan I : a. Menganalisis bahan untuk penyusunan kerangka dasar yang materi muatannya bersifat teknis dan prosedural, misalnya, Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri; b. Menganalisis bahan untuk menentukan atau memilih judul dan merumuskan pembukaan peraturan perundangundangan, misalnya, dari UndangUndang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan/Keputusan Presiden. Bukti Fisik: Laporan hasil analisis bahan penyusunan kerangka dasar Rancangan Peraturan/ Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri dan judul serta pembukaan peraturan perundangundangan di atas Peraturan/Keputusan Menteri.

2.2.1.2.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan II : Menganalisis bahan untuk penyusunan kerangka dasar yang materi muatannya bersifat lintas sektoral, misalnya, Peraturan Pemerintah dan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Laporan hasil analisis bahan penyusunan kerangka dasar Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
17 2.2.1.2.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,75 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan III: Menganalisis bahan untuk penyusunan kerangka dasar yang materi muatannya berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana, misalnya, Undang-Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang. Bukti Fisik: Laporan hasil analisis bahan penyusunan kerangka dasar Rancangan UndangUndang/Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. 2.2.1.3. Merumuskan Kerangka Dasar Peraturan Perundangundangan Merumuskan kerangka dasar peraturan perundangundangan adalah kegiatan menyusun pokok-pokok materi yang akan dituangkan ke dalam rumusan norma di batang tubuh peraturan perundangundangan. 2.2.1.3.1 Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,15 Perancang Pertama) Tingkat Kesulitan I : a. Merumuskan kerangka dasar yang berisi pokok-pokok materi yang bersifat prosedural atau teknis, misalnya, pokokpokok materi yang memuat Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri; b. Merumuskan pokok-pokok materi yang akan diambil esensinya untuk dijadikan judul dan pembukaan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat.

.l e

Bukti Fisik: Laporan pokok-pokok materi yang dimuat dalam kerangka dasar Peraturan /Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri dan judul serta pembukaan Rancangan UndangUndang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
18 2.2.1.3.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,36 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan II : Merumuskan kerangka dasar yang berisi pokok-pokok materi yang bersifat lintas sektoral, misalnya, pokok-pokok materi yang dimuat dalam Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Laporan pokok-pokok materi yang dimuat dalam kerangka dasar Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat. 2.2.1.3.3 Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,6 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan III: Merumuskan kerangka dasar yang berisi pokok-pokok materi yang berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana, misalnya, pokok-pokok materi yang dimuat dalam Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Bukti Fisik: Laporan pokok-pokok materi yang dimuat dalam kerangka dasar Rancangan UndangUndang dan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

2.2.1.4. Menyempurnakan Kerangka Dasar Peraturan Perundang-undangan Menyempurnakan kerangka dasar peraturan perundang-undangan adalah memperbaiki perumusan kerangka dasar untuk menghasilkan naskah akhir kerangka dasar. 2.2.1.4.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,1 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan I : a. Menyempurnakan kerangka dasar yang berisi pokok-pokok materi yang bersifat prosedural atau teknis, misalnya, pokokpokok materi yang memuat Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri;

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
19 b. Menyempurnakan pokok-pokok materi yang akan diambil esensinya untuk dijadikan judul dan pembukaan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Laporan pokok-pokok materi yang dimuat dalam kerangka dasar Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri dan judul serta pembukaan Rancangan UndangUndang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat. 2.2.1.4.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,26 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan II: Merumuskan kerangka dasar yang berisi pokok-pokok materi yang bersifat lintas sektoral, misalnya, pokok-pokok materi yang dimuat dalam Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat.

2.2.1.4.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,45 Perancang Utama) Tingkat Kesulitan III: Merumuskan kerangka dasar yang berisi pokok-pokok materi yang berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana, misalnya, pokok-pokok materi yang dimuat dalam Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Bukti Fisik: Laporan pokok-pokok materi yang dimuat dalam kerangka dasar Rancangan UndangUndang dan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

.l e

Bukti Fisik: Laporan pokok-pokok materi yang dimuat dalam kerangka dasar Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
20 2.2.2. Merumuskan Rancangan Peraturan Perundang-undangan Merumuskan rancangan peraturan perundang-undangan dimaksud adalah menuangkan pokok-pokok materi ke dalam bagian-bagian dari kerangka dasar peraturan perundangundangan dalam bentuk pasal-pasal yang berisi norma. Untuk merumuskan rancangan peraturan perundang-undangan, penilaiannya didasarkan pada tingkat kesulitan. Tingkat Kesulitan dimaksud adalah kompleksitas yang berkaitan dengan materi muatan, jenis, bentuk, hierarki, bagian-bagian, dan sifat peraturan perundang-undangan yang dibagi dalam tingkat kesulitan I, II, dan III. Uraian butir 2.2.2 ini berlaku secara mutatis mutandis untuk kegiatan merumuskan Rancangan Peraturan Tata Tertib DPR dan DPRD. 2.2.2.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,2 Perancang Pertama) a. Menuangkan pokok-pokok materi yang bersifat prosedural atau teknis ke dalam pasal-pasal yang berisi norma di dalam kerangka dasar Rancangan Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/ Keputusan Menteri yang dapat dikelompokkan ke dalam paragraf, bagian, dan bab; b. Membuat judul yang mencerminkan isi dari pokokpokok materi dan merumuskan pembukaan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Rancangan Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/ Keputusan Menteri dan Judul serta Pembukaan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/ Keputusan Presiden atau yang sederajat.

2.2.2.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,7 Perancang Muda) Menuangkan pokok-pokok materi yang bersifat lintas sektoral dalam pasal-pasal yang berisi norma di dalam kerangka dasar Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat yang dapat dikelompokkan ke dalam paragraf, bagian, dan bab. Bukti Fisik: Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
21

2.2.2.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 1,5 Perancang Madya) Menuangkan pokok-pokok materi yang berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, dan pemberian sanksi pidana ke dalam pasal-pasal yang berisi norma di dalam kerangka dasar Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, yang dapat dikelompokkan ke dalam paragraf, bagian, dan bab. Bukti Fisik: Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. 2.2.3. Membahas Rancangan Peraturan Perundang-undangan 2.2.3.1. Membahas Rancangan Peraturan Perundangundangan di Tingkat Intern Tim/Panitia 2.2.3.1.1. Menyajikan Rancangan (Angka Kredit 0,09 Perancang Muda) Menyajikan rancangan dimaksud adalah memaparkan secara singkat materi dan sistematika rancangan peraturan perundangundangan dalam rapat intern tim/panitia yang dibentuk oleh departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen pemrakarsa atau yang sederajat. Bukti Fisik: Setiap kali (rancangan peraturan perundang-undangan yang telah disajikan dan daftar hadir rapat intern Tim/Panitia).

2.2.3.1.2. Memberikan Tanggapan atas Rancangan yang Disajikan (Angka Kredit 0,135 Perancang Madya) Memberikan tanggapan atas rancangan peraturan perundang-undangan yang telah disajikan dimaksud adalah memberikan tanggapan baik secara tertulis maupun secara lisan terhadap rancangan peraturan perundang-undangan yang disajikan untuk penyempurnaan. Bukti Fisik: Setiap kali (rancangan peraturan perundang-undangan yang telah dibahas dan daftar hadir rapat intern Tim/Panitia).

2.2.3.2. Membahas Rancangan Peraturan Perundangundangan di Tingkat Ekstern Tim/Panitia 2.2.3.2.1. Menyajikan Rancangan (Angka Kredit 0,09 Perancang Muda) Menyajikan rancangan dimaksud adalah memaparkan secara singkat materi dan sistematika rancangan peraturan perundangundangan dalam rapat ekstern tim/panitia yang dibentuk oleh departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen pemrakarsa atau yang sederajat.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
22 Bukti Fisik: Setiap kali (rancangan peraturan perundang-undangan yang telah disajikan dan daftar hadir rapat ekstern Tim/Panitia). 2.2.3.2.2. Memberikan Tanggapan atas Rancangan yang Disajikan (Angka Kredit 0,135 Perancang Madya) Memberikan tanggapan atas rancangan peraturan perundang-undangan yang telah disajikan dimaksud adalah memberikan tanggapan baik secara tertulis maupun secara lisan terhadap rancangan peraturan perundang-undangan yang disajikan untuk penyempurnaan. Bukti Fisik: Setiap kali (rancangan peraturan perundang-undangan yang telah dibahas dan daftar hadir rapat ekstern Tim/Panitia). 2.2.4. Menyempurnakan Rancangan Peraturan Perundangundangan 2.2.4.1. Mengidentifikasi dan Mengumpulkan Data Tambahan (Angka Kredit 0,1 Perancang Muda) Mengidentifikasi dan mengumpulkan data tambahan dimaksud adalah menentukan materi yang telah diubah atau disempurnakan berdasarkan hasil rapat dan berdasarkan data yang diperoleh baik dari bahan kepustakaan maupun peraturan perundang-undangan yang terkait. Bukti Fisik: Setiap kali (fotokopi notulen rapat, hasil identifikasi materi, dan data yang diperoleh).

2.2.4.2. Merumuskan dan Menyusun Konsep Penyempurnaan (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya) Merumuskan dan menyusun konsep penyempurnaan dimaksud adalah merumuskan kembali sesuai dengan konsep hasil pembahasan Panitia Antardepartemen. Bukti Fisik: Setiap kali (fotokopi konsep penyempurnaan rancangan peraturan perundang-undangan). Contoh: Penyusunan RUU tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Pasal 1 angka 1 UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak: Anak adalah orang yang belum berumur 18 tahun dan belum menikah. Pasal 1 angka 1 RUU tentang Perubahan UndangUndang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak berdasarkan hasil rapat diubah menjadi: Anak adalah orang yang belum berumur 18 tahun dan belum menikah.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
23 2.2.5. Membahas Kembali Rancangan dalam rangka Harmonisasi (Angka Kredit 0,18 Perancang Utama) Membahas kembali rancangan dalam rangka harmonisasi dimaksud adalah membahas kembali dalam rapat pleno hasil penyempurnaan rancangan peraturan perundang-undangan dengan cara pencocokan silang (cross check) atau mencari keselarasan materi atau antar materi. Bukti Fisik: Setiap kali (hasil pembahasan rapat pleno). 2.3. Sub Unsur Pembahasan RUU 2.3.1. Menyusun Keterangan Pemerintah 2.3.1.1. Menyusun Konsep (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menyusun konsep dimaksud adalah mempersiapkan konsep Keterangan Pemerintah mengenai latar belakang dibentuknya RUU dan pokok-pokok materi RUU yang diuraikan secara narasi. Bukti Fisik: Konsep Keterangan Pemerintah tentang RUU. 2.3.1.2. Menelaah Konsep (Angka Kredit 0,39 Perancang Madya) Menelaah konsep dimaksud adalah mengkaji materi konsep Keterangan Pemerintah mengenai latar belakang dibentuknya RUU dan pokok-pokok materi yang dimuat dalam RUU. Bukti Fisik: Konsep hasil kajian Keterangan Pemerintah tentang RUU. 2.3.1.3. Menyempurnakan Konsep (Angka Kredit 0,36 Perancang Utama) Menyempurnakan konsep dimaksud adalah memperbaiki perumusan konsep Keterangan Pemerintah tentang RUU untuk menghasilkan naskah akhir Keterangan Pemerintah.

2.3.2. Menyusun Konsep Jawaban Pemerintah Terhadap Pemandangan Umum Fraksi 2.3.2.1. Menyusun Konsep (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menyusun konsep dimaksud adalah mempersiapkan konsep Jawaban Pemerintah yang berisi jawaban terhadap pendapat fraksi-fraksi yang berkaitan dengan materi RUU. Bukti Fisik: Konsep Jawaban Pemerintah.

Bukti Fisik: Keterangan Pemerintah tentang RUU.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
24 2.3.2.2. Menelaah Konsep (Angka Kredit 0,39 Perancang Madya) Menelaah konsep dimaksud adalah mengkaji konsep Jawaban Pemerintah yang berisi jawaban terhadap pendapat fraksi-fraksi yang berkaitan dengan materi RUU. Bukti Fisik: Konsep Jawaban Pemerintah. 2.3.2.3 Menyempurnakan Konsep (Angka Kredit 0,36 Perancang Utama) Menyempurnakan konsep dimaksud adalah memperbaiki perumusan konsep Jawaban Pemerintah tentang RUU untuk menghasilkan naskah akhir Jawaban Pemerintah. Bukti Fisik: Jawaban Pemerintah. 2.3.3. Menyiapkan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Daftar Inventarisasi Masalah dimaksud adalah daftar yang memuat pertanyaan, catatan, atau permasalahan yang diidentifikasi oleh fraksi-fraksi DPR atau Pemerintah yang lazimnya berbentuk tabel, disusun secara sistematis berdasarkan permasalahan dan pasal per pasal sesuai dengan sistematika RUU. 2.3.3.1. Menyusun Konsep DIM (Angka Kredit 0,4 Perancang Muda) Menyusun konsep dimaksud adalah menyiapkan konsep DIM berdasarkan RUU yang berisi pertanyaan, catatan, atau permasalahan mengenai materi RUU berdasarkan format yang telah baku dan diajukan kepada pengusul RUU.

2.3.3.2. Menelaah Konsep DIM (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menelaah konsep dimaksud adalah mengkaji konsep DIM dari RUU yang berisi telaahan terhadap pertanyaan, catatan, atau permasalahan mengenai materi RUU yang dimuat dalam DIM tersebut. Bukti Fisik: Konsep telaahan DIM 2.3.3.3. Menyempurnakan Konsep DIM (Angka Kredit 0,36 Perancang Utama) Menyempurnakan konsep DIM adalah memperbaiki hasil telaahan untuk menyempurnakan konsep DIM. Bukti Fisik: Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).

Bukti Fisik: Konsep DIM.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
25 2.3.4. Menyiapkan Jawaban Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Menyiapkan jawaban atas Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) dimaksud adalah menyusun konsep jawaban DIM yang diajukan oleh fraksi-fraksi DPR/Pemerintah mengenai materi RUU. 2.3.4.1. Menyusun Konsep Jawaban DIM (Angka Kredit 0,4 Perancang Muda) Menyusun konsep jawaban DIM dimaksud adalah menyiapkan konsep Jawaban DIM terhadap pertanyaan, catatan, atau permasalahan yang diajukan oleh fraksi-fraksi DPR/Pemerintah yang dimuat dalam DIM tersebut. Bukti Fisik: Konsep Jawaban DIM 2.3.4.2. Menelaah Konsep Jawaban DIM (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menelaah konsep jawaban DIM dimaksud adalah mengkaji konsep Jawaban DIM terhadap pertanyaan, catatan, atau permasalahan yang dimuat dalam jawaban DIM tersebut. Bukti Fisik: Konsep Jawaban DIM.

2.3.5. Mengikuti Sidang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)/DPD 2.3.5.1.a RUU yang datangnya dari Pemerintah. Menyiapkan Bahan Yang Akan Dibahas (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan yang berkaitan dengan RUU yang datang dari pemerintah yang dibahas pada setiap tingkat pembahasan/pembicaraan dalam rapat kerja berupa: 1) RUU; 2) keterangan pemerintah; 3) jawaban pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi; 4) jawaban atas DIM; dan 5) bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

Bukti Fisik: Jawaban DIM.

.l e

2.3.4.3. Menyempurnakan Konsep Jawaban DIM (Angka Kredit 0,36 Perancang Utama) Menyempurnakan konsep Jawaban DIM dimaksud adalah memperbaiki hasil telaahan Jawaban DIM untuk menyempurnakan konsep DIM.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
26 Bukti Fisik: Satu paket fotokopi bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung. 2.3.5.1.b RUU yang datangnya dari DPR/DPD. Menyiapkan Bahan Yang Akan Dibahas (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan yang berkaitan dengan RUU yang dibahas pada setiap tingkat pembahasan/pembicaraan dalam rapat kerja berupa : 1) RUU; 2) keterangan DPR/DPD (fraksi/komisi/ Baleg); 3) jawaban DPR/DPD terhadap pemandangan umum dari Pemerintah; 4) jawaban atas DIM Pemerintah; 5) bahan hukum primer, sekunder, dan tersier; dan 6) hasil kunjungan kerja dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU). Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus. Bukti Fisik: Satu paket fotokopi bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat, atau bagian peraturan perundangundangan yang terkait langsung. 2.3.5.2. Mengikuti Pembahasan Pembahasan dimaksud adalah salah satu proses pembicaraan RUU antara Pemerintah dan DPR/ DPD. 2.3.5.2.1. Tingkat PANSUS (Angka Kredit 0,24 Perancang Utama) Pembahasan di tingkat Pansus dimaksud adalah proses pembicaraan RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I. Kegiatan tersebut antara lain berupa: a. mempersiapkan rumusan; b. mempersiapkan jawaban; c. memberikan saran.

2.3.5.2.2. Tingkat PANJA (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya) Pembahasan di tingkat Panja dimaksud adalah proses pembicaraan RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I (bersifat tertutup), kecuali Peraturan Tata Tertib DPRD yang bersangkutan menentukan lain.

.l e

Bukti Fisik: Setiap Kali (hasil rumusan/jawaban/saran).

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
27 Kegiatan tersebut antara lain berupa: a. mempersiapkan rumusan; b. mempersiapkan jawaban; c. memberikan saran. Bukti Fisik: Setiap Kali (hasil rumusan/jawaban/saran). 2.3.5.2.3. Tingkat Timus/Timcil (Angka Kredit 0,12 Perancang Muda) Pembahasan di tingkat Timus/Timcil dimaksud adalah proses pembicaraan atau perumusan pasal-pasal atau ayat RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I (bersifat tertutup). Kegiatan tersebut antara lain berupa: mempersiapkan rumusan yang sifatnya redaksional dan mempersiapkan penjelasan umum. Bukti Fisik: Setiap Kali (hasil rumusan akhir/penjelasan umum). 2.3.5.2.4. Tingkat Tim Sinkronisasi (Angka Kredit 0,12 Perancang Muda) Pembahasan di tingkat Timsin dimaksud adalah proses pembicaraan atau perumusan dalam rangka sinkronisasi konsideran menimbang, batang tubuh dan penjelasan atau antar pasal, ayat atau bagian RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I (bersifat tertutup).

2.3.5.3. Membuat Laporan Hasil Sidang (Angka Kredit 0,09 Perancang Muda) Membuat laporan hasil sidang dimaksud adalah menyusun hasil pembahasan RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I. Bukti Fisik: Laporan hasil sidang pada pembicaraan tingkat I. 2.3.6. Merumuskan Hasil Sidang Pembahasan Peraturan Perundang-undangan Merumuskan hasil sidang pembahasan peraturan perundangundangan dimaksud adalah penyusunan risalah hasil pembahasan RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I.

.l e

Kegiatan tersebut antara lain berupa: mempersiapkan rumusan yang sifatnya redaksional dan mempersiapkan penjelasan umum. Bukti Fisik: Setiap Kali (hasil rumusan akhir).

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
28 2.3.6.1. Menyusun Konsep (Angka Kredit 0,09 Perancang Muda) Menyusun konsep dimaksud adalah menyusun konsep awal risalah hasil pembahasan RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I. Bukti Fisik: Konsep risalah pembahasan RUU. 2.3.6.2. Menelaah Konsep (Angka Kredit 0,13 Perancang Madya) Menelaah konsep dimaksud adalah mengkaji konsep awal risalah hasil pembahasan RUU antara Pemerintah dan DPR/DPD pada pembicaraan tingkat I. Bukti Fisik: Konsep risalah pembahasan (hasil telaahan) RUU. 2.3.6.3. Menyempurnakan Konsep (Angka Kredit 0,09 Perancang Utama) Menyempurnakan konsep dimaksud adalah memperbaiki konsep risalah hasil pembahasan (hasil telaahan) RUU untuk mendapatkan naskah akhir risalah. Bukti Fisik: Risalah pembahasan RUU. 2.3.7. Menyiapkan Sambutan Singkat Menteri (atas nama pemerintah ) dalam Sidang PANSUS Menyiapkan sambutan singkat Menteri dimaksud adalah mempersiapkan konsep sambutan singkat Menteri mengenai proses dan hasil pembahasan RUU yang disampaikan dalam sidang Pansus. 2.3.7.1. Menyiapkan Konsep (Angka Kredit 0,26 Perancang Muda) Menyiapkan konsep sambutan singkat Menteri dimaksud adalah menyusun konsep sambutan singkat Menteri yang disampaikan dalam sidang Pansus. Bukti Fisik: Konsep sambutan singkat Menteri. 2.3.7.2. Menelaah Konsep (Angka Kredit 0,27 Perancang Madya) Menelaah konsep sambutan singkat Menteri dimaksud adalah mengkaji konsep sambutan singkat Menteri yang disampaikan dalam sidang Pansus. Bukti Fisik: Konsep sambutan singkat Menteri.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
29 2.3.7.3. Menyempurnakan Konsep (Angka Kredit 0,135 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep sambutan singkat Menteri dimaksud adalah memperbaiki konsep sambutan singkat Menteri (hasil telaahan) untuk mendapatkan naskah akhir sambutan singkat Menteri. Bukti Fisik: Naskah sambutan singkat Menteri. 2.3.8. Menyiapkan Sambutan Menteri (atas nama Pemerintah) dalam Sidang Paripurna Menyiapkan sambutan Menteri dalam sidang Paripurna dimaksud adalah menyusun sambutan Menteri mengenai persetujuan terhadap RUU yang disampaikan dalam sidang Paripurna. 2.3.8.1. Menyusun Konsep (Angka Kredit 0,26 Perancang Muda) Menyusun konsep sambutan Menteri dalam sidang Paripurna dimaksud adalah mempersiapkan konsep sambutan Menteri mengenai persetujuan terhadap RUU yang disampaikan dalam sidang Paripurna. Bukti Fisik: Konsep sambutan Menteri.

2.3.8.3. Menyempurnakan Konsep (Angka Kredit 0,135 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep sambutan Menteri dalam sidang Paripurna dimaksud adalah memperbaiki konsep sambutan Menteri (hasil telaahan) untuk mendapatkan naskah akhir sambutan Menteri. Bukti Fisik: Naskah sambutan Menteri. 2.4. Sub Unsur Pemberian Tanggapan Terhadap Rancangan Peraturan Perundang- undangan 2.4.1. Mengumpulkan Bahan (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan yang berkaitan dengan rancangan peraturan perundang-undangan yang dibuat, baik berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundang-undangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

Bukti Fisik: Konsep sambutan Menteri

.l e

2.3.8.2. Menelaah Konsep (Angka Kredit 0,27 Perancang Madya) Menelaah konsep sambutan Menteri dalam sidang Paripurna dimaksud adalah mengkaji konsep sambutan Menteri mengenai persetujuan terhadap RUU yang disampaikan dalam sidang Paripurna.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
30 Bukti Fisik: Satu paket fotokopi bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung. 2.4.2. Menyusun Konsep Tanggapan Rancangan Peraturan Perundang-undangan Tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan dimaksud adalah tanggapan terhadap: a. kewenangan pembentuk rancangan tersebut; b. landasan formal dan materiil konstitusional; c. konsepsi yang dimuat di dalam rancangan tersebut; d. materi muatan yang dimuat di dalam rancangan tersebut; e. teknik penyusunan peraturan perundang-undangan; f. harmonisasi rancangan dengan peraturan perundang undangan yang berkaitan dengan materi muatan rancangan tersebut. 2.4.2.1.Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,13 Perancang Pertama) Tingkat Kesulitan I: a. menyusun konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya bersifat teknis dan prosedural, misalnya, Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/ Keputusan Menteri. b. menyusun konsep tanggapan terhadap judul dan rumusan pembukaan rancangan peraturan perundang-undangan, misalnya, Peraturan/ Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, dan Undang-Undang. Bukti Fisik: Konsep tanggapan rancangan Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri dan judul dan pembukaan peraturan perundang-undangan di atas Peraturan/Keputusan Menteri.

2.4.2.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,4 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan II: menyusun konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya bersifat lintas sektoral, misalnya, Peraturan Pemerintah dan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Konsep tanggapan Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
31 2.4.2.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,5 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan III: Menyusun tanggapan rancangan peraturan perundangundangan yang materi muatannya berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana, misalnya, Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Daerah. Bukti Fisik: Konsep tanggapan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, dan Rancangan Peraturan Daerah. 2.4.3. Menelaah Konsep Tanggapan Rancangan Peraturan Perundang-undangan Menelaah konsep tanggapan rancangan peraturan perundangundangan dimaksud adalah mengkaji konsep tanggapan. 2.4.3.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,18 Perancang Muda) Tingkat Kesulitan I: a. menelaah konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya bersifat teknis dan prosedural, misalnya, Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/ Keputusan Menteri. b. menelaah konsep tanggapan terhadap judul dan rumusan pembukaan rancangan peraturan perundang-undangan, misalnya, Peraturan/ Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, dan Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

2.4.3.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,39 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan II: Menelaah konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya bersifat lintas sektoral, misalnya, Peraturan Pemerintah dan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Konsep telaahan Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat.

Bukti Fisik: Konsep telaahan Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/ Keputusan Menteri dan judul dan pembukaan rancangan peraturan perundang-undangan di atas Peraturan/Keputusan Menteri.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
32 2.4.3.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan III: Menelaah konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana, misalnya, Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Daerah. Bukti Fisik: Konsep telaahan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Daerah. 2.4.4. Menyempurnakan Konsep Tanggapan Rancangan Peraturan Perundang-undangan Menyempurnakan konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan dimaksud adalah memperbaiki konsep tanggapan untuk mendapatkan naskah akhir tanggapan. 2.4.4.1. Tingkat Kesulitan I (Angka Kredit 0,13 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan I: a. menyempurnakan konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya bersifat teknis dan prosedural, misalnya, Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/Keputusan Menteri. b. menyempurnakan konsep tanggapan terhadap judul dan rumusan pembukaan rancangan peraturan perundang-undangan, misalnya, Peraturan/Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, dan Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

2.4.4.2. Tingkat Kesulitan II (Angka Kredit 0,21 Perancang Madya) Tingkat Kesulitan II: Menyempurnakan konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya bersifat lintas sektoral, misalnya, Peraturan Pemerintah dan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat. Bukti Fisik: Naskah tanggapan Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan/Keputusan Presiden atau yang sederajat.

Bukti Fisik: Naskah tanggapan Peraturan/Keputusan Menteri dan peraturan perundang-undangan di bawah Peraturan/ Keputusan Menteri; judul dan pembukaan peraturan perundang-undangan di atas Peraturan/Keputusan Menteri.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
33 2.4.4.3. Tingkat Kesulitan III (Angka Kredit 0,27 Perancang Utama) Tingkat Kesulitan III: Menyempurnakan konsep tanggapan rancangan peraturan perundang-undangan yang materi muatannya berisi hak dan kewajiban, pembebanan kepada masyarakat, pemberian sanksi pidana, misalnya, Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan dan Rancangan Peraturan Daerah. Bukti Fisik: Naskah tanggapan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, dan Rancangan Peraturan Daerah. 3. UNSUR PENYUSUNAN INSTRUMEN HUKUM (DILAKSANAKAN OLEH PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JENJANG TERTENTU) Instrumen hukum dimaksud adalah alat untuk menegakkan hukum yang terdiri atas jenis peraturan perundang-undangan dan jenis bukan peraturan perundang-undangan. Instrumen hukum yang bukan peraturan perundangundangan termasuk di dalamnya aturan kebijakan yang berisi ketentuan yang mengikat keluar, yaitu: a. instruksi; b. surat edaran; c. dan lain-lain. 3.1. Sub Unsur Penyusunan Instruksi Presiden, Instruksi Pimpinan Departemen/LPND, Pimpinan Lembaga Negara, Lembaga Negara Non Pemerintah, Kejaksaan Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Panglima TNI, Gubernur BI. Instruksi dimaksud adalah suatu bentuk keputusan yang bersifat hierarkhis, berlaku bagi jajaran administrasi negara di bawah pembuat instruksi. Dari isinya, instruksi ada yang dapat digolongkan sebagai aturan kebijakan dan ada yang bukan. Instruksi mengenai kebijakan konkret tertentu yang bersifat khusus (misalnya, penugasan atau perintah untuk mewakili pimpinan atau penugasan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam batas waktu tertentu) tidak dapat dimasukkan sebagai aturan kebijakan. Instruksi akan menjadi aturan kebijakan kalau disertai dengan ketentuan yang bersifat umum. Yang dimaksud dengan aturan kebijakan adalah keputusan yang dibuat oleh pejabat/instansi pemerintah berdasarkan kewenangan diskresi yang tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang isinya sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi pejabat/instansi pemerintah, namun aturan kebijakan tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas pemerintahan yang baik (good governance). Contoh, Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1979 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kepmendagri Nomor 133 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Agraria Provinsi dan Kantor Agraria kabupaten/kotamadya merupakan jenis instruksi yang memuat atau berbentuk aturan kebijakan karena instruksi tersebut mengandung ketentuan yang bersifat umum.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
34

3.1.1. Menyusun Konsep Instruksi (Angka Kredit 0,15 Perancang Pertama) Menyusun konsep instruksi dimaksud adalah menyiapkan konsep awal instruksi dan menyusunnya sesuai dengan perintah yang diberikan serta sesuai dengan syarat-syarat aturan kebijakan. Bukti Fisik: Konsep instruksi. 3.1.2. Menelaah Konsep Instruksi (Angka Kredit 0,26 Perancang Muda) Menelaah konsep instruksi dimaksud adalah mengkaji dan menganalisis konsep instruksi yang telah disiapkan oleh Perancang Pertama. Bukti Fisik: Konsep telaahan instruksi. 3.1.3. Menyempurnakan Konsep Instruksi (Angka Kredit 0,27 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep instruksi dimaksud adalah memperbaiki konsep instruksi yang telah ditelaah yang dituangkan dalam bentuk naskah instruksi.

3.2. Sub Unsur Penyusunan Surat Edaran Surat edaran dimaksud adalah surat yang ditujukan kepada berbagai pihak/pejabat yang terkait yang isinya digolongkan sebagai aturan kebijakan yang memuat petunjuk dan/ atau penjelasan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan suatu kebijakan yang menjadi tanggung jawab pihak/pejabat yang bersangkutan. Termasuk dalam kategori surat edaran adalah surat pemberian izin untuk dapat melaksanakan kegiatan tertentu, misalnya, Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang pemberian izin praktek notaris, dan Keputusan Menteri Kehutanan tentang pemberian hak pengusahaan hutan. 3.2.1. Menyusun Konsep Surat Edaran (Angka Kredit 0,15 Perancang Pertama) Menyusun konsep surat edaran dimaksud adalah menyiapkan konsep awal surat edaran dan menyusunnya sesuai dengan perintah yang diberikan serta sesuai dengan syarat aturan kebijakan. Bukti Fisik: Konsep surat edaran. 3.2.2. Menelaah Konsep Surat Edaran (Angka Kredit 0,26 Perancang Muda) Menelaah konsep surat edaran dimaksud adalah mengkaji surat edaran yang telah disiapkan oleh Perancang Pertama. Bukti Fisik: Konsep telaahan surat edaran.

.l e

ga

lit a

Bukti Fisik: Naskah instruksi.

s.

or g

www. legalitas.org
35 3.2.3. Menyempurnakan Konsep Surat Edaran (Angka Kredit 0,27 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep surat edaran dimaksud adalah memperbaiki konsep surat edaran yang telah ditelaah yang dituangkan dalam bentuk naskah surat edaran. Bukti Fisik: Naskah surat edaran. 3.3. Sub Unsur Penyusunan Perjanjian Internasional Perjanjian Internasional dimaksud adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional, atau subjek hukum inernasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik. Bentuk perjanjian internasional, antara lain, persetujuan (agreement), nota kesepahaman (memorandum of understanding), letter of intents, konvensi internasional, treaty. Langkah-langkah membuat perjanjian internasional, meliputi: a. penjajagan; b. perundingan; c. perumusan naskah; d. penerimaan; dan e. penandatanganan. Langkah-langkah tersebut dimulai dengan menyusun latar belakang permasalahan, menganalisis permasalahan ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan Indonesia, dan posisi Indonesia, saran, dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan. 3.3.1. Melakukan Persiapan Penyusunan Naskah Perjanjian Internasional Melakukan persiapan penyusunan naskah perjanjian internasional dimaksud adalah melakukan kegiatan persiapan sesudah dilakukan penjajagan dengan para pihak. 3.3.1.1. Menelaah Usul dari Unit Teknis tentang Penyusunan Perjanjian Internasional (Angka Kredit 0,6 Perancang Madya) Menelaah usul dari unit teknis dimaksud adalah mengkaji usul dari unit teknis tentang penyusunan perjanjian internasional dikaitkan dengan syarat konstitusional, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan materi yang dibutuhkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau unit pengusul. Bukti Fisik: Naskah hasil telaahan. 3.3.1.2. Melakukan Studi Kelayakan Studi kelayakan dimaksud adalah kegiatan awal untuk menyusun latar belakang permasalahan, analisis permasalahan yang ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan Indonesia, posisi Indonesia, saran, dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
36 3.3.1.2.1. Mengumpulkan Data (Angka Kredit 0,09 Perancang Pertama) Mengumpulkan data dimaksud adalah baik data lapangan maupun data kepustakaan. Data kepustakaan yang berkaitan dengan isi perjanjian. Data kepustakaan baik berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundang-undangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus. Bukti Fisik: Laporan yang berisi satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum, atau pasal, ayat, atau bagian peraturan perundangundangan yang terkait langsung. 3.3.1.2.2. Melakukan Analisis Data dan Menyusun Laporan Hasil Studi Kelayakan (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menganalisis data dan menyusun laporan hasil studi kelayakan dimaksud adalah menentukan latar belakang permasalahan dengan menganalisis permasalahan yang ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan Indonesia, posisi Indonesia, memberikan saran dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan.

3.3.2. Menyusun Naskah Perjanjian Internasional Menyusun Naskah Perjanjian dimaksud adalah merumuskan rancangan perjanjian internasional. 3.3.2.1. Menyusun Naskah Dasar Perjanjian Internasional (Angka Kredit 0,9 Perancang Muda) Menyusun naskah dasar perjanjian dimaksud adalah merumuskan rancangan dasar perjanjian internasional ke dalam suatu naskah perjanjian. Bukti Fisik: Naskah dasar perjanjian internasional.

.l e

Bukti Fisik: Laporan hasil analisis.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
37 3.3.2.2. Menelaah Naskah Dasar Perjanjian Internasional (Angka Kredit 0,9 Perancang Madya) Menelaah naskah dasar perjanjian dimaksud adalah mengkaji rancangan naskah dasar perjanjian (hasil telaahan) yang akan ditandatangani. Bukti Fisik : Naskah dasar perjanjian internasional (hasil telaahan). 3.3.2.3. Menyempurnakan Naskah Dasar Perjanjian Internasional (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menyempurnakan naskah dasar perjanjian (hasil telaahan) dimaksud adalah memperbaiki rancangan naskah dasar perjanjian (hasil telaahan) yang akan ditandatangani. Bukti Fisik : Naskah dasar perjanjian internasional (naskah akhir). 3.3.3. Memberikan Tanggapan terhadap Counter Draft Perjanjian Internasional Counter Draft dimaksud adalah rancangan perjanjian internasional yang dipersiapkan oleh pihak/para pihak (negara/lembaga internasional) yang membuat perjanjian dengan Pemerintah Republik Indonesia (cq departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen) yang merupakan rancangan (draft) sandingan. 3.3.3.1. Menyiapkan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,8 Perancang Muda) Menyiapkan konsep tanggapan dimaksud adalah membuat konsep tanggapan terhadap counter draft tersebut baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.

3.3.3.2. Menelaah Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,75 Perancang Madya) Menelaah konsep tanggapan dimaksud adalah mengkaji konsep tanggapan apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan format perjanjian internasional serta obyek yang diperjanjikan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang membuat perjanjian tersebut. Bukti Fisik: Konsep tanggapan (hasil telaahan).

Bukti Fisik: Konsep tanggapan.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
38 3.3.3.3. Menyempurnakan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep tanggapan dimaksud adalah memperbaiki konsep tanggapan, baik dari sudut substantif maupun redaksional untuk mendapatkan naskah akhir tanggapan. Bukti Fisik: Naskah tanggapan. 3.3.4. Membahas Naskah Perjanjian Internasional Membahas naskah perjanjian dimaksud adalah rangkaian kegiatan diskusi yang dilakukan oleh kedua pihak yang mengadakan perjanjian dalam rangka mencari persamaan atau kesepakatan terhadap materi/isi perjanjian yang dibuat oleh kedua pihak yang akan dituangkan ke dalam satu naskah perjanjian akhir (final) setelah melalui tanggap-menanggap khususnya melalui counter draft. 3.3.4.1. Mengikuti Pembahasan (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya) Mengikuti pembahasan dimaksud adalah mengikuti proses pembicaraan pihak-pihak yang membuat perjanjian dalam rangka penyusunan naskah perjanjian. Bukti Fisik: Daftar kehadiran atau surat penugasan (setiap kali hadir). 3.3.4.2. Membuat Laporan Hasil Pembahasan (Angka Kredit 0,9 Perancang Madya) Membuat laporan hasil pembahasan dimaksud adalah membuat catatan yang berkaitan dengan proses dan hasil pembahasan perjanjian yang dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

3.3.4.3. Menyusun Naskah Akhir Perjanjian Internasional (Angka Kredit 1,35 Perancang Madya) Menyusun naskah akhir perjanjian dimaksud adalah menyiapkan naskah perjanjian berdasarkan hasil pembahasan. Bukti Fisik: Naskah akhir perjanjian internasional. 3.4. Sub Unsur Penyusunan Persetujuan Internasional Persetujuan Internasional dimaksud adalah salah satu bentuk perjanjian internasional. 3.4.1. Melakukan Persiapan dalam rangka penyusunan Naskah Persetujuan Internasional Melakukan persiapan penyusunan naskah persetujuan internasional dimaksud adalah melakukan kegiatan persiapan sesudah dilakukan penjajagan dengan para pihak.

Bukti Fisik: Laporan hasil pembahasan (notula rapat).

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
39 3.4.1.1. Menelaah Usul dari Unit Teknis (Angka Kredit 0,6 Perancang Madya) Menelaah usul dari unit teknis dimaksud adalah mengkaji usul dari unit teknis tentang persetujuan internasional dikaitkan dengan syarat konstitusional, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan materi yang dibutuhkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau unit pengusul. Bukti Fisik: Naskah hasil telaahan. 3.4.1.2. Melakukan Studi Kelayakan Studi kelayakan dimaksud adalah kegiatan awal untuk menyusun latar belakang permasalahan, analisis permasalahan yang ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan Indonesia, posisi Indonesia, saran, dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan. 3.4.1.2.1. Mengumpulkan Data (Angka Kredit 0,09 Perancang Pertama) Mengumpulkan data dimaksud adalah baik data lapangan maupun data kepustakaan. Data kepustakaan yang berkaitan dengan isi persetujuan. Data kepustakaan baik berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundang-undangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

3.4.1.2.2. Melakukan Analisis Data dan Menyusun Laporan Hasil Studi Kelayakan (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menganalisis data dan menyusun laporan hasil studi kelayakan dimaksud adalah menentukan latar belakang permasalahan dengan menganalisis permasalahan yang ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan Indonesia, posisi Indonesia, memberikan saran dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan. Bukti Fisik: Laporan hasil analisis.

.l e

Bukti Fisik: Laporan yang berisi satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum, atau pasal, ayat, atau bagian peraturan perundangundangan yang terkait langsung.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
40 3.4.2. Menyusun Naskah Persetujuan Internasional Menyusun Naskah Persetujuan dimaksud adalah merumuskan rancangan persetujuan internasional. 3.4.2.1. Menyusun Naskah Dasar Persetujuan Internasional (Angka Kredit 0,9 Perancang Muda) Menyusun naskah dasar persetujuan internasional dimaksud adalah merumuskan rancangan dasar persetujuan internasional ke dalam suatu naskah persetujuan. Bukti Fisik: Naskah dasar persetujuan internasional. 3.4.2.2. Menelaah Naskah Dasar Persetujuan Internasional (Angka Kredit 0,9 Perancang Madya) Menelaah naskah dasar persetujuan dimaksud adalah mengkaji rancangan naskah dasar perjanjian yang akan ditandatangani. Bukti Fisik: Naskah dasar telaahan).

persetujuan

internasional

(hasil

3.4.3. Memberikan Tanggapan Terhadap Counter Draft Persetujuan Internasional Counter Draft dimaksud adalah rancangan persetujuan internasional yang dipersiapkan oleh pihak/para pihak (negara/lembaga internasional) yang membuat persetujuan dengan Pemerintah Republik Indonesia (cq departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen) yang merupakan rancangan (draft) sandingan. 3.4.3.1. Menyiapkan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,8 Perancang Muda) Menyiapkan konsep tanggapan dimaksud adalah membuat konsep tanggapan terhadap counter draft tersebut baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Bukti Fisik: Konsep tanggapan counter draft.

Bukti Fisik: Naskah dasar persetujuan internasional (naskah akhir).

.l e

ga

3.4.2.3. Menyempurnakan Naskah Persetujuan Internasional (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menyempurnakan naskah dasar persetujuan dimaksud adalah memperbaiki rancangan naskah dasar persetujuan yang akan ditandatangani.

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
41 3.4.3.2. Menelaah Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,75 Perancang Madya) Menelaah konsep tanggapan dimaksud adalah mengkaji konsep tanggapan apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan format persetujuan internasional serta obyek yang disetujui sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang membuat persetujuan tersebut. Bukti Fisik : Konsep tanggapan counter draft. 3.4.3.3. Menyempurnakan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep tanggapan dimaksud adalah memperbaiki konsep tanggapan, baik dari sudut substantif maupun redaksional. Bukti Fisik: Naskah tanggapan. 3.4.4. Membahas Naskah Persetujuan Membahas naskah persetujuan dimaksud adalah rangkaian kegiatan diskusi yang dilakukan oleh kedua pihak yang mengadakan persetujuan dalam rangka mencari persamaan atau kesepakatan terhadap substansi/isi persetujuan yang dibuat oleh kedua pihak dan dituangkan ke dalam satu naskah akhir (final) persetujuan setelah melalui tanggap-menanggap khususnya melalui counter draft. 3.4.4.1. Mengikuti Pembahasan (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya) Mengikuti pembahasan dimaksud adalah mengikuti proses pembicaraan pihak-pihak yang membuat persetujuan dalam rangka penyusunan naskah persetujuan.

3.4.4.2. Membuat Laporan Hasil Pembahasan (Angka Kredit 0,9, Perancang Madya) Membuat laporan hasil pembahasan dimaksud adalah membuat catatan yang berkaitan dengan proses dan hasil pembahasan persetujuan yang dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Bukti Fisik: Laporan hasil pembahasan (notula rapat).

Bukti Fisik: Daftar kehadiran atau surat penugasan (setiap kali hadir).

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
42 3.4.4.3. Menyempurnakan Naskah Akhir Persetujuan Internasional (Angka Kredit 0,135 Perancang Madya) Menyempurnakan naskah akhir persetujuan dimaksud adalah menyiapkan naskah persetujuan berdasarkan hasil pembahasan. Bukti Fisik: Naskah persetujuan internasional. 3.5. Sub Unsur Penyusunan Rancangan Kontrak Internasional Kontrak internasional dimaksud adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih (Pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah asing, Pemerintah Republik Indonesia dengan lembaga internasional) yang bersifat keperdataan. 3.5.1. Melakukan Persiapan Dalam Rangka Penyusunan Rancangan Kontrak Internasional Melakukan persiapan penyusunan rancangan kontrak internasional dimaksud adalah melakukan kegiatan persiapan penyusunan Rancangan Kontrak Internasional sesudah dilakukan penjajagan dengan para pihak. 3.5.1.1. Menelaah Usul dari Unit Teknis Tentang Penyusunan Rancangan Kontrak Internasional (Angka Kredit 0,6 Perancang Madya) Menelaah usul dari Unit Teknis dimaksud adalah mengkaji usul dari unit teknis tentang kontrak internasional dikaitkan dengan syarat konstitusional, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan materi yang dibutuhkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau unit pengusul. Bukti Fisik : Naskah hasil telaahan.

3.5.1.2. Melakukan Studi Kelayakan Studi kelayakan dimaksud adalah kegiatan awal untuk menyusun latar belakang permasalahan, analisis permasalahan yang ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan Indonesia, posisi Indonesia, saran, dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan. 3.5.1.2.1. Mengumpulkan Data (Angka Kredit 0,09 Perancang Pertama) Mengumpulkan data dimaksud adalah data yang berkaitan dengan isi kontrak baik data lapangan maupun data kepustakaan. Data keputustakaan adalah berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
43 Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundang-undangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus. Bukti Fisik: Laporan yang berisi satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung. 3.5.1.2.2. Melakukan Analisis Data dan Menyusun Laporan Hasil Studi Kelayakan (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menganalisis data dan menyusun laporan hasil studi kelayakan dimaksud adalah menentukan latar belakang permasalahan dengan menganalisis permasalahan yang ditinjau dari aspek politis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan Indonesia, posisi Indonesia, memberikan saran dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan.

3.5.2.1. Menyusun Naskah Dasar Kontrak Internasional (Angka Kredit 0,9 Perancang Muda) Menyusun naskah dasar kontrak internasional dimaksud adalah merumuskan rancangan dasar kontrak internasional ke dalam suatu naskah. Bukti Fisik: Naskah dasar kontrak internasional. 3.5.2.2. Menelaah Naskah Dasar Kontrak Internasional (Angka Kredit 0,9 Perancang Madya) Menelaah naskah dasar kontrak internasional dimaksud adalah mengkaji rancangan naskah dasar kontrak. Bukti Fisik: Naskah hasil telaahan kontrak internasional.

3.5.2. Menyusun Naskah Kontrak Internasional Menyusun Naskah kontrak internasional dimaksud adalah merumuskan rancangan kontrak internasional.

.l e

ga

Bukti Fisik: Laporan hasil analisis.

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
44 3.5.2.3. Menyempurnakan Naskah Dasar Kontrak Internasional (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menyempurnakan naskah dasar kontrak internasional dimaksud adalah memperbaiki rancangan naskah dasar kontrak yang akan ditandatangani. Bukti Fisik : Naskah kontrak internasional. 3.5.3. Memberikan Tanggapan Terhadap Counter Draft Kontrak Internasional Counter Draft dimaksud adalah rancangan kontrak internasional yang disiapkan oleh pihak/para pihak (negara asing/lembaga internasional) yang membuat kontrak dengan Pemerintah Republik Indonesia (cq departemen/LPND) yang merupakan rancangan sandingan. 3.5.3.1. Menyiapkan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,8 Perancang Muda) Menyiapkan konsep tanggapan dimaksud adalah membuat konsep tanggapan terhadap counter draft tersebut baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Bukti Fisik: Konsep tanggapan counter draft.

3.5.3.3. Menyempurnakan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,45 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep tanggapan dimaksud adalah memperbaiki konsep tanggapan, baik dari sudut substantif maupun redaksional. Bukti Fisik: Naskah tanggapan counter draft.

3.5.3.2. Menelaah Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,75 Perancang Madya) Menelaah konsep tanggapan dimaksud adalah mengkaji konsep tanggapan apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan format kontrak internasional serta obyek yang disetujui sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi departemen/LPND yang membuat kontrak tersebut. Yang dimaksud dengan format adalah sistematika dari suatu kontrak yang berisi antara lain pendahuluan, pertimbangan, pasal-pasal yang berisi materi kontrak yang termasuk didalamnya pengecualian dan pilihan hukum apabila terjadi sengketa. Bukti Fisik: Konsep tanggapan counter draft.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
45 3.5.4. Membahas Rancangan Kontrak Internasional Membahas rancangan kontrak internasional dimaksud adalah rangkaian kegiatan diskusi yang dilakukan oleh kedua pihak yang mengadakan kontrak dalam rangka mencari persamaan atau kesepakatan terhadap materi/isi kontrak yang dibuat oleh kedua pihak dan dituangkan ke dalam satu naskah akhir (final) kontrak setelah melalui tanggap-menanggap khususnya melalui counter draft. 3.5.4.1. Mengikuti Pembahasan (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya) Mengikuti pembahasan dimaksud adalah mengikuti proses pembicaraan pihak-pihak yang membuat kontrak dalam rangka penyusunan naskah kontrak. Bukti Fisik : Daftar kehadiran atau surat penugasan setiap kali hadir. 3.5.4.2. Membuat Laporan Hasil Pembahasan (Angka Kredit 0,9 Perancang Madya) Membuat laporan hasil pembahasan dimaksud adalah membuat catatan-catatan yang berkaitan dengan proses dan hasil pembahasan naskah kontrak yang dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

3.6. Sub Unsur Penyusunan Kontrak Nasional Kontrak nasional dimaksud adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih (instansi Pemerintah di pusat dengan instansi Pemerintah di pusat lain, atau instansi Pemerintah di pusat dengan lembaga swasta) yang bersifat keperdataan. 3.6.1. Melakukan Persiapan Dalam Rangka Penyusunan Rancangan Kontrak Nasional Melakukan persiapan penyusunan rancangan kontrak nasional dimaksud adalah melakukan kegiatan persiapan sesudah dilakukan penjajagan antara: a. satu instansi dengan instansi lain di lingkungan Pemerintah pusat; b. instansi Pemerintah pusat dengan daerah; atau c. instansi Pemerintah pusat dengan swasta (LSM, badan hukum privat, dsb.).

3.5.4.3. Menyusun Naskah Akhir Kontrak Internasional (Angka Kredit 1,35 Perancang Madya) Menyusun naskah akhir kontrak internasional dimaksud adalah menyiapkan naskah kontrak internasional berdasarkan hasil pembahasan. Bukti Fisik: Naskah kontrak internasional.

.l e

ga

lit a

Bukti Fisik: Laporan hasil pembahasan (notula rapat).

s.

or g

www. legalitas.org
46 3.6.1.1. Menelaah Usul dari Unit Teknis Tentang Penyusunan Rancangan Kontrak Nasional (Angka Kredit 0,36 Perancang Muda) Menelaah usul dari Unit Teknis dimaksud adalah mengkaji usul dari unit teknis tentang kontrak nasional dikaitkan dengan syarat konstitusional, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan materi yang akan dimuat dalam kontrak tersebut. Bukti Fisik: Naskah hasil telaahan. 3.6.1.2. Melakukan Studi Kelayakan Studi kelayakan dimaksud adalah kegiatan awal untuk menyusun latar belakang permasalahan, analisis permasalahan yang ditinjau dari aspek sosiologis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan nasional. 3.6.1.2.1. Mengumpulkan Data (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Mengumpulkan data dimaksud adalah data yang berkaitan dengan isi kontrak, baik data lapangan maupun data kepustakaan. Data kepustakaan adalah berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundang-undangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus. Bukti Fisik: Laporan yang berisi satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum atau pasal, ayat atau bagian peraturan perundang-undangan yang terkait langsung.

3.6.1.2.2. Melakukan Analisis Data dan Menyusun Laporan Hasil Studi Kelayakan (Angka Kredit 0,4 Perancang Muda) Menganalisis data dan menyusun laporan hasil studi kelayakan dimaksud adalah menentukan latar belakang permasalahan dengan menganalisis permasalahan yang ditinjau dari aspek sosiologis dan yuridis serta aspek lain yang dapat mempengaruhi kepentingan nasional, memberikan saran dan penyesuaian yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan. Bukti Fisik: Laporan hasil analisis.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
47 3.6.2. Menyusun Naskah Kontrak Nasional Menyusun naskah kontrak nasional merumuskan rancangan kontrak nasional.

dimaksud

adalah

3.6.2.1. Menyusun Naskah Dasar Kontrak Nasional (Angka Kredit 0,35 Perancang Pertama) Menyusun naskah dasar kontrak nasional dimaksud adalah merumuskan rancangan dasar kontrak nasional ke dalam suatu naskah. Bukti Fisik: Naskah dasar kontrak nasional. 3.6.2.2. Menelaah Naskah Dasar Kontrak Nasional (Angka Kredit 0,50 Perancang Muda) Menelaah naskah dasar kontrak nasional dimaksud adalah mengkaji rancangan naskah dasar kontrak nasional. Bukti Fisik: Naskah hasil telaahan kontrak nasional. 3.6.2.3. Menyempurnakan Naskah Dasar Kontrak Nasional (Angka Kredit 0,18 Perancang Muda) Menyempurnakan naskah dasar kontrak nasional dimaksud adalah memperbaiki rancangan naskah dasar kontrak yang akan ditandatangani.

3.6.3. Memberikan Tanggapan Terhadap Counter Draft Naskah Kontrak Nasional Counter Draft dimaksud adalah rancangan kontrak nasional yang disiapkan oleh pihak/para pihak yang membuat kontrak dengan departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang merupakan rancangan sandingan. 3.6.3.1. Menyiapkan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,30 Perancang Pertama) Menyiapkan konsep tanggapan dimaksud adalah membuat konsep tanggapan terhadap counter draft tersebut. Bukti Fisik: Konsep tanggapan counter draft. 3.6.3.2. Menelaah Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,40 Perancang Muda) Menelaah konsep tanggapan dimaksud adalah mengkaji konsep tanggapan apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan format kontrak nasional serta obyek yang disetujui sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen yang membuat kontrak tersebut. Bukti Fisik : Konsep hasil telaahan tanggapan counter draft.

.l e

ga

Bukti Fisik : Naskah kontrak nasional.

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
48 3.6.3.3. Menyempurnakan Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,12 Perancang Muda) Menyempurnakan konsep tanggapan dimaksud adalah memperbaiki konsep tanggapan, baik dari segi materi maupun redaksional. Bukti Fisik: Naskah tanggapan terhadap counter draft. 3.6.4. Membahas Naskah Kontrak Nasional Membahas Naskah Kontrak Nasional dimaksud adalah rangkaian kegiatan diskusi yang dilakukan oleh kedua pihak yang mengadakan kontrak dalam rangka mencari persamaan atau kesepakatan. 3.6.4.1. Mengikuti Pembahasan (Angka Kredit 0,135 Perancang Madya) Mengikuti pembahasan dimaksud adalah mengikuti proses pembicaraan pihak-pihak yang membuat kontrak dalam rangka penyusunan naskah kontrak nasional.

3.6.4.3. Menyusun Naskah Akhir Kontrak Nasional (Angka Kredit 1,05 Perancang Madya) Menyusun naskah akhir kontrak nasional dimaksud adalah menyiapkan naskah kontrak nasional berdasarkan hasil pembahasan. Bukti Fisik: Naskah kontrak nasional. 3.7. Sub Unsur Penyusunan Gugatan Gugatan dimaksud adalah tuntutan hak yang mengandung sengketa dan diajukan ke pengadilan umum atau pengadilan tata usaha negara untuk mendapat putusan. Termasuk sebagai gugatan adalah permohonan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar yang diajukan kepada Mahkamah Konstitusi dan permohonan pengujian peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang terhadap Undang-Undang yang diajukan kepada Mahkamah Agung sesuai dengan kompetensinya. Termasuk pula sengketa yang diselesaikan melalui arbitrase dan lembaga Alternative Dispute Resolution (ADR).

Bukti Fisik : Laporan hasil pembahasan (notula rapat).

.l e

3.6.4.2. Membuat Laporan Hasil Pembahasan (Angka Kredit 0,75 Perancang Madya) Membuat laporan hasil pembahasan dimaksud adalah membuat catatan-catatan yang berkaitan dengan proses dan hasil pembahasan naskah kontrak nasional yang dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

ga

lit a

s.

or g

Bukti Fisik : Daftar kehadiran atau surat penugasan setiap kali hadir.

www. legalitas.org
49 Gugatan terdiri atas gugatan yang bersifat keperdataan atau perseorangan/badan hukum perdata (privaatrechtelijk) dan gugatan yang bersifat ketatausahanegaraan atau ketatanegaraan/kelembagaan (publiekrechtelijk), yang sekurang-kurangnya berisi: a. nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal penggugat/pemohon dan tergugat; b. peristiwa yang dijadikan dasar gugatan dengan disertai bukti tertulis (fundamentum petendi); dan c. hal-hal yang dituntut agar mendapat putusan (petitum). Contoh: 1) Gugatan yang bersifat keperdataan (privaatrechtelijk): Suatu instansi pemerintah membentuk panitia pembangunan gedungnya kemudian mengadakan perjanjian (kontrak) dengan pemborong/kontraktor (PT. A). Apabila PT A dalam membangun gedung melakukan ingkar janji (wanprestasi), maka Panitia atas nama instansi pemerintah tersebut dapat menggugat PT A ke pengadilan negeri yang wilayah kerjanya meliputi alamat PT A tersebut. Dalam pembuatan naskah gugatan tersebut akan melibatkan para Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan instansi pemerintah tersebut.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia setelah lebih dari 4 (empat) bulan tidak memberikan jawaban atau persetujuan terhadap suatu permohonan pendaftaran Perseroan Terbatas (PT) menjadi badan hukum, maka Menteri dianggap menolak permohonan tersebut (sesuai UU No. 1 Tahun 1995 jo UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2004). Dalam hal ini, kalau pemohon mengajukan gugatan kepada Peradilan Tata Usaha Negara maka Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat dilibatkan di dalam pembuatan pembelaan terhadap kebijakan Menteri tersebut. 3) Permohonan Pengujian (judicial review) Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar kepada Mahkamah Konstitusi: Misalnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tidak dilibatkan dalam proses pembahasan suatu RUU yang materinya berkaitan dengan otonomi daerah. DPD dapat mengajukan permohonan pengujian Undang-Undang tersebut ke Mahkamah Konstitusi berdasarkan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Dalam hal ini para Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD akan dilibatkan dalam pembuatan permohonan tersebut. 4) Permohonan Pengujian (judicial review) peraturan perundangundangan di bawah Undang-Undang terhadap Undang-Undang kepada Mahkamah Agung: Jika Keputusan Menteri Penerangan yang bermuatan materi suatu perizinan penerbitan diuji oleh Mahkamah Agung atas permohonan suatu penerbitan yang dicabut izinnya oleh Menteri Penerangan, maka para Perancang Peraturan Perundang-undangan Departemen Penerangan akan dilibatkan dalam pembuatan pembelaan terhadap produk hukum yang digugat tersebut.

.l e

ga

lit a

s.

or g

2) Gugatan yang bersifat ketatausahanegaraan atau (publiekrechtelijk):

ketatanegaraan

www. legalitas.org
50 3.7.1 Melakukan Persiapan Dalam Rangka Menyusun Naskah Gugatan Melakukan persiapan dimaksud adalah membuat langkahlangkah baik bersifat administratif maupun pembagian tugas dalam rangka penyusunan naskah gugatan. 3.7.1.1. Menelaah Kasus (Angka Kredit 0,18 Perancang Muda) Kasus adalah sengketa hak yang bersifat keperdataan dan ketatanegaraan atau ketatausahanegaraan. Menelaah kasus dimaksud adalah mengkaji perkara dari sudut sosiologis dan yuridis: 1) kasus yang bersifat keperdataan. 2) kasus yang bersifat ketatanegaraan atau ketatausahanegaraan. Bukti Fisik: Naskah telaahan kasus. 3.7.1.2. Mengumpulkan Data (Angka Kredit 0,13 Perancang Pertama) Mengumpulkan data yang dimaksud adalah data yang berkaitan dengan kasus yang ditelaah, baik data lapangan maupun data kepustakaan. Data kepustakaan adalah berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus. Bukti Fisik: Laporan yang berisi satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum, pasal, ayat atau bagian peraturan perundangundangan yang terkait langsung.

3.7.1.3. Menganalisis Data (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menganalisis data dimaksud adalah menganalisis data yang telah dikumpulkan untuk menopang pengkajian kasus yang ada dalam gugatan. Bukti Fisik: Laporan hasil analisis.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
51 3.7.2. Menyusun Gugatan Menyusun gugatan dimaksud adalah membuat kerangka, menelaah dan menyempurnakan kerangka gugatan. 3.7.2.1. Menyusun Kerangka Gugatan (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menyusun kerangka gugatan dimaksud adalah membuat kerangka gugatan yang berisi fakta dan dasar hukum (fundamentum petendi/posita), kedudukan para pihak (legal standing), dan putusan yang diminta (petitum). Bukti Fisik : Konsep kerangka gugatan. 3.7.2.2. Menelaah Kerangka Gugatan (Angka Kredit 0,26 Perancang Muda) Menelaah kerangka gugatan dimaksud adalah mengkaji kerangka gugatan yang terdiri atas fakta dan dasar hukum (fundamentum petendi/posita), kedudukan para pihak (legal standing), dan putusan yang diminta (petitum). Bukti Fisik : Naskah hasil telaahan kerangka gugatan. 3.7.2.3. Menyempurnakan Kerangka Gugatan (Angka Kredit 0,27 Perancang Madya) Menyempurnakan kerangka gugatan yang dimaksud adalah memperbaiki kerangka gugatan. Bukti Fisik : Naskah penyempurnaan kerangka gugatan. 3.7.3. Mengikuti Sidang (Angka Kredit 0,045 Perancang Pertama) Mengikuti Sidang dimaksud adalah menghadiri secara fisik dalam sidang perkara yang digugat di pengadilan negeri ataupun pengadilan tata usaha negara pada setiap tingkatan, dari sejak tingkat pemeriksaan sampai dengan pengambilan putusan (vonis) atau mengikuti sidang di Mahkamah Konstitusi. Termasuk menghadiri sidang adalah mengikuti persidangan melalui teleconference. Bukti Fisik : Daftar kehadiran dan surat penugasan setiap kali mengikuti sidang. 3.7.4. Menyusun Laporan Hasil Sidang (Angka Kredit 0,09 Perancang Pertama) Menyusun laporan hasil sidang dimaksud adalah membuat laporan hasil sidang perkara yang digugat. Bukti Fisik : Laporan tertulis proses dan hasil sidang pada setiap tingkat persidangan untuk setiap perkara.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
52 3.8. Sub Unsur Penyusunan Jawaban Gugatan Jawaban Gugatan adalah tanggapan tertulis yang dibuat oleh suatu instansi yang digugat (tergugat) oleh instansi lain, badan hukum privat, atau perorangan (penggugat) dalam kasus yang bersifat keperdataan atau ketatanegaraan/ketatausahanegaraan. Termasuk dalam pengertian Jawaban Gugatan adalah tanggapan tertulis atas keberatan yang diajukan oleh suatu Pemerintah Daerah kepada Departemen Dalam Negeri terhadap pembatalan suatu Perda atau Peraturan/Keputusan Kepala Daerah. Dalam rangka fasilitasi dan koordinasi perancangan Peraturan Daerah, para Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat dilibatkan di dalam kegiataan tersebut. Termasuk jawaban gugatan adalah keterangan tertulis yang disampaikan oleh pemerintah terhadap permohonan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar.
Contoh: 1. Suatu instansi pemerintah digugat oleh PT A secara perdata karena proyek pembayaran pembangunan gedungnya tersendat-sendat sehingga merugikan PT A, para Perancang Peraturan Perundang-undangan di instansi tersebut dapat dilibatkan dalam pembuatan jawaban gugatan. 2. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia setelah lebih dari 4 (empat) bulan tidak memberikan jawaban atau persetujuan terhadap suatu permohonan pendaftaran Perseroan Terbatas (PT) menjadi badan hukum, maka Menteri dianggap menolak permohonan tersebut (sesuai UndangUndang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas jo UndangUndang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004). Dalam hal ini, kalau pemohon mengajukan gugatan kepada Peradilan TUN maka Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat dilibatkan di dalam pembuatan jawaban gugatan. 3. Penyiapan Keterangan Pemerintah terhadap permohonan pengujian (judicial review) undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kepada Mahkamah Konstitusi. Misal, Advokat-advokat: Dr. T. Mulya Lubis, S.H., LLM; Bambang Widjojanto, S.H., LLM; Iskandar Sonhaji, S.H., Abdul Ficar Hajar, S.H. yang berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Desember 2004, bertindak untuk dan atas nama Para Pemohon mengajukan permohonan pengujian pasal-pasal tertentu dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang tercatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi Nomor 072/PUU-II/2004. Berkaitan dengan pengujian undang-undang tersebut, maka Presiden dengan surat Sekretaris Kabinet Nomor B-20/Seskab/1/2005 untuk mewakili Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Menteri Dalam Negeri menyiapkan Keterangan Pemerintah atas Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam menyiapkan Keterangan Pemerintah ini, maka Perancang yang berada di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Perancang Peraturan Perundang-undangan yang berada di lingkungan Departemen Dalam Negeri dilibatkan dalam pembuatan Keterangan Pemerintah tersebut.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
53
4. Departemen Dalam Negeri digugat dalam bentuk keberatan oleh salah satu Pemerintah Daerah yang Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Keputusan Gubernurnya dibatalkan oleh Departemen Dalam Negeri. Dalam hal ini Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Dalam Negeri akan dilibatkan dalam pembuatan Jawaban Gugatan dalam bentuk jawaban keberatan. 5. Departemen Kehutanan digugat oleh PT. B pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) karena izin HPH yang belum habis masa berlakunya sudah dicabut oleh Departemen Kehutanan. Dalam hal ini Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Kehutanan akan dilibatkan dalam pembuatan Jawaban Gugatan. 3.8.1. Melakukan Persiapan Dalam Rangka Penyusunan Konsep Jawaban Gugatan Melakukan persiapan dimaksud adalah membuat langkah-langkah baik bersifat administratif maupun pembagian tugas di dalam penyusunan konsep jawaban gugatan.

Bukti Fisik: Laporan telaahan kasus jawaban gugatan. 3.8.1.2. Mengumpulkan Data (Angka Kredit 0,13 Perancang Pertama) Mengumpulkan data dimaksud adalah data yang berkaitan dengan kasus yang menjadi perkara yang ditelaah, baik data lapangan maupun data kepustakaan. Data lapangan adalah berupa, antara lain hasil wawancara pihak yang terkait. Data kepustakaan adalah berupa bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

Bukti Fisik: Laporan berupa satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum, pasal, ayat atau bagian peraturan perundangundangan yang terkait langsung.

.l e

ga

lit a

s.

3.8.1.1. Menelaah Kasus (Angka Kredit 0,18 Perancang Muda) Menelaah kasus dimaksud adalah mengkaji perkara yang digugat oleh penggugat baik dari sudut sosiologis maupun yuridis serta materi yang menjadi pokok perkara terhadap : 1. perkara yang bersifat keperdataan. 2. perkara yang bersifat ketatausahaan atau ketatausahanegaraan.

or g

www. legalitas.org
54 3.8.1.3. Menganalisis Data (Angka Kredit 0,44 Perancang Muda) Menganalisis data dimaksud adalah menganalisis data yang telah dikumpulkan untuk menopang pengkajian kasus yang ada dalam gugatan untuk membuat jawaban gugatan. Bukti Fisik: Laporan hasil analisis data. 3.8.2. Menyusun Jawaban Gugatan Menyusun jawaban gugatan dimaksud adalah membuat, menelaah dan menyempurnakan kerangka jawaban gugatan. 3.8.2.1. Menyusun Kerangka Jawaban Gugatan (Angka Kredit 0,22 Perancang Muda) Menyusun kerangka jawaban gugatan dimaksud adalah membuat kerangka jawaban gugatan yang berisi materi tentang hak dan kewajiban yang disengketakan (perkara perdata). Untuk perkara yang bersifat ketatausahanegaraan, kerangka jawaban gugatan berisi alasan hukum yang berkaitan dengan kewenangan dan isi keputusan pejabat Tata Usaha Negara. Sedangkan kerangka jawaban gugatan yang berupa permohonan pengujian UU terhadap UUD berisi halhal yang berkaitan dengan prosedur (formil) pembentukan UU dan materi (materil) atau isi UU.

3.8.2.2. Menelaah Kerangka Jawaban Gugatan (Angka Kredit 0,26 Perancang Muda) Menelaah kerangka jawaban gugatan dimaksud adalah membuat kajian terhadap konsep kerangka jawaban gugatan yang berkaitan dengan fakta dan dasar hukum (fundamentum petendi/posita), kedudukan para pihak (legal standing), dan putusan yang diminta (petitum) yang diajukan oleh pemohon.

3.8.2.3. Menyempurnakan Kerangka Jawaban Gugatan (Angka Kredit 0,27 Perancang Madya) Menyempurnakan kerangka jawaban gugatan yang dimaksud adalah memperbaiki kerangka jawaban gugatan. Bukti Fisik : Naskah jawaban gugatan.

Bukti Fisik: Konsep hasil telaahan kerangka jawaban gugatan.

.l e

Bukti Fisik: Konsep kerangka jawaban gugatan.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
55 3.8.3. Mengikuti Sidang (Angka Kredit 0,045 Perancang Pertama) Mengikuti Sidang dimaksud adalah menghadiri sidang secara fisik di pengadilan negeri ataupun pengadilan tata usaha negara pada setiap tingkatan dari sejak tingkat pemeriksaan sampai dengan pengambilan putusan (vonis) atau mengikuti sidang di Mahkamah Konstitusi. Termasuk menghadiri sidang adalah mengikuti persidangan melalui teleconference. Bukti Fisik : Daftar kehadiran dan surat penugasan setiap kali mengikuti sidang. 3.8.4. Menyusun Laporan Hasil Sidang (Angka Kredit 0,09 Perancang Pertama) Menyusun laporan hasil sidang dimaksud adalah setiap kali mengikuti sidang membuat laporan hasil jawaban gugatan. Bukti Fisik : Laporan tertulis hasil sidang pada setiap tingkatan persidangan untuk setiap kali mengikuti sidang. 3.9. Sub Unsur Penyusunan Akta Akta adalah surat tanda bukti berisi pernyataan resmi (keterangan, pengakuan, keputusan, hak dan kewajiban, dsb) yang dibuat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang. Akta dalam konteks ini bukan akta notaris dan bukan akta di bawah tangan. Contoh : Akta Jual beli yang dibuat oleh para pihak yang konsepnya dibuat oleh para Perancang Peraturan Perundang-undangan. 3.9.1. Melakukan Persiapan Dalam Rangka Penyusunan Akta Melakukan persiapan dimaksud adalah membuat langkahlangkah baik bersifat administratif maupun pembagian tugas di dalam penyusunan akta. 3.9.1.1. Menyusun Kerangka Dasar Akta (Angka Kredit 0,54 Perancang Madya) Menyusun kerangka dasar akta dimaksud adalah merumuskan rancangan kerangka dasar akta dalam bentuk naskah persiapan kerangka dasar akta. Bukti Fisik: Naskah kerangka dasar akta. 3.9.1.2. Mengumpulkan Bahan (Angka kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer, misalnya, peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
56 Bukti Fisik: Laporan berupa satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum, pasal, ayat, atau bagian peraturan perundanganundangan yang terkait langsung. 3.9.1.3. Melakukan Perundingan (Angka Kredit 0,09 Perancang Muda) Melakukan perundingan dimaksud adalah mengikuti proses pembicaraan pihak-pihak yang membuat akta dalam rangka persiapan penyusunan akta. Bukti Fisik: Daftar kehadiran atau surat penugasan setiap kali hadir. 3.9.1.4. Merekam Hasil Perundingan (Angka Kredit 0,09 Perancang Pertama) Merekam hasil perundingan dimaksud adalah membuat catatan-catatan yang berkaitan dengan proses dan hasil pembicaraan pihak-pihak dalam perundingan. Bukti Fisik: Notulen (Notulen hasil perundingan).

3.9.2. Menyusun Konsep Akta Menyusun konsep akta dimaksud adalah menyusun kerangka dasar akta dan berbagai macam kegiatan tindak lanjutnya untuk menghasilkan konsep akta. 3.9.2.1. Menyusun Kerangka Dasar Akta (Angka Kredit 0,39 Perancang Madya) Menyusun kerangka dasar akta dimaksud adalah merumuskan rancangan kerangka dasar akta dalam bentuk naskah persiapan kerangka dasar akta. Bukti Fisik: Naskah kerangka dasar akta. 3.9.2.2. Mengumpulkan Bahan (Angka Kredit 0,06 Perancang Pertama) Bahan dimaksud adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer, misalnya peraturan perundangundangan dan rancangannya. Bahan hukum sekunder, misalnya naskah akademis. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum dan ensiklopedi serta thesaurus.

Bukti Fisik: Laporan hasil perundingan.

.l e

3.9.1.5. Merumuskan Hasil Perundingan (Angka Kredit 0,39 Perancang Madya) Merumuskan hasil perundingan dimaksud adalah penyusunan hasil perundingan antara para pihak dalam proses persiapan pembuatan akta.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
57 Bukti Fisik:
Laporan berupa satu paket fotokopi data lapangan dan kepustakaan yang berupa bagian bahan-bahan hukum,

pasal, ayat, atau bagian peraturan perundanganundangan yang terkait langsung. 3.9.2.3. Merancang Konsep Akta Merancang konsep akta dimaksud adalah menyusun konsep awal akta yang meliputi : a. mengolah bahan; b. membahas konsep akta; c. memadukan (mengintegrasikan) konsep; d. menelaah konsep akta; e menyempurnakan konsep akta. 3.9.2.3.1. Mengolah Bahan (Angka Kredit 0,09 Perancang Pertama) Mengolah bahan dimaksud adalah menganalisis bahan dalam rangka penyusunan konsep akta. Bukti Fisik: Konsep yang berisi pengolahan terhadap bahan penyusunan konsep akta. 3.9.2.3.2. Membahas Konsep Akta (Angka Kredit 0,09 Perancang Muda). Membahas konsep akta dimaksud adalah rangkaian kegiatan diskusi yang dilakukan oleh kedua pihak dalam rangka pembuatan akta.

3.9.2.3.3. Memadukan (mengintegrasikan) Konsep (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya). Memadukan (mengintergrasikan) konsep dimaksud adalah mengharmoniskan dan menyerasikan materi yang dimuat dalam akta dan kepentingan para pihak yang dituangkan dalam konsep. Bukti Fisik: Konsep akta hasil integrasi.

3.9.2.3.4. Menelaah konsep akta (Angka Kredit 0,75 Perancang Muda). Menelaah konsep akta dimaksud adalah mengkaji konsep akta hasil pengintegrasian (pengharmonisasian) konsep yang berkaitan dengan materi dan kepentingan para pihak. Bukti Fisik: Naskah hasil telaahan konsep akta.

.l e

Bukti Fisik: Konsep hasil pembahasan akta.

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
58 3.9.2.3.5. Menyempurnakan konsep akta (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya). Menyempurnakan konsep dimaksud adalah memperbaiki naskah konsep akta hasil telaahan. Bukti Fisik: Naskah konsep akta. 3.9.3. Memberikan Tanggapan Memberikan tanggapan dimaksud adalah memberikan tanggapan terhadap naskah hasil penyempurnaan konsep akta baik yang berkaitan dengan substansinya maupun keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.9.3.1. Menyusun Konsep Tanggapan Akta (Angka Kredit 0,3 Perancang Pertama) Menyusun konsep tanggapan dimaksud adalah membuat konsep tanggapan terhadap akta hasil penyempurnaan konsep akta.

3.9.3.3. Menyempurnakan Konsep Tanggapan Akta (Angka Kredit 0,18 Perancang Madya) Menyempurnakan konsep tanggapan akta dimaksud adalah memperbaiki konsep tanggapan baik dari segi substantif maupun redaksional. Bukti Fisik: Naskah tanggapan terhadap akta. 3.10. Sub Unsur Penyusunan Legal Opinion Legal Opinion adalah tanggapan hukum secara tertulis yang diberikan kepada suatu instansi, badan hukum privat, ataupun perorangan terhadap suatu perbuatan, peristiwa, atau kasus hukum. Permintaan untuk mendapatkan suatu legal opinion (pendapat hukum) harus disampaikan dalam bentuk tertulis kepada instansi yang dimintakan pendapat hukum tersebut. Termasuk dalam kategori legal opinion adalah fatwa dan keterangan ahli.

Bukti Fisik: Konsep hasil telaahan tanggapan akta.

.l e

3.9.3.2. Menelaah Konsep Tanggapan (Angka Kredit 0,4 Perancang Muda) Menelaah konsep tanggapan dimaksud adalah mengkaji konsep tanggapan apakah sudah sesuai dengan keinginan para pihak dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

ga

lit a

s.

or g

Bukti Fisik: Konsep tanggapan akta.

www. legalitas.org
59 Contoh: Suatu instansi pemerintah diminta pendapat hukumnya oleh seorang WNI Keturunan Cina yang beragama/berkepercayaan Konghucu, dengan pertanyaan apakah Konghucu termasuk suatu agama atau bukan. Dalam hal ini Perancang Peraturan Perundang-undangan di lingkungan instansi pemerintah tersebut akan dilibatkan dalam pembuatan legal opinion tersebut. 3.10.1. Menyusun Konsep Legal Opinion (Angka Kredit 0,30 Perancang Pertama). Menyusun konsep legal opinion dimaksud adalah membuat konsep terhadap legal opinion yang berisi : a. pendapat hukum terhadap materi (filosofis, sosiologis, dan yuridis); b. kewenangan/kelembagaan; c. status/kedudukan hukum. Bukti Fisik: Konsep legal opinion. 3.10.2. Menelaah Konsep Legal Opinion (Angka Kredit 0,39 Perancang Muda). Menelaah konsep legal opinion dimaksud adalah mengkaji konsep legal opinion dari berbagai macam aspek yang meliputi: pendapat hukum terhadap materi, kewenangan/ kelembagaan, dan status/kedudukan hukum. Bukti Fisik: Konsep hasil telaahan terhadap legal opinion. 3.10.3. Menyempurnakan Konsep Legal Opinion (Angka Kredit 0,36 Perancang Madya). Menyempurnakan konsep legal opinion dimaksud adalah memperbaiki konsep legal opinion baik dari sudut substanstif maupun redaksional. Bukti Fisik: Naskah legal opinion. 4. UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI (SEMUA JENJANG JABATAN) Pengembangan Profesi dimaksud adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan wawasan, atau pentransformasian/ penyampaian pendapat atau gagasan yang disampaikan oleh Perancang Peraturan Perundang-undangan yang dituangkan dalam bentuk karya tulis di bidang hukum. Kegiatan tersebut dapat berbentuk penelitian, pengkajian (pengujian), hukum dan evaluasi di bidang hukum yang dituangkan dalam bentuk karya tulis. Demikian pula kegiatan penerjemahan atau penyaduran buku dan bahan-bahan hukum lainnya merupakan bagian dari pengembangan profesi Perancang Peraturan perundang-undangan. Penilaian Umum: Pemberian Angka Kredit didasarkan pada Pasal 12 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000 sebagai berikut : a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama; dan b. 40% (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu; serta jumlah penulis pembantu dibatasi sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
60 4.1. Sub Unsur Melakukan Kegiatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang Hukum Melakukan Kegiatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang Hukum dimaksud adalah melakukan kegiatan di bidang karya cipta yang berbentuk karya tulis baik yang bersifat ilmiah maupun tidak ilmiah yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, baik yang bersifat komersial maupun non komersial. 4.1.1. Hasil penelitian, pengujian, survei dan evaluasi di bidang hukum yang dipublikasikan Hasil penelitian/pengkajian/pengujian/survei/evaluasi di bidang hukum dimaksud adalah hasil kegiatan penelitian/pengkajian/pengujian/survei/evaluasi di bidang hukum baik yang bersifat penelitian lapangan (field research) atau penelitian kepustakaan (library research) yang dituangkan dalam suatu buku, makalah, artikel atau opini yang dipublikasikan baik di dalam maupun di luar negeri, sepanjang dapat dibuktikan secara otentik bahwa hasil tersebut merupakan karya seorang Perancang Peraturan Perundangundangan. 4.1.1.1. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan kepada khalayak luas (Angka Kredit 12,50 Semua Jenjang) Penerbitan dan pengedaran kepada khalayak luas dimaksud adalah penerbitan yang dilakukan baik oleh pengarangnya sendiri atau suatu badan usaha penerbitan yang diedarkan baik bersifat komersial maupun non komersial. Khalayak luas dimaksud adalah kelompok masyarakat (misalnya: perpustakaan, sekolah/ perguruan tinggi, RT/RW, kelurahan, dsb.) yang telah menerima buku tersebut yang diterbitkan secara non komersial yang dicetak minimal 500 (lima ratus) eksemplar, dan jumlah halaman buku minimal 20 lembar dengan alat bukti tanda terima. Bukti Fisik: Karya tulis diterbitkan.

.l e

ga

dalam

lit a

s.
bentuk

or g

buku

yang

sudah

4.1.1.2. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Angka Kredit 6 Semua Jenjang) Majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI dimaksud adalah majalah yang diterbitkan dan dipublikasikan tersebut terdaftar sesuai dengan penomoran yang ada di LIPI. Bukti Fisik: Karya dalam bentuk artikel/makalah yang dimuat dalam majalah yang terdaftar di LIPI tersebut.

www. legalitas.org
61 4.1.2. Karya tulis ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri dalam bidang hukum yang dipublikasikan Karya tulis ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri dalam bidang hukum yang dipublikasikan dimaksud adalah uraian yang bersifat ilmiah dalam bidang hukum yang dituangkan dalam bentuk buku atau dimuat dalam majalah yang dibuat atas gagasan sendiri yang dipublikasikan. 4.1.2.1. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan kepada khalayak luas (Angka Kredit 8 Semua Jenjang ) Bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan kepada khalayak luas dimaksud adalah buku yang diterbitkan atas gagasan sendiri yang diedarkan kepada khalayak luas baik yang bersifat komersial maupun non komersial. Bukti Fisik: Karya dalam buku yang telah diterbitkan dan diedarkan. 4.1.2.2. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Angka Kredit 4 Semua jenjang ) Majalah Ilmiah adalah majalah yang diakui LIPI dengan kode ISSN (International Scientific Serial Number) yang berisi karya tulis yang bersifat ilmiah baik dari hasil penelitian maupun gagasan yang dituangkan dalam bentuk artikel. Bukti Fisik: Karya dalam bentuk artikel/makalah yang dimuat dalam majalah yang terdaftar di LIPI tersebut.

4.1.3. Karya tulis ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri dalam bidang hukum yang tidak dipublikasikan Karya tulis ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri dimaksud adalah uraian yang bersifat ilmiah yang dituangkan dalam bentuk buku atau makalah yang dibuat atas gagasan sendiri yang tidak dipublikasikan. Tidak dipublikasikan dimaksud adalah hanya diperuntukkan bagi kalangan sendiri (lingkungan terbatas), yang bukan untuk khalayak luas. 4.1.3.1. Dalam bentuk buku (Angka Kredit 7 Semua Jenjang) Dalam bentuk buku dimaksud adalah buku yang diterbitkan sendiri atau badan usaha atau pihak lain yang tidak dipublikasikan. Bukti Fisik: Karya dalam bentuk buku.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
62 4.1.3.2. Dalam bentuk makalah (Angka Kredit 3,50 Semua jenjang) Bukti Fisik: Karya dalam bentuk makalah. 4.1.4. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah dalam pertemuan ilmiah (Angka Kredit 2,50 Semua Jenjang) Prasaran berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah dalam bentuk naskah dimaksud adalah naskah dalam bentuk makalah/artikel yang bersifat ilmiah di bidang hukum yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (misalnya: seminar, simposium, lokakarya, dan sosialisasi). Termasuk prasaran adalah pemberian keterangan ahli di muka sidang pengadilan. Bukti Fisik: Naskah (makalah yang diseminarkan disertai daftar hadir dari peserta). 4.2. Sub Unsur Menerjemahkan/Menyadur Buku dan Bahan-Bahan Lain di Bidang Hukum Menerjemahkan adalah menyalin suatu buku atau bahan hukum lainnya dari bahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Menyadur adalah menggubah secara bebas suatu buku atau bahan hukum lainnya tanpa merusak garis besar isi buku atau bahan hukum tersebut. 4.2.1. Terjemahan/saduran dipublikasikan

ga

lit a
dalam

s.

or g
bidang

hukum

yang

4.2.1.1. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan kepada khayalak luas (Angka Kredit 7 Semua Jenjang) Angka Kredit sebesar 7 diberikan untuk setiap buku terjemahan/saduran yang diterbitkan.

4.2.1.2. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Angka kredit 3,5 Semua Jenjang) Angka Kredit sebesar 3,5 diberikan untuk setiap majalah terjemahan/saduran yang diterbitkan. Bukti Fisik: Karya dalam bentuk majalah terjemahan/saduran dan majalah yang memuat terjemahan/saduran yang diakui oleh LIPI.

Bukti Fisik: Karya dalam bentuk buku terjemahan/saduran yang telah diterbitkan dan diedarkan kepada khalayak luas.

.l e

www. legalitas.org
63 4.2.2. Terjemahan/saduran dalam bidang hukum yang tidak dipublikasikan 4.2.2.1. Dalam bentuk buku (Angka Kredit 3 Semua Jenjang) Dalam bentuk buku dimaksud adalah buku yang diterbitkan sendiri atau badan usaha atau pihak lain yang tidak dipublikasikan. Bukti Fisik: Karya dalam bentuk buku terjemahan/saduran. 4.2.2.2. Dalam bentuk majalah (Angka Kredit 1,5 Semua Jenjang) Dalam bentuk majalah dimaksud adalah majalah yang diterbitkan sendiri atau badan usaha atau pihak lain yang tidak dipublikasikan. Bukti Fisik: Karya dalam bentuk majalah terjemahan/saduran.

Pendukung/Penunjang kegiatan Perancang Peraturan Perundang-undangan adalah semua kegiatan yang mendukung pengembangan pengetahuan, keahlian, dan wawasan Perancang Peraturan Perundang-undangan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk: a. mengajar, melatih, dan/atau membimbing pada pendidikan sekolah dan pendidikan latihan pegawai; b. mengikuti seminar/lokakarya; c. menyunting naskah di bidang hukum dan perundang-undangan; d. berperan serta dalam penyuluhan hukum; e. menjadi anggota organisasi profesi; f. menjadi anggota keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan; g. menjadi anggota delegasi dalam pertemuan internasional; h. memperoleh gelar kesarjanaan lainnya; i. memperoleh tanda penghargaan/tanda jasa. B.1. Sub Unsur Mengajar, Melatih, dan/atau Membimbing Pada Pendidikan Sekolah dan Pendidikan Latihan Pegawai Mengajar adalah kegiatan dalam proses belajar-mengajar baik dalam pendidikan formal di bidang hukum di lingkungan perguruan tinggi/akademi, pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional (Perancang/Peneliti/ Dokumentaris, dsb.) dan diklat penjenjangan struktural maupun di bidang pendidikan non formal atau luar sekolah (kursus dsb. yang diselenggarakan oleh yayasan/swasta dsb.). Melatih/membimbing adalah memberikan pelatihan atau bimbingan terhadap suatu praktek dalam bidang hukum tertentu (misalnya: praktek beracara, praktek membuat suatu peraturan perundang-undangan) baik di lingkungan pendidikan formal (perguruan tinggi/akademi) maupun non formal atau luar sekolah (kursus yang diselenggarakan yayasan/swasta, dsb.) baik dalam diklat fungsional maupun diklat penjenjangan. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh yayasan/swasta dalam bentuk kursus, pelatihan, dsb.

.l e

ga

lit a

s.

or g

B. UNSUR PENUNJANG 1. UNSUR PENDUKUNG KEGIATAN KEGIATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERANCANG

www. legalitas.org
64 B.1.1.Mengajar, melatih, dan/atau membimbing pada pendidikan sekolah (Angka Kredit 0,024 Semua Jenjang) Bukti Fisik: Surat tugas atau surat keterangan yang berisi kegiatan mengajar, melatih, dan/atau membimbing selama 2 jam pelajaran (2x 45 menit) dari penyelenggara pendidikan. B.1.2.Mengajar, melatih dan/atau membimbing pada pendidikan luar sekolah ( Angka Kredit 0,024 Semua Jenjang) Bukti Fisik: Surat tugas atau surat keterangan yang berisi kegiatan mengajar, melatih, dan/atau membimbing selama 2 jam pelajaran (2x 45 menit) dari penyelenggara pendidikan. B.2. Sub Unsur Mengikuti Seminar/Lokakarya Seminar/Lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang membicarakan atau membahas bidang hukum tertentu atau bidang lainnya yang akan diatur dengan hukum atau peraturan perundang-undangan. Seminar hanya menghasilkan kesimpulan, sedangkan lokakarya menghasilkan saran konkret untuk pemecahan (solusi) suatu masalah hukum yang dapat dituangkan ke dalam suatu peraturan perundang-undangan. Termasuk seminar/lokakarya adalah sosialisasi dan simposium. Perancang Peraturan Perundang-undangan yang mengikuti seminar diberikan angka kredit apabila yang bersangkutan berperan sebagai peserta, pemrasaran, pembahas, narasumber, atau moderator. B.2.1.Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya sebagai : B.2.1.1.Pemrasaran (Angka Kredit 3 Semua Jenjang) Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang diundang sebagai Pemrasaran/Pembicara dalam seminar/lokakarya lokal/ nasional/ internasional diberikan Angka Kredit sebesar 3 setiap kali seminar/lokakarya. Termasuk Pemrasaran adalah penceramah di kegiatan Continuing Legal Education (CLE). Bukti Fisik: Sertifikat/surat lokakarya.

.l e

keterangan

ga

lit a
dari

s.

or g

penyelenggara

seminar/

B.2.1.2.Moderator (Angka Kredit 2 Semua Jenjang) Perancang Peraturan Perundang-undangan yang diundang sebagai moderator dalam seminar/lokakarya lokal/nasional/ internasional diberikan Angka Kredit sebesar 2 setiap kali seminar/lokakarya. Bukti Fisik: Sertifikat/surat lokakarya.

keterangan

dari

penyelenggara

seminar/

www. legalitas.org
65 B.2.1.3. Pembahas (Angka Kredit 2 Semua Jenjang) Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang diundang sebagai Pembahas dalam seminar/lokakarya lokal/ nasional/internasional diberikan Angka Kredit sebesar 2 setiap kali seminar/lokakarya. Bukti Fisik: Sertifikat/surat lokakarya.

keterangan

dari

penyelenggara

seminar/

B.2.1.4.Narasumber (Angka Kredit 2 Semua Jenjang) Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang diundang sebagai Narasumber dalam seminar/lokakarya lokal/ nasional/internasional diberikan Angka Kredit sebesar 2 setiap kali seminar/lokakarya. Bukti Fisik: Sertifikat/surat lokakarya.

keterangan

dari

penyelenggara

seminar/

B.2.1.5.Peserta (Angka Kredit 1 Semua Jenjang)

B.3. Sub Unsur Menyunting Naskah di Bidang Hukum dan Perundangundangan B.3.1. Menyunting Naskah di Bidang Hukum dan Perundang-undangan (Angka Kredit 1 Semua Jenjang) Menyunting naskah di bidang hukum dan perundang-undangan yang dimaksud adalah mengedit kembali suatu naskah hukum dan perundang-undangan yang akan dimuat dalam suatu majalah ilmiah atau yang akan diterbitkan sebagai suatu buku atau karya tulis lainnya baik yang akan dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Bukti Fisik: Naskah. B.4. Sub Unsur Berperan Serta Dalam Penyuluhan Hukum B.4.1. Melakukan Penyuluhan Hukum (Angka Kredit 1 Semua Jenjang) Berperan serta dalam penyuluhan hukum yang dimaksud adalah menjadi penyuluh secara perseorangan atau membantu penyuluh lain ataupun menjadi anggota kelompok penyuluh yang dilakukan melalui tatap langsung dengan masyarakat yang disuluhi, baik melalui media cetak dan elektronik maupun dalam bentuk teatrikal.

Bukti Fisik: Sertifikat/surat lokakarya.

.l e

Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang diundang sebagai Peserta dalam seminar/lokakarya lokal/nasional/ internasional diberikan Angka Kredit sebesar 1 setiap kali seminar/lokakarya.

keterangan

ga

lit a
dari

s.

or g
penyelenggara seminar/

www. legalitas.org
66 Bukti Fisik: Surat Tugas/Keterangan telah mengikuti kegiatan penyuluhan hukum setiap kali. B.5. Sub Unsur Menjadi Anggota Organisasi Profesi Menjadi anggota organisasi profesi adalah menjadi anggota organisasi profesi (termasuk menjadi ketua, wakil ketua, atau sekretaris) di bidang hukum baik nasional maupun internasional misalnya, Persahi (Persatuan Sarjana Hukum Indonesia), PBHI (Pusat Bantuan Hukum Indonesia), P4I (Perhimpunan Perancang Peraturan Perundang-undangan Indonesia). B.5.1.Tingkat Internasional/Nasional sebagai : B.5.1.1.Pengurus aktif (Angka Kredit 1 Semua Jenjang) Perancang Peraturan Perundang-undangan yang menjadi pengurus organisasi dalam bidang perancangan dalam lingkup internasional, nasional, Provinsi, atau kabupaten/kota. Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang menjadi pengurus aktif dapat memperoleh Angka Kredit sebesar 1 untuk setiap tahun masa keanggotaan. Bukti Fisik: Kartu anggota/surat keterangan dari anggota profesi yang bersangkutan dan Surat Keputusan Pengurus Organisasi Profesi yang menyatakan bahwa pengurus aktif telah menjadi pengurus aktif terus-menerus minimal 1 (satu) tahun. B.5.1.2.Anggota aktif (Angka Kredit 0,5 Semua jenjang) Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang menjadi pengurus aktif dapat memperoleh Angka Kredit sebesar 0,5 untuk setiap tahun masa keanggotaan.
Bukti Fisik:

Kartu anggota/surat keterangan dari anggota profesi yang bersangkutan dan Surat Keputusan Pengurus Organisasi Profesi yang menyatakan bahwa anggota aktif telah menjadi anggota aktif terus-menerus minimal 1 (satu) tahun. B.5.2 Tingkat Provinsi B.5.2.1.Pengurus aktif (Angka Kredit 0,25 Semua Jenjang) Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang menjadi pengurus aktif dapat memperoleh Angka Kredit sebesar 0,25 untuk setiap tahun masa keanggotaan. Bukti Fisik: Kartu anggota/surat keterangan dari anggota profesi yang bersangkutan dan Surat Keputusan Pengurus Organisasi Profesi yang menyatakan bahwa pengurus aktif telah menjadi pengurus aktif terus-menerus minimal 1 (satu) tahun.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
67
B.5.2.2.Anggota aktif (Angka Kredit 0,15 Semua Jenjang) Kriteria Penilaian: Kartu anggota/surat keterangan dari anggota profesi yang bersangkutan dan Perancang Peraturan Perundang-undangan yang menjadi pengurus aktif dapat memperoleh Angka Kredit sebesar 0,15 untuk setiap tahun masa keanggotaan. Bukti Fisik: Kartu anggota/surat keterangan dari anggota profesi yang bersangkutan dan Surat Keputusan Pengurus Organisasi Profesi yang menyatakan bahwa anggota aktif telah menjadi anggota aktif terusmenerus minimal 1 (satu) tahun.

B.6. Sub Unsur Keanggotaan Dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan B.6.1.Mengikuti keanggotaan Tim Penilai Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan secara aktif (Angka Kredit 0,50 Semua Jenjang) Mengikuti keanggotaan Tim Penilai Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan adalah menjadi ketua, wakil ketua, anggota, sekretaris atau sekretariat Tim Penilai Perancang Peraturan Perundang-undangan baik Tim Penilai Pusat, Tim Penilai Instansi, Tim Penilai Direktorat Jenderal, Tim Penilai Provinsi, Tim Penilai Kabupaten/Kota, maupun Tim Penilai Teknis. Kriteria Penilaian: Perancang Peraturan Perundang-undangan yang menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan pada instansinya dapat memperoleh Angka Kredit sebesar 0,5 untuk setiap tahun masa keanggotaan. Bukti Fisik: 1. Surat Keputusan Pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit tentang Pembentukan dan Penetapan Tim Penilai Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan; atau 2. Surat Keterangan/Surat Pernyataan dari Ketua Tim Penilai yang bersangkutan. B.7. Sub Unsur Menjadi Anggota Delegasi dalam Pertemuan Internasional Menjadi anggota delegasi dalam pertemuan internasional adalah menjadi Ketua atau Anggota delegasi Indonesia dalam pertemuan internasional di bidang hukum, misalnya AALC (Asian African Law Conference). Kriteria Penilaian: a. Perancang Peraturan Perundang-undangan yang menjadi Ketua/Anggota Tim Delegasi, dapat diberikan Angka Kredit apabila Perancang Peraturan Perundangundangan yang bersangkutan memangku status keanggotaan di dalam tim tersebut, yang didasarkan pada bidang tugas/pekerjaan Perancang Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan atau penugasan dari atasan langsung/pimpinan instansinya; b. menjadi Ketua Delegasi, dapat diberikan Angka Kredit sebesar 3 per- 1 (satu) SK tim delegasi; c. menjadi Anggota Delegasi, dapat diberikan Angka Kredit sebesar 2 per- 1 (satu) SK tim delegasi.

.l e

ga

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
68
B.7.1.Sebagai Ketua Delegasi (Angka Kredit 3 Semua Jenjang) Bukti Fisik: Surat Keputusan Tim Delegasi atau Surat Keterangan/Penugasan dari atasan langsung Pimpinan Instansi Perancang Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan (setiap kali). B.7.2.Sebagai Anggota Delegasi (Angka Kredit 2 Semua Jenjang) Bukti Fisik: Surat Keputusan Tim Delegasi atau Surat Keterangan/Penugasan dari Atasan Langsung Pimpinan Instansi Perancang Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan (setiap kali). B.8. Sub Unsur Memperoleh Gelar Kesarjanaan Lainnya Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya dimaksud adalah memperoleh gelar kesarjanaan selain di bidang hukum, misalnya insinyur (sarjana teknik), sarjana ekonomi, dsb. B.8.1.Memperoleh Gelar Kesarjanaan yang Tidak Sesuai dengan Tugas Pokoknya B.8.1.1. Doktor (Angka Kredit 15 Semua Jenjang) Bukti Fisik: 1. Fotokopi ijin tugas belajar dari instansinya. 2. Fotokopi ijazah kesarjanaan yang telah dilegalisasi oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku.

Bukti Fisik: 1. Foto kopi ijin tugas belajar dari instansinya. 2. Foto kopi ijazah kesarjanaan yang telah dilegalisasi instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku. B.9. Sub Unsur Memperoleh Tanda Penghargaan/Tanda Jasa Tanda penghargaan atau tanda jasa dimaksud adalah suatu penghargaan baik dalam bentuk sertifikat maupun bintang yang diberikan karena seorang Perancang Peraturan Perundang-undangan sebagai PNS yang telah melaksanakan baik tugas kekaryawanannya maupun melaksanakan sesuatu tugas yang sangat berguna bagi bangsa dan negara. Penghargaan atau tanda jasa tersebut misalnya karya satya PNS, Bintang Mahaputra segala tingkatan dan bintang semacam ini dari negara asing, dan sertifikat penghargaan atas karya tulis hukum tertentu. Termasuk penghargaan atau tanda jasa adalah mendapat gelar akademis kehormatan, misalnya Doktor Honoris Causa. 1.9.1. Tanda jasa dari Pemerintah atas prestasi kerjanya Tiap tanda jasa, tingkat: B.9.1.1.Nasional/Internasional (Angka Kredit 3 Semua Jenjang) Bukti Fisik: Tanda jasa atau surat keterangan atau surat keputusan dari instansi yang berwenang mengeluarkan tanda jasa atau perguruan tinggi yang mengeluarkan penghargaan.

B.8.1.3. Sarjana (Angka kredit 5 Semua Jenjang)

Bukti Fisik: 1. Foto kopi ijin tugas belajar dari instansinya. 2. Foto kopi ijazah kesarjanaan yang telah dilegalisasi instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku.

.l e

ga

B.8.1.2. Pasca Sarjana (Angka Kredit 10 Semua Jenjang)

lit a

s.

or g

www. legalitas.org
69 Contoh: Andrie Amoes, S.H. Perancang Pertama pada Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, dianggap berjasa dalam meningkatkan pemahaman terhadap pelaksanaan Jabatan Perancang Peraturan Perundang-undangan di tingkat nasional atau internasional, untuk jasanya tersebut Andrie Amoes, S.H. mendapatkan Angka Kredit sebesar 3. B.9.1.2.Provinsi (Angka kredit 2,50 Semua Jenjang) Bukti Fisik: Surat keterangan atau surat keputusan dari instansi yang berwenang mengeluarkan tanda jasa atau perguruan tinggi yang mengeluarkan penghargaan. B.9.1.3.Kabupaten/Kota (Angka kredit 2 Semua Jenjang) Bukti Fisik: Surat keterangan atau surat keputusan dari instansi yang berwenang mengeluarkan tanda jasa atau perguruan tinggi yang mengeluarkan penghargaan. B.9.2.Gelar Kehormatan Akademis (Angka kredit 15 Semua Jenjang)

BAB III KOMPOSISI PERSENTASI ANGKA KREDIT A. Sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 11 ayat (1) dan lampiran II Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan dan Angka Kreditnya, jumlah Angka Kredit Kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk kenaikan pangkat/jabatan perancang, harus berasal dari unsur utama sekurang-kurang 80% dan dari unsur penunjang sebanyak-banyaknya 20 %. B. Bagi Perancang Utama pangkat Pembina Utama Golongan ruang IV/e, mengacu kepada Pasal 11 ayat (5) Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000, Komposisi Persentasi Angka Kredit dalam unsur utama adalah sebagai berikut : a. Kegiatan pendidikan, penyusunan peraturan perundang-undangan, penyusunan instrumen hukum sekurang-kurangnya 25 % dari 25 kredit. b. Kegiatan pengembangan profesi sebanyak-banyaknya 75 % dari 25 kredit. C. Apabila Hasil Penilaian Angka Kredit tidak memenuhi komposisi Angka Kredit sebagaimana butir a dan butir b, proses penetapan Angka Kreditnya ditangguhkan sampai komposisi tersebut terpenuhi.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd HAMID AWALUDIN

.l e

ga

lit a

s.

or g

Bukti Fisik: Surat keterangan atau surat keputusan perguruan tinggi yang mengeluarkan penghargaan Doktor Honoris Causa.

You might also like