You are on page 1of 10

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS MATLAB

UNTUK ANTENA DWITUNGGAL KAWAT KEMBAR JAJAR


Software Design for Parallel-Twin Lead-Dwitunggal Antenna Based on Matlab
Dianthy Marya 111078109
Program Sarjana Teknik Telekomunikasi
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Pembimbing I Pembimbing II
Soetamso, Drs Tri Brotoharsono, ST., MT.
Abstrak
Penelitian eksperimental pembuatan antena pita lebar untuk membuktikan hipotesis bahwa antena adalah penyepadan
impedansi ruang propagasi dengan saluran radio, telah membuktikan hal itu benar. Ini menghasilkan berbagai antena
gelombang berjalan dari jenis saluran gelombang transversal yang tanpa beban, seperti antena dwitunggal-kawat kembar-jajar.
Hal utama yang perlu dianalisis pada antena dwitunggal-kawat kembar-jajar-binomial yaitu pola pancar-nya atau sering
juga disebut sebagai diagram arah, sehingga dapat digunakan sebagai teori dasar untuk membuat antena multicabang
unidireksional maupun omnidireksional berpita lebar di dalam VSWR umum 2,0.
Pada tugas akhir ini telah dianalisis pola pancar atau diagram arah antena dwitunggal-kawat kembar-jajar dan telah
dibuat perangkat lunak untuk menentukan pola pancar, impedansi, bandwidth, dan gain dari antena dwitunggal-kawat kembar-
jajar menggunakan Matlab. Dari data simulasi menggunakan perangkat lunak telah dianalisis karakteristik antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar yaitu pola radiasi rapat daya broadside untuk < dan endfire untuk ~ , gain antena dipengaruhi
oleh panjang antena ( ) dan spasi antar kawat (s), impedansi dan bandwidth dipengaruhi oleh banyaknya tingkat transformator
binomial yang digunakan pada transformator dan VSWR.
Abstract
Experimental research the generation of wide band antenna has proved hypothesis antenna is a matching
impedance between free space and transmission line. From that there are many travelling wave antenna without load has
been retained, such as binomial parallel-twin lead-dwitunggal antenna.
The most important thing in analysis binomial parallel-twin lead-dwitunggal antenna is radiation pattern or course
diagram, its can be basic theory to make unidirectional or omnidirectional multibranch broadband antenna at VSWR 2,0.
At this final project the software for radiation pattern simulation, and determine bandwidth, impedance, and gain of
parallel-twin lead-dwitunggal antenna based on Matlab has been made, and the radiation pattern of parallel-twin lead-
dwitunggal antenna has been analyze. The characteristic of parallel-twin lead-dwitunggal antenna which has been analyze
from simulation data using software Matlab are broadside radiation pattern for < and endfire radiation pattern for
~ , antenna gain influence by antenna length () and spacing between lead (s), antenna impedance and bandwidth
influence by the stage of binomial transformator.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antena merupakan salah satu perangkat yang
amat penting didalam dunia telekomunikasi radio.
Antena yang didefinisikan sebagai penyepadan
impedansi ruang propagasi dengan impedansi
saluran transmisi radio merupakan bagian yang tidak
dapat dilupakan dalam sistem komunikasi radio
karena tiada radio tanpa antena.
Telah banyak dihasilkan antena multi elemen
secara eksperimental, kinerjanya didapatkan dari
pengukuran. Elementernya yang dinamakan antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar. Antena dwitunggal
ini adalah semacam antena gelombang berjalan
tanpa beban. Ia dibangun untuk membuktikan
hipotesis bahwa antena adalah pemadan impedansi
intrinsik ruang propagasi dengan impedansi
karakteristik saluran radio. Dari hasil rancang
bangun beberapa antena dwitunggal sebelumnya
telah membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar.
Karena pentingnya pengetahuan teoritis
tentang antena dwitunggal itu, maka perlu
diformulasikan matematis dari kinerjanya. Selain itu
yang melatar belakangi pemilihan model antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar ini juga merupakan
suatu konsep yang telah ditawarkan dari dosen
pemimbing 1 untuk pengembangan secara teoritis
tentang antena pita lebar.
Pada tugas akhir ini dilakukan analisis pola radiasi
antena pita frekuensi lebar yaitu antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar di dalam VSWR 2,0 dengan
terlebih dahulu memformulasikan secara matematis
pola radiasi yang dimiliki antena tersebut dan kemudian
mensimulasikan bentuk pola radiasi, menentukan
impedansi, bandwidth dan gain antena tersebut dengan
menggunakan perangkat lunak MATLAB.
1.2 Tujuan Tugas Akhir
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah untuk
membuat perangkat lunak aplikasi berbasis Matlab
penampil pola radiasi rapat daya tiga dimensi, dan
untuk penggambaran pola radiasi medan jauh,
penentuan impedansi karakteristik dan gain dari antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar.
1.3 Batasan Masalah
Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Formula atau rumusan yang diperlukan untuk
pembuatan perangkat lunak disusun berdasarkan
anggapan bahwa ada arus pergeseran di ujung
antar- muka antena dengan ruang propagasi.
2. Pada medan jauh diandaikan rapat daya merata
sehingga sumbu z sebagai sumbu putar walaupun
sebenarnya di bidang xz medan magnet adalah
jumlah sedangkan dibidang yz diluar spasi
bermedan magnit selisih.
3. Perangkat lunak yang dibangun dapat
menampilkan pola rapat daya tiga dimensi dalam
koordinat bola.
4. Transformator yang digunakan untuk
menentukan impedansi yaitu transformator
binomial.
1.4 Metode Penelitian
Pada pembuatan Tugas Akhir ini, penulis
melakukan metode penelitian sebagai berikut :
1) Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan melakukan studi
literatur di perpustakaan yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas, dan membaca buku
referensi serta mencari data di situs internet yang
dapat mendukung realisasi tugas akhir ini.
2) Tahap Desain dan Simulasi
Merancang perangkat lunak (sofware) menggunakan
Matlab untuk penampil pola rapat daya tiga dimensi
dan memprakirakan impedansi karakteristik, serta
gain dari antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
tanpa beban resistor.
3) Tahap Analisa
Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap
bentuk pola radiasi rapat daya antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar hasil perancangan menggunakan
perangkat lunak yang telah dibuat.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini dibagi
menjadi beberapa bab yang meliputi:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang latar
belakang masalah, tujuan tugas akhir,
batasan masalah, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan laporan yang
digunakan dalam pembuatan tugas akhir.
BAB II : TEORI DASAR
Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori
dasar antena yang menunjang dalam
perancangan dan analisis karakteristik dari
antena dwitunggal-kawat kembar-jajar.
BAB III: PERANCANGAN DAN REALISASI
PERANGKAT LUNAK
Pada bab ini akan dibahas tentang
perancangan dan realisasi perangkat lunak
menggunakan Matlab.
BAB IV: PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian
perangkat lunak dan menganalisis
karakteristik antena hasil simulasi
menggunakan perangkat lunak yang telah
dibuat.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas tentang
kesimpulan akhir tentang hasil simulasi
perangkat lunak yang telah dibuat dan saran-
saran yang membangun.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan
2.1.1 Definisi dan Fungsi Antena
Antena adalah penyepadan impedansi
instrinsik ruang propagasi dengan impedansi
karakteristik saluran transmisi radio
[7].
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan fungsi antena
adalah sebagai berikut:
1. Perangkat penyesuai (Matching Device)
Alat untuk mengubah sifat-sifat karakteristik
gelombang elektromagnetik di saluran
transmisi dan di udara.
2. Perangkat pengarah (Directional Device)
Alat untuk mengarahkan energi sumber
elektromagnetik kearah tertentu sehingga arah
pancar atau arah penerimaannya bisa
disesuaikan dengan tepat.
2.1.2 Tipe tipe Antena
Tipe tipe antena terbagi menjadi enam, yaitu
[2]:
a. Antena Kawat (Wire Antenna)
b. Antena Aperture (Aperture Antenna)
c. Antena Mikrostrip (Microstrip Antenna)
d. Antena Susun (Array Antenna)
e. Antena Reflektor (Reflector Antenna)
f. Lens Antenna
2.2 Parameter Antena
2.2.1 Pola Radiasi
Pola radiasi sebuah antena didefinisikan
sebagai gambaran grafis dari sifat-sifat pancaran
antena sebagai fungsi dari koordinat ruang
[2]
. Pada
koordinat bola, sebuah titik radiasi merupakan
fungsi dari , , r dan , seperti terlihat pada
gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1. Sebuah titik radiasi pada koordinat bola


Adapun pola radiasi antena dibedakan menjadi tiga
yaitu :
1. Isotropis adalah arah pancaran antena ke
berbagai arah dengan energi sama besar pada
seluruh bidang. Pola radiasi isotropis terdapat
pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Pola radiasi isotropis
2. Unidireksional adalah arah pancaran antena ke
satu arah.
Gambar 2.3 Pola radiasi unidireksional
3. Omnidireksional adalah arah pancaran
antena ke berbagai arah dengan energi pada
satu bidang sama besar.
Gambar 2.4 Pola radiasi omnidireksional
Dalam memancarkan daya, antena memiliki sifat
radiasi yaitu broadside, endfire, dan
intermediate. Sifat-sifat radiasi antena terlihat
pada gambar 2.5 berikut ini.
(a) (b) (c)
Gambar 2.5 Pola radiasi antena (a). broadside,
(b). endfire, (c). Intermediate
2.2.2 Polarisasi
Polarisasi adalah gambaran orientasi
medan listrik dalam arah propagasinya
[7]
.Bentuk
dari polarisasi dapat dapat dibagi menjadi tiga
yaitu :
1. Polarisasi linier yaitu jika medan listrik pada
arah y dan AR(axial ratio) = ~.
2. Polarisasi lingkaran yaitu jika sumbu mayor
sama dengan sumbu minor dan AR (axial
ratio) = 1.
3. Polarisasi elips sama dengan polarisasi
lingkaran, tetapi polarisasi elips memiliki
AR =
1
2
E
E
dan berputar dalam lintasan
berbentuk elips.
2.2.3 Gain
Salah satu parameter penting untuk
mengukur kualitas antena adalah gain
[2]
. Gain
sebuah antena didefinisikan sebagai
perbandingan rapat daya maksimum suatu
antena terhadap rapat daya maksimum dari
antena referensi dengan daya masuk sama
besar
[7]
.
2.2.4 VSWR dan Bandwidth Antena
Faktor refleksi secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
inc
ref
V
V
= (2.1)
dimana: = faktor refleksi.
V
ref
= tegangan yang dipantulkan
V
inc
= tegangan yang datang dari sumber
Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
didefinisikan sebagai perbandingan (ratio) antara
tegangan maksimum dan minimum yang terjadi
pada saluran yang tidak sesuai (match).
VSWR =

+
1
1
(2.2)
Bandwith antena didefinisikan sebagai daerah
frekuensi kerja dari antena yang menunjukan batas
atas dan batas bawah dari frekuensi yang
digunakan oleh antena dalam pemancaranya
[2]
.
Contoh bandwidth untuk VSWR 1,5 adalah
B = f2 f1, seperti ilustrasi pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Ilustrasi bandwidth berdasarkan nilai
VSWR1,5
2.3 Antena Dwitunggal-Kawat Kembar-Jajar
2.3.1 Konsep Dasar Antena Dwitunggal-Kawat Kembar-
Jajar
Antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
merupakan antena yang terdiri dari dua buah kawat
yang berfungsi sebagai penyepadan impedansi
instrinsik ruang propagasi dengan impedansi
karakteristik saluran transmisi radio
[7]
.
l
r

Gambar 2.7 Antena dwitunggal-kawat kembar-jajar


Keterangan dari gambar 2.7:
S = Jarak antar kawat spasi
d = Diameter kawat
2.3.2 Penurunan Rumus Pola Rapat Daya Antena
Dwitunggal-Kawat Kembar-Jajar
Analisis utama antena dwitunggal-kawat
kembar-jajar adalah penentuan pola radiasi atau
sering disebut pula sebagai diagram arah.
Penentuan pola radiasi secara analitis dilakukan
dengan menentukan distribusi arus pada antena.
Adapun distribusi arus satu elemen kawat sebagai
berikut :
( ) =

, 0 < z < I (2.3)
Gambar 2.8 Antena satu kawat di ruang bebas
Medan jauh dari satu elemen kawat antena sebagai
berikut
[2]
:


=

=

=

= 0 (2.4)


=








( )
si n



( )



( )
(2.5)


=



(2.6)
Berdasarkan struktur medan elektromagnetik atau rapat
daya di sekeliling antenna dwitunggal-kawat kembar-
jajar, maka medan jauh dari arus berjalan di kawat-1 dan
kawat-2 bermodulus serupa untuk titik tinjau T r ~
2
I


, , jauh dari sistem, tetapi fasanya berbeda karena
arah arus dan beda jarak tempuh. Perbedaan jarak tempuh
antara titik referensi 0 ke kawat 1 dan kawat 2 yaitu h =
S/2. Sehingga

= + bsin , dan

= - bsin .
Perhatikan gambar 2.9 berikut
[7]
.
r
r
2
r
1
Gambar 2.9 Antena dwitunggal-kawat kembar-
jajar pada bidang zy
Medan listrik yang dihasilkan kawat-1 dilihat dari medan
jauh adalah :


=










( )
sin



( )



( )
(2.7)
sedangkan medan listrik yang dihasilkan kawat-2 dilihat
dari medan jauh adalah :


= -










( )
sin



( )



( )
(2.8)
Sehingga medan listrik yang dihasilkan elemen kawat-1
dan kawat-2 adalah :


=

+

(2.9)


=








-






(2.10)
karena r >> h,


= 0 sehingga


=



-

(2.11)


= -



-

(2.12)


= - 2

(sin(kb si n )) (2.13)
Medan listrik yang dihasilkan dari arus diantara kawat-1
dan kawat-2 (disebut arus pergeseran) dengan jarak S=2h
didapat dari rumus

dari satu kawat dengan mengganti
I -

, r -

, dan - = 2 b, dan 0 -

; serta
mengingat si n(90 - ) = cos , dan cos (90 - ) =
sin , maka diperoleh rumus medan listrik sebagai
berikut:


=














( )
cos



( )
( )
(2.14)
Dengan demikian medan listrik total di bidang zy karena
dua arus konduksi dan satu arus pergeseran yaitu :


=

+

(2.15)


=








( )
si n



( )
( )
(sin(kb si n )) +












( )
cos



( )
( )

(2.16)
Vektor poynting atau rapat daya sesaat dan rapat daya rata-
rata untuk antena dwitunggal dengan pengaruh arus
pergeseran yaitu :


=


( ) =


(



+



)



(2.17)


=


|

|

(2.18)


=


| |

8





`

sin


2
(cos - )
(cos - )
(sin( kb si n ))
/

+
`

cos


2
(si n - )
(sin - )
/




(2.19)
Keterangan :
=



=



=
V


K = rasio antara fasa konstan gelombang pada
saluran transmisi terhadap ruang propagasi
= vektor poynti ng atau rapat daya sesaat


= rapat daya rata-rata
2.4 Transformator Binomial
[5]
Kita bisa menggunakan beberapa trafo /4
dengan impedansi karakteristik yang berbeda-beda
sebagai penyepadan bertingkat binomial dari
impedansi karakteristik udara menuju impedansi
terminal. Adapun bentuk penyepadan bertingkat
binomial dapat dilihat pada gambar 2.10.
Gambar 2.10 Transformator bertingkat binomial
Impedansi tiap tingkatnya yaitu :
Z1.ln Z1 = ln Z0 + 2
N
C
N
0
ln ZL/Z0 (2.20)
Z2.ln Z2 = ln Z1 + 2
N
C
N
1
ln ZL/Z0 (2.21)
ZN.ln ZN = ln Z(N-1) + 2
N
C
N
N
ln ZL/Z0
(2.22)
Lebar pita frekuensi fraksional (Bw) :
(2.23)
2.4 Sekilas Tentang MATLAB
Nama MATLAB merupakan singkatan dari
matrix laboratory yang pada awalnya ditulis
untuk memudahkan akses perangkat lunak
matrik yang telah dibentuk oleh LINPACK dan
EISPACK. MATLAB merupakan bahasa
pemrograman level tinggi yang dikhususkan
untuk kebutuhan komputasi teknis, visualisasi
dan pemrograman seperti komputasi
matematik
[3]
,
Sebagai sebuah sistem, MATLAB tersusun
dari bagian utama yaitu:
1. Development Environment merupakan
sekumpulan perangkat dan fasilitas untuk
menggunakan fungsi-fungsi dan file-file
MATLAB.
2. MATLAB Mathematical Function Library
merupakan sekumpulan algoritma
komputasi mulai dari fungsi-fungsi dasar
sampai dengan fungsi-fungsi yang lebih
kompek.
3. MATLAB Language merupakan suatu high-
level matrix/array language dengan control
flow statements, functions, data structures,
input/output, dan fitur-fitur object-oriented
programming
4. Graphics
5. MATLAB Application Program Interface
(API) merupakan suatu library yang
memungkinkan program yang
BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
3.1 Perangkat Lunak yang Digunakan
MATLAB merupakan bahasa pemrograman
dengan kemampuan tinggi dalam bidang
komputasi. Matlab memiliki kemampuan
mengintegrasi komputasi, visualisasi, dan
pemrograman. Dalam memvisualisasikan sebuah
obyek, matlab memiliki kemampuan merotasi
obyek tanpa mengubah programnya. Oleh karena
itu pada tugas akhir ini menggunakan MATLAB
untuk mensimulasikan pola rapat daya,
memprakirakan impedansi karakteristik, gain
dan bandwidth dari antena dwitunggal-kawat
kembar-jajar.
3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak
Adapun spesifikasi perangkat lunak yang
diinginkan pada tugas akhir ini yaitu perangkat
lunak yang dapat menampilkan pola radiasi tiga
dimensi, memprakirakan impedansi dan gain
antena dwitunggal-kawat kembar-jajar dari hasil
rumusan matematisnya dengan masukan yang
diberikan seperti data frekuensi kerja, spasi
antena, dan diameter kawat.
3.3 Diagram Blok
3.3.1 Diagram Blok Proses Analisis
Diagram blok proses analisis antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar secara umum
seperti tertera pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram blok proses analisis antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar
3.3.2 Diagram Blok Sistem Perangkat Lunak
Diagram blok sistem perangkat lunak untuk
merancang antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
secara umum seperti tertera pada gambar 3.2
berikut ini.
Gambar 3.2 Diagram blok perangkat lunak
3.4 Perancangan Diagram Alir
Gambar 3.3 Diagram alir perancangan antenna
Gambar 3.4 Diagram alir program perancangan
transformator binomial
3.5 Perancangan dan Realisasi Perangkat Lunak
Perancangan tampilan perangkat lunak yang
akan direalisasikan dibuat menggunakan GUI
atau GUI builDEr agar tampilan yang dihasilkan
lebih efektif dan atraktif. Untuk mengetahui
bentuk diagram arah atau pola radiasi antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar maka dirancang
tampilan program simulasi pola radiasi dan gain
seperti pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rancangan tampilan perangkat
lunak untuk simulasi pola radiasi
Gambar 3.6 Rancangan tampilan perangkat
lunak perancang antena dwitunggal-kawat
kembar-jajar transformator binomial
Tampilan perangkat lunak untuk mensimulasikan
pola radiasi dan merancangan antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar yang telah
direalisasikan dapat dilihat pada gambar 3.7 -
3.8.
Gambar 3.7 Realisasi tampilan perangkat lunak
untuk simulasi pola radiasi
Gambar 3.8 Realisasi tampilan perangkat lunak
perancang antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
transformator binomial
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Pengujian Perangkat Lunak
Sebelum menentukan karakteristik antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar menggunakan
perangkat lunak yang telah direalisasikan, terlebih
dahulu dilakukan pengujian kebenaran pada data
keluaran perangkat lunak yang dibuat. Pengujian
ini dilakukan dengan cara membandingkan data
keluaran perangkat lunak dengan data hasil
perhitungan manual untuk beberapa sudut pada
medan listrik dua dimensi. Pada tabel berikut ini
terdapat data perbandingan antara data keluaran
perangkat lunak dan data hasil perhitungan manual.
Tabel 4.1 Data pengujian perangkat lunak dan data hasil
perhitungan manual untuk panjang antena I = 0,25 dan s =
0,5
Hasil Perhitungan Nilai
Medan Listrik
Plot pola radiasi medan listrik
dalam bentuk polar
saat
sudut
= 36
Nilai
Maksi
mum
Nilai
Norm
alisasi
0,88720
0468
0.998
29677
1
0.888
71415
1
Dari perbandingan data pada tabel 4.1
terlihat bahwa data keluaran perangkat lunak benar
dengan berimpitnya data hasil perhitungan manual
dengan data hasil program pada gambar pola radiasi
medan listrik dalam bentuk polar di atas. Sehingga
selanjutnya dapat dilakukan simulasi menggunakan
perangkat lunak untuk menentukan karakteristik
antena dwitunggal-kawat kembar-jajar seperti pola
radiasi rapat daya, impedansi, gain dan bandwidth.
Berikut ini beberapa data hasil simulasi
pola radiasi antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
dengan variasi panjang antena dan spasi. Butir 4.1.1
untuk contoh data pola radiasi antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar secara umum. Butir 4.1.2 untuk
contoh data perancangan antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar khusus /4 binomial.
4.1.1 Simulasi Pola Radiasi Antena Dwitunggal-
Kawat Kembar-Jajar
Pada tabel 4.2 berikut ini terdapat
gambar pola radiasi medan listrik (E

), medan
magnet (

), dan rapat daya (W
av
) sesuai dengan
rumus pada bab II dengan variasi spasi yang
digunakan s = 0,1 dan s = 0,5 untuk panjang
antena = 0,25 .
Tabel 4.2 Pola radiasi medan listrik (E

), medan magnet
(

), dan pola radiasi rapat daya (W
av
) untuk panjang antena
= 0,25
No Ketera
ngan
Gambar Pola Radiasi
Spasi (s) = 0,1 Spasi (s) = 0,5
1 Pola
radiasi
medan
listrik
(E

)
Pola
radiasi
medan
magnet
(

)
Pola
radiasi
rapat
daya
(W
av
)
2 Gain -7,13201 dBi 6,05809 dBi
Gain untuk panjang antena = 0,25 akan
mengalami penguatan atau bernilai positif setelah spasi
s~ 0,3 yaitu sebesar 2,13519 dBi dengan gambar pola
radiasi medan listrik (E

) dan pola radiasi rapat daya (W


av
)
tiga dimensi yang dihasilkannya seperti pada gambar 4.1
berikut ini.
(a) (b)
Gambar 4.1 Pola radiasi (a). medan listrik (E

), (b). pola
radiasi rapat daya (W
av
) untuk panjang antena = 0,25
Pada tabel 4.3 berikut ini terdapat gambar pola
radiasi medan listrik (E

), medan magnet (

), dan rapat
daya (W
av
) sesuai dengan rumus pada bab II dengan
variasi spasi yang digunakan s = 0,1 dan s = 0,5 untuk
panjang antena = 0,5 .
Tabel 4.3 Pola radiasi medan listrik (E

), medan magnet (

),
dan pola radiasi rapat daya (W
av
) untuk panjang antena
= 0,5
No Kete-
rangan
Gambar Pola Radiasi
Spasi (s) = 0,1 Spasi (s) = 0,5
1 Pola
radiasi
medan
listrik
(E

)
Pola
radiasi
medan
magnet
(

)
Pola
radiasi
rapat
daya
(W
av
)
2 Gain -4,11215 dBi 8.39358 dBi
Gain untuk panjang antena = 0,5 akan
mengalami penguatan atau bernilai positif setelah
spasi s~ 0,3 yaitu sebesar 4.88632 dBi dengan
gambar pola radiasi medan listrik (E

) dan pola
radiasi rapat daya (W
av
) tiga dimensi yang
dihasilkannya seperti pada gambar 4.2 berikut ini.
(a) (b)
Gambar 4.2 Pola radiasi (a). medan listrik (E

),
(b). pola radiasi rapat daya (W
av
) untuk panjang
antena = 0,5
Pada tabel 4.4 berikut ini terdapat gambar pola
radiasi medan listrik (E

), medan magnet (

), dan
rapat daya (W
av
) sesuai dengan rumus pada bab II
dengan variasi spasi yang digunakan s = 0,1 dan
s = 0,5 untuk panjang antena = 1,5 .
Tabel 4.4 Pola radiasi medan listrik (E

), medan magnet (

),
dan pola radiasi rapat daya (W
av
) untuk panjang antena =
1,5
No Kete-
rangan
Gambar Pola Radiasi
Spasi (s) = 0,1 Spasi (s) = 0,5
1 Pola
radiasi
medan
listrik
(E

)
Pola
radiasi
medan
magnet
(

)
Pola
radiasi
rapat
daya
(W
av
)
2 Gain -0,411904 dBi 12,3342 dBi
Gain untuk panjang antena = 1,5 akan mengalami
penguatan atau bernilai positif setelah spasi s~ 0,2 yaitu
sebesar 5,45562 dBi dengan gambar pola radiasi medan
listrik (E

) dan pola radiasi rapat daya (W


av
) tiga dimensi
yang dihasilkannya seperti pada gambar 4.3 berikut ini.
(a) (b)
Gambar 4.3 Pola radiasi (a). medan listrik (E

), (b).
pola radiasi rapat daya (W
av
) untuk panjang antena
= 1,5
Pada tabel 4.5 berikut ini terdapat gambar pola radiasi
medan listrik (E

), medan magnet (

), dan rapat daya
(W
av
) sesuai dengan rumus pada bab II dengan variasi
spasi yang digunakan s = 0,1 dan s = 0,5 untuk
panjang antena = 5 .
Tabel 4.5 Pola radiasi medan listrik (E

), medan magnet
(

), dan pola radiasi rapat daya (W
av
) untuk panjang antena
= 5
No Kete-
rangan
Gambar Pola Radiasi
Spasi (s) = 0,1 Spasi (s) = 0,5
1 Pola
radiasi
medan
listrik
(E

)
Pola
radiasi
medan
magnet
(

)
Pola
radiasi
rapat
daya
(W
av
)
2 Gain 1,01635 dBi 14,1961 dBi
4.1.2 Perancangan Antena Dwitunggal-Kawat Kembar-
Jajar Transformator Binomial
Berikut ini contoh data hasil perancangan
antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
transformator binomial menggunakan perangkat
lunak yang telah direalisasikan dengan mengubah-
ubah parameter masukannya seperti VSWR, dan
jumlah tingkat antena (N). Pada tabel 4.6
parameter masukan yang diubah-ubah yaitu jumlah
tingkat yang akan digunakan.
Tabel 4.6 Contoh data perancangan antena dwitunggal-kawat
kembar-jajar transformator binomial dengan mengubah-ubah
jumlah tingkat antena
No Masukan Keluaran
1 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
1
1,1
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Nilai

:
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
1,65536cm
359.084
0,18257 dBi
0,106322 MHz
7,54
2 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
4
1,1
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Nilai

:
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
8,24134 cm
56,7291
3,78058 dBi
177.406 MHz


=4 4 , 1 6 4 2 9 ,


=1 6 , 0 8 3 6 8


=3 , 5 3 4 7 3 ,


=1 , 2 8 7 2 7
3 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
8
1,1
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Nilai

:
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
17,6379 cm
50,3961
6,85912 dBi
619,05 MHz


= 5 5 , 9 6 1 3 5 ,


= 4 9 , 3 2 3 3 4


= 3 1 , 7 0 4 9 8 ,


=1 3 , 1 0 0 1 8


= 4 , 3 3 9 7 5 ,


=1 , 7 9 3 1 4


= 1 , 1 5 2 6 3 ,


=1 , 0 1 5 9 0
Rapat
daya 3
dimensi
4 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
20
1,1
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
46,7637cm
50,0001
8,9668 dBi
1377,84 MHz
5 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
40
1,1
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
96,27 cm
50
9,60349 dBi
1882,64 MHz
Tabel 4.7 Contoh data perancangan antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar transformator binomial dengan
mengubah-ubah VSWR antena yang diinginkan pada N = 8
No Masukan Keluaran
1 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
8
1,1
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Nilai

:
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
17,6379 cm
50,3961
6,85912 dBi
619,05 MHz


= 5 5 , 9 6 1 3 5 ,


= 4 9 , 3 2 3 3 4


= 3 1 , 7 0 4 9 8 ,


=1 3 , 1 0 0 1 8


= 4 , 3 3 9 7 5 ,


=1 , 7 9 3 1 4


= 1 , 1 5 2 6 3 ,


=1 , 0 1 5 9 0
2 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Nilai

:
17,6379 cm
50,3961
6,85912 dBi
705,198MHz


= 5 5 , 9 6 1 3 5 ,


= 4 9 , 3 2 3 3 4
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
2 mm
8
1,3
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi


= 3 1 , 7 0 4 9 8 ,


=1 3 , 1 0 0 1 8


= 4 , 3 3 9 7 5 ,


=1 , 7 9 3 1 4


= 1 , 1 5 2 6 3 ,


=1 , 0 1 5 9 0
3 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
8
1,6
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Nilai

:
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
17,6379 cm
50,3961
6,85912 dBi
745,562 MHz


= 5 5 , 9 6 1 3 5 ,


= 4 9 , 3 2 3 3 4


= 3 1 , 7 0 4 9 8 ,


=1 3 , 1 0 0 1 8


= 4 , 3 3 9 7 5 ,


=1 , 7 9 3 1 4


= 1 , 1 5 2 6 3 ,


=1 , 0 1 5 9 0
4 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
300 MHz
3000 MHz
5 cm
2 mm
8
1,8
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
Bandwidth :
Nilai

:
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
17,6379 cm
50,3961
6,85912 dBi
771,29MHz


= 5 5 , 9 6 1 3 5 ,


= 4 9 , 3 2 3 3 4


= 3 1 , 7 0 4 9 8 ,


=1 3 , 1 0 0 1 8


= 4 , 3 3 9 7 5 ,


=1 , 7 9 3 1 4


= 1 , 1 5 2 6 3 ,


=1 , 0 1 5 9 0
5 Frekuensi
bawah :
Frekuensi
atas :
300 MHz
3000 MHz
Panjang
Antena :
Impedansi :
Gain :
17,6379 cm
50,3961
6,85912 dBi
Spasi
antar
kawat :
Diameter
kawat :
Jumlah
tingkat :
VSWR :
5 cm
2 mm
8
2,0
Bandwidth :
Nilai

:
Pola radiasi :
Medan
listrik 2
dimensi
Rapat
daya 3
dimensi
789,69 MHz


= 5 5 , 9 6 1 3 5 ,


= 4 9 , 3 2 3 3 4


= 3 1 , 7 0 4 9 8 ,


=1 3 , 1 0 0 1 8


= 4 , 3 3 9 7 5 ,


=1 , 7 9 3 1 4


= 1 , 1 5 2 6 3 ,


=1 , 0 1 5 9 0
4.2 Analisis
Dari data hasil simulasi pola radiasi antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar menggunakan perangkat
lunak yang telah dibuat dapat dianalisis bahwa
karakteristik antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
seperti pola radiasi, impedansi, gain, dan bandwidth
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini uraian
tentang karakteristik antena dwitunggal-kawat kembar-
jajar hasil analisis.
1. Pola Radiasi
Pola radiasi medan listrik, medan magnet dan rapat
daya antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
dipengaruhi oleh panjang antena dan spasi yang
digunakan hal ini dapat dilihat dari hasil simulasi
pola radiasi pada tabel 4.2-4.5. Antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar memiliki pola radiasi broadside
untuk I < . Sedangkan untuk I ~ pola radiasi
yang dihasilkan berbentuk endfire.
2. Gain
Variasi perubahan panjang dan spasi antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar juga berpengaruh
pada gain antena yang dihasilkan. Dari data yang
diperoleh, semakin besar panjang antena yang
digunakan maka gain antena akan semakin besar.
Begitu juga dengan spasi yang digunakan, semakin
besar spasi yang digunakan maka gain antena akan
semakin besar. Jika < 0,1 kawat jajar hanya
berfungsi sebagai titik dalam rangkaian listrik
sehingga pada frekuensi rendah tertentu nilai gain
antena bernilai negatif atau besifat meredam. Untuk
mengatasi hal tersebut maka spasi antar kawat yang
digunakan adalah s ~ 0,3 untuk > 0,1

.
3. Impedansi
Untuk menganalisis antena dwitunggal-kawat
kembar-jajar sebagai penyepadan impedansi
karakteristik ruang propagasi dengan impedansi
karakteristik saluran radio digunakan salah satu
metode transformasi yaitu transformator binomial
z / 4. Dari data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa
semakin banyak jumlah tingkat yang digunakan
maka impedansi antena pada tingkat 1 semakin kecil
dan mendekati impedansi saluran transmisi.
4. Bandwidth
Bandwidth antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
dipengaruhi oleh nilai VSWR yang diinginkan dan
jumlah tingkat yang digunakan pada transformator.
Semakin besar VSWR dan semakin banyak tingkat
yang digunakan maka semakin lebar bandwidth antena
yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah memperoleh data dari simulasi
menggunakan perangkat lunak yang telah direalisasikan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perangkat lunak yang direalisasikan telah sesuai
dengan spesifikasi perancangan.
2. Impedansi karakteristik antena dwitunggal-kawat
kembar-jajar transformator binomial dipengaruhi
oleh tingkat transformator.
3. Bandwidth antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
dipengaruhi oleh nilai VSWR dan jumlah tingkat
transformator yang digunakan.
4. Pola radiasi antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
adalah broadside untuk I < dan endfire untuk
I ~ .
5. Gain antena dwitunggal-kawat kembar-jajar
dipengaruhi oleh panjang antena dan spasi yang
digunakan. Namun untuk frekuensi rendah tertentu
nilai gain antena bernilai negatif atau besifat
meredam karena kawat jajar hanya berfungsi
sebagai titik dalam rangkaian listrik. Supaya gain
antena dwitunggal-kawat kembar-jajar bernilai
positif atau lebih besar dari gain antena isotropis
maka spasi antar kawat yang digunakan harus
> 0,3 untuk panjang antena I < 0,25 , dan
s ~ 0,2 untuk panjang antena I ~ 0,5 .
5.2 Saran
Dari hasil yang diperoleh pada Tugas Akhir ini,
agar hasil analisis tentang karakteristik antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar lebih lengkap dan
sempurna, maka perlu diperhatikan beberapa saran
berikut ini :
1. Melengkapi analisis karakteristik antena
dwitunggal-kawat kembar-jajar seperti beamwidth
dan direktivitas.
2. Tambahkan karakteristik antena dwitunggal-
kawat kembar-jajar seperti beamwidth dan
direktivitas sebagai keluaran perangkat lunak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Atmoko, Hilarius Ari Dwi. Rancang Bangun Antena
Dwitunggal Dua Strip Binomial 400 MHz - 1000 MHz
150 Ohm Berterminal SMA. Institut Teknologi
Telkom, Bandung. 2008.
[2] Balanis, C.A. Antena Theory : Analysis and Design.
Harper & Row Publisher Inc. New York. 1982.
[3] Firmansyah, A. Dasar-dasar Pemrograman Matlab.
2007. http://ilmukomputer.org/ (diakses 28 Juli 2009).
[4] Modul Praktikum Antena dan Propagasi S-1 Teknik
Telekomunikasi. Laboratorium Antena IT Telkom,
Bandung. 2009
[5] Pozar, David M. Microwave Engineering, 2
nd
edition.
John Willey & Sons, Inc. Canada. 1998.
[6] Santoso, Tri Budi dan Miftahul Huda 2. Modul 1
Praktikum Sinyal dan Sistem Dasar-dasar Operasi
Matlab.2007. www.eepis-its.edu/~tribudi (diakses 28
Juli 2009).
[7] Soetamso: Buku Catatan Teknik Antena, STT
Telkom, 2008.

You might also like