You are on page 1of 3

Sumber: Buku KULIAH AQIDAH ISLAM (Drs Yunahar Ilyas Lc, LPPI UMY) Bab 1 PENDAHULUAN A.

PENGERTIAN AQIDAH 1. Etimologis : Aqada-yaqidu-aqdan-aqidatan Aqdan= Simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh Setelah terbentuk menjadi AQIDAH berarti KENYAKINAN Relevensi Aqdan-Aqidah adalah KENYAKINAN ITU TERSIMPUL DENGAN KOKOH DI DALAM HATI, BERSIFAT MENGIKAT DAN MENGANDUNG PERJANJIAN.

2. TERMINOLOGIS: Hasan Al Bana : Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi kenyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan Abu Bakar Jabir Al Jazairy: Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. (Kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) didalam hati (serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan denga kebenaran itu Catatan: Ilmu ada dua, dhahuri (dihasilkan oleh indra, tidak memerlukan dalil), dan nazhari (perlu dalil dan pembuktian) Setiap manusia memiliki fitrah mengakui kebenaran (bertuhan), indra untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Tentang TUHAN, setiap manusia memiliki fitrah bertuhan, dgn indra dan akal dia bisa membuktikan adanya TUHAN, tetapi wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang Sebenarnya. Kenyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan. Tingkat kenyakinan : a. b. c. Syak (sama kuat antara membenarkan dan menolaknnya Zhan (Salah satu lebih kuat sedikit dari yang lainnya karena ada DALIL yang menguatkan. Ghalabatuz Zhan (Cenderung lebih menguatkan salah satu karena sudah menyakini tingkat kebenarannya). Keyakinan yang sudah sampai ke tingkat ilmu inilah yang disebut AQIDAH.

Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa. Seseorang bisa saja secara lahir menyakini sesuatu, tapi hal itu tidak mendatangkan ketenangan jiwa, karena dia harus melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan kenyakinannnya. Bila sesorang SUDAH menyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu, artinya sesorang tidak akan bisa

menyakini sekaligus dua hal yang bertentangan. Tingkat kenyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat pemahaman terhadap dalil : (yakin, haqqul yakin dst)

B.

BEBERAPA ISTILAH LAIN DALAM AQIDAH Ada beberapa istilah lain yang semakna dgn istilah aqidah, yaitu Iman dan Tauhid, dan yang semakna dengan ilmu aqidah yaitu Ushuluddin, ilmu kalam dan Fikh Akbar. 1) Iman Ada yang menyamakan iman dengan aqidah dan ada yang membedakan. Bagi yang membedakan, aqidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari iman, sbab iman menyangkut aspek dalam (Kenyakinan) dan aspek luar (Pengakuan Lisan dan pembuktian dengan amal) Tauhid, Mengesakan Allah. Merupakan tema sentral aqidah dan iman. Ushuluddin, Pokok-pokok agama. Aqidah, Imam dan Tauhid disebut juga Ushuluddin karena ajaran aqidah merupakan pokok ajaran agama islam Ilmu Kalam. Kalam =berbicara/pembicaraan Fikh Akbar,

2) 3) 4) 5) C.

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH Sistematika Hasan Al Banna: a. b. c. d. Ilahiyat, Pembahasan tentang segala yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah dll Nubuwat, Berhubungan dengan Nabi dan Rasul (Kitab-kitab Allah, mujizat, Karamah dll) Ruhaniyat, berkaitan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaithan dsb Samiyyat, Membahas segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat SamI (dalil naqli berupa Al Quran dan Sunnah) seperti alam barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.

Sistematika Arkanul Iman: 1. 2. 3. 4. 5. 6. D. Iman kepada Allah Iman Kepada Malaikat Iman kepada Kitab-kitab Allah Iman kepada Nabi dan Rasul Iman Kepada Hari Akhir Iman kepada Taqdir Allah

SUMBER AQIDAH ISLAM, Quran dan Sunnah Apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al Quran dan Oleh Rasulullah

dalam Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan). Akal Pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan mampu menjangkau hal-hal yang ghaib

FUNGSI AQIDAH benar Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah Atau seseorang bisa saja berpura-pura melaksanakan ajaran formal islam, tapi Allah tidak akam memberi nilai kalau tidak dilandasi dengan aqidah yang benar (iman). Aqidah adalah Dasar, fondasi. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima Allah jika tidak dilandasi dengan aqidah. Sesorang tidak akan dinamai berahklak mulia bila tidak memiliki aqidah yang

ITULAH SEBABNYA RASULULLAH SELAMA 13 TAHUN PERIODE MEKAH MEMUSATKAN DAKWAHNYA UNTUK MEMBANGUN AQIDAH YANG BENAR DAN KOKOH, SEHINGGA BANGUNAN ISLAM DENGAN MUDAH BISA BERDIRI DI PERIODE MADINAH DAN BANGUNAN INI AKAN BERTAHAN TERUS SAMPAI AKHIR KIAMAT.

You might also like