You are on page 1of 9

EKSTRAKSI AGAR

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Prathiwi Dhita Ayuningtyas : B1J008134 : II :2 : Sani Iskandar

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu hasil perikanan laut yang dapat menghasilkan devisa negara dan merupakan sumber pendapatan masyarakat pesisir. Sampai saat ini sebagian besar rumput laut diekspor dalam keadaan kering dan baru sebagian diolah menjadi agar -agar di samping dimakan sebagai sayuran. Jenis-jenis rumput laut yang sudah diolah diantaranya Gracilaria sp. dan Gelidium sp. Yang diolah menjadi agar-agar oleh negara -negara Jepang, Amerika, New Zealand, Australia maupun Indonesia (Aslan, 1991). Agar-agar pertama kali diproduksi di Cina sebelum abad ke -17. Dalam skala industri, pabrik pembuat agar -agar pertama kali didirikan di California, Amerika Serikat, pada tahun 1919, kemudian disusul oleh Jepang, yang hingga kini dikenal sebagai produsen agar -agar utama di dunia. Di Indonesia, agar -agar mulai diproduksi pada tahun 1930. Saat ini ada beberapa industri penghasil agar -agar di Indonesia. Bahan baku utama yang dipakai adalah rumput laut dari jenis rambukasang ( Gracilaria sp ), paris ( Hypnea), dan Kades ( Gellidium sp). Dari ketiga jenis tersebut, jenis rambukasang adalah yang terbanyak digunakan karena lebih murah harganya dan menghasilkan agar -agar tiga kali lipat dari jenis lain. Rata -rata banyaknya (rendemen) agar -agar yang dihasilkan dari rumput laut ker ing adalah 25 35 persen (Afrianto dan Liviawati, 1989). Agar-agar adalah produk kering tak berbentuk (amorphous) yang

mempunyai sifat-sifat seperti gelatin dan merupakan hasil ekstraksi dari rumput laut jenis tertentu. Molekul agar -agar terdiri dari rantai linear galaktan. Galaktan sendiri merupakan polimer dari galaktosa. Hampir semua penduduk Indonesia dipastikan mengenal agar-agar. Terdapat tiga bentuk agar -agar yang dijual di pasaran, yaitu berbentuk batang, bubuk, dan kertas. Namun, yang paling umum di jumpai adalah yang berbentuk bubuk (Dermawan dan Irianto, 2004). Masyarakat luas lebih mengenal agar -agar sebagai hidangan pencuci mulut yang lezat dan menarik. Sebab, bentuknya dapat direka -reka sesuai selera dan dipadu dengan berbagai macam warna, aroma , dan rasa. Sifat yang paling menonjol dari agar -agar adalah larut di dalam air panas, yang apabila didinginkan sampai suhu tertentu akan membentuk gel. Di rumah tangga, umumnya digunakan untuk pembuatan puding, bahan campuran berbagai macam kue, atau dima sak bersama-sama beras untuk menghasilkan nasi yang lebih pulen dan lengket. Untuk lebih memberikan daya tarik dan supaya dapat digunakan lebih luas, bubuk agar -

agar dibuat berwarna -warni. Bubuk agar-agar umumnya berwarna hijau, kuning, merah, cokelat, dan putih (Gessner dan Scram, 1972). B. Tujuan Mengetahui tahap -tahap ekstraksi agar dan mengetahui hasil rend emen agar.

II.

MATERI DAN METODE

A. Materi Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini meliputi eksikator, kain saring 40-100 mesh, blender, hot plate, freezer, oven, gelas ukur (50, 100 dan 500) ml, cawan, pipet, elenmeyer 2000 ml, alat penjepit cawan, timbangan analitik, termometer, kertas pH, pengaduk larutan . Sedangkan bahan yang dperlukan pada praktikum kali ini meliputi 100 gr rumput laut Gracilaria verrucosa, Eucheuma

spinosum dan Eucheuma cottonii (sebanyak 10% dari berat Gracilaria verrucosa),
CaCO3, H2O2, soda asden, KOH dan akuades atau air sumur. B. Metode 1. Rumput laut Gracilaria verrucosa, Eucheuma spinosum dan E. cottonii disiapkan dan dibersihkan. 2.

Gracilaria verrucosa, Eucheuma spinosum dan E. cottonii direndam dalam air


selama 1 hari.

3.

Gracilaria verrucosa, Eucheuma spinosum dan E. Cottonii didisortasi kemudian


direndam kembali ke dalam larutan CaCO3 selama 1 jam (terjadi pemucatan). Kemudian rendam dalam air 400 ml selama 0,5 jam.

4.

Gracilaria verrucosa diekstraksi dengan cara dimasak selama 2 jam. Kemudian


ditambahkan soda asden dan H 2O2 lalu disaring. Ekstrak agar didinginkan kemudian ditambah KOH Ekstrak agar dicetak (dipress) Keringkan agar dan masukkan kedalam freezer selama 7 jam. Kemudian jemur atau dioven selama 12 jam. Lalu hitung persentase rendaman agar dengan rumus           

5. 6. 7.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Ekstaksi Agar

Perhitungan : Diketahui : produk akhir = 3,16 g Bobot bahan baku = 20 g                

 

= 15,8 % B. Pembahasan Rumput laut Gracilaria, merupakan salah satu jenis alga merah yang banyak mengandung gel, dimana gel ini memiliki kemampuan mengikat air yang cukup tinggi (Sinulingga, 2006). Gracilaria sp. termasuk dalam divisi Rhodophyta dengan nama daerah yang bermacam -macam, seperti: sango-sango, rambu kasang, janggut dayung dan dongi-dongi. Masing-masing memiliki sifat-sifat morfologi dan anatomi yang berbeda serta dengan nama ilmiah yang berbeda pula, seperti:

Gracilaria confervoides, Gracilaria gigas, Gracilaria verucosa, Gracilaria lichenoides, Gracilaria crasa, Gracilaria blodgettii, Graci laria arcuata, Gracilaria taenioides, Gracilaria eucheumoides, dan banyak lagi . Rumput laut gracilaria umumnya
mengandung agar, ager atau disebut juga agar -agar sebagai hasil metabolisme primernya. Morfologi rumput laut gracilaria tidak memiliki perbedaan antara akar, batang dan daun. Tanaman ini berbentuk batang yang disebut dengan thallus (jamak: thalli ) dengan berbagai bentuk percabangannya. Secara alami gracilaria hidup dengan melekatkan (sifat benthic) thallusnya pada substrat yang berbentuk pasir, lumpur, karang, kulit kerang, karang mati, batu maupun kayu, pada

kedalaman sampai sekitar 10 sampai 15 meter di bawah permukaan air yang mengandung garam laut pada konsentrasi sekitar 12%-13%. Sifat-sifat oseanografi, seperti sifat kimia-fisika air dan subst rat, macamnya substrat serta

dinamika/pergerakan air, merupakan faktor -faktor yang sangat menentukan pertumbuhan gracilaria. Perkembangbiakan gracilaria pada garis besarnya melalui dua cara, yaitu secara seksual dan aseksual. Secara seksual dengan cara perkawinan antara gamet -gamet yang dihasilkan dari gametofit yang merupakan hasil germinasi dari spora. Sementara, secara aseksual dengan cara vegetasi (penyetekan), konyugasi, (peleburan dinding sel sehingga terjadi pencampuran protoplasma dari dua atau lebi h) dan penyebaran spora yang terdapat pada kantung spora ( carpospora, cystocarp ) (Susanto, 1998). Menurut Sinulingga (2006), klasifikasi dari Gracilaria verrucosa adalah sebagai berikut : Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Rhodophyta : Rhodophyceae : Gigartinales : Gracilariaceae : Gracilaria : Gracilaria verrucosa

Menurut Afrianto dan Liviawati (1989), untuk membuat agar -agar kertas dilakukan dengan cara rumput laut yang telah dipanen dari laut kemudian dibersihkan dari kotoran yang ada. Setelah bersih kemudian dijemur selama satu sampai tiga hari, tergantung dari keadaan cuaca. Selanjutnya rumput laut tersebut direndam dalam air kapur atau kaporit selama 3x24 jam kemudian direndam dalam air tawar yang bersih selama 1 -2 jam. Proses selanjutnya adalah perendaman rumput laut di dalam bak yang telah diisi asam sulfat (H 2SO4) sambil diaduk selama 15 menit dan setelah itu dicuci dengan air tawar yang bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan. Proses selanjutnya, masukkan rumput laut ke dalam s ebuah wadah aluminium yang telah diisi air. Volume air berkisar antara 20 -25 kali berat rumput laut . Tambahkan asam cuka ke dalam wadah kemudian panaskan selama kurang lebih 2-3 jam. Setelah air mendidih, cairan yang ada kemudian dituangkan ke dalam suatu wadah sedangkan rumput laut yang ada dipadatkan atau dipres dengan alat khusus. Cairan yang keluar dari mesin tersebut segera disaring dan dimasukkan ke dalam cetakan -cetakan kecil yang terbuat dari bahan seng. Biarkan beberapa saat hingga airnya dingin d an mulai membeku. Ampas hasil pengepresan tadi dapat dipergunakan untuk makanan ternak maupun pupuk. Proses selanjutnya

adalah memasukkan cetakan -cetakan tadi ke dalam ruang pendingin khusus selama 6-8 hari. Usahakan agar temperatur ruangan tetap berkisar antara 25 0C. Setelah membeku, lepaskan agar -agar dari cetakan dan irislah dengan alat pengiris khusus sehingga masing-masing mempunyai ketebalan 1 cm. Irisan ini kemudian direndam dalam larutan kaporit dan dijemur hingga kering. Perendaman ke dalam kaporit mempunyai tujuan untuk menghasilkan agar -agar yang lebih putih. Jumlah agar-agar kertas yang terbentuk adalah kurang lebih 10 persen dari berat total bahan. Kaporit yang digunakan memiliki manfaat untuk pemucatan

Gracilaria

verrucosa. Air sumur digunakan untuk membersihkan rumput laut dari kotoran dan
menghilangkan bau kaporit. Soda asden berfungsi untuk memecahkan dinding sel, sehingga agar -agar mudah diekstrak serta menghancurkan dan melarutkan kotoran sehingga rumput laut menjadi lebih bersih. Sedangkan KOH yang mengandung kation K + (Potasium) berfungsi meningkatkan kekuatan gel agar (Rasyid, 2004). Menurut Indriani dan Sumiarsih (1992), standar mutu agar -agar yang diperdagangkan harus memenuhi standar industri Indonesia yaitu: 1. Kadar air 15-21%. 2. Kadar abu maksimal 4%. 3. Kadar karbohidrat sebagai galakton minimal 30%. 4. Logam berbahaya, arsen negative (tidak ada). 5. Zat warna tambahan yang diinginkan untuk mebuat makanan dan minuman. 6. Viskositas agar-agar pada pH 4,5 -9 pada suhu 45 0C dengan konsentrasi larutan 1% adalah 2-10 Cps. Menurut Rasyid (2004), fungsi utama agar -agar adalah sebagai bahan pemantap, penstabil, pengemulsi, pengental, pengisi, penjernih, pembuat gel, dan lain-lain. Agar-agar digunakan pada industri makanan, yaitu untuk meningkatkan viskositas sup dan saus, serta dalam pembuatan fruit jelly. Di Eropa dan Amerika, agar-agar digunakan sebagai bahan pengental pada industri es krim, jeli, permen, dan pastry. Agar-agar juga digunakan dalam pembuatan serbat, es krim, dan keju untuk mengatur keseimbangan dan memberikan kehalusan. Selain untuk industri makanan, agar-agar juga digunakan dalam industri farmasi (sebagai bahan baku kapsul pembungkus obat -obatan dan vitamin, campuran obat pencahar dan pasta gigi), industri kosmetika (sebagai bahan baku lipstik, sabun, salep, l otion, dan krim), serta industri lainnya. Menurut Deguchi et al. (2006), agar dimanfaatkan untuk membantu perkembangan otak sehingga dapat beregenerasi sehingga potensial otak tetap terjaga.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persentase rendemen agar dari Gracilaria verrucosa, Eucheuma spinosum dan

Eucheuma cottonii adalah 15,8 %.


2. Tahapan ekstraksi agar adalah pencucian dan pembersihan, disortasi, pemucatan, pemasakan (ekstraksi), penghancuran, pemucatan, penyaringan, pendinginan, pencetakan, pendinginan, pengepresan dan perhitungan

rendemen agar.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. dan E. Liviawati. 1989. Pengolahannya. Bhratara, Jakarta.

Budidaya Rumput Laut dan Cara

Aslan, L. M. 1991. Budidaya Rumput Laut . Kanisius, Yogyakarta. Darmawan, M., Tazwir dan H. E. Irianto. 2004. Fortifikasi Kue Keik menggunakan Bubuk Gracilaria sp dan Sargassum filipendula Sebagai Sumber Asam Lemak Omega-3 dan Iodium. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia , Vol 10, No.3, Hal. 85-93. Deguchi, Kentaro, Kanji Tsuru, Takeshi Hayashi, Mikiro Takaishi, Mitsuyuki Nagahara, Shoko Nagotani, Yoshihide Sehara, Guang Jin, HanZhe Zhang, Satoshi Hayakawa, Mikio Shoji, Masahiro Miyazaki, Akiyoshi Osaka , NamHo Huh and Koji Abe. 2006. Implantation Of a New Porous Gelatin Siloxane Hybrid into a Brain Lesion as a Potential Scaffold For Tissue Regeneration. Journal of Cerebral Blood Flow & Metabolism 26, 12631273. Gessner dan Scramm. 1972. Salinity Plant . Environmental Factor. Willey Interscience, London. Indriani, H dan Sumiarsih. 1992. Budidaya, Pengelolaan serta Pemasaran Rumput Laut . Penebar Swadaya, Jakarta. Rasyid,A. 2004. Beberapa Catatan Tentang Agar. Jurnal Oseana XXIX (2), 1-7. Sinulingga. M., dan Sri Darmanti. 2006. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir : 32-38. Susanto, A. B. 1988. Laju Pertumbuhan dan Kadar Agar -agar Gracilaria lichenoides (L) GMEL Hasil Budidaya Sistem Lepas Dasar Bertingkat di Pantai Geger Nusa Dua. Skripsi Fabio.

You might also like