You are on page 1of 4

Bahan Kimia Pembasmi Serangga

1. Penggunaan Obat Pembasmi Serangga Penggunaan insektisida tidak hanya mampu mengusir dan membunuh nyamuk, tetapi dapat juga mengusir atau membunuh serangga-serangga yang lain, seperti rayap, semut, lalat, kecoa, ngengat, kutu busuk, dan lain-lain. Fungsi pemakaian obat pembasmi serangga pada umumnya meliputi tiga hal, yaitu mengusir, membasmi, atau mengusir sekaligus membasmi. Bagi para petani, kehadiran serangga dapat membawa masalah baru karena dapat mengganggu hasil panen mereka. Insektisida digunakan untuk mengusir hama tanaman yang berupa serangga seperti walang sangit, wereng, kepik, dan sebagainya. Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam obat pembasmi serangga antara lain sebagai berikut: a. Organoklor. Contoh: aldrin, dieldrin, lindan, dan DDT (dikloro difenil trikloroetana) yang kini dilarang penggunaannya. b. Organofosfat. Contoh: malation, diaziton, fention, dan metil atau etil paration. c. Antikoagulan. Contoh: wartarin, kumaklor, dan kumarin. d. Zinkfosfida. e. Karbamat. Contoh: propoksur, BPMC, dan karbofonun. f. Arsen. Contoh: arsen pentoksida. Obat pembasmi serangga semprot biasanya mengandung bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat yang bersifat racun pembunuh bagi serangga. Obat pembasmi serangga bakar memiliki cara kerja mengusir nyamuk dari asap yang ditimbulkannya. Obat pembasmi serangga oles memanfaatkan aroma tertentu yang tidak disukai oleh serangga. Sedangkan obat pembasmi serangga elektrik merupakan pembasmi serangga yang memanfaatkan panas yang ditimbulkan oleh energi listrik untuk menguapkan bahan kimia tertentu yang aromanya tidak disukai oleh nyamuk

atau serangga lainnya. Keistimewaan dari obat nyamuk jenis ini adalah tidak menimbulkan asap seperti pada obat pembasmi serangga bakar.

2. Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga Penggunaan insektisida sebaiknya disesuaikan dengan keperluannya saja. Pemakaian bahan kimia jenis ini bila berlebihan dan tidak hati-hati justru dapat membahayakan manusia. Efek negatif dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian yang tidak hati-hati antara lain adalah keracunan yang dapat merenggut jiwa. Insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air. Hal ini akan mengakibatkan terbunuhnya binatangbinatang air. Penggunaan DDT sebagai pembunuh serangga telah dilarang oleh pemerintah karena DDT memiliki efek negatif bagi mikroorganisme. DDT dapat larut dalam pelarut lemak dan jaringan lemak. Oleh sebab itu, racun ini menjadi mudah berpindah dari lingkungan ke jaringan lemak hewan. DDT tidak mudah terurai, akibatnya terjadi penumpukan DDT di dalam jaringan hewan atau tumbuhan. Jika tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar tersebut dikonsumsi oleh manusia, akibatnya bisa fatal. Orang yang mengonsumsi dapat keracunan bahkan dapat terkena kanker yang berisiko kematian. Selain itu, beberapa jenis obat semprot serangga masih menggunakan CFC sebagai bahan pendorong (propelan). Dengan demikian, penggunaan insektisida dalam bentuk semprot juga mempunyai efek samping yang sama dengan penggunaan parfum semprot, yaitu resiko makin lebarnya lubang ozon dan semakin tingginya suhu permukaan bumi.

3. Upaya Pencegahan Efek Samping Bahan-bahan Kimia

Melihat kenyataan yang kurang menyenangkan perihal efek samping penggunaan bahan-bahan kimia tersebut, orang mulai memikirkan upaya-upaya untuk

mengatasinya. Jika hampir semua penggunaan bahan kimia mempunyai efek samping, kita harus mencegah rusaknya alam di sekitar kita, dengan cara: 1) Menggunakan bahan pembasmi serangga (insektisida) yang lebih ramah lingkungan, seperti insektisida biologis, pengembangan hama jantan mandul, dan memanfaatkan ekstrak bunga atau daun tertentu sebagai pengusir nyamuk. 2) Mengurangi pemakaian insektisida secara berlebihan. 3) Selalu menjaga kebersihan lingkungan. 4. Contoh gambar obat pembasmi serangga

a. Obat pembasmi serangga semprot

b. Obat pembasmi serangga elektrik

c. Obat pembasmi serangga bakar

You might also like