You are on page 1of 93

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah Bagaimana gambaran di wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten

Jombang ?

1.3 1.3.1

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran di wilayah kerja Puskesmas Ploso,

Kabupaten Jombang.

1.3.2
1. 2.

Tujuan Khusus Mengetahui KEADAAN POJOK GIZI di wilayah kerja Puskesmas Ploso.

Mengetahui persentase pencapaian masing-masing indikator PHBS.

1.4

Manfaat Penelitian Manfaat teoritis Diharapkan mampu menjadi suatu bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan mengenai gambaran perilaku kader kesehatan dalam menerapkan PHBS.

1.4.1

1.4.2 Manfaat praktis a. Karya tulis ilmiah ini diharapkan memberi sumbangan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama pada kader kesehatan dalam menerapkan PHBS guna menuju rumah tangga sehat.
b. Karya tulis akhir ini diharapkan dapat menjadi sumber data terbaru

mengenai gambaran perilaku kader kesehatan dalam menerapkan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Ploso Kabupaten Jombang.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat.1 PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.1 PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.1 PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang optimal. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan adat istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan

konsep kesehatan. Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tidak baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri, typus, dan DBD.7 Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :7 1. Gerakan Pemberdayaan Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses

pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program

kesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.7 2. Bina suasana Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu :7 a. Pendekatan Individu b. Pendekatan Kelompok c. Pendekatan Masyarakat Umum 3. Advokasi Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya

dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah.7 Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:7 a. b. c. d. e.
f.

Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based Dikemas secara menarik dan jelas Sesuai dengan waktu yang tersedia

2.2

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga Sehat Pembinaan PHBS dirumah tangga dilakukan untuk mewujudkan rumah

tangga sehat. Permasalahan yang menjadi perhatian dalam pengkajian PHBS kuantitatif pada Tatanan Rumah Tangga Sehat yang terdiri dari 10 indikator yaitu:7

1. Rumah tangga yang memperoleh pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. 2. Rumah tangga dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. 3. Rumah tangga yang menimbang bayi dan balita. 4. Rumah tangga yang menggunakan air bersih. 5. Rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. 6. Rumah tangga yang menggunakan jamban sehat. 7. Rumah tangga yang memberantas jentik di rumah. 8. Rumah tangga yang makan sayur dan buah setiap hari. 9. Rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari. 10. Rumah tangga yang tidak merokok di dalam rumah.

2.3

Tujuan PHBS Tujuan umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga sehat di

desa, kabupaten/kota diseluruh Indonesia, dan tujuan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan PHBS dimasyarakat.1

2.4

Manfaat PHBS Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat bagi rumah tangga adalah setiap

rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota keluarga meningkat, dan dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya

pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.1 Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat antara lain masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi pelayanan masalah-masalah yang ada, kesehatan, masyarakat mampu

memanfaatkan

kesehatan

masyarakat

mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (Tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.8

2.5

Sasaran PHBS Sasaran PHBS dirumah tangga yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan

ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak.1

2.6

Peran Kader Dalam Mewujudkan Rumah Tangga Sehat Kader kesehatan memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan

bahwa partisipasi atau peranserta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.7 Kader kesehatan dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya.7 Kader kesehatan yaitu kader-kader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai

pengertian tentang kader kesehatan antara lain: L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat.7 Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Jadi dapat disimpulkan pengertian kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.7 Paparan ringkas tentang beberapa macam kader yang bertugas dalam pelayanan kesehatan dijelaskan sesuai pengamatan dan pengalaman pribadi selama bertugas di puskesmas. Penjelasan singkat ini masih bisa ditambahkan serta dikoreksi sesuai dengan perkembangan program pelayanan dan fokus prioritas pelayanan setiap puskesmas.7

2.6.1

Tujuan Pembentukan Kader Kesehatan Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang

kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam

10

meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.9 Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan ratarata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi:9 a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatanterhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lainlain. b. Penimbangan dan penyuluhan gizi. c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS. d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS. e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana. f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.Tujuan program peranserta masyarakat adalah meningkatkan peran dan

kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat; memperkuat

11

peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat. Dari segi kemasyarakatan, perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi

masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.9 Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan

pembangunan dalam bidang kesehatan.9

2.6.2

Faktor Yang Mempengaruhi Kader Kesehatan Beberapa faktor yang mempengaruhi peranserta masyarakat antara lain:9

1) Manfaat kegiatan yang dilakukan. Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperanserta menjadi lebih besar.

12

2) Adanya kesempatan. Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan. 3) Memiliki ketrampilan. Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperanserta. 4) Rasa Memiliki. Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peranserta akan dapat dilestarikan. 5) Faktor tokoh masyarakat. Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh-tokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula berperanserta. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Untuk itu berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ploso banyak didirikan, antara lain dalam bentuk Posyandu yang berjumlah sekitar 48 buah, dengan jumlah kader sekitar 240 orang.

13

2.6.3

Wujud Peranserta Masyarakat Peranserta dapat diwujudkan dalam bentuk:9

1) Tenaga, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan peralatan dan sebagainya. 2) Materi, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbang-kan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan sebagainya (Depkes RI, 1990).Upaya Kesehatan Kerja. Sedangkan dalam pembiayaan kesehatan, pemberdayaan masyarakat diwujudkan melalui bentuk dana sehat yang berjumlah 23.316 unit dana sehat, serta berbagai yayasan peduli dan penyandang dana kesehatan seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Thalasemia Indonesia, serta Yayasan Ginjal Indonesia. Dalam rangka mempercepat tercapainya Indonesia Sehat 2010,

pemberdayaan masyarakat dilaksanakan pula dalam berbagai bentuk, seperti Koalisi Indonesia Sehat, Gebrak Malaria, Gerdunas TB, Gerakan Sayang Ibu, gerakan anti madat serta gerakan pita putih (Kesehatan Ibu) dan gerakan pita merah (Gerakan Nasional Penanggulangan HIV/AIDS). Sayangnya

pemberdayaan masyarakat dalam arti mengembangkan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan tentang kesehatan masih dilaksanakan secara terbatas. Kecuali itu lingkup pemberdayaan masyarakat masih dalam bentuk mobilisasi masyarakat. Sedangkan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan, advokasi kesehatan serta

14

pengawasan sosial dalam program pembangunan kesehatan belum banyak dilaksanakan. Jaringan kemitraan antara sektor pemerintahan dan swasta belum dikembangkan secara optimal. Program-program kemitraan pemerintah dan swasta (Public and private mix) masih dalam tahap perintisan. Kemitraan yang telah dibangun belum menampakkan kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap permasalahan dan upaya kesehatan.9 Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2004 subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga unsur utama, yakni pemberdayaan perorangan, pemberdayaan kelompok dan pemberdayaan masyarakat umum.10 1) Pemberdayaan perorangan adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan perorangan dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan. Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri sendiri yakni mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diteladani oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Sedangkan target maksimal adalah berperan aktif sebagai kader kesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
2) Pemberdayaan kelompok adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan

kemampuan kelompokkelompok di masyarakat, termasuk swasta sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi kelompok dan di pihak lain dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian (to serve), memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan (to advocate) atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan (to watch).

15

3) Pemberdayaan masyarakat umum adalah upaya meningkatkan peran, fungsi dan kemampuan masyarakat, termasuk swasta sedemikian rupa sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dan di pihak lain dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa program pengabdian, memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan. Penyelenggaraan subsistem pemberdayaan masyarakat mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:10 1) Pemberdayaan masyarakat berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga dan masyarakat, sesuai dengan sosial budaya, kebutuhan dan potensi setempat. 2) Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan akses untuk memperoleh informasi dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan. 3) Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan edukatif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta kepedulian dan peran aktif dalam berbagai upaya kesehatan. 4) Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan menerapkan prinsip

kemitraan yang didasari semangat kebersamaan dan gotong royong serta terorganisasikan dalam berbagai kelompok atau kelembagaan masyarakat.

16

5) Pemerintah bersikap terbuka, bertanggungjawab dan bertanggunggugat dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat, serta berperan sebagai pendorong, pendamping, fasilitator dan pemberi bantuan (asistensi) dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang berbasis masyarakat.

2.7

Data Pemantauan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang

2.7.1

Keadaan Geografi Secara geografis, posisi Puskesmas Ploso terletak pada koridor bagian

timur wilayah Kabupaten Jombang. Puskesmas Ploso termasuk dalam Kecamatan Ploso dengan luas wilayah 60,18 km2 Jumlah Desa/Kelurahan 18 desa, 32 dusun.11 Adapun batas-batas wilayah Kerja Puskesmas Ploso adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Sumobito dan Wilker Puskesmas

Gambiran b. Sebelah timur berbatasan dengan Kec. Trowulan Kab. Mojokerto c. Sebelah barat berbatasan dengan Kec. Sumobito dan Kec. Jogoroto
d.
Seketi Sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Mojowarno Murukan

Mojotrisno

17

Wilayah Kerja Puskesmas Ploso

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ploso11

2.7.2 Keadaan Demografi Jumlah penduduk Kecamatan Ploso berdasarkan proyeksi BPMPPD Jombang adalah Jumlah penduduk 75.863 jiwa dengan Kepadatan 22.451 jiwa/km, Desa/kelurahan 18. Kecamatan Ploso merupakan kota kecamatan terbesar kedua di Kabupaten Jombang setelah kota Jombang.11

18

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ploso adalah 42.463 jiwa, desa/kelurahan 10 yaitu : Desa Miagan, Desa Mojotrisno, Desa Tanggalrejo, Desa Dukuhdimoro, Desa Dukuhmojo, Desa Karangwinongan, Desa Kademangan, Desa Kedunglumpang, Desa Murukan dan Desa Seketi.11

Tabel 2.1. Keadaan Demografi Wilayah Kerja Puskesmas Ploso Tahun 2010

2.7.3 Sumber Daya (1). Anggaran Puskesmas Tahun 2010 menurut jenis dan sumber dana.11 Tabel 2.2. Anggaran Kesehatan menurut sumber dana di Puskesmas Ploso Tahun 2010 No 1 2 3 4 Sumber Anggaran Retribusi 50 % Kapitasi ASKES PNS JAMKESMAS JAMKESDA Penerimaan (Rp) 236.599.323 41.718.600 222.802.300 53.024.000 Pengeluaran (Rp) 236.599.323 41.718.600 141.551.750 53.024.000 % 100 100 63,5 100

19

Gambar 2.2. Diagram Batang Pendapatan PuskesmasTahun 2010

23

20

(2). Ketenagaan :11 Tabel 2.3 Data Ketenagaan Puskesmas Ploso Tahun 2010 No Ketenagaan Medis 1 a. Dokter Umum b. Dokter Gigi c. Dokter Spesialis 2 Perawat a. Perawat b. Perawat Gigi No Ketenagaan Bidan 3 a. Bidan di puskesmas b. Bidan di desa Farmasi 4 a. Asisten Apoteker b. Apoteker Kesehatan Masyarakat 5 6 7 S1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 - S2 Sanitarian Gizi Teknisi Medis a. Analis Kesehatan b. Radiografer 8 c. Teknisi Elektromedis d. Teknisi Gigi 9 e. Rekam Medik Keterapian Fisik 1 1 1 1 1 1 1 1 6 5 6 5 2 5 2 5 Tenaga PNS P Jumlah Tenaga Non PNS L P Jumlah 3 1 1 1 4 1 2 1 1 7 1 6 1 7 1 1 L Tenaga PNS P Jumlah Tenaga Non PNS L P Jumlah

21

a. Fisioterapi b. Akupunturis c. Terapi Okupasi Non Kesehatan a. SD b. SMP 10 c. SMA d. D1 e. D3 f. S1/ DIV JUMLAH 8 41 50 Keterangan : L = Laki-laki, P = Perempuan 17 16 22 1 3 6 11 7 14 1 1 5 1 2 1 1 1

(3)

Sarana Kesehatan Sampai Desember 2010, sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas

Ploso, adalah sebagai berikut:11 Tabel 2.4 Data Sarana Kesehatan di Puskesmas Ploso Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Uraian Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Kendaraan operasional (sepeda motor) Rumah Dinas Dokter Rumah Dinas Paramedis Pondok Bersalin Desa (Polindes) Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) BP /RB Swasta RS Swasta Posyandu Praktek dokter a. Spesialis b. Umum c. Gigi Bidan Praktek Swasta Apotik Toko Obat / jamu Jumlah 2 3 5 3 0 8 0 1 0 49 0 3 0 0 5 0

12 13 14

22

2.7.4

Penyakit Terbanyak di Puskesmas Ploso

Tabel 2.5 Penyakit Terbanyak di Rawat Jalan Puskesmas Ploso Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ICD J00 I10 E14 K31 M79 M25 J44 J06 L30 H10 JENIS PENYAKIT Nasofaringitis akut Hypertensi Dm Gastritis Peny. jar.otot Peny. sendi Asma ISPA Infeksi kulit Konjungtivitis JUMLAH KASUS 2917 2197 1309 2132 762 969 564 1347 534 248 % 22.47 16.93 10.09 16.43 5.87 7.47 4.35 10.38 4.11 1.91

Tabel 2.6 Penyakit Terbanyak di Rawat Inap Puskesmas Ploso Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jenis Penyakit GEA Obs. Febris Thypoid Gangguan lambung & usus Bersalin DHF HT DM Asma ISPA Jumlah kasus 607 414 405 348 301 247 187 111 102 101 % 21 14 14 12 11 9 7 4 4 4

JUMLAH PASIEN YANG DIRAWAT (PERAWATAN) TAHUN 2010


400 350 300 250 200 150 100 50 0 Jan Feb 240 130 Mar 281 355 Apr 305 298 Mei 224 253 Juni 209 282 Juli 232 275 Agt Sept 301 239 186 229 Ok t 211 310 Nop 260 303 Des 335 297

2009 302 2010 352

23

Gambar 2.3. Grafik jumlah pasien yang dirawat tahun 2010.

24

2.7.5 Upaya Peningkatan Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat


a) Kegiatan Program PHBS11

Tabel 2.7 Hasil kegiatan pengkajian PHBS adalah sbb : Desa / No 1 2 3 4 5 Tatanan R. Tangga I.Pendidikan I.Kesehatan Tempatkerja Warung Makan b) Bina UKBM Mendorong peran serta masyarakat untuk memelihara dan Institusi 2009 2010 2.20 0 2x50 2x4 2x6 2x98 2.20 0 2x50 2x4 2x6 2x98 I 37 0 30 1 2 8 Strata % 2009 II III IV 21 12 60 0 30 1 2 8 0 30 1 2 8 0 30 1 2 8 I 41 6 44 9 5 9 2010 II III IV 1.38 968 385 5 8 39 24 9 9 9 3 4 7 15 8 36

meningkatkan kesehatan dengan melakukan pembinaan terhadap usaha-2 kesehatan yang bersumber daya masyarakat.11 Kegiatannya meliputi : b1. Pembinaan Posyandu. Tingkat pelaksanaan Posyandu menunjukkan peningkatan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,hal ini karena adanya aktifitas kader meningkat. Dari jumlah kader terlatih yang ada 250 orang, yang aktif sejumlah 250 Orang.11

25

Tabel 2.8. Perkembangan Posyandu di Puskesmas Ploso : k 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desa Miagan Mojotrisno Kademangan Krangwinongan Dukuhmojo Kedunglumpang Tanggalrejo Dukuhdimoro Murukan Seketi Jumlah Jml Dusun 2 3 3 4 4 4 6 3 2 1 32 Jml Posyandu 3 8 4 5 7 6 8 5 3 1 50 Pratama Strata Posyandu Madya Purnama 3 4 3 6 3 7 3 Kader Mandiri 8 2 1 3 1 2 3 1 21 Yg ada 15 40 20 25 35 30 40 25 15 5 250 Yg dilatih 15 40 20 25 35 30 40 25 15 5 250

29

29

26

b2. TOGA ( Tanaman Obat Keluarga )11 Tabel 2.9. : Perkembangan Toga di wilayah Puskesmas Ploso : No 1 2 3 Jumlah K.K Jumlah Desa Jumlah Desa dg Toga Percontohan Kegiatan Tahun 2009 2010 11131 10 4 11203 10 4

27

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1

Kerangka Konsep

28

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu : 1. Gerakan perberdayaan 2. Bina suasana 3. Advokasi Kali ini peneliti hanya menilai tentang perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga dalam upaya mencapai rumah tngga sehat. Sebagai indikator tercapainya rumah tangga sehat, ada 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan.

29

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1

Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara objektif. Dimana hanya mencari persentase tingkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan sepuluh indikator PHBS tatanan rumah tangga. Dalam penelitian ini kami tidak membahas faktor-faktor penyebab maupun korelasi yang mempengaruhi frekuensi atau penyebaran masalah kesehatan tersebut.

4.2

Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Ploso Kabupaten

Jombang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 5 Juni. Dengan jadwal kegiatan selengkapnya adalah sebagai berikut: No. Kegiatan 1. Pengenalan medan 2. Pengambilan data 3. Pengolahan data Jadwal 27-29 Mei 2011 30 Mei 2 Juni 2011 3- 5 Juni 2011

30

4.3 4.3.1

Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Ploso Kabupaten Jombang.

4.3.2

Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah kader kesehatan yang terpilih sebagai

responden di wilayah kerja Puskesmas Ploso Kabupaten Jombang.

4.3.3

Besar Sampel Besar sampel yang digunakan dalam penelitian diperoleh melaui

perhitungan: n= N . Z2 . p. q d2 . (N-1) + Z2 . p. q n p q Z2 N n= (0,05)2 x (250-1) + (1,960)2 x (0,5) (0,5) n= n= 240,1 1,5829 152 = besar sample = estimator proporsi populasi = 1-p = kurva normal yang tergantung dari harga alfa = jumlah unit populasi

250 x (1,960)2 x (0,5) (0,5)

31

Jadi besar sample minimal yang diperlukan adalah 152 kader kesehatan.

4.3.4

Teknik Pengambilan Sampel Pada penelitian ini menggunakan teknik systematic random sampling.

Populasi dibagi menjadi 50 kelompok berdasarkan kelompok posyandu masingmasing yang merupakan populasi yang homogen. Tiap kader pada tiap kelompok diberi nomer urut 1-5, lalu berdasarkan hasil undian nomer urut 1-5 diambil 3 nomer urut yang akan diambil dengan nomer urut yang sama pada tiap-tiap kelompok. Sisa populasi yang ada akan diundi secara acak untuk mendapatkan 2 orang dari jumlah sampel yang diperlukan. Maka besar sampel yang akan didapatkan pada penelitian ini berjumlah 152 orang. Jika diantara sampel yang terpilih tidak memenuhi kriteria inklusi, maka berdasarkan kelompok akan diundi kembali secara acak sisa populasi yang ada untuk dijadikan sampel.

4.4

Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah kader kesehatan yang bersedia

untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan dan bersedia dilakukan observasi pada rumahnya. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah kader kesehatan yang tidak bersedia untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan dan bersedia dilakukan observasi pada rumahnya.

32

4.5 4.5.1

Variabel Penelitian Variabel Independen Variabel independent penelitian ini adalah perilaku kader kesehatan dalam

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

4.5.2

Variabel Dependen Variabel dependent penelitian ini adalah rumah tangga sehat.

4.6 No 1

Definisi Operasional Variabel Variable Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Definis Oprasional Adalah tindakan pertolongan pertama pada persalianan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,bidan dan paramedis lainya). Nakes lainya : dokter umum, dokter spesialis kandungan Kuesioner Pada persalian termuda anda/keluarga anda, ibu ditolong oleh siapa? a. Bidan atau dokter b. Paramedis lain c. Dukun terlatih d. Dukun tidak terlatih Skor Jenis Kuesioner

3 2 1 0

Close

Open Alasan: Minuman atau makanan apa yang anda berikan pada saat bayi anda berumur 0-6 bulan? a. ASI

Bayi diberi ASI eksklusif

Bayi termuda umur 0-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja sejak lahiir sampai usia 6 bulan

Close

33

Menimbang bayi atau balita

Menimbang bayi atau balita dari mulai 0-59 bulan dan berat badan bayi dan balita dicatat dalam KMS setiap bulan pada tiga bulan terakhir

Eksklusif b. ASI + makanan tambahan (susu formula, bubur halus) c. Susu Formula saja d. Tidak diberi susu Alasan: Setiap berapa bulan anda menimbang bayi atau balita anda posyandu? a. Tiap Satu bulan b. Tiap Tiga bulan c. Tiap Enam bulan d. Tidak pernah ditimbang Alasan: Anggota keluarga anda menggunakan air bersih pada kehidupan seharihari untuk? a. Memasak, minum, mandi, cuci pakaian b. Memasak dan minum c. Minum saja

1 0 Open

3 2 1 0

Close

Open

Menggunak an air bersih

Anggota rumah tangga memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam kemasan,air leding, air pompa,sumur telindung, mata air terlindung dan

Close

2 1 0

34

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

penampungan air hujan. Sumber air pompa,sumur, dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Anggota rumah atngga umur 10 th ke atas yang mempunyai kebiasaanmencuci tangan dengan air bersih dan sabub sebelum makan/menyuapi anak atau sebelum menjamah/memeg ang makanan. Sesudah buang air besar / menceboki anak,setelah membuang ingus,setiap kali atangan kotor (dll) (pendekatan model role model)

d. Jarang menggunakan air bersih untuk kehidupan sehari-hari. Sumber air bersih yang anda gunakan: Anda selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setiap setelah melakukan kegiatan seperti ? a. Setelah BAB, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok/menceb oki bayi/balita, dan setelah berkebun/pega ng binatang b. Sebelum dan sesudah makan, setelah BAB c. Setelah BAB d. Cuci tangan jika merasa perlu saja Bagaimana anda mencuci tangan? a. Mencuci dengan air

Open

Close

1 0

Close

35

Menggunak an jamban sehat

bersih dari kran dan sabun b. Mencuci dengan air bersih dari kran c. Mencuci dengan air bersih dalam gayung d. Mencuci dengan air seadanya Rumah tangga Apakah anda yang memiliki dan selalu menggunakan menggunakan jamban leher angsa jamban atau kakus dengan tangki untuk buang air septic atau lubnag besar di rumah? penampungan a. Selalu kotoran sebagai menggunakan pembuangan akhir jamban untuk buang air besar b. Kadangkadang c. Tidak pernah, tapi memiliki jamban di sekitar rumah d. Tidak memiliki jamban di sekitar rumah Alasan: Setiap berapa lamakah anggota keluarga anda menguras bak

Close

2 1

Open

Memberanta Anggota rumah s jentik di tangga melakukan rumah pemberantasan sarang nyamukdi

36

rumah satu kali dalam seminggu agar bebas dari jentik.

mandi? a. Setiap Minggu b. Setiap Bulan c. Setiap 6 Bulan d. Tidak pernah melakukan kegiatan rutin membersihkan bak mandi Setiap berapa lamakah anggota keluarga anda melakukan kegiatan rutin mengubur barangbarang bekas disekitar rumah? a. Setiap Minggu b. Setiap Bulan c. Setiap 6 Bulan d. Tidak pernah melakukan kegiatan rutin mengubur barang bekas Apakah anda rutin menutup tempat penampungan air di rumah dan sekitar rumah anda? a. Rutin b. Jarang c. Jika ingat

3 2 1 0

Close

3 2 1 0

Close

3 2 1 0

Close

Open

37

saja d. Tidak pernah memperhatika n Alasan: Berapa kali setiap minggunya anggota keluarga anda melakukan aktifitas fisik / olah raga? a. Setiap hari b. 3 kali tiap minggu c. 1 kali tiap minggu d. Tidak pernah sama sekali Apa kegiatan fisik yang anda lakukan? Apakah dalam keluarga anda selalu menyediakan sayur dan buah di rumah? a. Iya, setiap hari b. Setiap 3 hari sekali c. Setiap minggu d. Seadanya jika tersedia Alasan:

Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Anggota keluarga umur 10 th ke atas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang maupun berat) minimal 30 menit setiao hari

3 2 1 0

Close

Open

Makan sayur dan buah setiap hari

Anggota keluarga rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah & 2 porsi atau sebaliknya setiap hari. Rumah tangga mengkonsumsi sayur buah : Apabila salah satu ART 10 tahun ke atas dalam seminggu terakhir

3 2 1 0

Close

Open

38

10

Tidak merokok di dalam rumah

mengkonsumsi minimal 3 porsi sayur & 2 buah atau sebaliknya setiap hari Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang tidak merokok di dalam rumah selama ketika berada bersama anggota keluarga lainya. Rumah tangga tidak merokok : Apabila tidak ada ART umur 10 tqhun ke atas yang merokok di dalam rumah.

Dimanakah anda atau salah satu anggota keluarga anda merokok? a. Tidak ada anggota keluarga yang merokok b. Di Luar Rumah c. Di ruang keluarga d. Di dalam kamar

3 Close

2 1 0

Totol skor : 39 Penilaian: Persentase skor >80 % 70-80% 50-70% 30-50% <30% = 32-39 = 28-31 = 20-27 = 12-19 = 0-11 = sangat baik = baik = cukup = kurang = sangat kurang

4.7

Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner dan observasi sebagai instrumen

penelitian.

4.8

Alur Penelitian Seluruh kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang

Populasi

39

Sampel

152 kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mojoagung 10 indikator PHBS

Kuisiner & observasi

Pengolahan & analisa data

Gambar 4.1. Alur Penelitian

40

4.9

Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data Data diperoleh dengan menggunakan metode kuesioner dan observasional,

yaitu berupa wawancara langsung terhadap warga desa dan observasi langsung terhadap lingkungan rumah tangga. Dalam penelitian ini digunakan satu jenis data, yaitu data primer. Data primer diperoleh dari wawancara (kuesioner) dan observasi langsung pada kader kesehatan wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang.

41

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga Pada penelitian yang kami lakukan pada kader kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Ploso, ditemukan gambaran strata PHBS warga yang bervariasi pada jawaban responden terhadap kuesioner mengenai sepuluh indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. Dimana dari 10 indikator PHBS tersebut jawaban dengan skor 0 sebesar 8,35%, skor 1 sebesar 9,41%, skor 2 sebesar 11,54% dan skor 3 sebesar 70,70%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.1 dibawah ini. Tabel 5.1 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
PHBS Persalinan oleh Nakes ASI eksklusif Menimbang bayi/balita Air bersih Cuci tangan (1) Cuci tangan (2) Jamban sehat Berantas jentik (1) Berantas jentik (2) Berantas jentik (3) Aktifitas Sayur & buah Tidak merokok Persentase (%) Skor 0 6 0 0 0 8 0 0 13 38 15 8 50 27 8,35 Skor 1 8 15 0 0 0 16 0 1 24 17 83 9 13 9,41 Skor 2 0 58 0 0 11 21 0 8 34 3 6 19 68 11,54 Skor 3 138 79 152 152 133 115 152 130 56 117 55 74 44 70,70 Total 152 152 152 152 152 152 152 152 152 152 152 152 152 100

42

Gambar 5.1 Gambaran umum PHBS Rumah Tangga wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang Keterangan: a. Cuci tangan (1) :

Menggambarkan tentang perilaku cuci tangan dalam kegiatan sehari-hari b. Cuci tangan (2) :

Menggambarkan tentang cara mencuci tangan c. Berantas jentik (1) :

Menggambarkan tentang kegiatan rutin menguras bak mandi d. Berantas jentik (2) :

Menggambarkan tentang kegiatan rutin mengubur barang-barang bekas disekitar rumah

e. Berantas jentik (3)

43

Menggambarkan tentang kegiatan rutin menutup tempat penampungan air di rumah dan sekitar rumah 5.2 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Penilaian Terhadap Tingkatan PHBS Setiap jawaban dari responden (sampel) digolongkan dalam lima tingkatan. Dalam tingkatan tersebut tampak gambaran PHBS pada kader kesehatan wilayah kerja Puskesmas Ploso terbanyak masuk dalam tingkatan

sangat baik yaitu sebesar 59 % , sedangkan sebesar 22% masuk dalam tingkatan baik dan sebesar 19% masuk dalam tingkatan cukup. Sementara untuk tingkatan kurang dan sangat kurang tidak ditemukan. Hal tersebut dapat dilihat pada 43table dan diagram 5.2. Tabel 5.2 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan penilaian terhadap tingkatan PHBS
Penilaian Berdasarkan Tingkatan Tingkatan Sangat Baik Persentase 80-100% Tingkatan Baik Persentase 70-80% Tingkatan Cukup Persentase 50-70% Tingkatan Kurang Persentase 30-50% Tingkatan Sangat Kurang Persentase 30% Total Jumlah 89 34 29 0 0 152 Persentase (%) 59 22 19 0 0 100

44

Gambar 5.1 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan penilaian terhadap tingkatan PHBS 5.3 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Pertolongan Persalinan oleh Nakes (Tenaga kesehatan) Kader kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang secara garis besar menggunakan pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter sebesar 91% (138 orang). Sisanya melakukan persalinan dengan pertolongan dukun terlatih (5%) dan dukun tidak terlatih (4%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.3. Tabel 5.3 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator pertolongan persalinan oleh Nakes (Tenaga kesehatan)
Pertolongan Persalinan oleh Nakes Total Skor 0 6 Skor 1 8 152 Skor 2 0 Skor 3 138

45

Gambar 5.3 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator pertolongan persalinan oleh Nakes (Tenaga kesehatan) Keterangan: Skor 0 : Dukun tidak terlatih Skor 1 : Dukun terlatih Skor 2 : Paramedis lain Skor 3 : Bidan atau dokter

5.4

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Pemberian ASI Eksklusif Dari seluruh responden, sebagian besar memberikan ASI eksklusif sebesar

52%, sebesar 38% memberi ASI dengan makanan tambahan (susu formula/bubur halus), dan sisanya sebesar 10% memberikan susu formula saja pada bayinya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.4.

46

Tabel 5.4 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan 46indikator pemberian ASI eksklusif
Bayi diberi ASI Eksklusif Total Skor 0 0 Skor 1 15 152 Skor 2 58 Skor 3 79

Gambar 5.4 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan 46ndicator Pemberian ASI Eksklusif Keterangan: Skor 0 : Tidak diberi susu Skor 1 : Susu formula saja Skor 2 : ASI dengan makanan tambahan Skor 3 : ASI saja

47

5.5

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Menimbang Bayi atau Balita Dari perhitungan yang didapatkan, seluruh responden melakukan

penimbangan terhadap bayi dan balita (100%). Beberapa alasan para kader kesehatan dalam hal ini antara lain untuk mengetahui perkembangan anak (62%), ingin tahu BB anak (24%), dan hanya mengikuti program posyandu (14%). Hal tersebut dapat dilihat pada table dan diagram 5.5. Tabel 5.5 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator menimbang bayi dan balita
Menimbang bayi & balita Total Skor 0 0 Skor 1 0 152 Skor 2 0 Skor 3 152

Gambar 5.5 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator menimbang bayi dan balita Keterangan:

48

Skor 0 : Tidak pernah ditimbang Skor 1 : Setiap enam bulan Skor 2 : Setiap tiga bulan Skor 3 : Setiap bulan

5.6

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Menggunakan Air Bersih Dari perhitungan yang didapatkan, seluruh responden menggunakan air

bersih untuk kegiatan sehari-hari (memasak, minum, mandi dan mencuci) (100%). Sumber air bersih yang digunakan seluruh responden berasal dari sumur. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.6.

Tabel 5.6 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator menggunakan air bersih
Menggunakan air bersih Total Skor 0 0 Skor 1 0 152 Skor 2 0 Skor 3 152

49

Gambar 5.6 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator menggunakan air bersih Keterangan: Skor 0 : Jarang menggunakan air bersih untuk kehidupan sehari-hari. Skor 1 : Minum saja Skor 2 : Memasak dan minum Skor 3 : Memasak, minum, mandi, cuci pakaian

5.7

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Mencuci Tangan Dari seluruh responden, sebagian besar mencuci tangan dalam kegiatan

sehari-hari seperti setelah BAB, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok/menceboki bayi/balita, dan setelah berkebun/memegang binatang yaitu sebesar 88%, sebesar 7% hanya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah BAB, sedangkan sebesar 5% hanya mencuci tangan jika merasa perlu saja. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.7.

50

Tabel 5.7 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator mencuci tangan dalam kegiatan sehari-hari
Mencuci tangan pada kehidupan sehari-hari Total Skor 0 8 Skor 1 0 152 Skor 2 11 Skor 3 133

Gambar 5.7 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator mencuci tangan dalam kegiatan sehari-hari Keterangan: Skor 0 : Cuci tangan jika merasa perlu saja Skor 1 : Setelah BAB Skor 2 : Sebelum dan sesudah makan, setelah BAB Skor 3 : Setelah BAB, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok/menceboki bayi/balita, dan setelah berkebun/pegang binatang

Dari seluruh responden, didapatkan 76% mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, 14% hanya mencuci tangan dengan air yang mengalir, dan

51

sisanya 10% mencuci tangan dengan air bersih yang tidak mengalir. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.8.

Tabel 5.8 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator cara mencuci tangan
Cara mencuci tangan Total Skor 0 0 Skor 1 16 152 Skor 2 21 Skor 3 115

Gambar 5.8 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator cara mencuci tangan Keterangan: Skor 0 : Mencuci dengan air seadanya Skor 1 : Mencuci dengan air bersih dalam gayung Skor 2 : Mencuci dengan air bersih dari kran Skor 3 : Mencuci dengan air bersih dari kran dan sabun

52

5.8

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Menggunakan Jamban Sehat Penggunaan jamban sehat pada kadar kesehatan wilayah kerja Puskesmas

Ploso, sebesar 100%. Hal ini dapat digambarkan pada tabel dan diagram 5.9. Tabel 5.9 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator penggunaan jamban sehat
Penggunaan Jamban Sehat Total Skor 0 0 Skor 1 0 152 Skor 2 0 Skor 3 152

Gambar 5.9 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator penggunaan jamban sehat Keterangan: Skor 0 : Tidak memiliki jamban di sekitar rumah Skor 1 : Tidak pernah, tapi memiliki jamban di sekitar rumah Skor 2 : Kadang-kadang Skor 3 : Selalu menggunakan jamban untuk buang air besar

53

5.9

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Memberantas Jentik di Rumah Pemberantasan jentik di rumah merupakan salah satu upaya dalam

pencegahan penyakit demam berdarah, kegiatan pemberantasan jentik pada kader kesehatan sudah cukup optimal. Dari segi menguras bak mandi, sebesar 85% para kader kesehatan melakukannya tiap minggu, sebesar 9% tidak pernah melakukan kegiatan rutin membersihkan bak mandi, 5% membersihkan bak mandi setiap bulan, dan 1% setiap 6 bulan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.10.

Tabel 5.10 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator memberantas jentik di rumah (menguras bak mandi)
Menguras bak mandi Total Skor 0 13 Skor 1 1 152 Skor 2 8 Skor 3 130

54

Gambar 5.10 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator memberantas jentik di rumah (menguras bak mandi) Keterangan: Skor 0 : Tidak pernah melakukan kegiatan rutin membersihkan bak mandi Skor 1 : Setiap 6 bulan Skor 2 : Setiap bulan Skor 3 : Setiap minggu

Dari segi kegiatan rutin mengubur barang-barang bekas disekitar rumah, sebesar 37% para kader kesehatan melakukannya tiap minggu, sebesar 25% tidak pernah melakukan kegiatan mengubur barang bekas, 22% mengubur barang bekas setiap bulan, dan 16% setiap 6 bulan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.11.

55

Tabel 5.11 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator memberantas jentik di rumah (mengubur barang-barang bekas)
Mengubur barang-barang bekas disekitar rumah Total Skor 0 38 Skor 1 24 152 Skor 2 34 Skor 3 56

Tabel 5.11 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator memberantas jentik di rumah (mengubur barang bekas) Keterangan: Skor 0 : Tidak pernah melakukan kegiatan mengubur barang bekas Skor 1 : Setiap 6 bulan Skor 2 : Setiap bulan Skor 3 : Setiap minggu

Dari segi kegiatan menutup tempat penampungan air di rumah dan sekitar rumah, sebesar 77% para kader kesehatan melakukannya secara rutin, sebesar 11% melakukannya jika ingat saja, sebesar 10% tidak pernah memperhatikan, dan

56

sisanya sebesar 2% melakukannya dengan frekuensi jarang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.12. Tabel 5.12 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator memberantas jentik di rumah (menutup tempat penampungan air)
Menutup tempat penampungan air di rumah dan sekitar rumah Total Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3

15

17 152

117

Tabel 5.12 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator memberantas jentik di rumah (menutup tempat penampungan air) Keterangan: Skor 0 : Tidak pernah memperhatikan Skor 1 : Jika ingat saja Skor 2 : Jarang Skor 3 : Rutin

57

5.10

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari Dari 152 responden,sebesar 55% rutin melakukan kegiatan fisik/olah raga

setiap seminggu sekali. Kegiatan fisik yang mereka lakukan antara lain bersepeda, senam, lari pagi, jalan-jalan. Sebesar 36% melakukan kegiatan fisik setiap hari, berupa pekerjaan rumah tangga, jalan-jalan pagi , menimba air, ke sawah/ lading. Sebesr 5% mengaku tidak pernah sama sekali melakukan kegiatan fisik dengan alasan terhambat pekerjaan. Sisanya sebesar 4% melakukan kegiatan fisik/olah raga 3 kali setiap minggu, berupa jalan-jalan atau senam. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram 5.13. Tabel 5.13 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator melakukan kegiatan fisik setiap hari
Melakukan aktifitas fisik Total Skor 0 8 Skor 1 83 152 Skor 2 6 Skor 3 55

58

Gambar 5.13 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator melakukan kegiatan fisik setiap hari Keterangan: Skor 0 : Tidak pernah sama sekali Skor 1 : 1 kali tiap minggu Skor 2 : 3 kali setiap minggu Skor 3 : Setiap hari

5.11

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Makan Sayur dan Buah Setiap Hari Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, 49% responden mengkonsumsi

sayur dan buah setiap harinya,

33% hanya mengkonsumsi buah dan sayur

seadanya jika tersedia, keadaan ini diungkapkan para kader kesehatan dengan alasan merasa merasa sudah cukup, alasan ekonomi,dan k arena tidak pernah memperhatikan fungsi buah dan sayur. Sisanya sebesar 12% mengkonsumsinya setiap 3 hari sekali dan sebesar 6% hanya seminggu sekali. Hal ini dapat di lihat pada tabel dan diagram 5.14.

Tabel 5.14 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator konsumsi buah dan sayur setiap hari
Makan sayur & buah Total Skor 0 50 Skor 1 9 152 Skor 2 19 Skor 3 74

59

Gambar 5.14 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator konsumsi buah dan sayur setiap hari Keterangan: Skor 0 : Seadanya jika tersedia Skor 1 : Setiap minggu Skor 2 : 3 hari sekali Skor 3 : Setiap hari

5.12

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Tidak Merokok di dalam Rumah Sebagian besar responden memiliki anggota keluarga yang punya

kebiasaan merokok, namun aktifitas merokok lebih sering dilakukan di luar rumah (45%), sedangkan responden yang tidak memiliki anggota keluarga yang merokok sebesar 29%. Sisanya lagi memiliki anggota keluarga yang punya kebiasaan merokok di dalam rumah, yaitu di dalam kamar sebesar (18%) dan di ruang

60

keluarga sebesar (8%). Hal tersebut tercermin dalam data yang tercantum pada tabel dan diagram 5.15.

Tabel 5.15 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator tidak merokok di dalam rumah
Perilaku merokok Total Skor 0 27 Skor 1 13 152 Skor 2 68 Skor 3 44

Gambar 5.15 Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan indikator tidak merokok di dalam rumah Keterangan: Skor 0 : Di dalam kamar Skor 1 : Di ruang keluarga Skor 2 : Di luar rumah Skor 3 : Tidak ada anggota keluarga yang merokok

61

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang semua anggota

keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat dengan melaksanakan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga.12 Penelitian mengenai gambaran PHBS pada kader kesehatan wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang ini secara umum berdasarkan jawaban keseluruhan terhadap kuesioner yang meliputi sepuluh indikator dalam tatanan rumah tangga, menunjukkan hasil cukup memuaskan dengan persentase 59% pada tingkatan sangat baik dan 22% pada tingkatan baik, dimana jawaban dengan skor 3 sebesar 70,70% dan dengan skor 0 hanya sebesar 8,35%. Hal ini menunjukkan bahwa kader kesehatan wilayah kerja Puskesmas Ploso cukup dapat dijadikan panutan bagi warga disekitarnya. Akan tetapi hal ini tidak menggambarkan keadaan PHBS yang sebenarnya dan tidak spesifik terhadap satu indikator tertentu, ini disebabkan karena bervariasinya pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang mengacu pada 10 indikator PHBS dalam tatan rumah tangga, sehingga data yang lebih akurat dapat dilihat pada uraian masing-masing jawaban di setiap indikator.

62

6.2

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Pertolongan Persalinan oleh Nakes (Tenaga kesehatan) Dalam teori disebutkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.12 Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik suatu gambaran PHBS pada kader kesehatan wilayah kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang ini cukup

mengetahui dan memahami PHBS khususnya di bidang Pertolongan Persalinan oleh Nakes (Tenaga kesehatan) yaitu sekitar 91% kader kesehatan

mempercayakan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan walaupun tidak semua kader kesehatan melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan. Mereka yang memilih tenaga kesehatan untuk menolong persalinan memiliki alasan yang bervariasi antara lain, para kader kesehatan beranggapan bahwa bidan atau dokter lebih terlatih dan berpengalaman (42%), ingin selamat ibu dan bayi (27%), atas indikasi medis (19%) dan karena dekat dengan rumah bidan (12%). Sementara alasan para responden yang tidak memilih tenaga kesehatan untuk menolong persalinan antara lain oleh karena alasan ekonomi, dan ketiadaan tenaga kesehatan saat itu.

63

6.3

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, berdasarkan Indikator Pemberian ASI Eksklusif ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang

cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan untuk ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. Adapun manfaat ASI eksklusif antara lain mengandung zat gizi sesuai untuk kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan, mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari alergi, aman dan terjamin kebersihannya karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar, dan lain-lain.12 Hasil penelitian mengenai gambaran kader kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif dapat dikatakan cukup baik yaitu sebesar 52% memberikan ASI eksklusif. Dari angka tersebut bila dihubungkan dengan teori diatas bisa ditarik suatu bahasan bahwa para responden cukup memahami tentang pentingnya ASI eksklusif terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Jawaban para responden cukup bervariasi antara lain ASI saja sudah cukup/ makanan terbaik, menginginkan anak tumbuh dengan sehat, mengikuti program ASI eksklusif, mengurangi infeksi lambung, ASI lebih baik dari susu formula, ASI mudah dicerna bayi, bayi belum kuat mencerna makanan tambahan selain ASI, ASI efektif untuk meningkatkan kekebalan anak, ingin anak sehat dan pintar. Sedangkan sebesar 58% memberi ASI dengan makanan tambahan (susu formula/bubur halus), dan sisanya sebesar 15% memberikan susu formula saja

64

pada bayinya. Sedangkan alasan para kader kesehatan yang memberikan ASI dengan makanan tambahan (susu formula/bubur halus) yaitu karena mereka belum mengerti, agar bayi tidak menangis, untuk mencukupi gizi anak, dan beranggapan bahwa memang tepat untuk kesehatan bayi. Sisanya yang tidak memberikan ASI beralasan karena ASI tidak dapat keluar.

6.4

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Menimbang Bayi atau Balita Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau

pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu. Setelah penimbangan bayi dan balita tersebut, pencatatan bisa dilakukan di buku KIA (Kesehatan ibu dan Anak) atau KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari pencatatan yang rutin tersebut dapat terlihat berat badannya naik atau tidak naik dengan cara melihat

perkembangannya dari garis pertumbuhannya. Manfaat penimbangan pada balita setiap bulan di Posyandu lainnya antara lain untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita, mengetahui balita yang sakit (demam, batuk, pilek, diare), berat badan dua blan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) yang dicurigai gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas, mengetahui kelengkapan imunisasi, dan mendapatkan penyuluhan gizi.12 Dari hasil penelitian, menggambarkan bahwa para kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ploso Kecamatan Jombang sangat baik. Pernyataan

65

tersebut dikuatkan dengan hasil perhitungan yang didapatkan, seluruh responden melakukan penimbangan terhadap bayi dan balita (100%). Beberapa alasan para kader kesehatan dalam hal ini antara lain untuk mengetahui perkembangan anak, ingin tahu BB anak, dan ada yang hanya mengikuti program posyandu. Hasil penelitian tersebut, dapat membuktikan teori mengenai pentingnya penimbangan sebagai tolok ukur pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita.

6.5

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Menggunakan Air Bersih Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,

memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci pakaian dan alat-alat dapur serta berbagai aktifitas rumah tangga lainnya. Air yang digunakan untuk melakukan aktivitas tersebut seharusnya air yang bersih. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba. Adapun syarat-syarat air bersih yaitu air tidak berwarna, harus bening/jernih, air yang tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya, air tidak berasa (tiak asin, tidak asam, tidak payau, dan tidak pahit), harus bebas dari bahan kimia beracun, air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau belerang. Sedangkan manfaat menggunakan air bersih yaitu terhindar dari ganggun penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, infeksi cacing, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan dan setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya. Sumber air bersih dapat diperoleh dari mata air, air sumur atau sumur pompa, air ledeng atau perusahaan air minum, air

66

hujan dan air dalam kemasan. Dari hasil perhitungan penelitian yang didapatkan, seluruh responden menggunakan air bersih untuk kegiatan sehari-hari (memasak, minum, mandi dan mencuci) (100%). Dan sumber air bersih yang digunakan seluruh responden berasal dari sumur. Dari sini bisa menggambarkan bahwa seluruh kader kesehatan sangat baik menjaga kesehatan pribadi maupun kesehatan seluruh anggota keluarga.12

6.6

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Mencuci Tangan Dengan Air Bersih dan Sabun Manfaat mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat mencegah

timbulnya penyakit menular terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Manfaat yang lain dapat membunuh kuman penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, infeksi cacing, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), flu burung. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk kedalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Sedangkan frekuensi dan waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah setiap kali tangan kita kotor yaitu setelah memegang uang, setelah memegang hewan, setelah berkebun, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan, sebelum menyusui bayi, dan lain-lain.12

67

Dari teori diatas dan dihubungkan dengan hasil penelitian bahwa kesadaran untuk mencuci tangan dengan air bersih sudah cukup tinggi. Disini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian pada kader kesehatan bahwa sebesar 88% para kader kesehatan mencuci tangan mereka setelah BAB, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok, menceboki bayi/balita, dan setelah berkebun/ memegang binatang, sebesar 7% hanya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah BAB, dan sebesar 5% hanya mencuci tangan jika merasa perlu saja. Kebiasaan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan suatu perilaku yang penting dalam mencegah terjadinya penyakit. Akan tetapi tidak semua kader kesehatan memiliki perilaku tersebut. Dari seluruh responden, didapatkan 76% mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, 14% hanya mencuci tangan dengan air yang mengalir, dan sisanya 10% mencuci tangan dengan air bersih yang tidak mengalir (dalam gayung). Peran kader kesehatan yang dapat mereka lakukan guna meningkatkan kesehatan dengan berbagai acara antara lain mengadakan penyuluhan di setiap berbagai kesempatan mengenai pentingnya mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun setiap kali tangan kita kotor atau dengan mengadakan acara gerakan cuci tangan bersama guna menarik perhatian masyarakat, misalnya pada peringatan hari kemerdekaan, atau hari-hari besar kesehatan.12
6.7

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Menggunakan Jamban Sehat

68

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Pada penggunaan jamban ini seharusnya setiap anggota rumah tangga menggunakan jamban untuk buang air besar atau buang air kecil. Dengan pengunaan jamban ini diharapkan setiap anggota rumah tangga dapat menjaga lingkungan besih, sehat, dan tidak berbau. Selain itu jamban dapat mengurangi pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya dan tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, thypus, infeksi cacing, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.12 Hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran kader kesehatan terhadap penggunaan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Ploso, sebesar 100% seluruh kader kesehatan menggunakan jamban sehat. Alasan para kader kesehatan tersebut antara lain nyaman & tidak berbau, menjaga kesehatan, jaga kebersihan lingkungan, mencegah penyakit menular.

69

6.8

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Memberantas Jentik di Rumah Tujuan memberantas jentik di rumah agar rumah bebas jentik. Rumah

bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan lain-lain dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, lubang pohon, pagar bambu, dan lain-lain yang dilakukan secara teratur setiap minggu.12 Berdasarkan hasil penelitian, dari segi menguras bak mandi, sebesar 85% para kader kesehatan melakukannya tiap minggu. Gambaran ini telah menunjukkan hasil yang sangat baik dalam pemberantasan jentik, karena dengan menguras bak mandi setiap minggu maka jentik nyamuk tidak sempat berkembang menjadi nyamuk. Sedangkan alasan para kader kesehatan yang menguras bak mandi setiap minggu adalah karena merasa bak mandi terlihat sudah kotor, agar nyamuk/ jentik tidak berkembang, terhindar dari DBD (demam berdarah dengue), serta untuk menjaga kebersihan. Dari segi kegiatan rutin mengubur barang-barang bekas disekitar rumah, sebesar 37% para kader kesehatan melakukannya tiap minggu, sedangkan sebesar 25% tidak pernah melakukan kegiatan mengubur barang bekas. Persentase para kader yang tidak pernah mengubur barang bekas cukup besar (25%), hal ini

70

mereka jelaskan karena barang-barang bekas tersebut sudah mereka jual ke rongsokan ataupun dibakar. Dari segi kegiatan menutup tempat penampungan air di rumah dan sekitar rumah, sebesar 77% para kader kesehatan melakukannya secara rutin. Alasan para kader kesehatan dalam melakukan kegiatan ini secara rutin adalah agar tidak menjadi sarang nyamuk dan agar nyamuk tidak memiliki tempat untuk bertelur.

6.9

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktivitas fisik dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yaitu bisa berupa kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, dan lain-lain. Atau bisa berupa olah raga yaitu lari ringan, bermain bola berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban, dan lain-lain. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Beberapa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur antara lain terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, hipertensi, diabetes mellitus, berat badan terkendali, bentuk tubuh menjadi lebih bagus, lebih percaya diri, lebih bertenaga dan bugar, secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik. Aktifitas fisik secara simultan

71

setiap harinya ikut membantu dalam upaya meningkatkan sistem pertahanan tubuh.12 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tampak gambaran bahwa pemahaman kader kesehatan terhadap pentingnya aktivitas sehari-hari guna menjaga kesehatan cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian sebesar 55% rutin melakukan kegiatan fisik/ olah raga setiap seminggu sekali. Hal ini dapat ditingkatkan dengan peran keluarga dan kader kesehatan untuk mendorong anggota keluarga melakukan aktivitas fisik setiap hari dengan memanfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya melakukan aktivias fisik, bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara bersama, misalnya jalan pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama-sama, dan lain-lain. Aktivitas lain yang dapat dilakukan keluarga khususnya sebagai kader kesehatan adalah membagi tugas untuk membersihkan rumah atau melaksanakan pekerjaan di rumah, kader kesehatan mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bermain untuk anak. Kegiatan fisik yang mereka lakukan juga bervariasi antara lain bersepeda, senam, lari pagi, jalan-jalan. Sebesar 36% melakukan kegiatan fisik setiap hari, berupa pekerjaan rumah tangga, jalan-jalan pagi, menimba air, ke sawah/ ladang. Sebesr 5% mengaku tidak pernah sama sekali melakukan kegiatan fisik dengan alasan terhambat pekerjaan. Sisanya sebesar 4% melakukan kegiatan fisik/ olah raga 3 kali setiap minggu, berupa jalan-jalan atau senam.

72

6.10

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Makan Sayur dan Buah Setiap Hari Konsumsi sayur dan buah setiap hari sangatlah penting oleh karena sayur

dan buah mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, selain itu mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui feses. Serat tidak mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosonga lambung sehingga setiap orang yang mengkonsumsi serat tidak mudah lapar. Yang diharapkan mengkonsumsi sayur dan buah adalah setiap anggota rumah tangga minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.12 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, 49% responden mengkonsumsi sayur dan buah setiap harinya. Hasil peneitian ini menggambarkan bahwa kesadaran dan pemahaman para responden relatif rendah dalam mengonsumsi sayur dan buah. Sedangkan 33% hanya mengkonsumsi buah dan sayur seadanya jika tersedia, keadaan ini diungkapkan para kader kesehatan dengan alasan merasa merasa sudah cukup, alasan ekonomi, dan karena tidak pernah memperhatikan fungsi buah dan sayur. Sisanya sebesar 12% mengkonsumsinya setiap 3 hari sekali dan sebesar 6% hanya seminggu sekali. Dalam hal ini perlu peran keluarga untuk menanamkan kebiasaan sejak dini konsumsi sayur dan buah antara lain dengan memanfaatkan pekarangan yang ada dengan menanam sayur dan buah, menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau,

73

perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang dan malam, dan manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya makan sayur dan buah.

6.11

Gambaran PHBS pada Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ploso, Kabupaten Jombang, Berdasarkan Indikator Tidak Merokok di dalam Rumah Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap

akan dikeluarkan sekitar 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan carbon monoksida (CO). nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga se-sel tubuh akan mati. Diharapkan pada PHBS, setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.12 Pada penelitian ini, sebagian besar responden memiliki anggota keluarga yang punya kebiasaan merokok sekitar 71%, namun aktifitas merokok mereka lebih sering dilakukan di luar rumah (45%). Sisanya lagi memiliki anggota keluarga yang punya kebiasaan merokok di dalam rumah, yaitu di dalam kamar sebesar (18%) dan di ruang keluarga sebesar (8%). Dari hasil tersebut dapat ditarik suatu gambaran PHBS para kader kesehatan khususnya kebiasaan merokok dalam rumah relatif rendah. Kebiasaan ini dapat disebabkan pemahaman terhadap bahaya rokok bagi perokok pasif yaitu orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok maupun bahayanya bagi perokok

74

aktif yaitu orang yang mengkonsumsi atau menghisap rokok secara rutin maupun tidak rutin sekalipun hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak dihisap masuk ke dalam paru-paru masih cukup rendah. Adapun peran keluarga khususnya para kader kesehatan dalam menciptakan rumah tanpa asap rokok yaitu memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku idak merokok kepada seluruh anggota keluarga, menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tanpa asap rokok, menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah, tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapapun untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak, tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya. Orang tua menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok, melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi tetapi oleh karena kesehatan.

75

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1

Kesimpulan
A. Gambaran PHBS pada kader kesehatan wilayah kerja Puskesmas Ploso

terbanyak masuk dalam

tingkatan sangat baik yaitu sebesar 59 %,

sedangkan sebesar 22% masuk dalam tingkatan baik dan sebesar 19% masuk dalam tingkatan cukup. Sementara untuk tingkatan kurang dan sangat kurang tidak ditemukan.
B. Gambaran PHBS berdasarkan sepuluh indikator tatanan rumah tangga

pada kader kesehatan wilayah kerja Puskesmas Ploso, maka terdapat tiga indikator yang kami anggap belum memenuhi suatu standar PHBS. Adapun ketiga indikator tersebut antara lain yaitu: pemberian ASI eksklusif, aktifitas fisik setiap hari, serta konsumsi sayur dan buah setiap hari
C. Pada dasarnya solusi utama dari pemecahan masalah pada ketiga indikator

PHBS tersebut adalah kesadaran dari warga sendiri untuk mengubah perilaku, kebiasaan hidup sehari yang belum mendekati standar PHBS menuju standar PHBS secara keseluruhan, khususnya PHBS dalam tatanan rumah tangga D. Dukungan atau partisipasi baik dari instansi pemerintahan, instansi kesehatan, serta dari tokoh masyarakat sangat membantu dalam

terselenggaranya kelancaran program PHBS.

76

7.2

Saran
A. Diharapkan kepada seluruh masyarakat beserta perangkat masyarakat yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Ploso untuk lebih meningkatkan PHBS, dimana hidup sehat dimulai dari individu, kemudian seluruh keluarga, sampai akhirnya seluruh desa.
B. Promosi kesehatan sangat dibutuhkan sebagai sarana penunjang untuk

meningkatkan PHBS, diharapkan kerjasama dari pihak instansi kesehatan dan masyarakat desa terkait, khususnya mengenai pemberian ASI eksklusif, aktifitas fisik setiap hari serta konsumsi sayur dan buah setiap hari untuk wilayah kerja Puskesmas Ploso agar lebih meningkatkan promosi kesehatan baik itu melalui promosi kesehatan di stasiun radio lokal, penyuluhan di Posyandu, PKK dan sekolah-sekolah, lomba kader kesehatan, dan melalui penyebaran brosur kesehatan.
C. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian dilakukan secara lebih

luas, dengan artian cakupan yang ada tidak hanya pada kader kesehatan saja akan tetapi gambaran PHBS pada masyarakat secara lebih menyeluruh. Diharapkan juga dilakukan penelitian dengan teknik analitik, agar dapat

diketahui faktor maupun suatu hubungan antara gambaran PHBS pada kader kesehatan dengan gambaran PHBS pada masyarakat. Selain itu dengan metode analitik, keakuratan data serta hasil penelitian memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode deskriptip murni.

77

DAFTAR PUSTAKA

1.

Departemen Kesehatan RI. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta, 2007.

2.

Departemen Kesehatan RI, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2004

3.

Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2005

4.

Departemen Kesehatan RI, Tahun 1996/1997, Buku Pedoman Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tingkat Puskesmas, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tahun 1996/1997

5.

Departemen Kesehatan RI, Tahun 2000/2001. Buku Pedoman Pembinaa Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

6.

Departemen Kesehatan RI, Tahun 2002

Panduan Manajemen PHBS

Menuju Kabupaten/Kota Sehat, Pusat Promosi Kesehatan 7. Dinas Kesehatan Makassar. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). 2006
8.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). 2008

9. 10.
11.

Purwandasari, Atik. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. 2010 Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Profil Puskesmas Ploso Tahun 2010

78

12.

Departemen Kesehatan RI, Tahun 2009 Panduan Peningkatan PHBS di Rumah Tangga Sehat, Bagi Petugas Puskesmas, Pusat Promosi Kesehatan

79

Lampiran 1 Kuesioner

Nama Posyandu Desa Usia Pendidikan Terakhir Jabatan di Posyandu

: : : : : :

1. Pada persalian termuda anda/keluarga anda, ibu ditolong oleh siapa? a. Bidan atau dokter b. Paramedis lain c. Dukun terlatih d. Dukun tidak terlatih Alasan: 2. Minuman atau makanan apa yang anda berikan pada saat bayi anda berumur 0-6 bulan? a. ASI + makanan tambahan ( susu formla, bubur halus) b. ASI Eksklusif c. Tidak diberi susu (Teh manis dll) d. Susu Formula saja Alasan: 3. Setiap berapa bulan anda menimbang bayi atau balita anda ke posyandu? a. Tiap Satu bulan b. Tiap Tiga bulan c. Tiap Enam bulan d. Tidak pernah ditimbang Alasan: 4. Anggota keluarga anda menggunakan air bersih pada kehidupan seharihari untuk? a. Memasak, minum, mandi, cuci pakaian b. Memasak dan minum c. Minum saja d. Jarang menggunakan air bersih untuk kehidupan sehari-hari. Sumber air bersih yang anda gunakan: ..

80

5. Anda selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setiap setelah melakukan kegiatan seperti ? a. Setelah BAB, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok/menceboki bayi/balita, dan setelah berkebun/pegang binatang b. Sebelum dan sesudah makan, setelah BAB c. Setelah BAB d. Cuci tangan jika merasa perlu saja 6. Bagaimana anda mencuci tangan? a. Mencuci dengan air bersih dalam gayung b. Mencuci dengan air bersih dari kran c. Mencuci dengan air bersih dari kran dan sabun d. Mencuci dengan air seadanya 7. Apakah anda selalu menggunakan jamban atau kakus untuk buang air besar di rumah? a. Selalu menggunakan jamban untuk buang air besar b. Kadang-kadang c. Tidak pernah, tapi memiliki jamban di sekitar rumah d. Tidak memiliki jamban di sekitar rumah Alasan: 8. Setiap berapa lamakah anggota keluarga anda menguras bak mandi? a. Setiap Minggu b. Setiap Bulan c. Setiap 6 Bulan d. Tidak pernah melakukan kegiatan rutin membersihkan bak mandi Alasan: 9. Setiap berapa lamakah anggota keluarga anda melakukan kegiatan rutin mengubur barang-barang bekas disekitar rumah? a. Setiap Minggu b. Setiap Bulan c. Setiap 6 Bulan d. Tidak pernah melakukan kegiatan rutin mengubur barang bekas Alasan:

81

10. Apakah anda rutin menutup tempat penampungan air di rumah dan sekitar rumah anda? a. Rutin b. Jarang c. Jika ingat saja d. Tidak pernah memperhatikan Alasan: .. 11. Berapa kali setiap minggunya anggota keluarga anda melakukan aktifitas fisik / olah raga? a. 1 kali tiap minggu b. 3 kali tiap minggu c. Setiap hari d. Tidak pernah sama sekali Apa kegiatan fisik yang anda lakukan: 12. Apakah dalam keluarga anda selalu menyediakan sayur dan buah di rumah? a. Iya, setiap hari b. Setiap 3 hari sekali c. Setiap minggu d. Seadanya jika tersedia Alasan: 13. Dimanakah anda atau salah satu anggota keluarga anda merokok? a. Di dalam kamar b. Di ruang keluarga c. Di luar Rumah d. Tidak ada anggota keluarga yang merokok

Lampiran 2 Data Hasil Penghitungan Kuesioner

KUESIONER KAJIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ploso INDIKATOR PERILAKU SEHAT No Nama & Usia Ny. T/ 58 th Ny. J/ 44 th Ny. R/ 43 th Ny. B/32 th Ny. D/ 24 th Ny. T/ 48 th Ny. M/ 41 th Ny. I/ 25 th Ny. S/ th Ny. S/ th Ny. S/ th Ny. S/ 41 28 33 46 Persalin an 0 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 1 ASI eksklu sif 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 Timba ng bayi & balita 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Air bersi h 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Cuci tangan 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Jamb an sehat 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Berantas jentik nyamuk 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 0 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Aktifit as fisik 1 3 3 3 1 1 2 3 1 3 3 3 Sayur & buah 3 0 1 1 3 3 2 2 3 0 0 3 Tdk mero -kok 2 0 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 Sk or 33 33 37 34 36 37 37 35 33 32 32 33 PHBS Persenta se 84.61538 46 84.61538 46 94.87179 49 87.17948 72 92.30769 23 94.87179 49 94.87179 49 89.74358 97 84.61538 46 82.05128 21 82.05128 21 84.61538 Kasifi kasi Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

82

th 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ny. J/ 43 th Ny. M/ 49 th Ny. R/ 36 th Ny. A/ 34 th Ny. S/ 60 th Ny. W/ 27 th Ny. S/ 38 th Ny. L/ 37 th Ny. M/ 45 th Ny. S/ 31 th Ny. D/ 30 th Ny. L/ 46 th Ny. R/ 42 th Ny. M/ 32 th Ny. P/ 37 th Ny. P/ 48 th Ny. S/ 45 th Ny. S/ 37 3 3 3 3 1 3 3 1 3 0 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 0 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 1 1 1 1 3 1 2 1 3 1 2 2 2 2 3 3 0 3 3 3 3 0 3 3 3 2 3 0 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 34 32 30 38 34 37 32 32 37 31 37 35 37 31 33 33 36 36

46 87.17948 72 82.05128 21 76.92307 69 97.43589 74 87.17948 72 94.87179 49 82.05128 21 82.05128 21 94.87179 49 79.48717 95 94.87179 49 89.74358 97 94.87179 49 79.48717 95 84.61538 46 84.61538 46 92.30769 23 92.30769

baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat

83

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

th Ny. L/ 36 th Ny. L/ 48 th Ny. N/ 42 th Ny. N/39 th Ny. S/ 36 th Ny. S/ 31 th Ny. S/ 31 th Ny. Z/ 35 th Ny. N/ 45 th Ny. W/ 22 th Ny. S/ 30 th Ny. M/ 39 th Ny. A/ 30 th Ny. S/ 57 th Ny. S/ 39 th Ny. P/ 35 th Ny. S/ 49 th Ny. I/ 26 th

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 2 2 3 0 3 3 0 0 2 3 3 3 3 3 2

3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 1 1 1 0 1 0 3 1 3 3 1 3 1 3 3 1 3

3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3

3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 3 3 2 2

36 36 36 35 26 36 30 38 36 31 35 35 35 34 39 39 33 37

23 92.30769 23 92.30769 23 92.30769 23 89.74358 97 66.66666 67 92.30769 23 76.92307 69 97.43589 74 92.30769 23 79.48717 95 89.74358 97 89.74358 97 89.74358 97 87.17948 72 100 100 84.61538 46 94.87179

baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Cukup Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat

84

49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

Ny. S/ 38 th Ny. S/ 45 th Ny. S/ 36 th Ny. N/ 34 th Ny. J/ 42 th Ny. N/ 32 th Ny. M/ 50 th Ny. N/ 33 th Ny. R/ 42 th Ny. C/ 31 th Ny. A/ 37 th Ny. S/ 40 th Ny. S/ 40 th Ny. S/ 42 th Ny. A/ 46 th Ny. S/ 27 th Ny. K/ 43 th Ny. Y/ 33

3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

0 0 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 2 3 3 3 3 0

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3

1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 3 1

3 3 2 3 3 3 2 0 3 3 0 0 0 3 0 3 1 3

1 2 3 2 2 2 2 2 0 3 0 2 2 3 0 2 1 2

29 31 32 35 35 33 32 29 30 36 31 30 28 38 30 36 34 33

49 74.35897 44 79.48717 95 82.05128 21 89.74358 97 89.74358 97 84.61538 46 82.05128 21 74.35897 44 76.92307 69 92.30769 23 79.48717 95 76.92307 69 71.79487 18 97.43589 74 76.92307 69 92.30769 23 87.17948 72 84.61538

baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat

85

67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84

th Ny. M/ 23 th Ny. S/ 42 th Ny. R/ 42 th Ny. M/ 39 th Ny. N/ 35 th Ny. A/42 th Ny. S/ 39 th Ny. S/ 33 th Ny. E/ 41 th Ny. Y/ 32 th Ny. S/ 29 th Ny. T/ 29 th Ny. S/ 29 th Ny. E/ 28 th Ny. M/ 28 th Ny. I/ 29 th Ny. S/29 th Ny. A/ 30

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3

2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 1 2 3 1

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 2 2 3 3 3 3 2

0 0 3 3 3 3 2 3 3 1 0 0 2 0 2 2 3 1

3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 1 0 2 3 1

1 1 3 3 0 0 3 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1

0 3 3 3 0 0 3 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 2

3 3 2 2 0 0 3 2 2 1 3 2 2 2 3 2 0 3

28 34 37 38 30 30 35 32 32 24 24 24 30 28 25 29 32 29

46 71.79487 18 87.17948 72 94.87179 49 97.43589 74 76.92307 69 76.92307 69 89.74358 97 82.05128 21 82.05128 21 61.53846 15 61.53846 15 61.53846 15 76.92307 69 71.79487 18 64.10256 41 74.35897 44 82.05128 21 74.35897

baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Baik Sangat baik Baik

86

85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 10 0 10 1 10

th Ny. H/ 30 th Ny. E/ 27 th Ny. B/ 30 th Ny. R/ 28 th Ny. R/ 29 th Ny.J/ 30 th Ny. S/ 27 th Ny. S/ 45 th Ny. L/ 41 th Ny. T/ 45 th Ny. H/ 31 th Ny. C/ 38 th Ny. H/ 47 th Ny. N/ 27 th Ny. Y/ 49 th Ny. D/ 34 th Ny. S/ 36 th Ny. T/ 29

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3

2 3 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 1 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

2 3 1 1 2 3 1 0 0 3 0 3 0 2 1 2 3 0

3 3 0 0 3 3 0 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3

1 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3

0 2 2 2 0 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 0 3 3

3 1 0 0 3 2 0 0 2 3 0 2 2 0 0 3 3 2

32 31 27 27 32 37 27 30 35 39 30 37 35 25 27 30 39 35

44 82.05128 21 79.48717 95 69.23076 92 69.23076 92 82.05128 21 94.87179 49 69.23076 92 76.92307 69 89.74358 97 100 76.92307 69 94.87179 49 89.74358 97 64.10256 41 69.23076 92 76.92307 69 100 89.74358

Sangat baik Baik Cukup Cukup Sangat baik Sangat baik Cukup Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Cukup Cukup Baik Sangat baik Sangat

87

2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 11 0 11 1 11 2 11 3 11 4 11 5 11 6 11 7 11 8 11 9 12 0 12

th Ny. W/ 45 Ny. C/ 47 th Ny. L/ 52 th Ny. I/ 28 th Ny. S/ 35 th Ny. H/ 44 th Ny. Y/ 26 th Ny. Y/ 42 th Ny. K/ 41 th Ny. I/ 48 th Ny. R/ 39 th Ny. L/42 th Ny. H/ 24 th Ny. A/ 50 th Ny. S/ 35 th Ny. S/ 47 th Ny. Y/ 44 th Ny. S/ 36 0 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 0 0 2 3 3 1 2 0 1 0 1 2 2 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 0 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 1 1 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 3 0 2 2 0 3 3 0 3 3 2 0 3 0 0 0 1 0 2 3 0 0 3 0 0 3 2 3 0 3 0 1 2 1 3 26 37 32 25 27 32 30 30 32 37 39 27 32 30 24 29 24 33

97 66.66666 67 94.87179 49 82.05128 21 64.10256 41 69.23076 92 82.05128 21 76.92307 69 76.92307 69 82.05128 21 94.87179 49 100 69.23076 92 82.05128 21 76.92307 69 61.53846 15 74.35897 44 61.53846 15 84.61538

baik Cukup Sangat baik Sangat baik Cukup Cukup Sangat baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Cukup Sangat baik Baik Cukup Baik Cukup Sangat

88

1 12 2 12 3 12 4 12 5 12 6 12 7 12 8 12 9 13 0 13 1 13 2 13 3 13 4 13 5 13 6 13 7 13 8 13

th Ny. T/ 25 th Ny. J/ 32 th Ny. D/ 45 th Ny. Z/ 35 th Ny. T / 26 th Ny. P/ 25 th Ny. C/ 28 th Ny. L/ 29 th Ny. U/ 26 th Ny. H / 27 th Ny. Q / 26 th Ny. V/ 28 th Ny. G / 29 th Ny. R / 27 th Ny. J / 27 th Ny. N / 28 th Ny. K/ 30 th Ny. M / 30

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 1 3 2 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3

1 1 3 3 2 1 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 1 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 1 0 3 0 1 2 0 0 1 1 1 0 2 2 0 1 3

0 1 3 3 3 1 3 3 3 1 0 0 3 3 3 3 1 3

1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 1 3

3 0 3 3 0 0 0 3 0 0 2 0 3 0 3 0 0 3

1 1 0 2 2 1 3 2 2 1 0 3 2 3 3 2 1 3

25 24 30 37 29 24 32 35 29 24 27 26 35 32 38 29 24 39

46 64.10256 41 61.53846 15 76.92307 69 94.87179 49 74.35897 44 61.53846 15 82.05128 21 89.74358 97 74.35897 44 61.53846 15 69.23076 92 66.66666 67 89.74358 97 82.05128 21 97.43589 74 74.35897 44 61.53846 15 100

baik Cukup Cukup Baik Sangat baik Baik Cukup Sangat baik Sangat baik Baik Cukup Cukup Cukup Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Cukup Sangat

89

9 14 0 14 1 14 2 14 3 14 4 14 5 14 6 14 7 14 8 14 9 15 0 15 1 15 2

th Ny. L/ 31 th Ny. H / 27 th Ny. P / 30 th Ny. F / 31 th Ny. T / 26 th N y. Q / 30 th Ny. R / 27 th Ny. W / 25 th Ny. Y / 32 th Ny. J / 27 th Ny. N / 28 th Ny. E / 34/ th Ny. G / 29 th

3 3 1 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3

2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3

3 2 1 1 3 3 1 3 2 2 1 3 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 1 1 1 2 0 1 2 0 1 1 3 0

3 0 1 1 3 3 1 3 3 0 1 3 3

1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1

0 2 1 1 0 3 0 0 0 2 0 3 0

3 0 2 2 3 0 1 3 2 0 1 3 2

32 27 24 26 32 27 24 32 29 27 24 39 28

82.05128 21 69.23076 92 61.53846 15 66.66666 67 82.05128 21 69.23076 92 61.53846 15 82.05128 21 74.35897 44 69.23076 92 61.53846 15 100 71.79487 18

baik Sangat baik Cukup Cukup Cukup Sangat baik Cukup Cukup Sangat baik Baik Cukup Cukup Sangat baik Baik

90

91

Lampiran 3 Foto PHBS

Gambar 1. Sumber air bersih dari air sumur

Gambar 2. Tampungan air bersih yang berasal dari sumur yang dipompa

92

Gambar 3. Penggunaan jamban sehat untuk buang air besar

Gambar 4. Penggunaan jamban sehat untuk buang air besar

93

Gambar 5. Proses timbang badan bayi dan balita

You might also like