You are on page 1of 7

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DANAU MANINJAU DITINJAU DARI DATA CURAH HUJAN

Afrizal Naumar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta

1.

PENDAHULUAN Danau merupakan suatu wadah alam yang dapat menahan kelebihan air pada masa aliran air tinggi untuk digunakan pada masa kekeringan, selain itu juga untuk menampung air untuk pengelolaan dikemudian hari makanya berapapun ukuran suatu danau atau apapun tujuan akhir dari pengelolaan airnya fungsi utamanya adalah untuk menstabilkan aliran air. Potensi ketersediaan dan pemanfaatan air pada Danau Maninjau (Neraca Air) sangat penting untuk diketahui dimana sejauh ini data Morfometri tentang potensi ketersediaan air tersebut masih belum lengkap. Berdasarkan hasil studi WRM dan Rhole Sharing Pengelolaan Hidrologi bulan Desember 2003, muncul salah satu isu pokok mengenai konflik pemakaian air Danau Maninjau antara PLN selaku pengelola PLTA Maninjau dengan masyarakat pengguna air danau lainnya dimana diantaranya untuk irigasi (DI Antokan) dan perikanan. Dikarenakan belum tersedianya data tentang kuantitas dan kualitas Sumber Daya Air Danau Maninjau yang memadai sehingga diperlukan adanya semacam studi atau penelitian mengenai ketersediaan termasuk penggunaan dan kondisi lingkungan Danau Maninjau yang termasuk dalam permasalahan utama Sumber Daya Air Danau Maninjau itu sendiri. Analisa ini sangat diperlukan sebagai data acuan untuk pola pengelolaan dari Sumber Daya Air yang optimal dan efisien yang dapat menghasilkan keuntungan secara umum dan khususnya bagi masyarakat sekitar danau tersebut. Tingkat ketersediaan air haruslah lebih besar daripada tingkat pemanfaatannya karena jika lebih kecil tingkat ketersediaan tersebut maka berpotensi menimbulkan konflik. Maksud dan tujuan dari studi ini untuk menganalisa potensi Sumber Daya Air pada Danau Maninjau dari segi kuantitasnya yang ditinjau dari data curah hujan.

2. 2.1

LANDASAN TEORI Hidrologi Pada bumi kita terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km3 air : 97.5% adalah ait laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus-menerus sirkulasi penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow) yang dikenal dengan siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh kepermukaan tanah sebagai hujan atau bentuk presipitasi yang lain dan akhirnya mengalir kelaut kembali. Siklus hidrologi secara skematik dapat dilihat pada gambar 1.1.
Angin

Salju Penyinaran Surya Awan Penguapan dari hujan yang tercurah Simpanan Salju hujan Limpasan Permukaan Muka Air Tanah

Aliran Sungai Penguapan Penguapan dari daratan Penguapan Simpanan Danau Laut Aliran Sungai Aliran Air Tanah

Aliran Air Tanah Peresapan

Gambar 1.1 : Siklus Air di Alam Skema Siklus air.Didalam alam,air mengalami siklus yang disebut siklus air.Hujan (P) turun ke bumi.Sebagian air itu langsung menguap (E), sebagian mengalir diatas permukaan (Q) sebagai danau,sungai dan laut.Air sungai, danau dan laut mengalami penguapan (E).Sebagian lagi meresap kedalam tanah dan menjadi air simpanan (S).Air itu ada yang meresap oleh tumbuhan dan menguap (ET),ada pula yang keluar sebagai mata air dan mengalir sebagai air

-1-

permukaan. Air permukaan penguapan.Uap yang terbawa angin keatas mengembun menjadi awan.Dan awan menjadi hujan (sumber : Soemarwoto,1991) 2.2 Curah Hujan Presipitasi adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam rangkaian proses hidrologi. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm). Presipitasi atau curah hujan dibagi atas Curah hujan terpusat (Point Rainfall) dan Curah hujan daerah ( Areal Rainfall). Curah hujan terpusat (Point Rainfall) adalah curah hujan yang didapat dari hasil pencatatan alat pengukur hujan atau data curah hujan yang akan diolah berupa data kasar atau data mentah yang tidak dapat langsung dipakai. Curah Hujan Daerah (Arael Rainfall) adalah curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir yaitu curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu Curah hujan daerah ini disebut curah hujan wilayah atau daerah dinyatakan dalam mm. Bila dalam suatu daerah terdapat beberapa stasiun atau pos pencatat curah hujan, maka untuk mendapatkan curah hujan areal adalah dengan mengambil harga rata-ratanya. Data curah hujan yang digunakan untuk analisa ini adalah diambil dari stasiun curah hujan Stasiun Maninjau Untuk menentukan curah hujan rata rata ada digunakan 3 cara yaitu Cara Arithmatik, Cara Thiessen, Cara Ishoyet.Analisa curah hujan return period atau curah hujan rencana untuk 5 tahunan dan 10 tahunan digunakan 3 metoda yaitu Gumbel, Metode Weduwen, Metoda Hasper. 2.3 Evapotranspirasi Evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah, permukaan air, serta tanaman menguap keudara. Faktor-faktor yang mempengaruhi Evapotranspirasi adalah suhu air,suhu udara,kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari dan lain-lain yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Evaporasi Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas.Evaporasi dapat terjadi pada sungai, danau, laut, reservoir (permukaan air bebas), serta permukaan tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya evaporasi yakni Radiasi matahari, Angin , lembaban, suhu (temperatur). 2.5 Transpirasi Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya, dan masing-masing tanaman berbeda kebutuhannya. Hanya sebagian kecil air yang tinggal didalam tubuh tumbuh-tumbuhan, sebagian dari padanya setelah diserap oleh akar-akar dan dahan-dahan akan ditranspirasikan lewat bagian tubuh tumbuh-tumbuhan yang berdaun. Dalam kondisi lapangan tidaklah mungkin untuk membedakan antara evaporasi dan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses tersebut ( evaporasi dan transpirasi ) saling berkaitan sehingga dinamakan evapotranspirasi. Evaporasi yang terjadi, apabila tersedia cukup air untuk memenuhi pertumbuhan optimum disebut dengan evaporasi potensial ( potensial evapotranspiration ). PET ini sangat penting dalam kebutuhan air untuk irigasi. Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada : a. Adanya persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain) b. Faktor-faktor iklim, seperti suhu, kelembaban dan lain-lain c. Jenis dan kultivasi tumbuh-tumbuhan tersebut 2.6 Menentukan Besarnya Evaporasi dan Evapotranspirasi Proses evaporasi dan evapotranspirasai adalah elemen yang terpenting dalam mempelajari dan mengembangkan sumber-sumber lain dan permukaan laha. Karena berpengaruh pada: a. Debit sungai b. Penyimpangan air pada permukaan tanah c. Kebutuhan air irigasi, draenase dan proses lainnya dalam siklus hidrologi Sampai sekarang, belum dapat ditentukan besaran evaporasi dan evapotranspirasi itu secara langsung, apalagi massa air dan permukaan tanah yang luas. Metode-metode yang dipergunakan dalam memperkirakan besaran evaporasi dan evapotranspirasi dalam uraian ini didasarkan pada elemen klimatologi yang mempengaruhinya. Jadi rumus-rumus tersebut merupakan hasil uji lapangan tanpa didasari teori fisik yang mendalam. Oleh karena itu rumus-rumus tersebut tidak dapat dipakai pada daerah yang keadaanyan pada dasarnya berbeda dengan daerah dimana uji lapangan itu dilaksanakan.

2.4

-2-

2.7

Limpasan (Run Off) Limpasan permukaan (surface Run Off/ Direct run Off) adalah limpasan yang selalu mengalir melalui permukaan tanah (sebelum dan sesudah mencapai saluran). Dan aliran dasar (Base flow) adalah debit/limpasan minimum yangmasih ada, karena adanya aliran keluar/lepasan (out flow/Discharge) akifer. Pemamfaatan Sumber Daya Air Dalam rangka pemanfaatan sumber daya air perlu dipertimbangkan pemanfaatan yang seimbang ditinjau secara keseluruhan dalam sistem sehingga didapatkan hasil yang optimal. Pemanfaatan sumber daya air adalah sebagai berikut: a. Pemanfaatan Air Untuk Irigasi b. Pemanfataatan Air Untuk PLTA c. Pemanfaatan Air Untuk Air Baku d. Pemanfaatan Air Untuk Perikanan

2.8

Gambar 1: Pemanfaatan Danau Maninjau untuk PLTA

3.

METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam studi ini mencakup data primer dan data sekunder. Pengumpulan Data Primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan dan wawancara dengan masyarakat setempat. Pengumpulan data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan tinjauan kepustakaan dan instansional dari instansi-insatansi terkait, meliputi pengumpulan data angka dan peta. Sumber data sekunder yaitu studi pustaka dan dari Instansional. Adapun data ini diperoleh dari Instasional untuk studi ini adalah sebagai berikut: a. Peta topografi kawasan Danau Maninjau skala 1: 100000 b. Data curah hujan dari stasiun hujan, yaitu Stasiun Danau maninjau c. Data klimatologi pada stasiun Klimatologi Danau maninjau DAS Bt. Antokan d. Peta daerah Cathment Area Danau Maninjau e. Data sungai di sekitar atau di sekeliling Danau Maninjau f. Data outflow Danau Maninjau berupa debit turbin dan pelimpahan

3.2

Metode Analisa Hidrologi Analisa Curah Hujan Rata-Rata Untuk menentukan besarnya hujan rata-rata pada daerah aliran digunakan data curah hujan maximum setiap hujan dari stasuin hujan dengan metoda Poligon Theissen.

-3-

Dimana :

Rrata = RA . LA + RB . LB + RC . LC LA + LB + LC

.....................( 1 )

R = jumlah curah hujan (mm) L = Luas daerah pengaruh stasiun hujan ( km2) Analisa Curah Hujan Rencana Untuk mendapatkan curah hujan rencana pada kawasan studi ini dengan menggunakan Metode Gumbel.

xi X=
n
Dimana :

Sx =

(X - X )
n 1

X =X+

YT Yn .S x Sn

................(.2)

X = curah hujan kala ulang T tahun (mm) X = curah hujan maksimum rata-rata YT = reduced variate (hubungan dengan return period, t) Yn = reduced mean (hubungan dengan banyaknya data, n) Sn = reduced standard deviation (hubungan dengan banyaknya ditetapkan dalam tabel n = banyak data tahun pengamatan Prosedur Perhitungan: a. Data curah hujan harian maximum disusun berurut dari besar kekecil atau b. sebaliknya dan dibuatkan tabel perhitungan c. Hitung standar deviasi d. Cari nilai Yt, Yn, dan Sn e. Maka Xt didapat dengan rumus tersebut diatas

data,n) Nilai YT,Yn dan Sn telah

Analisa Evapotranspirasi Dengan menggunakan data klimatologi dari stasiun maninjau maka dapat dihitung besarnya evapotranspirasi Potensial (Eto) dengan menggunakan Metode Penman, Eto = W. Rn+ (1- W ). f (u). ( ea-ed ) .....................(3 ) Analisa Ketersediaan Air Danau dengan Metode FJ. Mock Debit inflow adalah debit air yang masuk ke danau yang berasal dari curah hujan yang di pengaruhi oleh faktor klimatologi dan kondisi daerah tangkapan Untuk perhitungan debit inflow ini, digunakan dengan Metode FJ. Mock. Perhitungan dengan cara FJ. Mock ini menggunakan data curah hujan dilokasi daerah tangkapan air, evapotranspirasi, kelembaban tanah dan tampungan air tanah untuk menghasilkan debit empiris yang disusun berdasarkan urutan. Analisa Ketersediaan Air Danau dengan Metode Rasional Dari hasil perhitungan dan rekapitulasi debit kita dapat membandingkan antara debit atau storage danau yang tersedia dengan debit yang digunakan untuk keluar yang digunakan oleh PLTA Maninjau untuk memutar turbin sehingga akan di dapat ketersediaan air. Kapasitas tampung dari danau maninjau dengan mengalikan antara luas permukaan air danau dengan kedalaman danau untuk mendapatkan volume yang tersedia. Perkiraan Debit (Q) digunakan Metode Rasional dengan rumus dasar sebagai berikut : Q = . r . A/3.6 .................... (4) Dimana : = koefisien run off A = luas daerah pengaliran ( Catchment Area = Km2)

Tabel 6 : Perhitungan Debit dengan Metode Rasional Bulan january february march april Hujan R (mm) 172.00 337.00 199.00 158.00 1 1 1 1 a A Km2 97.37 97.37 97.37 97.37 L Km 16.4 16.4 16.4 16.4 V Km/jam 0.002 0.002 0.002 0.002 t jam 8,200 8,200 8,200 8,200 r mm/jam 0.147 0.287 0.170 0.135 Q m3/dt 3.97 7.77 4.59 3.64

-4-

may june july august september october november december

238.00 220.00 87.00 219.00 202.00 159.00 181.00 164.00

1 1 1 1 1 1 1 1

97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37

16.4 16.4 16.4 16.4 16.4 16.4 16.4 16.4

0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002

8,200 8,200 8,200 8,200 8,200 8,200 8,200 8,200

0.203 0.188 0.074 0.187 0.172 0.136 0.154 0.140

5.49 5.07 2.01 5.05 4.66 3.67 4.17 3.78

Tahun/ Bulan

Inflow Langsung
(M3/Dt)

Data Inflow dan Outflow Danau Maninjau Outflow Neraca Daratan Turbin Pelimpahan, In-Out Kumulatif
(M3/Dt) (M3/Dt) Weir (M3/Dt) (M3/Dt) (M3/Dt)

Total Inflow
(M3/Dt)

Outflow
(M3/Dt)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

3.97 7.77 4.59 3.64 5.49 5.07 2.01 5.05 4.66 3.67 4.17 3.78

5.39 10.16 5.35 4.68 7.84 6.47 3.72 8.17 6.62 5.31 6.16 6.37

8.96 22.03 20.11 12.05 12.15 14.25 16.92 12.22 12.47 11.61 11.71 12.97

3.10 12.28 2.58 0.85 3.60 1.42 0.09 0.14 1.12 0.39 1.31 0.52

9.36 17.93 9.94 8.32 13.33 11.54 5.73 13.22 11.28 8.98 10.33 10.15

9.356171 27.2871 37.22587 45.54921 58.87729 70.4203 76.14644 89.36639 100.6443 109.6207 119.9544 130.1061

9.36 17.93 9.94 8.32 13.33 11.54 5.73 13.22 11.28 8.98 10.33 10.15

12.06 34.31 22.69 12.90 15.75 15.67 17.01 12.36 13.59 12.00 13.02 13.49

-5-

Grafik Inflow Outflow Tahun 2001 40.00 35.00 30.00 25.00 M3/dt
INFLOW

20.00
OUTFLOW

15.00 10.00 5.00 0.00


Ja n Fe b M ar Ap r M ei Ju n Ju l Ag t Se p O kt N op D es

Bulan

Gambar : Grafik Inflow Outflow Tahun 2001 3.3 Intensitas Hujan Untuk mendapatkan intensitas tersebut digunakan rumus sebagai berikut : r=

R (24) 2/3 x t 24

........................................(5)

dimana : r = intensitas hujan (mm/jam) R = hujan sehari (mm) t = waktu pengaliran (jam) 4. 4.1 ANALISA DAN HASIL PENGOLAHAN DATA Gambaran Umum Kawasan Studi Danau Maninjau terletak di Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat, sedangkan secara geografis terletak pada 100 58` 11 BT dan 00 41` 11 LS dengan ketinggian 160 meter dari permukaan laut. Kondisi Topografi wilayah Danau Maninjau merupakan wilayah datar berombak dan bergelombang dengan kemiringan 3 - 8. Lokasi Data Curah Hujan Data curah hujan digunakan data Stasiun Maninjau selama 13 tahun mulai tahun 1992 sampai dengan 2004. Tahun 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Curah Hujan Maximum (mm) 82 145 151 155 96 80 170 165 80 80 104 167 105

4.2

-6-

4.3

Analisa Perhitungan Pada Danau Maninjau Dalam Periode 13 Tahun (1992-2004) Perhitungan ETo dengan Metode Penman Perhitungan ETo yang menggunakan Metode Penman yang dimodifikasi pada bulan Januari 2004 didapat ETo = 2.41mm/hari Perhitungan Ketersediaan Air Danau Maninjau dengan Metode FJ.Mock Ketersediaan Air Danau Maninjau yang menggunakan Metode FJ.Mock kejadiaan maksimum terjadi pada bulan november 1999 sebesar 35,18 m3/dt dan minimal pada bulan 2.11 pada bulan februari 2000. Pemanfaatan Sumber Air Pemanfaatan air Untuk Irigasi Danau Maninjau dan anak sungainya dimanfaatkan untuk PLTA yang selanjutnya akan dibagi untuk beberapa kebutuhan air dalam hal ini sebagian debit keluar melalui Daerah Irigasi Batang Antokan untuk mengairi sawahsawah yang berada dikawasan tersebut disamping dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Pemanfaatan air untuk air baku Pemanfaatan lain dari Danau Mninjau dan anak-anak sungainya saat ini selain untuk kebutuhan irigasi dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari yaitu mandi, cuci, dan kakus (MCK) bagi masyarakat disekitar Danau Maninjau.

4.4

4.5

5.

KESIMPULAN Berdasarkan analisa dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan air pada Danau Maninjau sebagian besar dipergunakan untuk keperluan PLTA dan irigasi Batang Antokan Ketersediaan air/debit inflow dari hasil analisa dengan metode FJ.Mock berdasarkan data curah hujan. 2. Dari hasil Grafik Neraca Keseimbangan Air untuk DAS Danau Maninjau, menunjukkan ketersediaan debit air yang fluktuatif dikarenakan faktor curah hujan tapi dari segi luasnya daerah tangkapan hujan pada DAS danau Maninjau maka ketersediaan air atas tingkat penggunaan terhadap PLTA Maninjau masih cukup memadai SARAN Dari hasil analisa, diharapkan untuk Pemanfaatan air pada DAS Danau Maninjau dimasa yang akan datang agar mengacu pada neraca keseimbangan air dan pemakaian pemanfaatan air diatur oleh instansi teknis dan analisa lanjutan dengan inflow dari aliran air tanah.

6.

-7-

You might also like