You are on page 1of 80

Loading System..

Complete

Please wait...... Loading

Perencanaan Pemeriksaan Kinerja

Referensi:
 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)  Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pemeriksaan

Kinerja BPK 2008


 Audit Kinerja pada Sektor Publik oleh I Gusti

Agung Rai

Tahapan Pemeriksaan Kinerja


Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan

Pengidentifikasian Masalah Penentuan Area Kunci Penentuan Objek, Tujuan,dan Lingkup Pemeriksaan Kinerja Penetapan Kriteria Penyusunan P2 dan PKP

Pengujian Data Penyusunan Temuan Pemeriksaan

Penyusunan Konsep LHP

Perolehan Tanggapan atas Rekomendasi

Perolehan Tanggapan Resmi dari Entitas Penysunan dan Penyampaian LHP

Penyampaian Temuan Pemeriksaan Kepada Entitas

PERNYATAAN STANDAR PELAKSANAAN PERTAMA ADALAH: PEKERJAAN HARUS DIRENCANAKAN SECARA MEMADAI .

Tujuan dari perencanaan pemeriksaan adalah: mempersiapkan suatu program pemeriksaaan yang akan digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan pemeriksaan sehingga pemeriksaan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Dalam merencanakan suatu pemeriksaan kinerja pemeriksa harus :

 Mempertimbangkan signifikansi masalah dan

kebutuhan potensial pengguna laporan hasil pemeriksaan.  Mempertimbangkan pengendalian intern.  Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud), dan ketidakpatutan (abuse).  Mengidentifikasi kriteria yang diperlukan untuk mengevaluasi hal-hal yang harus diperiksa.
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Dalam merencanakan suatu pemeriksaan kinerja pemeriksa harus (lanjutan) :

 Mempertimbangkan apakah pekerjaan pemeriksa

lain dan ahli lainnya dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan.  Menyediakan pegawai atau staf yang cukup dan sumber daya lain untuk melaksanakan pemeriksaan.  Mengkomunikasikan informasi mengenai tujuan pemeriksaan serta informasi umum lainnya yang berkaitan dengan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan tersebut kepada manajemen dan pihak-pihak lain yang terkait.  Mempersiapkan suatu rencana pemeriksaan secara tertulis.
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Kegiatan dalam perencanaan :


1. 2. 3. 4. 5.

Pengidentifikasian Masalah. Penentuan Area Kunci. Penentuan Obyek, Tujuan dan Lingkup Pemeriksaan Kinerja. Penetapan Kriteria. Penyusunan P2 dan PKP.

Nb: dalam buku Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai menambahkan 2 kegiatan lagi setelah penetapan kriteria, yaitu: 1. Identifikasi bukti audit 2. Laporan survei pendahuluan

Perencanaan

Pengidentifikasian Masalah

Pengidentifikasian Masalah

Penentuan Area Kunci Penentuan Objek, Tujuan,dan Lingkup Pemeriksaan Kinerja Penetapan Kriteria Penyusunan P2 dan PKP

Pengidentifikasian Masalah
Meliputi dua kegiatan utama, yaitu : 1. pemahaman atas rencana strategis dan kebijakan badan tentang pemeriksaan kinerja dan 2. pemahaman atas entitas yang akan diperiksa.

Juklak Pemeriksaan Kinerja

Juklak Pemeriksaan Kinerja

Langkah-langkah dalam mengidentifikasikan masalah adalah sebagai berikut (lanjutan) :


 Jika diperlukan, lakukan obeservasi singkat di lokasi kegiatan utama

entitas.
 Jika diperlukan, lakukan interview/wawancara dengan manajemen.  Reviu peraturan-peraturan yang mendasari program yang diperiksan

dan laporan kemajuan pelaksanaan program serta hambatanhambatan dalam pencapaian program.
 Identifikasi dan reviu tujuan dan sasaran dari program yang

diperiksa, kemudian teliti apakan dalam mencapai tujuan tersebut terdapat tolak ukur, standar, atau key performance indicator untuk menentukan kelemahan dan keberhasilan program tersebut.
 Lakukan inventarisasi tolok ukur, standar, atau KPI yang telah

diterapkan oleh entitas dalam melaksanakan program/kegiatan.


 Teliti kemungkinan adanya hambatan yang dialami entitas dalam

melaksanakan kewenangannya, yang mungkin disebabkan oleh adanya kewenangan serupa yang dimiliki oleh entitas lain.

Langkah-langkah dalam mengidentifikasikan masalah adalah sebagai berikut (lanjutan):


 Dapatkan dan pelajari rencana strategis BPK serta

kebijakan Badan tentang pemeriksaan kinerja.

 Pelajari sejarah dan latar belakang entitas yang diperiksa,

1. 2. 3. 4. 5. 6.

antara lain mengenai : Sejarah dan latar belakang berdirinya entitas. Tujuan yang hendak dicapai. Kewenangan entitas dalam mencapai tujuan dan dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan. Tanggung jawab pimpinan entitas. Batasan-batasan yang berlaku terhadap entitas. Ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap entitas.
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Langkah-langkah dalam mengidentifikasikan masalah adalah sebagai berikut (lanjutan) :

 Reviu struktur organisasi dan uraian tugas atas 

  

entitas yang diperiksa. Reviu hasil pememeriksaan sebelumnya terhadap entitas, untuk memperoleh gambaran umum entitas dan mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan pemeriksaan sebelumnya. Analisis dokumen anggaran dari entitas yang diperiksa. Analisis SOP dari entitas yang diperiksa yang relevan dengan tujuan pemeriksaan. Analisis AD/ART, RJP, dan RKA dari entitas yang diperiksa.
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Langkah-langkah dalam mengidentifikasikan masalah adalah sebagai berikut (lanjutan):


     

Teliti kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh entitas tersebut. Teliti kemungkinan adanya peraturan atau kebijakan pemerintah yang menghambat pencapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan. Pelajari kemungkinan adanya batasan-batasan berdasarkan peraturan atau kebijakan institusi di atasnya yang diberlakukan terhadap entitas yang diperiksa. Reviu atas hasil-hasil studi yang telah dilakukan kelompok industri, kelompok profesional, dan kelompok-kelompok lain yang mempunyai kepentingan terhadap entitas tersebut. Dapatkan dan inventarisir isu-isu mutakhir (up to date) tentang permasalahan yang sedang dihadapi oleh entitas, yang dapat diperoleh dari media masa atau sumbersumber lain. Buatlah kesimpulan mengenai permasalahan yang berhasil diidentifikasi dalam tahapan ini. Permasalahan ini merupakan identifikasi awal bagi pengembangan arah dan tujuan pemeriksaan pada tahap perencanaan selanjutnya.

Juklak Pemeriksaan Kinerja

MANFAAT MEMAHAMI ENTITAS YANG DIAUDIT


1. untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasi isu-isu kritis dan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif. 2. membantu mencegah dihasilkannya temuan yang menyesatkan (misleading). 3. untuk mendapatkan pengetahuan mengenai proses bisnis entitas secara lengkap dengan tetap mempertimbangkan cost and benefit.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMAHAMI ENTITAS

1. Gambaran Umum 2. Pemahaman atas input, proses, dan output 3. Informasi lain

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

1. Gambaran Umum
1) visi, misi, dan strategi entitas 2) peraturan terkait (legal mandate) 3) kebijakan-kebijakan yang ditetapkan entitas 4) lingkungan internal, eksternal, dan pihak-pihak

terkait (stakeholders) 5) tugas pokok dan fungsi entitas 6) struktur organisasi 7) anggaran dan realisasi 8) petunjuk pelaksanaan internal dan pedoman operasional yang ada
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

1. Gambaran umum (lanjutan)


9) uraian tentang sistem informasi manajemen 10) key performance indicator (KPI) yang digunakan 11) catatan entitas yang berupa notulen rapat

pimpinan/manajemen 12) hasil-hasil diskusi manajemen dengan stakeholders 13) hasil evaluasi dan laporan audit internal 14) evaluasi program entitas dan rencana audit internal 15) hasil audit terdahulu
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

2. Pemahaman atas Input, Proses, dan Output


 Pemahaman ini merupakan sasaran pokok

karena langsung berkaitan dengan aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas yang merupakan interaksi antara input, proses,dan output  Membantu memahami proses pelayanan yang diberikan oleh entitas, sumber daya yang digunakan, bagaimana output dihasilkan, dan uutput apa yang dihasilkan  Pemahaman ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi permasalahan yang akan timbul dan akibat dari permasalahan tersebut.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

3. Informasi lain
1. pendapat

publik yang direfleksikan dalam keputusan-keputusan atau risalah risalah sidang/rapat DPR. 2. Hasil studi yang dilakukan oleh industri, profesional, atau kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan atas entitas yang diaudit 3. Informasi yang diperoleh melalui koordinasi antardepartemen 4. hasil-hasil penelitian akademis 5. pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh negara lain 6. hasil liputan media massa.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

PROSEDUR DAN TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI


1. wawancara (interview) dengan manajemen dan staf kunci 2. reviu atas perundang-undangan, peraturan dan kebijakan, 3. 4. 5. 6. 7. 8.

pengarahan-pengarahan, serta dokumen-dokumen reviu atas laporan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja dan prioritasnya reviu fisik atas fasilitas-fasilitas yang dimiliki menelusuri sistem dan prosedur pengendalian analisis hubungan pemanfaatan sumber daya dengan hasilnya identifikasi risiko entitas reviu atas laporan-laporan audit dan studi yang dilakukan sebelumnya, termasuk laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

CARA PENYAJIAN INFORMASI


1. Uraian tertulis 2. Fotokopi 3. Rekaman 4. Model atau Grafik

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Kelebihan dan Kekurangan Cara Penyajian


Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai Cara Penyajian Uraian tertulis Kelebihan
y y y

Kekurangan dapat menjadi sangat panjang sulit dimengerti pembaca dapat kehilangan maksud dari pesan yang diinformasikan sulit diatur, ditangani, dan disimpan kurang dapat memahami pengertian dalam dokumen fotokopi dokumen mungkin tidak secara langsung mengandung informasi mengenai bidang yang diaudit sulit dimengerti oleh pendengar sulit dikoordinasikan dengan cara penyajian informasi lainnya

mudah disusun

Fotokopi dokumen

y y

mudah dilaksanakan
y

Rekaman

mempercepat pengumpulan data

y y

Pemotretan

cepat dan menggambarkan hal-hal yang bersifat fisik

memerlukan peralatan khusus y diperlukan alat pencetakan dan penyimpanan khusus y terbatas pada hasil observasi fisik dan tidak mengandung analisis atau keterpaduan dengan informasi lainnya yang saling berkaitan

y y

Model atau grafik

y y y

y y

mudah dikomunikasikan atau didiskusikan dengan auditor lainnya atau pimpinan mempermudah pemahaman auditor secara menyeluruh terhadap objek yang diaudit memudahkan auditor dalam mengkomunikasikan pengetahuannya y kepada auditor lain atau atasan informasinya digunakan sebagai dasar untuk mengarahkan audit auditor dapat memusatkan perhatiannya y pada bidang yang akan diaudit sebagai alat penyaji informasi yang lebih cepat dibandingkan dengan alat penyaji lain penting sebagai alat untuk melatih auditor dapat digunakan sebagai bahan perencanaan audit

memerlukan keahlian, pengalaman, dan banyak waktu dalam menyusun bukan ditujukan untuk mengidentifikasi masalah

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Beberapa jenis Model:


1. Model akuntansi keuangan. Model ini biasanya disajikan dalam
bentuk neraca atau laporan laba rugi.

2. Model bagan administrasi. 3. Model bagan alir.

Model ini menggambarkan susunan organisasi ditinjau dari hubungan kerja, pendelegasian wewenang, tanggung jawab, dan kegiatan formal.

Model ini menggambarkan hubungan manusia dan pekerjaannya dalam bentuk matriks.

4. Model sistem pengendalian.

Model ini lebih spesifik karena menggambarkan unsur-unsur dasar kegiatan dan keterkaitannya dengan sistem pengendalian internal. proses yang dimulai dari input, proses, dan output, serta perbandingannya dengan standar. Model ini dapat digunakan untuk mengambil tindakan perbaikan atas input atau proses untuk menjamin otput yang tepat.

5. Model input-proses-output. Model ini menggambarkan suatu urutan

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

PANDUAN DALAM MEMILIH CARA MENGURAIKAN INFORMASI


Pertimbangan dalam memilih cara menguraikan informasi:
1. Uraian tertulis lebih tepat untuk menyampaikan informasi

yang bersifat analitis. 2. Fotokopi dokumen lebih tepat apabila auditor menganggap bahwa informasi yang terkandung di dalamnya sudah mewakili dan tidak memerlukan banyak penjelasan. 3. Rekaman lebih sesuai apabila auditor mempunyai waktu singkat, sedangkan ia ingin memproleh seluruh informasi yang diberikan oleh seseorang. 4. Potret atau pengambilan gambar kondisi fisik lebih sesuai digunakan untuk menggambarkan tata urutan dan dapat disajikan langsung dalam laporan audit.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

LAPORAN ATAS PEMAHAMAN ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA


Hal-hal yang sebaiknya tercakup dalam laporan atas pemahaman entitas adalah sebagai berikut: 1. Tujuan entitas 2. Hubungan akuntabilitas 3. Sumber daya 4. Proses manajemen 5. Tujuan Kinerja 6. Program dan operasi 7. Lingkungan eksternal
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Perencanaan

PENENTUAN AREA KUNCI

Pengidentifikasian Masalah Penentuan Area Kunci Penentuan Objek, Tujuan,dan Lingkup Pemeriksaan Kinerja Penetapan Kriteria Penyusunan P2 dan PKP

PENENTUAN AREA KUNCI

Area kunci adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus pemeriksaan dalam entitas.
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Tujuan
 Menilai apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian

yang memadai untuk mengidentifikasi risiko-risiko kelemahan pengendalian yang dijadikan pertimbangan dalam menentukan area kunci.

 Mempertimbangkan pengaruh peraturan perundangan yang

signifikan dan risiko kecurangan yang mungkin terjadi dan merancang prosedur untuk bisa memberikan keyakinan yang memadai bahwa kecurangan tersebut dapat dideteksi.

 Menentukan area kunci yang memilikirisiko tinggi untuk

dilakukan pemeriksaan setelah mempertimbangkan pengendalian intern, risiko kecurangan yang mungkin terjadi dan pengaruh peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan organisasi, program dan/atau fungsi pelayanan publik yang akan diperiksa
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Faktor-faktor Pemilihan
 Risiko terhadap manajemen, yaitu risiko yang dihadapi oleh

manajemen atas tidak tercapainya aspek 3E (ekonomi, efisiensi dan efektivitas).

 Signifikansi suatu program, yaitu penilaian apakah suatu

kegiatan dalam suatu area audit secara komparatif memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan lainnya dalam obyek audit secara keseluruhan.

 Dampak pemeriksaan, yaitu pengaruh hasil audit terhadap

perbaikan atas area yang diperiksa.

 Auditabilitas, berhubungan dengan kemampuan tim pemeriksa

untuk melaksanakan pemeriksaan sesuai standar.

Juklak Pemeriksaan Kinerja

Kegiatan Utama
1. mempertimbangkan kualitas pengendalian intern

atas entitas/kegiatan/program yang akan diperiksa dengan menggunakan lima komponen SPI yang dikemukakan oleh COSO, yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, komunikasi dan informasi, serta monitoring;

2. melakukan penilaian atas pengaruh peraturan perundangan yang signifikan terhadap entitas/kegiatan/program yang akan diperiksa, serta 3. mengidentifikasi potensi terjadinya kecurangan.
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Input yang Diperlukan


 Hasil kegiatan pengidentifikasian masalah.  Hasil telaahan pemeriksa tentang kualitas SPI    

entitas. Hasil diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas atau komite audit entitas. Hasil diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan meninjau ulang laporan pemeriksaan intern. Peraturan dan perundang-undangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap entitas. Hasil olahan database entitas yang dikelola oleh BPK.
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Input yang Diperlukan lanjutan)


(

 Hasil kajian atau kumpulan informasi yang disediakan oleh

unit non-pemeriksa BPK seperti pada dokumen kajian hukum terhadap suatu organisasi/program/fungsi pelayanan publik (Direktorat Binbangkum); hasil kumpulan pengaduan masyarakat (Biro Humas dan LN) dan/atau hasil kajian atau studi atau kajian pemeriksaan yang dibuat oleh Litbang BPK

 Hasil kuesioner, wawancara, observasi dan metodologi

pengumpulan data lainnya yang digunakan oleh pemeriksa dalam mengumpulkan data dan informasi dalam tahap perencanaan pemeriksaan ini.

Juklak Pemeriksaan Kinerja

Output
 Output dari kegiatan penilaian terhadap area

kunci ini adalah teridentifikasikannya areaarea kunci yang menjadi fokus pemeriksaan.
 Berdasarkan atas data dan area kunci yang

telah dipilih dan sumber daya pemeriksaan yang ada, satuan kerja (satker) pemeriksa dapat menyusun Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP).
Juklak Pemeriksaan Kinerja

Area Kunci
 Area kunci merupakan area atau kegiatan

yang dilaksanakan oleh auditee yang sangat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditee yang bersangkutan

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Pemilihan area kunci

Terlalu luas
Mengakibatkan hasil audit terlalu luas dan tidak bulat

Terlalu sempit
Mengakibatkan temuan terlalu sempit

Sehingga rekomendasi yang diberikan tidak tajam dan tidak menyentuh pokok permasalahan

Sehinngga rekomendasi audit tidak mewakili permasalahan yang ada


Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Pengertian Area Kunci


 Area kunci (key area) adalah area, bidang,

atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam entitas.


 Pemilihan area kunci harus dilakukan

mengingat luasnya bidang, program, dan kegiatan pada entitas yang diaudit sehinggga tidak mungkin melakukan audit di seluruh area entitas.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Manfaat Identifikasi area kunci


 Pemilihan area kunci yang tepat

memungkinkan penggunaan sumber daya audit secara lebih efisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada area audit yang memiliki nilai tambah yang maksimum.  Tentu saja hal ini lebih baik dibandingkan dengan mengalokasikan seluruh sumber daya audit pada seluruh area secara merata.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Pendekatan untuk identifikasi Area Kunci


1. Risiko Manajemen 2. Signifikansi 3. Dampak audit 4. Auditabilitas

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

1. Risiko Manajemen
 Dalam audit laporan keuangan kita mengenal

adanya pendekatan audit berbasis risiko yaiut suatu pendekatan dengan menggunakan analisis risiko untuk menentukan area penting yang seharusnya menjadi fokus audit.
 pendekatan audit berbasis risiko lebih

ditekankan pada risiko yang ditanggung manajemen terkait dengan aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menilai kemungkinan terjadinya risiko manajemen dari isi ekonomi, efisiensi, dan efektivitas antara lain sebagai berikut:
a.

Pengeluaran di bawah atau di atas anggaran, di mana pengeluaran tersebut cukup signifikan. Tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Tingginya mutasi pegawai. Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan. Ekspansi program secara mendadak.

b. c. d. e.

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

f.

Hubungan tanggung jawab yang tumpang tindih, tidak jelas, atau membingungkan. Aktivitas yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian. Beberapa indicator ketidakpastian tersebut antara lain:

g.

 Kegiatan yang sangat terdesentralisasi dengan banyak pihak yang

berkepentingan.

 Penggunaan teknologi yang berkembang sangat pesat dan canggih  Lingkungan yang dinamis dan kompetitif.  Melibatkan berbagai macam instansi/lintas sektoral.  Proyek atau aktivitas yang baru.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

2. Signifikansi
 Signifikansi suatu area audit berkaitan

dengan dampak yang dihasilkan area tersebut terhadap objek audit secara keseluruhan.
 Signifikansi bergantung pada apakah suatu

kegiatan dalam suatu area audit secara komparatif memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan lainnya dalam objek audit secara keseluruhan.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penerntuan signifikansi:


a) materialitas keuangan, b) batas krisis keberhasilan, dan c) visibilitas.

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

a. materialitas keuangan
 Faktor ini didasarkan pada penilaian total

nilai kekayaan entitas, pengeluaran tahunan, dan/atau penerimaan tahunan dalam area yang dapat diaudit.
 Semakin material suatu area semakin tinggi

prioritas yang diberikan pada area tersebut.

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Materialitas dalam audit keuangan dan audit kinerja:  Audit keuangan diputuskan bahwa pengeluaran suatu departemen sebesar 1M adalah material dengan pertimbangan jumlah tersebut lebih besar dari 5% total pengeluaran.
 Audit kinerja permasalahan di atas dianggap

sebagai signal bahwa manajemen tidak efisien.


 Namun jika pengeluaran sebesar 1M tersebut

kurang dari 5% total pengeluaran, dapat terjadi perbedaan perlakuan antara auditor keuangan dan auditor kinerja.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

b. batas krisis keberhasilan


 Batas krisis keberhasilan menunjukkan

pentingnya suatu area dalam menentukan keberhasilan suatu entitas.


 Apabila perbaikan yang ditimbulkan akan

memberikan dampak yang signifikan terhadap operasi entitas maka tingkat signifikansinya relative tinggi dan sebaliknya.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

c. visibilitas
 Visibilitas atau kejelasan suatu area berkaitan

erat dengan dampak eksternal dari kegiatan tersebut.


 Hal ini berkaitan dengan faktor social,

ekonomi, dan lingkungan serta pentingnya kegiatan tersebut terhadap program pemerintah atau masyarakat.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

3. Dampak audit
 Dampak audit merupakan nilai tambah yang

diharapkan dari audit tersebut, yaitu suatu perubahan dan perbaikan yang dapat meningkatkan 3E

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Beberapa kemungkinan dampak audit yang diharapkan:


a. Aspek ekonomi b. Aspek efisiensi c. Aspek efektivitas d. Peningkatan perencanaan, pengendalian, dan manajemen e. Peningkatan akuntabilitas f. Peningkatan mutu pelayanan.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

a. Aspek ekonomi
 Pengurangan biaya sebagai hasil dari

pengadaan yang lebih baik  Pengurangan biaya akibat pemanfaatan sumber daya yang lebih ekonomis  Pengurangan fasilitas

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

b. Aspek efisiensi
 Peningkatan output pada tingkat input yang

sama  Perbaikan atas pekerjaan ganda dan kurang koordinasi

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

c. Aspek efektivitas
 Perbaikan analisis kebutuhan  Memperjelas tujuan dan kebijakan  Memperkenalkan tujuan dan sasaran dengan

lebih baik  Perbaikan dalam pencapaian tujuan melalui perubahan sifat output dan peningkatan sasaran

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

d. Peningkatan perencanaan, pengendalian, dan manajemen


 Peningkatan perencanaan manajemen  Memperjelas penetapan prioritas dan sasaran yang      

lebih baik Insentif sasaran yang lebih baik Pengendalian dan manajemen atas sumber daya manusia, aset, proyek, dan sumber daya lain yang lebih baik. Pengendalian yang ketat atas kecurangan Peningkatan sistem akuntansi keuangan. Informasi manajemen keuangan yang lebih baik Keamanan sistem computer yang lebih baik.

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

e. Peningkatan akuntabilitas
 Peningkatan pengendalian dan pemantauan

eksternal
 Indicator kinerja yang lebih baik dan akurat.  Perbandingan yang lebih baik dan akurat  Penyajian informasi yang lebih jelas dan

informatif
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

f. Peningkatan mutu pelayanan


 Waktu tunggu yang semakin singkat  Distribusi manfaat yang lebih baik  Semakin luasnya jangkauan pelayanan dan

semakin banyakknya pilihan bagi masyarakat.

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

4. Auditabilitas
 Auditabilitas berkaitan dengan kemampuan

tim audit untuk melaksanakan audit sesuai dengan standar profesi.


 Berbagai keadaan yang menyebabkan

auditor untuk tidak melaksanakan audit secara professional pada beberapa area tertentu atau bahkan pada seluruh entitas, baik karena keadaan entitas maupun keadaan auditor itu sendiri
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Dalam memutuskan hal tersebut, auditor dapat mempertimbangkan halhal sebagai berikut:
 Sifat kegiatan yang tidak memungkinkan untuk    

diaudit,. Bila auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang disyaratkan . Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar Kriteria yang sesuai atau pantas tidak tersedian untuk menilai kinerja. Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana atau alasan lain.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Signifikansi
Risiko Manajemen

Dampak Audit
Auditabilitas

Auditor dapat melakukan pembobotan berdasarkan professional judgment

Auditor menentukan area kunci yang akan menjadi fokus audit

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Perencanaan

Pengidentifikasian Masalah

PENENTUAN OBJEK, TUJUAN, DAN LINGKUP AUDIT

Penentuan Area Kunci Penentuan Objek, Tujuan,dan Lingkup Pemeriksaan Kinerja Penetapan Kriteria Penyusunan P2 dan PKP

Penentuan Obyek, Tujuan, dan Lingkup Pemeriksaan


Pemeriksa harus mendefinisikan:  Obyek pemeriksaan: program/kegiatan yang akan diperiksa
 Tujuan pemeriksaan: mengungkapkan apa yang ingin dicapai dari pemeriksaan tersebut.  Lingkup pemeriksaan: batas pemeriksaan yang harus terkait langsung dengan tujuan pemeriksaan.  Metodologi pemeriksaan: mencakup jenis dan perluasan prosedur pemeriksaan yang digunakan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Juklak Pemeriksaan Kinerja

Tujuan dari Penentuan Tujuan dan Lingkup Pemeriksaan


 Membantu dalam mengidentifikasikan masalah Membantu dalam menyiapkan parameter atau

masalah yang akan diperiksa dan akan dilaporkan. ukuran pembatasan pemeriksaaan seperti periode yang akan diperiksa atau lokasi pemeriksaan lapangan yang akan dipilih. kesimpulan pada akhir pemeriksaan.

 Mempermudah tim pemeriksa dalam mengambil


Juklak Pemeriksaan Kinerja

Input yang Diperlukan


 Output dari Kegiatan Pengidentifikasian

Masalah.  Output dari Kegiatan Penentuan Area Kunci.

Juklak Pemeriksaan Kinerja

Langkah - Langkah
 Menentukan obyek pemeriksaan  Menentukan tujuan pemeriksaan  Menentukan lingkup pemeriksaan

Juklak Pemeriksaan Kinerja

Output
 Tujuan pemeriksaan yang meliputi tujuan umum  (entitas) dan tujuan khusus (yang berkaitan

dengan area kunci).


 Lingkup pemeriksaan meliputi:
Area kunci (Fungsi, kegiatan, unit organisasi, dll). Periode waktu yang akan diperiksa. Aspek kinerja yang diperiksa (3E, 2E, atau 1E).
Juklak Pemeriksaan Kinerja

TUJUAN AUDIT
Tujuan Audit (audit objective) berkaitan dengan alasan dilaksanakannya suatu audit. Tujuan audit kinerja harus benar-benar dipertimbangkan dan dinyatakan secara jelas. Penetapan tujuan audit memberikan manfaat, antara lain membantu memfokuskan kegiatan pengumpulan bukti audit, mencapai hasil audit yang diinginkan, menghasilkan mutu audit yang konsisten, dan menjadi ukuran atas mutu audit kinerja yang harus ditunjukkan pada akhir audit.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Pada audit kinerja, penentuan tujuan audit diawali dengan menetapkan tujuan audit sementara (tentative audit objective TAO). Apabila auditor telah mengidentifikasi aspek manajemen atau bidang pada auditee yang mempunyai kelemahan dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut, maka TAO akan disempurnakan menjadi tujuan audit tetap (firm audit objective FAO). TAO dapat berupa evaluasi atas kinerja manajemen dengan aspek 3E. Saat menentukan FAO, auditor dapat memilih salah satu dari aspek 3E tersebut untuk dilakukan pengujian terinci. Auditor dapat memilih salah satu dari aspek 3E tersebut sebagai tujuan audit dengan memerhatikan keseimbangan antar-aspek 3E.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Keseimbangan dalam Audit Kinerja


Audit yang berfokus pada aspek ekonomis dan efisiensi: Membantu lembaga publik meningkatkan efisiensi dan menghemat belanja. Dapat menilai hasil dari pajak yang dibayar oleh masyarakat. Risiko audit yang berfokus pada aspek ekonomi dan efisiensi: Sering dianggap terlalu kritis dan hanya berfokus pada hal-hal yang negatif. Terlalu berfokus pada proses. Cenderung tidak mendorong inisiatif dan inovasi
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Keseimbangan dalam Audit Kinerja


Audit yang berfokus pada aspek efektivitas dan mutu pelayanan publik: Menghasilkan rekomendasi yang memperbaiki pelayanan publik. Mendorong inovasi dan membantu lembaga publik mencapai hasil kinerja yang lebih baik. Risiko audit yang berfokus pada aspek efektivitas dan mutu pelayanan publik: Tidak dapat menilai akuntabilitas atas efisiensi pengeluaran publik. Kurang berkontribusi dalam meningkatkan proses bisnis. Tidak dapat menilai dampak finansial dari aktivitas/program.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Alasan dilakukannya Audit


Berikut beberapa contoh alasan dilakukannya audit:
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Adanya ketidakhematan atau ketidakefisienan atas penggunaan sumber daya yang tersedia. Tujuan yang sudah ditetapkan tidak tercapai. Adanya alternatif lain yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Adanya penggunaan sumber daya secara tidak sah. Adanya penyimpangan dari peraturan perundangundangan. Sistem akuntansi dan laporan keuangan yang kurang baik.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

LINGKUP AUDIT
Lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari audit. Lingkup audit memberikan batasan bidang atau kegiatan yang akan diaudit, periode waktu yang diaudit, lokasi yang akan dikunjungi, jenis kajian yang akan dilakukan untuk mendukung simpulan, dan jenis investigasi yang akan dilakukan.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Pada umumnya, lingkup audit kinerja memuat pernyataan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Luasnya tujuan dilakukan.

audit

yang

akan

2. Permasalahan yang akan diperiksa. 3. Waktu yang diperlukan dalam audit dan besarnya sample yang akan diambil.

Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menentukan Lingkup Audit


Agar lingkup audit dapat ditentukan dengan tepat, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lingkup audit:
 Memanfaatkan

informasi

dari

tahap

audit

sebelumnya.  Menyesuaikan lingkup audit.  Menggunakan pertimbangan profesional.  Mempertimbangkan karakteristik objek audit.
Audit Kinerja pada Sektor Publik , I Gusti Agung Rai

TERIMA KASIH

Diskusi
Adam (2) misal ada suatu program yang digunakan untuk menghabiskan anggaran, bagaimana kinerja pada aspek efektifitasnya? Apakah masuk dalam area kunci atau tidak? Indra (22) Bagaimana tujuan audit pada program penanganan bencana?

Satria (34) -Temuan yang menyesatkan itu seperti apa? -Jika ada perbedaan materialitas, apakah laporan audit kinerja dapat dilaporkan setelah audit keuangan? -Kenapa tidak dikombinasikan saja aspek-aspek 3E dalam menentukan tujuan? Bayu D.P (10) bagaimana dalam memberi rekomendasi tentang kinerja, padahal yang lebih tau mengenai kinerja entitas adalah manajemen? yang mana yang paling sulit dalam perencanaan dalam audit kinerja atau keuangan?

Elmia (14) -beri contoh real mengenai cara menentukan suatu area kunci dari suatu program -bagaimana menilai kepuasan masyarakat? -dampak internal dari visibilitas? Nurul huda (31) -penentuan signifikansi dan kebutuhan potensial itu seperti apa?

Janwavo (23) seberapa besar peran dari manajemen dalam perencanaan pemeriksaan kinerja?

You might also like