You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Salah satu perguruan tinggi kedinasan yang cukup diminati dikalangan pelajar SMA adalah Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik ini (STIS) akan bergelar D-IV atau sarjana sains terapan. Sejarah mencata bahwa pada tanggal 11 agustus 1958, perdana menteri republic Indonesia (Ir. H. Djuanda), mengeluarkan surat keputusan No. 377/PM/1958 tentang berdirinya Akademi Ilmu Statistik. Pada tahun 1964 Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan membuka Perguruan Tinggi Ilmu Statistik (PTIS) dengan mahasiswa yang terdiri dari lulusan AIS dan dosen berasal dari PBB serta alumni AIS. Tujuannya adalah meningkatkan pendidikan untuk lulusan AIS. Pada tahun 1995-1996 dilakukan usaha meningkatkan pendidikan ahli madya statistic (D-III) menjadi pendidikan ahli statistic (D-IV) dalam rangka merespon era digital economy. Dengan persetujuan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) melalui surat keputusan No. 295/D/T/97 tanggal 24 Pebruari 1997 tentang diijinkannya BPS menyelenggarakan Program Diploma IV, kemudian diterbitkannya Keppres No. 163 Tahun 1998 tentang STIS di bawah naungan BPS. Maka sejak saat itu berdirilah STIS. Sesuai dengan Keppres di atas status STIS adalah sekolah tinggi kedinasan yang pembinaan teknisnya dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan pembinaan secara fungsional dilaksanakan oleh Kepala BPS. Dalam penyelenggaraan pendidikannya, Program D-IV STIS memiliki dua jurusan yang terkait dengan Statistik yaitu jurusan Statistik dan jurusan Komputasi Stastistik. Jurusan Statistik adalah jurusan yang terdiri dua bidang peminatan yaitu ekonomi dan sosial kependudukan. Statistika Ekonomi mempelajari statistik terapan bidang ekonomi sehingga mampu melaksanakan kegiatan dan analisis data statistic harga-harga, produk domestik regional bruto, neraca wilayah indikator ekonomi, dan lain sebagainya. Sedangkan Statistik Sosial

Kependudukan mempelajari mengenai statistik terapan bidang statistik sosial, kependudukan, dan demografi sehingga mampu melakukan analisis dan pelaporan di bidang sosial, kependudukan, dan demografi. Jurusan selanjutnya yaitu Komputasi Statistik akan menghasilkan ahli statistik terapan yang menguasai teknik pengolahan data, pembuatan program (antara lain program aplikasi statistik), dan penyusutan sistem informasi statistik. Proses pemilihan jurusan tersebut dilakukan dua tahap. Tahap pertama dilakukan saat kenaikan tingkat I menuju tingkat II. Selanjutnya, mahasiswa tingkat I yang lulus dari drop-out berhak memilih dua jurusan yang disediakan yaitu Statistik atau Komputasi Statistik. Kemudian, tahap kedua saat kenaikan tingkat II menuju tingkat III. Mahasiswa Statistik yang telah lulus dengan syarat tertentu (tidak tinggal kelas) berhak memilih dua bidang peminatan selanjutnya, yaitu Statistik Ekonomi atau Statistik Sosial Kependudukan. Sedangkan mahasiswa Komputasi Statistik tetap melanjutkan bidang peminatan Komputasi Statistik. Ketika proses pemilihan ini terjadi, terutama saat pemilihan tahap pertama, muncul pertanyaan, bagaimanakah perbandingan jumlah mahasiswa tingkat I STIS yang memilih jurusan Statistik daripada jurusan Komputasi Statistik, mengingat tingkat kesulitan yang dihadapi. Serta bagaimana kaitan hal tersebut jika dihubungkan dengan jenis kelamin. 1.2 Rumusan Masalah Dari batasan masalah yang telah diperoleh, penulis merumuskan beberapa masalah penelitian antara lain: 1. Apakah frekuensi atau jumlah mahasiswa tingkat I STIS yang memilih jurusan Statistik lebih banyak daripada frekuensi mahasiswa tingkat I STIS yang memilih jurusan Komputasi Statistik? 2. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan jurusan mahasiswa tingkat I STIS?

1.3

Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan sebagai berikut. 1. Membandingkan frekuensi atau jumlah mahasiswa tingkat I STIS yang memilih jurusan Statistik dengan frekuensi atau jumlah mahasiswa tingkat I STIS yang memilih jurusan Komputasi Statistik. 2. Melihat hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan jurusan mahasiswa tingkat I STIS.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Kajian Pustaka 2.3 Kerangka Pikir 2.4 Hipotesa Hipotesa yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah:

Frekuensi mahasiswa tingkat I Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang memilih jurusan Statistik lebih banyak daripada frekuensi mahasiswa tingkat I Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang memilih jurusan Komputasi Statistik.

Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan jurusan mahasiswa tingkat I Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

You might also like