You are on page 1of 7

Pengertian Hambatan Perkembangan Belajar Apakah yang dimaksud dengan Hambatan Perkembangan Belajar itu?

Hambatan Perkembangan Belajar adalah suatu istilah umum yang berkenaan dengan hambatan pada kelompok heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis, berfikir atau matematik.Anak-anak yang mengalami hambatan belajar ini pada umumnya memiliki inteligensi kategori rata-rata (average), sedikit di bawah rata-rata atau bahkan banyak yang termasuk kategori di atas rata-rata (sangat cerdas/gifted), meskipun mereka mengalami kesulitan belajar sebagai dampak hambatan minimal pada fungsi penginderaan/persepsi dan motorik. Faktor Penyebab Penyebab hambatan perkembangan belajar dalam kajian ini lebih bersifat intrinsik, bukan karena faktor eksternal (dari luar) seperti: lingkungan atau sistem pendidikan, melainkan karena faktor dari dalam individu itu sendiri; dan diperkirakan karena disfungsi sistem syaraf pusat. Hambatan tersebut dapat juga terjadi bersamaan dengan hambatan/gangguan lainnya (misal: hambatan penginderaan atau tunarungu atau tunanetra, terbelakang mental, hambatan sosial dan emosi) atau pengaruh lingkungan (misal perbedaan kultur, pengajaran yang tidak cukup atau tidak sesuai, faktor psikogenik). Pada prinsipnya hambatan yang terjadi ini bukanlah akibat langsung dari gangguan atau hambatan karena faktor-faktor eksternal tersebut. Kemungkinan yang paling tinggi sebagai penyebab terjadinya hambatan perkembangan belajar ini adalah karena hambatan perkembangan otak (sistem syaraf pusat) pada masa prenatal, perinatal, dan selama usia satu tahun pertama. Hambatan-hambatan tersebut biasanya dapat erupa pendarahan di otak, mengalami sesak napas pada saat komplikasi kelahiran sehingga selsel otak kekurangan oksigen. Selain itu juga ada beberapa risiko selama kehamilan yang dapat menyebabkan seorang individu mengalami kesulitan belajar ketika sudah masuk usia sekolah, seperti: infeksi rubella, malnutrisi (kekurangan protein dan vitamin yang dibutuhkan tubuh selama dalam kandungan), atau stress yang terus menerus yang dialami oleh ibu yang sedang hamil, dan beberapa faktor instrinsik lainnya. Sedangkan Hambatan Belajar Spesifik (Specific Learning Disabilities), faktor penyebabnya bukan karena adanya gangguan-gangguan: perseptual, kerusakan otak (brain) injury), disfungsi minimal otak (minimal brain dysfunction), kesulitan membaca (dyslexia), dan perkembangan aphasia., tetapi faktor penyebab hambatan belajar spesifik dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: medikal, psikologis, dan edukasi. Pada aspek medikal: hambatan belajar dapat diidentifikasi dari fakta adanya gangguan psikis/anatomis. Berdasarkan dimensi psikologis: hambatan belajar spesifik disebabkan oleh disfungsi proses komunikasi/belajar. Dikaji dari aspek pendidikan: hambatan belajar spesifik disebabkan karena kegagalan untuk mencapai prestasi akademik atau tingkah laku yang diharapkan.

Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki ganguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung. Batasan tersebut meliputi kondisi-kondisi seperti gangguan perceptual, luka pada otak, diseleksia dan afasia perkembangan.Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.

Slow Learner
Ada beberapa istilah yang sering dipergunakan untuk menyebut anak slowlearner, antara lain adalah anak lamban belajar atau dull normal dan biasanya anak ini mempunyai tingkat kecerdasan diatas 67 85 menurut Biehler. Dengan cirri-ciri khusus sebagai berikut : Kemampuan belajar dibawah rata-rata anak normal Kelemahan intelektual tidak begitu mempunyai pengaruh di bidang social, tetapi berpengaruh dibidang pelajaran akademis. Kemampuan lebih baik dari pada debil dan dapat berfikir abstak Kurang perhatian mempelajari pelajaran di sekolah yang sifatnya pemecahan dalam berfikir Mengalami kesukaran untuk semua mata pelajaran yang diberikan, sehingga tanpa bimbingan yang baik anak tidak dapat menyelesaikan sekolah dasar Kurang dapat mengadakan kritik terhadap dirinya sendiri Perkembangan motoriknya lamban Lebih senang bercerita dan membicarakan hal-hal yang kongkrit daripada belajar Dari cirri-ciri tersebut anak slowlearner harus diperlakukan beda dengan anak-anak normal lainnya. Memang jika diperhatikan secara sekilas anak slowlearner dalam segi fisik tidak ada perbedaan dengan anak normal, akan tetapi dalam segi psikis lah dapat diketahui dengan pasti bahwa mereka slowlearner atau setelah diadakan tes kecerdasan, dan setelah diketahui tingkat kecerdasannya maka guru harus dapat menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh selanjutnya.

Bila anak slowlearner kesulitan dalam belajar atau kesulitan dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan guru, maka untuk mngatasi hal tersebut guru harus berusaha agar materi pembelajaran mudah diserap dan diingat oleh anak slowlearner, untuk itu sekolah dapat menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak slowlearner Anak slowlearner ini masih dapat menyelesaikan pendidikannya pada sekolah dasar bila dapat pelayanan yang sesuai. Apabila keluarga, guru dan masyarakat sudah mengetahui dan menyadari kemampuan anak dan juga berusaha membimbingnya maka anak tidak akan pesimis dan timbul rasa percaya diri, yang akhirnya bergaul dengan masyarakat tidak malu. Dalam pendidikan di sekolah, bila anak ini dicampur dengan anak normal dan tanpa pelayanan tambahan dari pihak sekolah maka akan merugikan diri anak, akibatnya anak akan selalu ketinggalan dalam memahami semua pelajaran. Untuk itu perlakuan khusus pada anak-anak seperti ini harus diberikan pelajaran tambahan dengan metode yang kongkrit seperti melihat gambar, video ataupun peragaan. Karena media-media seperti inilah yang akan menjembatani pemahaman mereka terhadap pelajaran yang diberikan sebagai contoh : Bila guru menjelaskan materi pelajaran yang sulit diterima oleh siswa maka guru tersebut harus mengulang berkali-kali, dan hal ini akan mengakibatkan tidak tercapainya target pembelajaran. Jika guru mengerti bahwa diantara siswa tersebut ada siswa slowlearner maka guru akan mencari metode yang tidak mengganggu anak normal lainnya seperti menggunakan media gambar atau video ataupun dapat dengan model. Hal ini sesuai dengan definisi prestasi belajar sebagai kemampuan seseorang untuk mencapai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman belajar yang di kemukakan oleh Sumadi Suryabrata (1983:30) Untuk itu diharapkan guru dapat mengoptimalkan media pembelajaran yang ada disekolah agar dapat memperlakukan siswa slowlearner secara baik dan benar.(ani_zr@yahoo.co.uk)

Siapakan slow learner itu? Slow learner atau anak lambat belajar adalah mereka yang memiliki prestai belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah satu atau seluruh area akademik, tapi mereka ini bukan tergolong anak terbelakang mental. Skor tes IQ mereka menunjukkan skor anatara 70

dan 90 (Cooter & Cooter Jr., 2004; Wiley, 2007).Dengan kondisi seperti demikian, kemampuan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya. Bagaimanakan kemampuan mereka? Tidak hanya kemampuan akademiknya yang terbatas tapi juga pada kemampuan-kemampuan lain, dianataranya kemampuan koordinasi (kesulitan menggunakan alat tulis, olahraga, atau mengenakan pakaian). Dari sisi perilaku, mereka cenderung pendiam dan pemalu, dan mereka kesulitan untuk berteman.Anak-anak lambat belajar ini juga cenderung kurang percaya diri.Kemampuan berpikir abstraknya lebih rendah dibandingkan dengan anak pada umumnya.Mereka memiliki rentang perhatian yang pendek. Anak dengan SL memiliki cirri fisik normal.Tapi saat di sekolah mereka sulit menangkap materi, responnya lambat, dan kosa kata juga kurang, sehingga saat diajak berbicara kurang jelas maksudnya atau sulit nyambung. Apa yang dapat kita lakukan? 1. Isi materi diulang-ulang lebih banyak dibandingkan dengan teman sebayanya. 2. Sediakan waktu khusus untuk membimbingnya secara individual. 3. Waktu materi pelajaran jangan terlalu panjang dan tugas-tugas atau pekerjaan rumah lebih sedikit dibandingkan dengan teman-temannya. 4. Lebih baik menanamkan pemahaman suatu konsep daripada harus mengingat suatu konsep. 5. Gunakan peragaan dan petunjuk visual. 6. Konsep-konsep atau pengertian-pengertian disajikan secara sederhana. 7. Jangan mndorong mereka untuk berkompetisi dengan anak-anak yang memiliki kemampuan yag lebih tinggi. 8. Pemberian tugas-tugas harus terstruktur dan kongkrit. 9. Gunakan berbagai pendekatan dan motivasi belajar. 10. Berikan kesempatan kepada anak untuk bereksperimen dan praktek langsung tentang berbagai konsep dengan menggunakan bahan-bahan kongkrit atau dalam situasi simulasi.

11. Untuk mengantarkan pengajaran materi baru maka kaitkan materi tersebut dengan materi yang telah dipahaminya. 12. Instruksi yang sederhana memudahkan anak untuk memahami dan mengikuti instruksi tersebut. Pada saat memberikan arahan harus berhadapan. 13. Berikan dorongan kepada orangtua untuk terlibat dalam pendidikan anaknya di sekolah. Membimbing mengerjakan PR, menghadiri pertemuan-pertemuan di sekolah, berkomunkasi dengan guru, dll.

GIFTED

Upaya penanganan anak Gifted Kemampuan dasar atau bakat luar biasa yang dimiliki seorang anak memerlukan serangkaian perangsang yang sistematis, terencana, dan terjadwal agar apa yang ada yang dimiliki menjadi actual dan berfungsi sebaik-baiknya. Membiarkan seorang anak berkembang sesuai dengan azaz kematangan saja akan menyebabkan perkembangan menjadi tidak sempurna dan bakat-bakat luar biasa yang sebetulnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi tidak berfungsi. Peran lingkungan sebagai pemicu rangsang sangat besar dalam ikut menentukan pencapaian tahapan dan hasil akhir dari suatu perkembangan dicapai. Pendidikan khusus yang direncanakan untuk anak-anak luarbiasa jelas mempunyai tujuan mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki seorang anak agar bisa mencapai prestasi yang luar biasa, sesuai dengan harapan pendidik, masyarakat, dan pemerintah. Penanganan anak berbakat terkait erat dengan upaya identifikasi anak-anak dan juga lingkungan pendukung yang memungkinkan anak berkembang secara optimal. Penangan anak berbakat memerlukan kontribusi dari berbagai pihak. Sikap Orangtua

Sebagai orang terdekat dan paling berpengaruh, menurut Marker dan Udall (1997)orangtua sebaiknya : a. Memahami kebutuhan anak supaya lebih mudah untuk menerima beberapa hal yang kontradiksi pada anak b. Terimalah anak dengan segala kelebihan dan kelemahannya c. Sediakan lingkungan yang stimulatif (suasana hangat, penuh kasih sayang, lakukan komunikasi/diskusi dengan topik yang menarik bagi anak, dan disediakan permainan edukatif) d. Libatkananak dalam berdiskusi mengenai pemilihan program pendidikan khusus baginya e. Orangtua harus mwnjadi pendorong atau pendukung yang efektif bagi anaknya f. Orantua juga perlu memiliki informasi sebanyak mungkin mengenai keterbakatannya g. Carilah terapis yang cocok dengan anak dan orangtua juga perlu terlibat proaktif selama terapi

Lingkungan a. Fleksibilitas dalam kesempatan b. Anak membutuhkan contoh yang positif c. Bimbingan dan dukungan d. Rasa humor e. Empati Pendidikan Terdapat 3 model layanan pendidikan bagi anak-anak berbakat, yaitu sebagai berikut : a. Model inklusi Dalam model layanan ini, anak-anak berbakat ditempatkan sekelas (inklusif) dengan anak-anak lain, termasuk anak-anak penyandang kebutuhan khusus lainnya seperti anak dengan kesulitan belajar dan anak cacat. Guru yang telah memperoleh pelatihan khusus dalam bidang keterbakatan memberikan perhatian khusus kepada anak0anak berbakat ini agar kebutuhan pendidikan khususnya dapat terpenuhi. Layanan

khusus tersebut terutama berupa pemberian materi pngayaan. Dalam model ini anak berbakat sering di fungsikan sebagai tutor bagi anak-anak yang lain. b. Tracking System Dalam tracking system, siswa-siswa diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dan setiap klasifikasi ditempatkan dalam satu kelas yang sama. Jadi anak-anak berbakat akan berada dalam kelas khusus siswa berbakat sepanjang masa sekolahnya. c. Model Cluster Grouping Dalam model ini, anak-anak berbakat dari semua tingkatan kelas yang sama di satu sekolah, dikelompokkan dalam satu kelas. Kelompok tersebut terdiri dari 5 sampai 8 siswa dan dibimbing oleh seorang guru yang telah memperoleh pelatihan dalam mengajar anak-anak berkemampuan luar biasa. Dalam satu cluster group, anak belajar bersamasama dengan anak-anak lain dari berbagai tingkat kemampuan, tetapi dalam bidang keluarbiasaannya, mereka belajar terpisah.

You might also like