You are on page 1of 5

Bismillahirrahmanirrahim. Haid, Nifas dan Istihadah. Haid.

Adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita dalam keadaan sehat, bukan karena melahirkan atau robek kegadisannya. Syarat-syaratnya adalah: 1. 2. Telah berumur 9 tahun Qamariah dan jika belum dianggap istihadah atau darah penyakit. Belum mencapai menopouse. Ulam berbeda-beda dalam menentukan batas waktunya. Ulama Hanafi adalah 55 tahun jika keluar darah tidak dianggap haid kecuali warnanya hitam pekat atau merah menyala. Ulama Maliki adalah 50-70 tahun. Jika antara umur segitu mereka melihat darah yang dipandang haid maka hendaknya berkonsultasi dengan wanita -wanita lain. Ulama Hambali adalah 50 tahun meskipun setelah umur itu ada darah yang hitam pekat. Ulama Syafi i tidak mempunyai batas akhir dan bisa terjadi sepanjang hayat tetapi umumnya berhenti pada usia 62 tahun. Alasannya adalah Sarah dan istri nabi Zakaria yang yang datang bulan ketika akan melahirkan anaknya sedang mereka dalam usia tua. Darah haid memiliki salah satu warna berikut: a) Hitam, berdasarkan hadits riwayat Aisyah: Artinya: Fatimah binti Abi Hubaysy mengeluarkan istihadah maka Rasulullah -Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: Jika darah itu haid maka warnanya hitam dan sudah dikenal .... (potongan dalam riwayat Abu Daud dan Nasa i dan di sahkan oleh ibnu Hibban). b) Merah karena ini merupakan warna asli darah. c) Kuning, yakni cairan yang dilihat oleh wanita seperi nanah dengan warna kuning di atasnya. d) Keruh, yakni pertengahan antara warna hitam dengan putih seperti air yang kotor. Berdasarkan Alqamah bin Abi Alqamah dari ibunya yaitu Marjanah: Artinya: Beberapa orang perempuan mengirimkan sebuah tempat kepada Aisyah yang berisi kapas dengan sesuatu yang berwarna kuning. Maka jawabnya: Janganlah kalian terburu-buru sampai melihat kapas-kapas itu berwarna putih bersih. (hadits Malik dan Muhammad bin Husain, dinyatakan muallaq oleh Bukhari). Namun ini dipandang haid jika pada hari-hari haid, berdasarkan hadits Ummu Athiyah. Artinya: Kami tidak memandang darah yang berwarna kuning atau keruh itu sebagai haid, setelah suci. (hadits Bukhari dan Abu Daud). Keadaan rahimnya kosong, tidak sedang hamil. Demikian ulama Hanafi dan Hambali bebeda dengan Ulama Syafi i berdasarkan dalil Sarah dan istri Nabi Zakaria. Didahului oleh masa suci minimum yaitu 15 hari, sedang ulama Hambali 13 hari. Mencapai batas minimum masa haid. Menurut ulama Syafi iah dan Hambali adalah sehari semalam dengan syarat darah itu keluar secara bersambung menurut kebiasaan haid, hingga jika diuji dengan kapas yang ditaruh pada kemaluan maka kapas itu ternoda darah. Menurut ulama Hanafi batasnya 3 hari 3 malam sedang ulama Maliki tidak ada batas minimum jika dinisbatkan bagi ibadah dan jika dinisbatkan istibra (upaya mengetahui kekosongan rahim), maka batas minimum menurut mereka adalah satu hari atau setengah hari. Tidak melebihi batas maksimum masa haid, yaitu 15 belas hari. Ulama Hanafi 10 hari.

3.

4. 5. 6.

7.

Hal ini berdasarkan hadits Artinya: Masa haid paling cepat adalah 3 hari dan paling lama ialah 10 hari. Dan di hadits lainnya tentang kurang sempurnanya agama wanita, yaitu: Artinya: Kaum wanita itu menikmati setengah usianya dengan tidak shalat. Menunjukkan haid paling lama adalah 15 hari. Perbuatan yang dilarang karena Haid. Wanita yang sedang haid dan nifas dilarang melakukan perbuatan-perbuatan terlarang bagi orang yang berhadas besar dan juga dilarang sebagai berikut: 1. Puasa. Hukumnya haram dan andai berpuasa itu tidak sah. Wajib mengqadha puasa Ramadhan selama hari-hari haidnya, berbeda dengan shalat yang tidak wajib mengqadha. Dan apabila datang bulan di sore hari, maka batallah puasanya. Berdasarkan hadits Abu Sa id Al-Khudri. Artinya: ....dan bukankah jika mereka haid, tidak shalat dan tidak berpuasa? (muttafaq alaih dalam hadits yang panjang). Dari Mu azah, ia berkata: Artinya: Saya bertanya kepada Aisyah: Mengapa orang haid harus mengqadha puasa dan tidak mengqadha shalat? jawabnya: Hal demikian telah kami alami di masa Rasulullah. Kami diperintahkan mengqadha puasa dan tidak diperintahkan mengqadhashalat. (hadits Jama ah). 2. Bersenggama. Berdasarkan firman Allah: Artinya: Dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah padamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (2: 222). Sehingga tidak boleh digauli meskipun darah haid telah berhenti sampai ia mandi atau tayammum jika tidak sanggup mandi. Tetapi ulama Hanafi membolehkan menggauli jika haid telah berhenti sesudah lewat masa haid maksimumsekaalipun tanpa mandi lebih dulu dan jika darah berhenti sebelum masa maksimum, maka dibolehkan dengan syarat telah lewat satu waktu shalat sejak darah berhenti. 3. Menikmati bagian tubuh yang terletak di antara pusar dan lutut, berdasarkan hadits dari Aisyah, Artinya: Rasulullah menyuruhku memakai kain lalu beliau menggauliku ketika itu aku sedang haid. (Muttafaq alaih). Dan hadits Mu adz bin Jabal bahwa ia bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi wa Sallam : Apa yang halal bagi seorang laki-laki terhadap perempuannya sedang ia berhaid? Maka beliau menjawab: Apa yang di atas kain. (riwayat Abu Daud, dhaif). Menurut ulama Hanafi hal itu boleh kecuali bersetubuh, berdasarkan hadits Anas bahwasanya kaum Yahudi apabila perempuan di antara mereka haid mereka tidak makan bersamanya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda: Lakukanlah segala sesuatu kecuali bersetubuh. (riwayat Muslim).

Apabila dia melakukan demikian maka ia berdosa dan wajib segera bertaubat dan wajib membayar kaffarah satu atau setengah dinar berdasarkan riwayat ibnu Abbas yang bersumber dari Nabi yang menggauli istrinya di waktu haid, sabdanya: Artinya: Hendaklah ia bersedekah satu atau setengah dinar. (hadits 5 dan di sahkan Hakim dan ibnu Qahthan). Ulama Syafi iah menetapkan 1 dinar jika ia melakukan hubungan badan dengan wanita haid di permulaan haid dan setengah dinar jika melakukannya di akhir haid sampai wanita itu mandi. Nifas Adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita disebabkan melahirkan anak, meskipun berupa keguguran. Tetapi dalam melahirkan sebelum waktunya (prematur) bayi itu disyaratkan harus sudah jelas sebagian bentuknya, seperti jari, kuku, rambut dan sejenisnya tetapi jika belum nampak jelas sebagian bentuknya seperti ia hanya melahirkan segumpal darahatau daging, maka bila mungkin darah yang keluar bersamanya itu dapat dianggap sebagai haid karena ia keluar sesuai dengan kebiasaan wanita itu, berartilah ia darah haid. Dan jika tidak mungkin, maka ia dipandang sebagai darah penyakit atau rusak. Sedang ulama Syafi iah tidak mensyaratkan itu, menurut mereka jika wanita melahirkan segumpal darah atau daging dan menurut bidan bahwa yang keluar adalah manusia, maka darah yang keluar bersamanya adalah darah nifas. Jangka waktunya Tidak ada ketentuan mengenai batas minimum masa nifas, karenanya ia bisa terjadi dalam waktu sekejap seperti darahnya berhenti tidak lama sesudah melahirkan atau ia melahirkan tanpa disertai darah, maka berakhirlah nifasnya dan ia harus melakukan semua yang diwajibkan seperti wanita suci dan jika dia melakukan cesar maka ia tidak dianggap nifas walaupun iddah bisa berakhir dengannya. Adapun batas maksimum nifas adalah 60 hari atau 40 hari menurut ulama Hanafi dan Hambali berdasarkan hadits Ummu Salamah yaitu: Artinya: Di masa Rasulullah wanita-wanita yang sedang nifas itu duduk-duduk selama 40 hari sesudah melahirkan. (hadits 5 kecuali Nasa i, dan ini lafadz Abu Daud). Dalam kalimat lain dari Abu Daud pula, disebutkan: Dan Nabi tidak menyuruh mereka mengqadha shalat yang ditinggalkan saat nifas. (dinyatakan sah oleh Hakim). Dari Anas yang berkata bahwa Rasulullah menetapkan waktu bagi wanita nifas selama 40 hari kecuali jika ia telah suci sebelum itu. (hadits ibnu Majah. Hadits serupa diriwayatkan pula oleh Hakim dan Usman bin Abil As). Wiladah (hamil) Jangka waktu hamil paling sedikit adalah enam bulan sedangkan paling lama adalah empat tahun namun biasanya adalah sembilan bulan. Dalil waktu paling sedikit adalah berdasarkan firman Allah Artinya: Masa mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30 bulan (Al Ahqaf: 15). Dan Firman-Nya Artinya: Masa menyapihnya adalah selama 2 tahun (Luqman: 14).

Jika jumlah waktu hamil dan menyapih adalah 30 bulan dan menyusui selama 2 tahun maka waktu hamil adalah 6 bulan. Dalil yang menunjukkan waktu biasanya dan paling lama adalah berdasarkan penelitian. Istihadah Adalah keluarnya darah secara terus-menerus dari rahim wanita bukan pada waktu haid dan nifasjika darah itu keluar sebelum usia haid (9 tahun) maka tetap dianggap istihadah. Darah ini tidaklah menimbulkan larangan seperti larangan wanita haid dan nifas. Hukum Mustahadah Adalah termasuk Ashabul A zar (golongan orang yang mempunyai halangan) seperti orang yang mimisan terus-terusan dsb. Orang semacam ini wajib berwudhu setiap hendak shalat, tidak boleh berwudhu kecuali setelah masuk waktunya, mengerjakan wudhunya harus dengan muwalat (berturut-turut) dan juga harus berturut-turut dalam mengerjakan wudhu dan shalat. Muwalat antara wudhu dan shalat tidak batal dengan diselingi azan dan iqamat, menunggu berjema ah dan pergi ke masjid. Wudhu yang dilakukan ashabul a zar tetap sah sampai akhir waktu shalat. Maka jika telah masuk waktu shalat berikutnya, batallah wudhunya. Ulama Maliki berpendapat, wudhu me reka tidak menjadi batal kecuali hal-hal yang membatalkan wudhu yang bukan uzurnya. Sedang menurut ulama Syafi iah mereka hanya boleh mengerjakan satu shalat fardhu dan shalat sunnah berapapun yang dikehendakinya. Ashabul a zar, harus menyumbat tempat keluarnya hal yang membatalkan itu dengan kapas setelah tempat itu dibersihkan lebih dulu, hal ini sebagai usaha untuk mencegah keluarnya najis daripadanya. Dan dalam berwudhu, hendaklah mereka berniat memperoleh hak untuk sholat bukan niat menghilangkan hadas karena hadasnya masih tetap ada dan tidak dapat dihilangkan. Seandainya niat menghilangkan hadas pun, itu tidak sah. Keadaan Mustahadah Ada 3 keadaan yaitu: Masa haid telah diketahuinya sebelum istihadah sehingga selebihnya adalah istihadah. Dari Ummu Salamah bahwa ia meminta fatwa kepada Nabi mengenai wanita yang selalu keluar darah maka jawabnya: Hendaklah ia memperhatikan kadar hari-hari haid dari setiap bulannya, lalu tinggalkanlah salat pada waktu-waktu itu. Setelah itu hendaklah mandi dan menyumbat kemaluannya dengan kain, dan kemudian salat. (hadits Malik, Syafi i dan 5 kecuali Tirmidzi). Darahnya mengalir terus menerus dan tidak mempunyai hari-hari tertentu yang telah dikenal, mungkin karena telah lupa akan kebiasaannya atau mungkin karena ia mencapai usia baligh dalam keadaan istihadah sehingga tidak dapat lagi mana darah haid. Wanita ini disebut Mutahariyah (wanita kebingungan). Maka dalam keadaan ini haidnya adalah 6 atau 7 hari. Berdasarkan hadits Hamnah binti Jahsy, ia berkata: Saya pernah haid yang sangat banyak dan lama, maka saya pergi kepada Nabi untuk melapor dan menanyakannya. Beliau dapat saya jumpai di rumah saudaraku Zainab binti Jahsy, lalu saya tanyakan: Ya Rasulullah, saya mengeluarkan darah haid yang banyak dan lama, bagaiman akah pendapat Anda sedang saya telah Anda larang shalat dan puasa? Beliau menjawab: Saya anjurkan, supaya kamu memakai kapas, karena ia dapat menghisap darah. Tetapi darah ini lebih banyak lagi, kata Hamnah. Jika demikian ikatlah erat-erat dengan kain, jawab beliau.

1.

2.

Tetapi ia tetap mengalir deras, katanya. Kalau begitu, kata Nabi, saya perintahkan kamu memilih salah satu di antara 2 hal, dan jika salah satunya telah kau kerjakan, maka tak perlu lagi yang lain. Tetapi jika kamu sanggup melakukan keduanya, itu terserah kepadamu. Nabi bersabda: Sebenarnya, itu hanyalah gangguan setan. Karena itu jadikanlah masa haidmu itu sebanyak 6 atau 7 hari dengan sepengetahuan Allah. Kemudian, mandilah, hingga bila engkau telah merasa yakin bahwa dirimu telah suci maka salatlah selama 23 atau 24 hari dan berpuasalah. Demikian itu telah cukup bagimu. Selanjutnya lakukanlah hal itu dalam setiap bulan, sebagaimana perempuan lain haid dan suci pada waktunya masing -masing. Jika kamu sanggup mengundurkan Dzuhur dan menyegerakan Ashar maka mandilah dan kerjakanlah Dzuhur dan Ashar sekaligus. Kemudian undurkan pula Maghrib dan segerakanlah Isya, lalu mandi dan gabungkanlah kedua shalat itu; dan di waktu subuh, engkau mandi pula lalu salat. Lakukanlah itu, salat dan berpuasalah jika engkau sanggup demikian. Rasulullah melanjutkan: Cara terakhir inilah yang paling saya sukai. (Hadits Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi yang mengatakan hadits ini hasan lagi shahih. Katanya pula: Dan ketika saya tanyakan kepada Bukhari, ia menjawab: Hadits ini hasan lagi shahih ). Dari Aisyah bahwasanya Ummu Habibah binti Jahsy mengadu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam tentang darah maka sabdanya: Berhentilah sekedar yang biasa dihalangimu oleh haidmu, kemudian mandilah. Tetapi adalah (Ummu Habibah) mandi buat tiap-tiap shalat. (diriwayatkan Muslim). Hadits ini tentang istihadah. Sementara itu, ulama Syafi iah berpendapat bahwa masa haid bagi wanita Mutahayyirah adalah sehari semalam, yakni masa minimum haid. Pendapat ini disetujui pula oleh ulama madzhab Hambali dalam 3 bulan pertama, sedang dalam bulan ke empat dan seterusnya, masa haidnya itu sepuluh hari, yakni batas maksimum masa haid menurut mereka. 3. Wanita tersebut tidak mempunyai kebiasaan haid tetapi ia dapat membeda-bedakan darah haid dan lainnya. Maka dalam keadaan ini, hendaklah ia berbuat sesuai dengan hasil pembedaannya itu. Hal ini berdasarkan hadits Fatimah binti Abi Husaisy: Artinya: Bahwa ia istihadah, maka sabda Nabi kepadanya: Jika darah haid, maka warnanya hitam yang sudah dikenal! Jika demikian halnya maka hentikanlah shalat. Tetapi jika tidak demikian, maka berwudhu dan sholatlah karena itu hanya merupakan cucuran darah. (Hadits Abu Daud, Nasa i, Ibnu Hibban dan Daruquthni yang mengatakan: Para perawinya tsiqah. Juga diriwayatkan oleh Hakim yang mengatakan: Sahih menurut syarat Muslim). Jumhur mengatakan Mustahadah itu boleh digauli waktu darahnya keluar, Ibnu Abbas berkata: Wanita istihadah boleh digauli, sebab ia dibolehkan shalat yang seharusnya lebi berat dari h itu. (Riwayat Bukhari). Soal Apa saja syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk menentukan apakah darah yang keluar itu adalah haid? Sebutkan warna-warna darah haid? Apa saja perbuatan yang dilarang sebab haid dan nifas? Berapa sunnah bagi orang yang menyetubuhi istrinya ketika dalam keadaan haid? Jelaskan tentang nifas dan istihadah? Bolehkah menggauli wanita Mustahadah? Sebutkan perkataan ibnu Abbas tentang wanita Mustahadah?

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

You might also like