You are on page 1of 23

Portofolio Tatalaksana pada Kasus

Snakebite
Baitil Atiq 17-2-2011 RSUD Majalengka

Data Pasien
Tanggal (kasus) Nama Pasien Usia Pekerjaan Alamat No. RM : 10-2-2011 : Tn. K : 48 tahun : Petani : Jatitujuh : 1166XX

Riwayat kesehatan
Pasien digigit ular pada jari manis tangan kanan 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Ular berwarna hitam, kepala lonjong. Setelah digigit ular jari terasa nyeri dan sedikit bengkak, tidak melepuh. Pasien pingsan selama 5 menit. Pasien juga merasa mual. Muntah 2 kali, isi makanan, darah (-). Keringat dingin (+). Mimisan (-). Rasa baal pada bibir atau wajah disangkal. BAB belum. BAK kemerahan atau seperti teh disangkal. Riwayat asma atau alergi disangkal.

Riwayat keluarga
Riwayat alergi atau asma disangkal

Kondisi lingkungan sosial dan fisik:


Pasien bekerja sebagai petani yang sering beraktivitas di kebun dan sawah yang menjadi habitat ular. Pasien bekerja menggunakan sepatu boots dan celana panjang tetapi tidak menggunakan sarung tangan.

Pemeriksaan Fisik
kesadaran : compos mentis, tanda vital stabil Mata :sianosis pucat (-), sklera ikterik (-), perdarahan (-), ptosis(-) Leher : pembengkakan KGB (-) Jantung : BJ I&II (N), M(-) Paru :vesikuler +/+, rh -/-, wh -/ Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan (+) pada epigastrium, H/L tidak teraba, BU (+) normal Ekstremitas: hangat, edema -/-, CRT < 2

Status lokalis
Pada digiti IV manus dextra tampak edema (+), fang marks (+), nekrosis (+), hematoma (-), bulla (-), nyeri (+).

Diagnosis: Vulnus Morsum Serpentis gr. II-III pada digiti IV manus dekstra

Tatalaksana di IGD
Wound toilet + incision SABU 2 vial dalam D5% 500 cc 20 tetes per menit Inj. ATS 1500 IU im Inj. Ceftriaxone 1 x 1g iv Ketoprofen 3 x 1 amp im Ranitidine 2 x 1 amp iv

Pemeriksaan Laboratorium
Hb: 13,3 g/dL Leukosit: 8500/uL PCV: 40,1% Trombosit: 180000

Snake bites
Keracunan bisa ular merupakan masalah kesehatan yang penting di daerah rural di negara-negara tropis dan subtropis. 1,2 Paling sedikit 421,000 keracunan dan 20,000 kematian terjadi akibat snake bites setiap tahunnya. 1,3 Kasus terbanyak ada di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika subsahara.3
1. 2. 3. WHO. The global burden of snakebite: A literature analysis and modelling based on regional estimates of envenoming and deaths. Published 03 November 2008. WHO. Neglected tropical diseases: Snakebite. 2010 Ertem, Kadir. Venomous Snake Bite in Turkey First Aid and Treatment. European Journal of General Medicine, Vol. 1, No. 4, 2004, pp. 1-6

Jenis Bisa

1,2 Ular

Procoagulant enzymes (Viperidae) Haemorrhagins (zinc metalloproteinases) that damage the endothelial lining. Cytolytic or necrotic toxins Haemolytic and myolytic phospholipases A2 Pre-synaptic neurotoxins (Elapidae and some Viperidae) Post-synaptic neurotoxins (Elapidae)
1. WHO. Guidelines for the Clinical Management of Snake bite in the South-East Asia Region. 2005. 2. Snake Venom: The Pain and Potential of Poison, The Cold Blooded News Vol. 28, Number 3, March, 2001.

Ciri Ular
Bentuk kepala segitiga Ukuran gigi taring besar Pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring (fang marks).

1,2 Berbisa

Bekas gigitanan ular. (A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring, (B) Ular berbisa dengan bekas taring 1. 2. WHO. Guidelines for the Clinical Management of Snake bite in the South-East Asia Region. 2005. Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan POM. Pedoman Pertolongan Keracunan untuk Puskesmas. 2005.

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis (cont d)

WHO. Guidelines for the Clinical Management of Snake bite in the South-East Asia Region. 2005.

First Aid
Tenangkan pasien Pertimbangkan pressure-immobilisation Imobilisasi dengan splint atau sling Hindari memanipulasi luka karena dapat menyebabkan infeksi, penyerapan bisa, dan perdarahan lokal do no harm!

WHO. Guidelines for the Clinical Management of Snake bite in the South-East Asia Region. 2005.

Emergency Room
Stabilisasi keadaan umum dan tanda vital Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril. Imobilisasi menggunakan perban elastis dan splint

Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan POM. Pedoman Pertolongan Keracunan untuk Puskesmas. 2005.

Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid maka diberikan satu dosis toksoid tetanus. Pemberian antibiotik spektrum luas sebagai profilaksis Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut Pemberian serum antibisa ular sesuai indikasi hati2 syok anafilaktik!!!!!
Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan POM. Pedoman Pertolongan Keracunan untuk Puskesmas. 2005

Indikasi pemberian SABU

Indikasi pemberian SABU (cont d)

WHO. Guidelines for the Clinical Management of Snake bite in the South-East Asia Region. 2005.

Juckett G, Hancox JG. Venomous Snakebites in the United States: Management Review and Update. 2002. Am Fam Physician 2002;65:1367-74,1377

Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan

Juckett G, Hancox JG. Venomous Snakebites in the United States: Management Review and Update. 2002. Am Fam Physician 2002;65:1367-74,1377

Referensi
WHO. The global burden of snakebite: A literature analysis and modelling based on regional estimates of envenoming and deaths. Published 03 November 2008. WHO. Guidelines for the Clinical Management of Snake bite in the SouthEast Asia Region. 2005. Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan POM. Pedoman Pertolongan Keracunan untuk Puskesmas. 2005. Juckett G, Hancox JG. Venomous Snakebites in the United States: Management Review and Update. 2002. Am Fam Physician 2002;65:136774,1377 Snake Venom: The Pain and Potential of Poison, The Cold Blooded News Vol. 28, Number 3, March, 2001. WHO. Neglected tropical diseases: Snakebite. 2010 Ertem, Kadir. Venomous Snake Bite in Turkey First Aid and Treatment. European Journal of General Medicine, Vol. 1, No. 4, 2004, pp. 1-6

TERIMA KASIH .

You might also like