You are on page 1of 18

SAHAM BIASA, SAHAM PREFEREN, DAN HUTANG JANGKAPANJANG Saham Biasa Saham biasa merupakan sumber dana jangka

panjang yang masa pengembaliannya tidak terbatas. Pemilik saham biasa ini merupakan pemilik sesungguhnya perusahaan dan ini tercermin dalam hak dan kewajibannya. Dari segi hak khususnya dalam pembagian pendapatan memperoleh paling akhir dan dari segi kewajiban dituntut paling utama. Sifat (ciri) dari saham biasa 1. Hakekat hak suara (voting rights) Karena para pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan, maka mereka berhak untuk memilih dewan direksi. Dalam menggunakan hak suaru khususnya untuk memilih direksi dapat dilakukan dengan cara yaitu: a. Proxy; adalah kuasa yang diberikan seseorang pemegang saham kepada pemegang saham lainnya, karena berhalangan hadir dalam pertemuan. b. Cumulative Voting: dengan cumulative voting ini kelompok minoritas mempunyai kesempatan kemungkinan untuk menetapkan direksi yang mereka ingini. 2. Hakekat hak memiliki lebih dahulu (preemprive rights) Preemprive rights adalah hak pertama yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan. Tujuannya: a. Menjaga kekuatan untuk mengendalikan perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham sekarang. b. Untuk melindungi penurunan nilai (value dilution) saham yang sedang dimiliki para pemegang saham sat ini. Hak hak umum para pemegang saham biasa 1. Hak-hak kolektif

a. Mengubah anggaran dasar perusahaan atas persetujuan pejabat yang berwenang di negara tempat perusahaan terdaftar. b. Menciptakan dan mengubah anggaran rumah tangga perusahaan. c. Memilih direksi perusahaan. d. Menyetujui dan mengesahkan penjualan aktiva tetap. e. Mengadakan merjer. f. Mengubah jumlah modal dasar perusahaan. g. Mengemisikan (menyetujui mengeluarkan) saham preferen, surat berharga lainnya. 2. Hak-hak khusus h. Hak suara dalam menetukan anggaran perusahaan i. Hak untuk menjual sertifikat saham mereka j. Hak untuk memeriksa pembukuan perusahaan. k. Hak untuk memperoleh aktiva sisa perusahaan, jika perusahaan dibubarkan. Jenis saham biasa 1. Berklasifikasi Saham yang dibedakan menjadi dua kategori, misalnya saham A dan B. Saham A dikategorikan sebagai saham tanpa hak suara, sedangkan saham B diklasifikasikan berhak suara. Jadi, pemegang saham dapat menjual saham klasifikasi A sebanyakbanyaknya dan tetap menahan saham klasifikasi B ditangannya. Dengan cara seperti ini dia tetap memegang kendali perusahaan. 2. Saham Pendiri Saham pendiri hampir serupa dengan saham klasifikasi B, kecuali ia mempunyai hak suara tunggal dan biasanya tidak memperoleh pembagian dividen selama beberapa tahun. Jadi, para pengelola perusahaan mampu mengoperasikan perusahaan secara penuh selama pertumbuhan awal. Dipihak lain, para investor lainnya juga dilindungi terhadap kemungkinan perarikan dana secara besar-besaran oleh pemilik perusahaan.

Saham Preferen Saham preferen merupakan gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa. Jika terjadi likuidasi, tuntutan pemegang saham preferen atas aktiva berada pada urutan setelah kreditor namun sebelum pemegang saham biasa. Walaunpun saham perferen memiliki dividen, namun pembayaran dividen sebenarnya cenderung bersifat sebagai kebijakan perusahaan daripada sebagai kewajiban tetap. Sifat (ciri) saham preferen 1. Voting Right Pemegang saham preferen mempunyai hak suaru khususnya untuk memilih direksi baru. 2. Participating Pemilik saham preferen disamping mendapatkan dividen tetap masih mendapat dividen yang sama besarnya dengan dividen untuk saham biasa. 3. Maturity Saham preferen batas waktunya tidak terbatas. 4 .Call provision Saham preferen dapat ditarik kembali dari peredaran Hutang jangka panjang (obligasi) Hutang jangka panjang adalah hutang yang masa gunanya lebih dari 1 tahun, dan hak terhadap perusahaan terbatas, berupa hasil bunga dan apabila perusahaan dilikuidasi akan mendapatkan pembayaran lebih dulu. Karakteristik obligasi 1. Klaim terhadap aset dan pendapatan perusahaan Bila perusahaan penerbit obligais bangkrut, maka klaim terhadap hutang secara umum termasuk obligasi, didahulukan haknya daripada saham umum maupun saham preferen. Secara umum, jika suku bunga obligasi tidak dibayar, dewan obligasi dapat menyatakan bahwa perusahaan penerbitnya bangkrut. 2. Nilai pari

Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar obligasi yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. 3. Tingkat suku bunga kupon Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukkan besarnya persentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar setiap tahun sebagai bunga. Periode jatuh tempo Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit obligasi membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para pemilik obligasi yang sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya. 4. Identure Merupakan perjanjian legal atau kontrak antara perusahaan yang menerbitkan obligasi dan wali obligasi yang mewakili pemegang obligasi. Dalam perjanjian itu termuat ketentuan hutang-piutang, termasuk penjelasan mengenai obligasi itu sendiri, hak-hak para pemilik obligasi, hak-hak perusahaan atau pihak penerbit, serta tanggung jawab dewan. 5. Tingkat penghasilan sekarang Tingkat penghasilan sekarang adalah rasio pembayaran tahunan terhadap harga obligasi di pasar. 6. Peringkat obligasi Peringkat obligasi secara umum dipengaruhi oleh proposi modal terhadap hutang, tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan, besar kecilnya perusahaan, jumlah pinjaman subordinasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Akhirnya, peringkat obligasi juga akan mempengaruhi tingkat pengembalian abligasi yang diinginkan oleh investor. Semakin buruk peringkat obligasi, maka semakin tinggi tingkat pengembalian hasil yang dituntut atas suatu obligasi. Jenis Obligasi 1. Debenture (surat hutang): semua hutang jangka panjang tanpa jaminan 2. Surat hutang subordinat : surat hutang yang berada di bawah surat hutang biasa yang akan di bayar setelah surat hutangnya dipenuhi. 3. Obligasi gadai: Obligasi yang dijamin dengan tanah atau rumah.

4. Obligasi tanpa bunga dan rendah nilai : Obligasi diterbitkan dengan diskon tertentu dari nilai nominal yang dibayar tanpa bunga atau berbunga kecil. 5. Obligasi sampah (junk bonds) : Obligasi berisiko tinggi, dengan hasil tinggi (biasanya tidak dijaminkan), dengan peringkat di bawah.

PENILAIAN SAHAM DAN OBLIGASI Nilai sebuah aset adalah sama dengan nilai sekarang atas tingkat pengembalian yang diharapkan di masa datang. Konsep nilai sering dipakai untuk berbagai konteks yang berbeda, tergantung pada aplikasinya. Contoh pemakaian yang berbeda mencakup: 1. Nilai buku: adalah nilai aset seperti yang ditunjukkan pada laporan neraca keuangan perusahaan. Nilai ini menggambarkan biaya historikal aktiva daripada nilai pasar sekarang atau nilai pengganti. 2. Nilai likuidasi: adalah jumlah uang yang dapat direalisasikan jika suatu aset dijual secara individu, dan tidak sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan. 3. Nilai pasar: adalah nilai aset yang berlaku di pasar. 4. Nilai intrinsik atau ekonomis: adalah nilai sekarang atas arus dana yang diharapkan terjadi di masa datang dan didiskontokan pada tingkat pengembalian minimum yang pantas. Penilaian saham preferen Saham preferen tidak memiliki tanggal maturitas yang tetap, dan berdasarkan ciri tetap dimilikinya, saham preferen sama dengan obligasi tanpa maturitas. Nilai sekarang dari saham preferen adalah: V = Dp / kp Dp kp = dividen tahunan per lembar = tingkat bunga yang disesuaikan

Contoh: Margana Corporation memiliki saham preferen 9%, dengan nilai pari $100 dan tingkat pengembalian yang dimintas 14%. Hitung nilai per saham. Jawab: V = 9% x $100 / 0,14 = $64.29

Penilaian saham biasa Saham biasa menunjukkan kepemilikan dalam perusahaan. Saham biasa tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo, tetapi sebagai pemilik selama perusahaan berdiri. Nilai sekarang dari saham biasa adalah: P0 = D1 (1 + ke) = Dt ke Dt (1 + ke)t = dividen kas pada akhir periode t = tingkat pengembalian yang diminta investor + D2 (1 + ke)2 ++ D (1 + ke)n

Saham dengan pertumbuhan nol Andaikan dividen diperkirakan tidak akan naik sama sekali, melainkan tetap konstan. Di sini sahamnya mengalami pertumbuhan nol, yaitu dividen yang diharapkan pada tahun-tahun mendatang sama dengan suatu jumlah yang konstan yaitu D1 = D2 = D3 dan seterusnya. Jadi, kita bisa menghilangkan tanda waktu D dan menulis Persamaannya menjadi: P0 = D ke Nilai saham dengan pertumbuhan normal atau konstan Pertumbuhan normal adalah pertumbuhan yang diharapkan berlanjut dalam masa datang dengan laju yang sama besar dengan pertumbuhan perekonomian secara menyeluruh. Persamaannya menjadi: P0 = D0 (1 + g) ke - g Contoh: = D1 ke g

g = Laju pertumbuhan laba dan dividen

Hayes electronics baru saja baru saja membayar dividen sebesar $1,82 (D0 =$1,82), investor mengharapkan laju pertumbuhan 10%, tingkat pengembalian yang diharapkan 16%. Hitung nilai sekarang saham untuk satu tahun yang akan datang. Jawab: P0 = $1,82 (1 + 0,1) 0,16 0,1 = $33,33 Nilai saham dengan pertumbuhan super normal atau nonkonstan Pertumbuhan supernormal adalah bagian dari siklus hidup suatu perusahaan dimana pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Ada tiga langkah yang dilakukan untuk saham dengan pertumbuhan nonkonstan, apabila laju pertumbuhannya akhirnya menjadi stabil, yaitu: 1. Cari PV dividen selama periode pertumbuhan nonkonstan 2. Cari harga saham pada akhir periode pertumbuhan nonkonstan, di mana pada saat itu pertumbuhannya telah berubah menjadi pertumbuhan konstan, dan didiskontokan kembali ke masa sekarang. 3. Jumlahkan kedua unsur ini untuk mencari nilai intrinsik dari saham . Contoh: Ke = 16%, jumlah tahun pertumbuhan supernormal (N) = 3 tahun, gs selama pertumbuhan supernormal =30%, dan laju pertumbuhan setelah pertumbuhan supernormal (gn) = 10%, D0 = $1,82. Hitung nilai sekarang saham. Jawab: Cari dividen yang dibayar (Dt) pada akhir tahun 1 sampai 3 dan kemudian nilai sekarang dari dividen (PV Dt) D0 D1:$1,82 D2: 1,82 D3: 1,82 x x x x FVIF30%,t 1,3000 1,6900 2,1970 = Dt x PVIF16%,t = PV Dt = $2,366 x 0,8621 = $2,040 = $3,076 x 0,7432 = 2,286 = 3,999 x 0,6407 = 2,562 Jumlah PV dividen periode supernormal 6,888 = $2,00 0,06

Nilai saham yang diharapkan pada akhir tahun ke 3 P3 = D4 ks gn 0,06 Nilai sekarang saham tahun 3 PV P3 = $73,32(PVIF16%,3) = $73,32(0,6407) = $46,97 Nilai saham hari ini (P0) P0 = $6,888 + $46,97 = $ 53,86 Penilaian Obligasi Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perseroan terbatas atau pemerintah. Dalam penilaian obligasi atau sekuritas lainnya, kita berhubungan dengan diskonto atau kapitalisasi dari aliran arus kas yang akan diterima pemegang sekuritas sepanjang umur instrumen. Obligasi berarti adanya pola pembayaran yang mengikat secara hukum pada saat obligasi pertama kali diterbitkan. Pola ini terdiri atas pembayaran sejumlah bunga yang telah ditetapkan sepanjang tahun yang ditentukan, ditambah pembayaran akhir pada saat obligasi mencapai maturitas yang jumlahnya sama dengan nilai nominal obligasi. Obligasi Tanpa Batas Waktu (perpetual) Nilai sekarang dari obligasi tanpa jangka waktu sama dengan nilai kapitalisasi dari aliran arus kas tanpa batas pembayaran bunga. Jika obligasi menjanjikan pembayaran tahunan tetap I, maka pada tingkat pengembalian ayng diinginkan investor, nilai intrinsik sekarang adalah: V = Atau V = I I + I +..+ I (1 + kd) 0,06 = D0(1 + gs )3 (1 + gn) ks gn = D3 (1 + gn) 0,16 0,10

= $3,999 (1,10) = $4,399 = $73,32

(1 + kd)1 (1 + kd)2

Kd Contoh: Obligasi yang dibeli, memberikan $50 per tahun selamanya, tingkat pengembalian yang diinginkan 12 %. Hitung nilai sekarang. Jawab: V = $ 50/ 0,12 = $416,67 Obligasi Maturitas Terbatas Jika obligasi memiliki maturitas, maka yang perlu dipertimbangkan aliran bunga dan nilai obligasi. Obligasi kupon bukan nol Persamaan penilaian untuk obligasi V = I (1 + kd)1 Atau V = I (1 + kd)t + MV (1 + kd)n + I (1 + kd)2 +.+ I + MV (1 + kd)n

(1 + kd)n

n = jangka waktu tahun hingga akhir maturitas MV = Nilai maturitas obligasi Contoh: Nilai nominal obligasi $1.000 dengan kupon 10% dan jangka waktu maturitas 9 tahun. Tingkat pengembalian yang diinginkan untuk obligsi ini sebesar 12%. Hitung obligasi. Jawab:

V = 10% x $1.000 + (1 + 12%)1

$ 100 (1 + 12%)2

+.+ $1.000

$1.000

(1 + 12%)9 (1 + 12%)9

= $ 100 (PVIFA 12%,9) + $1.000 (PVIF 12%,9) = $ 100(5,328) + $1.000 (0,361) = $ 532,80 + $ 361,00 = $ 893,8 Obligasi kupon nol Pada obligasi jenis ini tidak ada pembayaran bunga secara berkala, namun obligasi dijual dengan diskonto yang besar. Persamaan penilaian untuk obligasi kupon nol V = MV (1 + kd)n Contoh: Pace Enterprises menerbitkan obligasi kupon nol dengan maturitas 10 tahun dan nilai nominal $ 1.000, jika tingkat pengembalian yang diinginkan adalah 12%, hitung nilai obligasi. Jawab: V = $ 1.000 (1 + 12%)10 = $ 1.000 (0,322) = $ 322 Bunga majemuk setengah tahun Persamaan V = I/2 (1 + kd/2)t Contoh: + MV (1 + kd/2)2n

Kupon obligasi 10% dari Blivet Corporation memiliki maturitas 12 tahun, dan tingkat pengembalian nominal tahunan yang diminta sebesar 14%, nilai pari $ 1.000. Hitung nilai sekarang obligasi. Jawab: V = 10% x $ 1.000 (PVIFA 7%,24) + $1.000 (PVIF 7%,14) 2 = (4 50) (11,469) + $ 1.000 (0,197) = $ 770,45

KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan dividen menentukan pembagian laba antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali perusahaan . Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Pembayaran dividen Dividen dipengaruhi oleh banyak variabel antara lain: 1. Kebutuhan arus kas dan investasi perusahaan yang berubah-ubah dengan cepat sehingga sulit untuk menentukan jumlah dividen tetap yang tinggi. 2. Perusahaan mungkin menginginkan pembayaran dividen yang tinggi untuk menyalurkan dana yang tidak dibutuhkan untuk investasi. Prosedur pembayaran dividen 1. Tanggal deklarasi, yaitu tanggal pengumuman pembayaran dividen. 2. Tanggap pencatatan pemegang saham (holder of record date). Pada tanggal ini, perusahaan menutup buku pencatatan pemindahan tanganan saham dan membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut. 3. Tanggal pemisahan dividen (ex-dividen date) Yaitu tanggal pada saat dividen dipisahkan dari saham,misalnya: pemisahan dividen jatuh 4 hari sebelum tanggal 15 Desember, yaitu tanggal 11 Desember. Jika A ingin menerima dividen, dia harus membeli saham dari B pada tanggal 10 Desember. Jika ia membeli tanggal 11 Desember atau sesudahnya, B yang akan menerima dividennya. 4. Tanggal pembayaran, yaitu perusahaan akan melaksanakan pengiriman cek kepada pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi keijakan dividen 1. Undang-undang Peraturan pemerintah menekankan 3 hal , yaitu:

a. Peraturan laba bersih, menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari laba saat ini atau tahun lalu. b. Larangan pengurangan modal, tujuannya untuk melindungi pemberi kredit karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan mengurangi modal. c. Peraturan kepailitan, menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar dividen pada saat pailit. 2. Posisi likuiditas 3. Kebutuhan pelunasan hutang 4. Pembatasan dalam perjanjian hutang 5. Tingkat ekspansi aktiva 6. Tingkat laba 7. Stabilitas laba Teori kebijakan dividen Secara teoritis perubahan dalam kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Untuk menjelaskan perlu dilihat kebijakan dividen dalam kondisi tidak ada pajak dan dalam kondisi ada pajak. 1. kebijakan dividen bila tidak ada pajak. a. Asumsi kebijakan dividen bila ada pajak adalah : l. Terdapat dua perusahaan yangidektik dalam semua aspek kecuali terhadap pembayaran dividen saat ini, dividen di masa dating sama untuk kedua perusahaan tersebut. m. Tidak hutang dalam struktur modalnya dengan demikian tidak ada bunga. n. Kebijakan investasi tidak dipengaruhi oleh tingkat dividen payout. o. Tidak ada biaya trnasaksi. b. laporan sumber dan penggunaan modal untuk kedua perusahaan menggambarkan dividen payout tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana eksternal (penjualan saham) dan penggunaan dana (pembelian kembali saham) memungkinkan perusahaan untuk meneruskan program investasi yang sama tanpa memperhatikan tingkat divide payout.

c. Dividen payout tidak tampak dalam persamaan penilaian, nilai perusahaan tergantung atas discounted value atas aliran kas yang duharapkan di masa dating yang dihasilkan dari investasi tersebut dengan asumsi akan sama untuk kedua perusahaan tersebut. d. Tanpa pajak, pemegang saham akan indifferent untuk menerima pembayaran dividen dalam bentuk kas atau capitas gains jika laba tersebut ditahan untuk investasi. 2. Kebijakan dividen dalam kondisi ada pajak a. Asumsi dibuat ssama dengan kebijakan dividen bila tidak ada pajak kecuali bahwa ada tiga tarif pajak yang berbeda yang harus dipertimbangkan yaitu: pajak perusahaan (Tc), pajak penghasilan perseorangan dari pendapatan obligasi, dividen, dan upah(T p) , pajak atas capital gain (Tg). b. Jika Tp lebih besar dari pada Tg dalam kasus yang terjadi secara umum, maka pemegang saham akan lebih suka kebijakan tanpa pembayaran dividen. Pendapatan dividen dapat dinetralkan melalui kombinasi meminjam dan investasi bebas risiko sehingga membuat indifferent bagi pemegang saham untuk menerima dividen atau capital gain. Kebijakan dividen yang optimal 1. Kebijakan dividen yang optimal mensyaratkan bahwa pembayaran dividen memberikan keuntungan sebesar biayanya. 2. Biaya pembelanjaan eksternal yang lebih tinggi dari hasil kebijakan dividen payout yang berbeda akan tergantung atas karakteristik perusahaan. Perusahaan yang aliran kasnya lebih berfluktuasi akan memiliki payout ratio yang lebih rendah untuk menghindari pembelanjaan eksternal dalam tahun yang buruk. Sedangkan perusahaan yang tumbuh akan memiliki payout ratio yang rendah agar dapat membiayai kesempatan untuk investasi dengan pembelanjaan internal yang lebih mahal. 3. Dividen bermanfaat sebagai tanda untuk mengirim informasi atas prospek perusahaan. 4. Status pajak dari pemegang saham akan membantu dalam menentukan kebijakan dividen optimal Stock dividend (dividen saham) Stock dividen adalah pembayaran dividen dalam bentuk saham, dan hanya berupa pemindahan pembukuan dari pos laba ditahan ke pos modal.

Contoh: Struktur modal sendiri sebelum menetapkan pemberian stock dividen: Saham biasa (nominal Rp 1.000 , 4.000 lembar) Agio saham (capital surplus) Laba ditahan Jumlah modal sendiri Ditetapkan stock dividend diberikan sebesar 10% Harga pasar saham Rp 1.500/lembar Untuk pemilik 10 lembar saham akan menerima saham tambahan sebanyak 1 lembar saham. Struktur modal sendiri setelah pemberian stock dividend: Saham biasa (nominal Rp 1.000, 4.400 lembar) Agio saham (capital surplus) Laba ditahan Jumlah modal sendiri Rp 4.400.000 Rp 2.200.000 Rp13.400.000 Rp 20.000.000 Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 Rp 14.000.000 Rp 20.000.000

Stock dividend sebesar Rp 600.000 (10% x 4.000 lembar) Rp 1.500 dipindahkan dari laba ditahan ke rekening saham biasa dan capital surplus. Stock Splits Stock splits adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal/ lembar. Misalnya, perusahaan akan mengadakan stock splits 2 lembar saham baru akan ditukar dengan 1 lembar saham lama. Sebelum ada stock splits: Saham biasa (nominal Rp 1.000, 4.000 lembar) Agio saham Rp 4.000.000 Rp 2.000.000

Laba ditahan Jumlah modal sendiri Sesudah ada stock splits Saham biasa (nominal Rp500, 8000 lembar) Agio saham Laba ditahan Jumlah modal sendiri

Rp 14.000.000 Rp 20.000.000

Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 Rp 14.000.000 Rp 20.000.000

Pembelian kembali saham (Repurchasing of stock) Apabila suatu perusahaan mempunyai kas yang berlebih-lebihan disatu pihak dan tidak adanya lagi kesempatan mengadakan investasi yang menguntungkan di lain pihak, mungkin cara yang paling baik bagi kepentingan pemegang saham adalah mendistribusikan dananya. Pendistribusian dana tersebut dapat dijalankan dengan pembelian kembali saham ataupun dengan membayarkan dana tersebut sebagai cash dividend kepada para pemegang saham Contoh: Peursahaan mempunyai pendapatan dan harga pasar sebagai berikut: Keuntungan neto sesudah pajak Jumlah lembar saham yangberedar Pendapatan per lembar saham (EPS) Harga saham/lembar (ex-dividend) Price/Earning ratio atau dengan cara pembelian kembali saham. Kalau investor menghendaki cash dividend, maka nilai saham sebelum dividend: Rp 1.000.000 10.000 lembar Rp 100 Rp 1.425 14,25

Misalnya perusahaan akan mendistribusikan Rp 750.000 dengan cara pemberian cash dividend

Rp 750.000 + Rp 1.425 = Rp 1.500 10.000 Kalau perusahaan membeli kembali saham dengan harga Rp 1.500, maka jumlah yang dapat dibeli adalah : Rp 750.000 = 500 lembar Rp 1.500 Jadi pendapatan per lembar saham sesudah pembelian kembali saham adalah: Rp 1.000.000 = Rp 105,26 10.000 500 Apabila price/Earning ratio tetap 14,25, maka harga pasar dari saham tersebut sebelum deviden = 14,25 x Rp 105,26 = Rp 1.500,-.

You might also like