You are on page 1of 9

Kumpulan Abstrak Disertasi Semester Gasal 2008/2009 Pendidikan Ekonomi (EKO)

172 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009

Keberhasilan Penyaluran Dana Kompensasi Subsidi BBM: Variabel-Variabel Penentu dan Pengaruhnya terhadap Keberdayaan Ekonomi Masyarakat Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah Abdul. Bashith Abstrak
Kenyataan semakin melambungnya perkembangan harga minyak mentah di pasar internasional dan ikatan kontrak kerja sama pengolahan bahan bakar minyak (BBM) dengan perusahaan asing yang membuat pemerintah harus membeli BBM pada harga internasional menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan menaikkan harga BBM. Suatu langkah arif yang diambil pemerintah mengiringi kenaikan harga BBM, nampak dalam bentuk direalisasikannya penyaluran dana kompensasi subsidi BBM untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, salah satunya adalah disalurkan melalui dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi (Perindakop) dalam bentuk pegembangan usaha kecil dan mikro melalui perkuatan struktur keuangan Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi. Dalam pencapaian keberhasilan penyaluran dana kompensasi subsidi BBM melalui program ini, terdapat banyak variabel yang mempengaruhi, diantaranya adalah: kinerja aparatur pelaksana, kompetensi tenaga administrasi, sarana dan prasarana, verifikasi sistem dan prosedur, koordinasi kerja, situasi ekonomi, stabilitas keamanan, dan kebijakan iklim usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan kausal atau pengaruh dari variabel-variabel penentu tersebut terhadap keberhasilan penyaluran dana kompensasi subsidi BBM serta pengaruhnya terhadap keberdayaan ekonomi masyarakat pengusaha golongan ekonomi lemah. Untuk mencapai tujuannya, penelitian ini dirancang sebagai penelitian eksplanasi (explanatory). Penentuan sampel dari populasi digunakan formulasi dari Cochran, yang selanjutnya diproporsikan secara proportional random sampling pada tiap lokasi penelitian agar representatif. Responden penelitian ini adalah pengusaha golongan ekonomi lemah yang mendapatkan alokasi penyaluran dana kompensasi subsidi BBM. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik kuesioner, kemudian diolah dan dianalisis dengan model persamaan struktural dengan Software AMOS Version 4.01. Pengujian hipotesis berdasarkan data empiris di lapangan berhasil menemukan model persamaan struktural keterkaitan antara variabel-variabel penentu keberhasilan penyaluran dana kompensasi subsidi BBM; keberhasilan penyaluran dana kompensasi subsidi BBM; dan keberdayaan ekonomi masyarakat pengusaha golongan ekonomi lemah. Secara spesifik, studi ini juga berhasil membuktikan pengaruh veriabel-variabel penentu tersebut terhadap keberhasilan penyaluran dana kompensasi subsidi BBM dan pengaruhnya terhadap keberdayaan ekonomi masyarakat pengusaha golongan ekonomi lemah di wilayah Malang Raya. Sebagai temuan model penelitian, pemodelan persamaan struktural tersebut telah dibuktikan melalui beberapa langkah pengujian, yaitu dengan melakukan analisis konfirmatori faktor terhadap variabelvariabel pembentuk model, pengujian kausalitas model konseptual, dan pengukuran model. Pengujian melalui analisis konfirmatori faktor dimaksudkan untuk memperoleh indikator-indikator variabel penelitian yang valid dan reliabel, dan mengukur indikator-indikator tersebut sehingga mampu menjelaskan atau mendefinisikan variabel-variabel pembentuk model. Pengujian kausalitas model konseptual dimaksudkan untuk mengevaluasi ketepatan suatu model terhadap beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Sedangkan pengukuran model dimaksudkan untuk menemukan model yang benar-benar mendekati realitas di lapangan (the best fitting model), artinya model tersebut dikatakan baik bilamana pengembangan model hipotetik secara teoritis didukung oleh data empirik. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan dalam studi ini, secara statistik terdapat beberapa jalur yang pengaruhnya signifikan, atau tidak dapat ditolak, dan beberapa jalur yang pengaruhnya tidak signifikan atau ditolak. Adanya penolakan terhadap sebagian hipotesis dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan responden secara keseluruhan dan kondisi lingkungan ekonomi masing-masing responden yang sangat fluktuatif. Dari temuan penelitian, dapat diberikan saran agar dalam penyaluran dana kompensasi subsidi BBM hendaknya diperhatikan dengan jeli dan seksama berbagai variabel yang menjadi penentu keberhasilannya sehingga sasaran yang ingin dicapai yakni terwujudnya keberdayaan ekonomi masyarakat pengusaha golongan ekonomi lemah dapat diwujudkan. Pada bagian lain, sosialisasi dalam penyaluran dana kompensasi subsidi BBM hendaknya dilakukan sesering dan seoptimal mungkin sehingga para pengusaha golongan ekonomi lemah dapat memahami dengan benar apa sebenarnya yang dimaksudkan dan diharapkan dari penyaluran dana kompensasi subsidi BBM tersebut. Pada bagian lain, dalam penyaluran dana kompensasi subsidi BBM dapat menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan terutama yang mempelajari dan mendalami bidang pendidikan ekonomi untuk dijadikan sebagai mitra pendamping dalam upaya pembinaan 171

Program Studi S3 EKO 173

dan peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan demikian dapat terwujud sinergi yang positif dan kerja sama yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme antara institusi pendidikan ekonomi dengan dinas yang terkait dalam upaya peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat. Kata kunci: variabel-variabel penentu, keberhasilan penyaluran dana kompensasi subsidi BBM, keberdayaan ekonomi masyarakat, pengusaha golongan ekonomi lemah

Pengaruh Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap Daya Adaptif Kerja Siswa SMK Bawuk Suparlan Abstrak
Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia telah diarahkan pada tujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Untuk mewujudkan tujuan ini, diadakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang merupakan kebijakan publik dalam bentuk pendidikan keahlian profesional yang diwujudkan dengan memadukan secara sistematik dan senantiasa sinkron antara program pendidikan di SMK dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja. Daya adaptif kerja adalah tingkat kemampuan untuk menyesuaikan diri pada dunia kerja bagi siswa SMK yang melaksanakan PSG.Idealnya siswa SMK memiliki daya adaptif kerja yang tinggi yang juga diwujudkan dalam kecepatan beradaptasi tehadap dunia kerja sebagai hasil proses pendidikan, khususnya sebagai wujud keberhasilan PSG di sekolahnya. Namun kenyataan di lapangan apakah benar sesuai dengan yang diharapkan? Institusi pasangan atau dunia usaha/dunia industri (DU/DI) berperan aktif dalam pelaksanaan PSG, khususnya di dalam melaksanakan pelatihan praktek keterampilan bagi siswa SMK yang memilki berbagai karakteristik sebagai faktor internalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh : (1) peran DU/DI terhadap impelementasi PSG, (2) peran Institusi Pasangan (DU/DI) terhadap daya adaptif kerja siswa SMK, (3) karakteristik siswa SMK terhadap daya adaptif kerjanya, dan (4) implementasi PSG terhadap daya adaptif kerja siswa SMK. Diharapkan penelitian ini bermanfaat : (1) memperkaya teori pendidikan ekonomi maupun teori manajemen pendidikan, (2) memberikan kontribusi untuk menentukan strategi dalam mengelola PSG bagi SMK, (3)sebagai bahan pertimbangan masukan tentang kebijakan PSG, dan (4) lebih menyadarkan semua pihak terkait, akan pentingnya PSG dalam membetuk daya adaptif kerja siswa SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri dan swasta seMalang raya tahun ajaran 2007/2008. Sebagai populasi sasarannya adalah siswa SMK Kelas II tahun ajaran 2007/2008. yang melaksanakan kegiatan PSG. Sample penelitian terdiri dari 202 responden,dengan sebaran : Kota Malang 116 responden yang terdiri dari SMK Negeri 80 responden dan SMK Swasta 36 responden, Kabupaten Malang 63 responden yang terdiri dari SMK Negeri 42 responden dan SMK Swasta 21 responden, dan Kota Batu 23 responden yang terdiri dari SMK Negeri 17 responden dan SMK Swasta 6 responden. Berdasarkan kerangka berpikir dan hubungan antar variabel pada rancangan penelitian ini, maka analisa datanya menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) yang merupakan teknik analisis data multivariate yang bertujuan untuk menentukan model hubungan kausal antar sejumlah variabel yang rumit (kompleks). Berdasarkan hasil penelitian ini dibuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan : (1) peran Institusi Pasangan (DU/DI) terhadap implementasi PSG, (2) peran Institusi Pasangan (DU/DI) terhadap daya adaptif kerja siswa SMK,(3) karakteristik siswa SMK terhadap daya adaptif kerjanya, dan (4) pelaksanaan PSG terhadap daya adaptif kerja siswa SMK di Malang Raya. Penelitian ini telah menemukan model yang memiliki keselarasan sesuai dengan fakta empiris yang dipilih berdasarkan tingkat indeks keselarasan terbaik (goodness of fit index) dan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada model tersebut serta didukung dengan konstruk dan variabel dari penelitian ini,membuktikan bahwa model tersebut telah memiliki persyaratan uji keterandalan. Berdasarkan model tersebut, pelaksanaan PSG yang terdiri dari variabel : tujuan PSG, materi PSG, metode PSG dan evaluasi PSG berpengaruh positif terhadap daya adaptif kerja siswa SMK, pengaruh tersebut juga didukung oleh peran DU/DI yang terdiri dari variabel: komitmen institusi pasangan (DU/DI), komunikasi (DU/DI) dengan sekolah, relevansi materi pelatihan, efisiensi pengalaman belajar siswa.,

174 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009

evaluasi pelaksanaan PSG, dan Upaya peningkatan kompetensi siswa dalam ikut melaksanakan PSG dalam upaya mempercepat adaptasi kerja siswa SMK. Demikian juga karakteristik siswa SMK yang terdiri dari variabel : sikap, apresiasi, persepsi, motivasi dan status sosial sebagai faktor internal juga berpengaruh positif terhadap daya adaptif kerja siswa SMK. Berdasarkan analisis diskriptif, hasil oservasi dan wawancara peneliti ditemukan bahwa : (1) Evaluasi PSG ternyata kurang dilaksanakan sesuai dengan stsandar yang berlaku. (2) Komunikasi formal maupun non formal antara SMK dengan DU/DI perlu ditingkatkan. (3) Pengawasan dari pihak terkait dalam PSG masih perlu ditingkatkan. Terkait dengan temuan dan implikasi penelitian, disarankan Kuantitas dan kualitas komunikasi antara SMK dengan DU/DI dalam rangka penyusunan program pelaksanaan PSG perlu ditingkatkan Dalam memilih DU/DI sebagai IP perlu dipertimbangkan kebermanfaatan dari sisi pembelajaran bagi siswa SMK. Perlu adanya peraturan daerah atau Keputusan Kepala Dinas Pendidikan yang mengatur tentang pedoman kerja sama Lembaga SMK dengan DU/DI dan Instansi terkait. Upaya pengawasan dan pengendalian pelaksanaan PSG yang bersifat menyeluruh dan terpadu oleh instansi terkait perlu ditingkatkan. Diperlukan adanya program dan pelaksanaan supervisi kolegial antar SMK untuk saling berkolaborasi tentang pelaksanaan PSG. Kata kunci: PSG, daya adaptif kerja

Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kinerja Koperasi di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur F. Sumantri Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu keyakinan bahwa koperasi merupakan salah satu instrumen penting yang dapat dipergunakan untuk membangun perekonomian suatu bangsa, termasuk Bangsa Indonesia. Oleh karena itu sangatlah perlu adanya dukungan terhadap kehadiran koperasi di seluruh nusantara oleh masyarakat melalui dinas terkait. Dukungan terhadap kehadiran koperasi dapat diwujudnyatakan melalui berbagai bentuk kegiatan pemberdayaan. Pemerintah Daerah Kota Kupang melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menemgah/KUKM Kota Kupang juga sudah melaksanakan pemberdayaan koperasi di wilayahnya dari sejak pemerintahan itu terbentuk, yaitu tanggal 20 Maret 1996. Tujuan pemberdayaan itu untuk meningkatkan kinerja koperasi di Kota Kupang. Penulis bermaksud megetahui pengaruh pemberdayaan itu terhadap kinerja koperasi di Kota Kupang. Rentang waktu yang penulis amati adalah tahun 2004 - 2006. Dalam kurun waktu itu intensitas pemberdayaan koperasi di daerah itu sedang meninggi. Hal ini tampak pada semakin besarnya jumlah dana yang dikucurkan oleh Dinas KUKM Kota Kupang untuk membiayainya. Ada banyak bentuk pemberdayaan, namun yang penulis amati dalam penelitian ini Diklat/X1, Permodalan/X2, dan KMK/X3. Permasalahan mendasar penelitian ini adalah seberapa jauh pengaruh pengaruh pemberdayaan terhadap Kinerja koperasi/Y di Kota Kupang, seberapa besar sumbangan efektif masing-masing subvariabel kinerja, yaitu Keuangan/Y1, Organisasi/Y2, Keanggotaan/Y3, Kemitraan/Y4, dan Pemasaran/Pelayanan/Y5 terhadap Y. Tujuan penelitian ini: untuk menjelaskan pengaruh pemberdayaan terhadap kinerja koperasi di Kota Kupang. Hipotesis: pemberdayaan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap sumber daya manusia koperasi (SDMK/X4) dan Kinerja koperasi di Kota Kupang, Data diambil dari koperasi primer sample yang memenuhi syarat, yang diwakili oleh Pengurus, Pengawas dan Manajer. Syarat sample: koperasi primer yang pernah mendapat pemberdayaan berupa Diklat, Permodalan, dan KMK dari Dinas KUKM Kota Kupang. Sampel diambil secara cluster purposive proportional sampling dari 265 populasi. Populasi tersebar di empat kecamatan dalam Kota Kupang, yaitu Kecamatan Oebobo, Kelapalima, Alak, dan Kecamatan Maulafa. Dengan menggunakan formula tabel Krejcie dan Nomogramnya Harry King (Sugiyono, 1999:63-64), akhirnya bisa diperoleh 130 unit primer koperasi sampel yang memenuhi syarat. Data dikumpulkan dengan sistem angket. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut sistem Balance Scorecard dalam lima kelas yaitu: Unggul untuk skor 5, Baik untuk skor 4, Cukup Baik untuk skor 3, Kurang untuk skor 2, dan Buruk untuk skor 1.

Program Studi S3 EKO 175

Analisis deskripsi menunjukkan bahwa pemberdayaan koperasi oleh pemerintah Kota Kupang berupa Diklat, Permodalan dan KMK, secara riil memang ada. Menu descriptives dari 130 responden menunjukkan bahwa persepsi koperasi terhadap Diklat cenderung ke Baik, Permodalan cenderung ke Cukup Baik, KMK cenderung ke Baik, SDMK cenderung ke Cukup Baik, dan terhadap Kinerja cenderung ke Cukup Baik Kontribusi Subvariabel Kinerja terhadap variable Kinerja, sebagai berikut: Keuangan, cenderung ke Baik (mean 3,90); Organisasi, cenderung ke Cukup Baik (mean 3,32); Keanggotaan, cenderung ke Baik (mean 3,52); Kemitraan, cenderung ke Cukup Baik (mean 3,25); dan Pemasaran/Pelayanan, cenderung ke Baik (mean 3,63). Hasil analisis jalur, Uji F maupun dan Uji t atas blok 1 menunjukkan bahwa: Diklat, Permodalan, dan KMK berpengaruh signifikan baik secara parsial dan maupun simultan terhadap SDMK. Selanjutnya, analisis jalur, Uji F dan Uji t atas blok 2 menunjukkan bahwa KMK dan SDMK berpengaruh positip langsung dan signifikan, baik secara parsial maupun simultal terhadap Kinerja koperasi di Kota Kupang, sedangkan Diklat dan Permodalan pengaruh langsung dan parsialnya tidak signifikan. Selanjutnya, semua subvariabel Y berkonribusi posistip dan signifikan terhadap Kinerja koperasi di Kota Kupang. Dari deskripsi dan analisis statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan dapat meningkatkan kemampuan SDM koperasi dalam berkoperasi, yang selanjutnya dapat meningkatkan kinerja koperasi di Kota Kupang, walau belum mencapai kualifikasi Baik, apa lagi Unggul. Oleh karena itu program yang sudah lama berlangsung itu perlu dilanjutkan, disertai berbagai modifikasi agar selain dapat menghasilkan Kinerja Unggul, juga dapat lebih relevan dengan political will pemerintah Kota Kupang. Dalam hal permodalan perlu didahului atau disertai dengan Diklat pola terpadu dengan pendekatan andragogis. Hal ini dimaksudkan agar selain dapat tertanam dan terbentuk jiwa wiraswasta dalam benak SDMK, juga dapat tercipta profil koperasi yang dicita-citakan, sehingga dapat menunjang terwujudnya NTT sebagai provinsi koperasi. Kata kunci: pemberdayaan, SDM, dan kinerja koperasi

Peran Kompetensi Kewirausahaan dalam Rangka Keberlangsungan Usaha pada UKM Tradisional di Kota Bontang, Kalimantan Timur Heny Kusdiyanti Abstrak
Dalam kaitannya dengan upaya untuk mempertahankan usahanya, UKM tradisional memerlukan strategi positioning yang kuat serta konsisten dalam suatu lingkungan persaingan yang dinamis. Hal ini memerlukan suatu perbaikan yang berkelanjutan. Di sisi lain perubahan yang terjadi merupakan paradigma persaingan yang bersifat terus menerus. Untuk mengelola perubahan tersebut posisi saat ini (single loop learning), maupun untuk menemukan landasan kokoh untuk mengungguli pesaing (double loop learning). Di sisi lain, pesaing pesaing yang ada boleh jadi adalah pendatang baru dalam suatu industri atau pasar, untuk itu UKM tradisional harus mampu menemukan cara mengatasi setiap kendala guna masuk dalam suatu industri atau pasar, untuk itu UKM tradisional harus mampu menemukan cara mengatasi setiap kendala guna masuk dalam suatu industri (entry barrier). Semua ini merupakan suatu proses pembelajaran, dimana pembelajaran tersebut tergantung pada kesadaran akan strategi dan pemanfaatan pengetahuan serta informasi baik dari dalam organisasi yang terus mengalami perubahan pembangunan yang semakin pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi kewirausahaan dalam rangka keberlangsungan usaha. Ada 4 hal yang dideskripsikan sehubungan dengan kompetensi kewirausahaan dalam rangka keberlangsungan usaha, yaitu (1) peranan yang ada dalam lingkungan usaha tradisional yang berperan dalam peningkatan kompetensi dan keberlangsungan usaha, (2) elemen-elemen yang ada dalam lingkungan usaha tradisional yang berperan dalam peningkatan kompetensi dan keberlangsungan usaha, (3) makna pembelajaran kewirausahaan menurut pemahaman UKM tradisional serta proses pembelajaran kewirausahaan, dan (4) peran kompetensi wirausaha atas keberlangsungan usaha. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data penelitian yang berupa untaian pertanyaanrespon yang terdapat dalam interaksi sosial diperoleh dari dua macam sumber, yakni dari peneliti dan 15 orang informan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen manusia dan pengumpulan data. Untuk menjaga kesahihan data dilakukan kegiatan trianggulasi data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan kegiatan sajian data, reduksi data, dan

176 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009

verifikasi serta penarikan simpulan. Kegiatan analisis data dimulai dari pengidentifikasian pertanyaan dan respon, pengklarifikasian pertanyaan dan respon beserta karakteristiknya, penentuan jenis dan prinsip penggunaan pertanyaan (dari ketiga langkah ini diperoleh simpulan sementara yang selanjutnya diikuti kegiatan trianggulasi), dan penyimpulan tentang jenis pertanyaan, respon, serta prinsip penggunaan pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejalan dengan perkembangan aktivitas usaha dan mobolitas UKM tradisional, peran UKM tradisional seperti budaya, sifat kewirausahaan, dan motivasi yang terbangun dari nilainilai agamamengalami transformasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UKM tradisional kota Bontang merasa perlu mengambil keputusan melakukan aktivitas usaha melalui musyawarah keluarga terlebihlebih dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Pengembangan UKM tradisional dipengaruhi beberapa elemen-elemen lingkungan usaha yang lazim dikaitkan dalam hubungan aktivitas wirausaha, yaitu: pemasok, agen, pergudangan, pemerintah, kerabat keluarga, dan lain-lain. Dalam kenyataan yang terjadi banyak UKM tradisional hanya mengenal dan berhubungan dengan kerabat keluarga saja. Segala hal terkait dengan aktivitas usaha dan pekerjaannya diserahkan kepada kerabat keluarga. Proses wirausaha ini tentu sangat membutuhkan interaksi dengan sumber daya lain sebagai penciptaan lingkungan usaha yang kondusif. Kepentingan interaktifnya terhadap sumber daya inilah yang membuktikan bahwa sesungguhnya UKM tradisional telah melakukan pilihan rasional. Pembelajaran wirausaha merupakan faktor yang penting dalam pengembangan wirausaha, oleh karenanya wirausaha kecil perlu diberi akses dan peluang yang besar untuk mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan untuk mengambil pelajaran dari aktivitas usahanya. Berdasarkan pengalaman di lapangan, maka peran UKM tradisional dalam rangka keberlangsungan usaha kecil tradisional di kota Bontang disamping diperlukan lingkungan usaha yang kondusif juga diperlukan involvment yang sungguhsungguh dari pembelajaran dalam proses activity based learning yang berkelanjutan serta fokus dan berorientasi pada upaya keberlangsungan usaha serta merefleksikan keberhasilan dan kegagalan usahanya menjadi feedback bagi upaya perbaikan yang berkelanjutan yang relevan dengan permasalahan dan realitas lapangan. Kata kunci: kompetensi, kewirausahaan, keberlangsungan usaha

Makna Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Agribisnis, Semangat Kerja dan Kemandirian Komunitas Pondok Pesantren (Studi Kasus pada Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin) Moh. Nadjib Abstrak
Setiap orang menginginkan hidup mandiri, artinya ia dapat memenuhi semua kebutuhannya dan dapat mengatasi semua kesulitannya tanpa bantuan orang lain. Untuk mencapai kemandirian itu diperlukan semangat kerja, dan untuk mencapai semangat kerja diperlukan pembelajaran kewirausahaan, khususnya kewirausahaan berbasis agribisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna pembelajaran kewirausahaan berbasis agribisnis, semangat kerja dan kemandirin komunitas pondok pesantren di pondok pesantren Sirojuth Tholibin Bacem Sutojayan Blitar sebagai suatu pondok pesantren yang berbasis pertanian. Dengan pendekatan penelitian kualitatif, yang memusatkan perhatian pada analisis obyek penelitian, dan interpretasi makna dari data di lapangan diperoleh hasil temuan secara umum bahwa Sirojuth Tholibin relatif berhasil dalam pembelajaran kewirausahaan berbasis agribisnis guna meningkatkan semangat kerja dan kemandirian komunitas pondok pesantren. Secara khusus, dalam pembelajaran kewirausahaan berbasis agribisnis ditemukan: visi pembelajaran, nilai-nilai yang melandasi, pendekatan, metode, sumber belajar dan materi pelejaran. Pembelajaran kewirausahaan pada pondok pesantren Sirojuth Tholibin dilandasi oleh nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai ekonomi; pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ibadah; sumber belajar terdiri dari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, tutor sebaya, dan keteladanan. Metode yang dominan adalah metode tutor sebaya dan keteladanan. Keberhasilan pembelajaran kewirausahaan, kharisma kyai memiliki pengaruh yang cukup besar.

Program Studi S3 EKO 177

Dalam pembelajaran kewirausahaan berbasis agribisnis yang dilaksanakan pada pondok pesantren Sirojuth Tholibin ditemukan beberapa kelemahan, yaitu: kurikulum pembelajaran kewirausahaan adalah hidden kurikulum, artinya secara tertulis tidak ditemukan, materi pembelajaran tidak jelas, waktu pembelajaran tidak terjadwal. Dalam materi pembelajaran kewirausahaan berbasis agribisnis, selain dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan agribisnis itu sendiri, dijelaskan tentang wajib berikhtiyar, sabar, silaturahmi, jujur, qana`ah, yang dapat meningkatkan semangat kewirausahaan dan kemandirian. Direkomendasikan (1) pendidikan umum dan dunia pendidikan umumnya, diharapkan mengedepankan nilai-nilai agama, sebagai landasan pendidikan, di samping landasan pendidikan yang sudah ada, untuk mengantarkan anak didik menuju manusia Indonesia seutuhnya (2) pendekatan ibadah dan muamalah dipertimbangkan sebagai pendekatan pembelajaran (3) pembelajaran kewirausahaan yang religius perlu dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional untuk mengembangkan ekonomi yang bermoral (4) temuan dalam penelitian ini dapat diambil oleh institusi pendidikan dan diimplementasikan sesuai dengan situasi yang ada (5) untuk pengembangan hasil penelitian ini perlu penelitian lanjutan. Kata kunci: pembelajaran kewirausahaan, agribisnis, semangat kerja, dan kemandirian komunitas pondok pesantren

Pengaruh Faktor Eksternal dan Faktor Internal Terhadap Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Bima dan Kota Bima Mariani Abstrak
Pengaruh faktor eksternal adalah upaya meningkatkan pengaruh lingkungan sosial budaya masyarakat yang dapat meningkatkan posisi tawar dan daya saingnya dalam upaya mengembangkan kegiatan usaha ekonomi kompetitif. Hal ini mendukung faktor internal yang sudah dimiliki masyarakat miskin terutama dalam meningkatkan akses masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan termasuk informasi. Jadi faktor eksternal, merupakan kelembagaan yang mampu mempromosikan asas kemanusiaan, keadilan, persamaan hak, dan perlidungan bagi masyarakat rentan. Sehingga dibutuhkan pengembangan penciptaan lapangan kerja yang produktif, bantuan modal usaha, serta pemantapan skema jaminan sosial ditingkat lokal yang dapat menjangkau kelompok sasaran yang membutuhkan dalam pengambilan keputusan publik. Kemandirian dan Kesejahteraan tidak dapat tercapai dengan sendirinya, melainkan ada beberapa faktor yang ikut menentukan. Faktor Pelayanan kesehatan, Mutu pelayanan pendidikan, Kesempatan kerja, Budaya Lokal, Motivasi dan Hubungan sosial terhadap Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat (miskin/pra-sejahtera) di Kabupaten Bima dan Kota Bima. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan: (1) pengaruh faktor eksternal terhadap kemandirian masyarakat miskin di Kabupaten Bima dan Kota Bima; (2) pengaruh faktor ekseternal terhadap kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Bima dan Kota Bima; (3) pengaruh faktor internal terhadap kemandirian masyarakat di Kabupaten Bima dan Kota Bima; (4) pengaruh faktor internal terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bima dan Kota Bima; dan (5) pengaruh faktor kemandirian terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bima dan Kota Bima. Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan pendekatan penelitian kuantitatif jenis survei, dengan rancangan deskriptif korelasional. Sampel diambil dari 240 masyarakat (miskin/prasejahtera/sejahtera) (kepala keluarga/individu miskin) di Kabupaten Bima dan Kota Bima, dengan teknik proporsional sampel. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dengan instrumen kuesioner. Selanjutnya data di analisis menggunakan teknik Model Persamaan Struktural (SEM) menggunakan LISREL, dengan program AMOS 4.0 Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh pelayanan kesehatan terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat (cr < 0,05) semakin baik kesehatan masyarakat juga makin meningkat kemandirian dan kesejahteraan masyatakat; (2) ada pengaruh motivasi terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat (cr < 0,05). Hasil statistik menujukkan bahwa kemandirian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat (cr < 0,05); (3) Budaya lokal berpengaruh secara langsung terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat (cr < 0,05); Motivasi secara langsung dan signifikan terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat (cr < 0,05); (4) Mutu pelayanan pendidikan berpengaruh tidak signifikan terhadap kemandirian masyarakat (cr > 0,05); dan Kesempatan kerja berpengaruh tidak

178 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009

signifikan terhadap kemandirian masyarakat (cr > 0,05). (5) Mutu pelayanan pendidikan berpengaruh tidak signifikan dengan kesejahteraan masyarakat (cr>0,05); (6) Kesempatan Kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian hipotesis tersebut secara keseluruhan dari keempat faktor berpengaruh secara signifikan terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Temuan penelitian ini adalah: Pertama, dari sisi praktis akademik, diharapkan dapat menambah temuan baru bagi teori pendidikan Ekonomi khususnya, pada jurusan pendidikan ekonomi pembangunan, ekonomi koperasi, dan akutansi, serta pada program magister jurusan pendidikan ekonomi Universitas Negeri Malang. Kedua, Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan atau menyempurnakan sistem dan program kesejehteraan masyarakat (miskin/pra-sejahtera/sejahtera) di Kabupaten Bima dan Kota Bima. Ketiga, dari sisi implikasi teori, hasil temuan penelitian ini memberikan gambaran bahwa variabel Mutu pelayanan pendidikan dan Kesempatan kerja cukup dominan, memberikan penegasan kembali bahwa kesejahteraan masyarakat di Bima merupakan faktor utama dalam meningkatkan kemajuan pembangunan masyarakat di daerah, terutama sekali pada variabel mutu pelayanan pendidikan dan kesempatan kerja. Keempat, sebagai sumber informasi untuk para peneliti yang bermaksud untuk mengembangkan lebih lanjut penelitian yang berhubungan dengan kemandiran dan kesejahteraan masyarakat miskin di masing-masing daerah. Dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, mutu pelayanan pendidikan dan kesempatan kerja yang semakin baik, maka akan mendorong peningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan taraf hidup dan kehidupan masyarakat miskin serta meningkatkan kualitas hidupnya. Kata kunci: faktor eksternal, faktor internal, kemandirian, kesejahteraan masyarakat (miskin/pra-sejahtera)

Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal, Intensitas Pendidikan Ekonomi Keluarga, dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Motivasi Usaha dan Sikap Kewirausahaan Siswa SMK di Malang Raya Wening Patmi Rahayu Abstrak
Sikap kewirausahaan perlu dimiliki oleh siswa sebagai bekal hidup, sebab setelah lulus diharapkan mereka bisa lebih kreatif dan inovatif, serta lebih mandiri, sehingga tidak semata-mata mengharapkan menjadi pegawai kantoran baik negeri maupun pegawai kantoran swasta. Fenomena ini banyak terjadi pada siswa-siswi baik di sekolah umum maupun sekolah kejuruan. Padahal tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah dapat menyiapkan lulusannya untuk mampu bekerja secara mandiri (berwirausaha). Fenomena tersebut menunjukkan bahwa nampaknya sekolah baru mampu mempersiapkan lulusannya untuk mengisi lowongan kerja dan sangat bergantung pada pihak lain (pemerintah dan swasta) dan belum mampu mempersiapkan lulusannya berwirausaha. Artinya sikap kewirausahaan yang dimiliki siswa masih rendah. Rendahnya sikap kewirausahaan siswa juga disebabkan oleh pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan yang kurang efektif. Untuk menumbuhkan sikap kewirausahaan siswa merupakan tanggung jawab pemerintah (sekolah), masyarakat/lingkungan, keluarga (orang tua) dan dunia usaha/dunia industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: pengaruh lingkungan tempat tinggal, intensitas pendidikan ekonomi keluarga, pembelajaran kewirausahaan terhadap motivasi usaha dan sikap kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan rancangan survey korelational. Subyek (populasi) penelitian adalah siswa SMK (SMEA) Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Malang Raya. Penentuan jumlah sampel digunakan rumus dari Cohran, dan diketemukan jumlah 246. Pengambilan sampel dengan teknik disproportionate stratified random sampling. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif melalui survei. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Jumlah instrumen ada 45 butir, yang harus diisi oleh 2 jenis responden yaitu siswa kelas 3 SMEA beserta orang tuanya. Analisis data dilakukan menggunakan SEM dengan LISREL 8.8. Hasil penelitian adalah: lingkungan tempat tinggal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembelajaran kewirausahaan, lingkungan tempat tinggal berpengaruh secara signifikan terhadap intensitas pendidikan ekonomi keluarga, lingkungan tempat tinggal berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi usaha, pembelajaran kewirausahaan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap motivasi usaha, intensitas pendidikan ekonomi keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi usaha, motivasi usaha berpengaruh secara signifikan terhadap sikap kewirausahaan, lingkungan tempat tinggal berpengaruh secara signifikan terhadap sikap kewirausahaan, pembelajaran kewirausahaan berpengaruh secara tidak signifikan

Program Studi S3 EKO 179

terhadap sikap kewirausahaan, intensitas pendidikan ekonomi keluarga berpengaruh secara tidak signifikan terhadap sikap kewirausahaan. Secara umum sikap kewirausahaan siswa SMK di Malang Raya dapat dibentuk oleh berbagai variabel, baik secara internal maupun eksternal. Mendasarkan pada temuan ini maka diketahui bahwa lingkungan tempat tinggal dan motivasi usaha adalah pondasi dasar bagi pembentukan sikap kewirausahaan siswa SMK (SMEA). Dalam hal ini siswa dimanapun memerlukan lingkungan tempat tinggal yang baik yang memunculkan karakteristik spesifik dan menjadi pedoman (rule of the game) dalam membentuk sikap kewirausahaan. Temuan ini juga memberikan informasi bahwa lingkungan tempat tinggal memang tidak secara langsung akan berdampak pada sikap kewirausahaan dengan pengaruh yang besar. Namun ada variabel lain yang bergerak lebih besar spiil over effect - nya yaitu motivasi usaha. Dua variabel ini (lingkungan tempat tinggal siswa, motivasi usaha) akan menjadi daya dorong bagi pembentukan sikap kewirausahaan. Kata kunci: lingkungan tempat tinggal, intensitas pendidikan ekonomi, pembelajaran, motivasi, sikap, kewirausahaan

You might also like