You are on page 1of 10

MAKALAH FISIKA RADIASI BAHAYA-BAHAYA RADIASI

Disusun Oleh : Elsi Ariani 84155/2007

Ridho Pratama 84145/2007 Fadilah Ulfah 84172 /2007

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010 A.Tujuan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui bahaya-bahaya radiasi external. 2. Mengetahui bahaya-bahaya radiasi internal. B.Pembahasan Sinar kosmis dan radioaktivitas batuan merupakan sumber radiasi alamiah. Radiasi alamiah ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Secara eksternal maksudnya adalah dari luar tubuh manusia, sedangkan secara internal adalah radiasi dari dalam tubuh setelah sumber radiasi masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan makanan (Anonim:1992). 1. Radiasi External Radiasi external dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Radiasi kosmik

Radiasi kosmik merupakan radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasa yang masuk ke atmosfer bumi (radiasi kosmik primer), partikel sekunder, dan gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat interaksi radiasi kosmik primer dengan inti atom yang ada di atmosfer.

1) Radiasi kosmik primer Bagian terbesar dari radiasi kosmik primer adalah radiasi yang berasal dari sistem tata surya, terutama partikel yang berasal dari flare matahari seperti partikel proton (90%) dan partikel alfa (10%). Selain itu, dalam jumlah yang kecil terdapat inti atom berat, elektron, foton, dan neutrino.

Besarnya

fluks

radiasi

kosmik

yang

masuk

ke

bumi

dipengaruhi oleh medan magnet bumi dan aktivitas matahari. Di daerah pada garis lintang rendah, partikel berenergi rendah dibelokkan kembali ke angkasa, sehingga fluks radiasi kosmik pada daerah tersebut lebih rendah dari pada fluks di daerah pada garis lintang tinggi (efek posisi lintang). Fluks partikel tersebut akan menjadi sangat kecil pada saat aktivitas matahari sangat tinggi, sebaliknya pada saat aktivitas matahari paling kecil fluksnya menjadi paling besar. 2) Radiasi kosmik sekunder Setelah memasuki atmosfir, radiasi kosmik primer akan mengalami berbagai reaksi dengan inti atom yang ada di atmosfir dan menghasilkan partikel dan inti atom yang baru. Partikel radiasi kosmik berenergi tinggi mengalami reaksi inti yang disebut reaksi tumbukan dengan inti atom udara dan menghasilkan materi hasil reaksi partikel sekunder seperti neutron dan proton, serta inti He-3 (helium), Be-7 (berilium), Na-22 (natrium). Selanjutnya partikel proton, neutron berenergi tinggi bereaksi dengan inti atom yang ada di udara dan menghasilkan partikel sekunder lebih banyak (cascade). Partikel yang terjadi disebut radiasi kosmik sekunder. Radiasi kosmik dapat sampai ke permukaan bumi dan mengionisasi udara. Besarnya ionisasi udara di sekitar permukaan laut sekitar 75% disebabkan oleh elektron yang lepas karena tumbukan foton, dan 15% disebabkan oleh electron yang terjadi akibat peluruhan foton. Selain itu, neutron yang merupakan bagian dari radiasi kosmik memberikan dosis efektif tahunan sekitar 8% dari partikel yang dihasilkan karena ionisasi.

b. Radiasi dari Radionuklida Alam

Radionuklida yang ada di bumi sebagian besar merupakan inti atom yang ada di kerak bumi sejak bumi terbentuk (radiasi primordial). Selain itu terdapat inti yang terjadi dari interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atom yang ada di udara, bahan radioaktif akibat peluruhan spontan atau akibat interaksi dengan neutron dari radiasi kosmik, dan radionuklida yang pernah ada tetapi saat ini sudah musnah karena umur paronya pendek. Radiasi dari Radionuklida Primodial Terdapat tiga jenis radionuklida primordial utama yaitu kalium-40 (K-40 umur paro 1,25 milyar tahun), Th-232 (umur paro 14 milyar tahun) yang merupakan inti awal deret thorium, dan U-238 (umur paro 4,5 milyar tahun) yang merupakan inti awal deret uranium. Radionuklida ini ada dalam hampir semua materi seperti kerak bumi, bebatuan, lapisan tanah, air laut, bahan bangunan dan tubuh manusia dengan kadar yang berbeda-beda. Secara umum batuan dari gunung berapi memiliki kadar radionuklida yang lebih tinggi dari pada batuan endapan. Jadi, kerapatan radionuklida berbeda-beda bergantung kepada jenis tanah dan unsur pembentuknya, dan ini adalah penyebab utama adanya perbedaan dosis radiasi dari suatu tempat dengan lainnya (Anonim:1). Tabel 1 Dampak biologis radiasi DE (rem) 50 100 Dampak biologis Mulai tampaknya dampak biologis radiasi. Dampak serius muncul : Selera makan hilang, rambut rontok, muntah, diare, pendarahan, pucat, kemandulan tetap pada wanita, kemandulan 3-4 tahun pada pria. Mulai timbulnya peluang penyakit seperti kanker, leukemia.

200 450 700 1000 10000 100000 (Anonim:1992)

Kematian (10%) dalam beberapa bulan. Kematian (50%) dalam beberapa bulan. Kematian (90 %) dalam beberapa bulan. Kematian dalam beberapa hari Kematian dalam beberapa jam Kematian dalam beberapa menit

Radiasi eksternal yang berlebihan dapat menyebabkan kulit terbakar, rambut rontok, dan gejala lain terlihat dalam tabel di atas. Lensa mata yang terionisasi atom-atomnya akan menimbulkan katarak. Ionisasi yang disebabkan radiasi akan memberikan dampak kimiawi terhadap sel-sel tubuh, padahal banyak proses di dalam tubuh berjalan secara kimiawi, akibatnya terjadilah penyimpangan fungsi organ tubuh (Anonim:1992).

2. Radiasi Internal Radiasi internal yang berlebihan mempengaruhi proses pembentukan darah, tulang dan juga kerja kelenjar endokrin seperti gondok. Radioisotop yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh sulit dihilangkan. Hal ini disebabkan tubuh kita hanya dapat memilih zat berdasarkan sifat kimiawinya, bukan sifat inti atomnya. Tubuh dapat membedakan unsur, bukan isotop. Contohnya adalah unsur yodium yang dikumpulkan di dalam kelenjar gondok, seluruh yodium yang masuk ke dalam tubuh, termasuk yang radioaktif, akan terakumulasi dalam kelenjar gondok. Jika radiasi yodium radioaktif berlebihan kelenjar gondok dengan sendirinya akan rusak, dampaknya tentu ke fungsi seluruh tubuh. Berikut ini adalah isotop-isotop yang berbahaya :
a) Iodium-131 (131I)

Tubuh dapat menyerap yodium baik lewat alat pencernaan maupun lewat paruparu. Isotop ini segera diangkut ke kelenjar gondok dan berada disana berbulan-bulan.

b) Cesium-134 ; Cesium-137 (134Cs ;

137

Cs)

Isotop-isotop ini masuk tubuh lewat rantai makanan. Mereka akan terakumulasi dalam otot sampai berbulan-bulan lamanya.
c) Strontium-90 (90Sr)

Sifat isotop ini mirip dengan kalsium bahan pembuat tulang. Ia masuk tubuh menggantikan kalsium untuk berada di permukaan tulang. Radiasi berlebihan yang dipancarkannya menyebabkan kanker tulang, dalam beberapa tahun dapat merusak sumsum tulang dan menyebabkan leukemia.
d) Karbon-14 (14C)

Karbon memasuki tubuh lewat rantai makanan. Namun, isotop ini cukup mudah keluar kembali sebagai gas karbondioksida (Anonim:1992). Efek Biologis Radiasi Interaksi radiasi pengion dengan materi biologik diawali dengan interaksi fisika yaitu proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila energi elektron tersebut langsung diserap oleh molekul organik dalam sel yang secara biologik penting, seperti DNA. Secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik yang penting. Interaksi secara fisika-kimia ini dapat menimbulkan kerusakan sel lebih lanjut yang akhirnya menimbulkan efek biologik yang dapat diamati. a. Proses Interaksi Radiasi di dalam Tubuh Manusia Bila radiasi pengion melalui tubuh manusia maka akan terjadi interaksi dengan senyawa air di dalam tubuh, sel, kromosom maupun DNA (Anonim:18).

1) Interaksi dengan Molekul Air (Radiolisis Air) Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam proses radiolisis air akan menghasilkan radikal bebas (H+ dan OH-). Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang bebas, tidak bermuatan dan mempunyai sebuah elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya. Keadaan ini menyebabkan radikal bebas menjadi tidak stabil dan sangat reaktif. Sesama radikal bebas yang terbentuk dapat saling bereaksi menghasilkan molekul hidrogen peroksida. Perlu diingat bahwa sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air. 2) Interaksi dengan DNA Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hidrogen antar basa, hilangnya basa, dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA, disebut single strand break, atau putusnya kedua untai DNA, disebut double strand breaks. Secara alamiah proses sel mempunyai terhadap kemampuan untuk melakukan perbaikan

kerusakan yang timbul dengan menggunakan beberapa jenis enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat berlangsung terhadap kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga struktur DNA kembali seperti semula dan tidak menimbulkan perubahan fungsi pada sel. Tetapi dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki tetapi tidak secara tepat atau sempurna sehingga menghasilkan DNA yang berbeda, atau yang dikenal dengan mutasi.

3)

Interaksi dengan Kromosom Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom yang disebut dengan aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi 47 buah pada sel somatik yang memungkinkan timbulnya kelainan genetik. Kerusakan struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dengan peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi.

4)

Interaksi dengan Sel Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik dan tepat/sempurna, dan juga tingkat kerusakan yang dialami sel tidak terlalu parah, maka sel bisa kembali normal seperti keadaannya semula. Bila proses perbaikan berlangsung tetapi tidak tepat maka sel tetap dapat hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan yang dialami sel sangat parah atau bila proses perbaikan tidak berlangsung dengan baik, maka sel akan mati. Tingkat kerusakan yang dialami sel akibat radiasi sangat bervariasi bergantung kepada tingkat sensitivitas sel terhadap radiasi. Sel yang paling sensitif adalah sel kulit, sedangkan sel yang tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi adalah sel otak (Anonim:19). Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila jumlah sel yang mati/rusak dalam jaringan/organ tersebut cukup banyak. Semakin banyak sel yang rusak/mati, semakin parah perubahan fungsi yang terjadi sampai akhirnya

organ

tersebut

akan

kehilangan

kemampuannya

untuk

menjalankan fungsinya dengan baik (Anonim:20). b. Klasifikasi efek radiasi Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada lakilaki, sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek radiasi yang terjadi pada sel genetik dan dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sedangkan bila efek radiasi terjadi pada sel somatik maka akibatnya akan dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Hal ini disebabkan karena kematian sel dan kegagalan pembelahan sel sehingga terjadi kerusakan jaringan yang akhirnya mengakibatkan kerusakan suatu organ (Purwanto:8). Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati dalam waktu singkat setelah pemaparan, seperti rontoknya rambut, memerahnya kulit, luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut akan terlihat dalam waktu beberapa hari sampai minggu setelah dikenai radiasi dengan dosis yang tinggi. Efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah selang waktu yang lama (orde tahunan) setelah terkena radiasi, contohnya adalah katarak dan kanker (Anonim:20). C. Simpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :

1.

Bahaya radiasi eksternal disebabkan karena pancaran radiasi dari luar tubuh manusia. Bahayanya dapat dirasakan tubuh baik dalam waktu yang cepat maupun dalam jangka waktu yang lama. Misalnya rambut rontok dan kanker.

2.

Bahaya radiasi internal merupakan bahaya radiasi yang disebabkan sumber radiasi ikut masuk ke dalam tubuh manusia. Misalnya mempengaruhi pembentukan tulang, darah, dan gondok.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.1992.Kristal. Anonim.Efek Radiasi terhadap Manusia.Alamat:ansn-

indonesia.org/download.Diakses tanggal 1 jumat 21 mei 2010 11.15 Anonim.Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi. Purwanto, Joko.Pengaruh Pemberian Perasan Tomat Terhadap Histopato.FMIPA UII:Yogyakarta

You might also like