Professional Documents
Culture Documents
Masyarakat masih enggan untuk menyimpan dananya di BPR. Karena itu, bunga kredit di BPR tinggi. Hal ini menyebabkan biaya overhead-nya juga tinggi. Kristopo JakartaSejak krisis 1997-1998 sampai saat ini, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor UMKM terbukti tahan dari badai krisis moneter tersebut. Hal itu dapat dibuktikan dari banyaknya usaha besar yang gulung tikar akibat hantaman badai krisis moneter. Namun, sektor UMKM masih terus bertahan. Di pedesaan, bank yang paling dekat dengan sektor UMKM adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BPR merupakan bank sangat mengetahui karakteristik usaha UMKM, tetapi, mengapa BPR masih tinggi dalam memberikan bunga kredit kepada usaha UMKM? Menurut Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo), Joko Suyanto, Dana Pihak Ketika yang banyak di BPR adalah deposito, sehingga cost of fund dari BPR tinggi dibanding bank umum. Cost of fund kami lebih banyak di deposito, sehingga bunga kredit kami termasuk besar, kata Joko, saat memaparkan kondisi suku bunga perbankan dan inflasi di dalam negeri, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi XI DPR RI dengan BI, Perbanas, Himbara, Asbanda, Perbarindo dan Asbisindo, yang membahas mengenai inflasi dan suku bunga, di Gedung DPR, di Jakarta, Senin, 23 Mei 2011. Joko menambahkan, tinggi bunga kredit BPR kepada UMKM karena masyarakat belum percaya untuk menyimpan uangnya di BPR, sehingga biaya cost of fund BPR jadi mahal. Selain itu, lanjut Joko, yang menyebabkan biaya bunga kredit BPR tinggi adalah biaya operasional BPR yang masih tinggi juga. BPR melakukan jemput bola kepada debitur, sehingga biaya oprasional tinggi. BPR merupakan institusi yang padat karya, pelayanannya jemput bola. Jadi, biaya overhead yang ditanggung BPR tinggi, jelasnya. Karena, tukasnya, sulit untuk menurunkan suku bunga BPR. Kecuali banyaknya dana masyarakat yang masuk ke tabungan di BPR dan upaya meningkatkan volume usaha. Sebenarnya bagi BPR yang skalanya sudah besar, sudah dapat melakukan efisiensi, ujarnya. (*)