You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM PTK IV FLUIDISASI

Disusun oleh:

Ade Maruli K

2009430001

Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011


FLUIDISASI

I.

Maksud dan tujuan:


1. Mempelajari hidrodinamika unggun terfluidakan sistem padat gas atau padat cair 2. Menentukan kecepatan minimal fluidisasi 3. Menentukan karakteristuik unggun terfluidakan seperti peronakan/ sluging, penjaluran/ chanelling, dsb.

I.

Teori

Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi tinjau suatu kolom berisi sejumlah partikel padat berbentuk bola. Pada laju alir yang cukup rendah butiran padat akan tetap diam karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam. Kalau laju alir kemudian dinaikkan akan sampai pada satu keadaan dimana unggun padatan akan terpisahkan satu sama lain sehingga dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini disebut hidrostatik. Dalam dunia industri dapat diaplikasikan dalam banyak hal seperti transportasi serbuk padatan (conveyer solid), pencanpuran padatan halus, perpindahan permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembukaan, proses pertumbuhan partikel, dan kondensasi bahan yang dapat mengalami sublimasi, adsorbsi (untuk pengering udara dan adsorben) dan masih banyak aplikasi lain. Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain: 1. Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel diam atau tidak bergerak. Fenomena minimum atau incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi. 2. Fenomena snooth or homogenously fludization terjadi ketika kecepatan distribusi aliran fluida merata.densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan beragam. 3. Fenomena bubling fluidization yang terjadi ketika gelembung gelembung pada unggunu terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.

PTK 4_Fluidisasi

4. Fenomena sluging fluidization yang terjadi ketika gelembunggelembung besar yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel partikel padat. Pada kondisi ini terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam unggun partikel padat terbentuk saluran-saluran seperti tebing vertikal. 5. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui lecepatan maksimal aliran fliuida. Pda fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai maksimum. Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Laju alir fluida dan jenis fluida Ukuran partikel. Jenis dan densitas partikel serta faktor intrlok antar partikel. Porositas unggun Distribusi aliran. Distribusi bentuk ukuran fluida Diameter kolom Tinggi unggun

Faktor-faktor diatas merupakan variabel variabel dalam proses fluidisasi yang akan menentukan karakteristik proses fluidisasi tersebut. Pada praltikum fluidisasi ini fluida yang digunakan adalah udara tekan , butiran padat yang akan difluidisasikan juga dapat bervariasi seperti butiran batu bara pasir dsb. Ukuran partikel juga divariasikan dengan mengatur ukuran partikel melaalui proses pemgayakan. Dengan mesh tertentu. Densitas partikel dapat juga bervariasi dengan mencampurkan partikel-partikel baik yang berbeda ukuran maupun berbeda jenis. Selain itu variasi juga dapat dilakukan pada tinggi unggun. Dalam praktikum ini dapa teramati fenomenafenomena fluidisasi secara visual. Dari hasil pengukuran tekanan dan laju alir fluida dibuat kurva karakteristik fluidisasi. Pressure Drop Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ni adalah mengetahui besarnya pressure drop di dalam unggun padatan yang terfluidakan. Hal ini mempunyai arti yang cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan unggung selama operasi berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan: Pressure Drop damal Unggun Diam

PTK 4_Fluidisasi

Korelasi matematik yang menggambarkan hubungan antara hilamg tekan dan dengan laju alir fluida dalam suatu sistem unggun diam diperoleh pertama kali pada tahun 1922 yaitu dengan menggunakan bilangan-bilangan tak berdimensi. Untuk aliran laminar dengan kehilangan energi terutama disebabkan oleh gaya viscous. PL gc=k..S23 ........................................................................................ (1)

Dimana: PL = Pressure drop persatuan panjang / tinggi unggun gc = gravitasi buni = Viskositas fluida Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan persatuan volume unggun) dihitung dari korelasi berikut: S= 6(1)dp ......................................................... (2) Sehingga persamaan tersebut menjadi: PL gc=36.k..(1)2dp2.3 .............................................................................. (3) Atau PL gc=k..(1)2dp2.3 ................................................................................. (4)

Persamaan ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny (1927) denngan mengasumsikan bahwa unggun zat padat tersebut adalah ekivalen dengan kumpulan saluran-saluran lurus yang paralel mempunyai luas permukaan . Untuk aliran turbulen pressure drop digambarkan sebagai gabungan dari viscous losses dan kinetic energy loss. PL gc=k1(1-)2dp2.3 U+k2(1-)2dp2.3 U2 .................................................... (5) Pada keadan ekstrim yaitu bila: a. Aliran laminer (Re < 20) kinetic energy losses dapat diabaikan sehingga

PTK 4_Fluidisasi

PL gc=150 (1-)2dp2.3 U ...............................................................(6) b. Aliran turbulen (Re > 1000), viscous losses dapat diabaikan sehingga PL gc=1,75 (1-)2 .gdp2.3 U2 ...................................................... (7) Pressure Drop pada Unggun Terfluidakan Pada unggun terfluidakan persamaan yang menggambarkan hubungan P/L dan U biasanya digunakan peersamaan Ergun yaitu: PL gc=150 (1-f)2dp2.f3 U+ 1,75 (1-f)2 .gdp2.f3 U2 ................................... (8) f adalah prositas unggun pada keadaan terfluidakan, pada keadaan ini dimana partilel-partikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida sehingga terjadi kesetimbangan antara berat partikel dengan gaya apung dari fluida disekeliling gaya seret oleh fluida yang naik = berat partikel gaya apung atau pressure drop pada unggun x luas penampang = volume unggun x fraksi zat padatx densitas zat parat densitas fluida P.A=A.L1-fp.fggc ....................................................... (9) PL= 1-fp.fggc ................................................................... (10)

Kecepatan Minimum Fluidisasi Yang dimaksud dengan kecepatan minimum fluidisasi (dengan notasi Vnf) adalah kecepatan superficial fluida minimum dimana fluidisasi mulai terjadi. Harganya didapat dengan mengkombinasikan persamaan ergun dengan neraca massa terfluidisasikan menjadi : 150 1-mf dP..gmf3 . Vmf+1,75 dP.gmf3 . Vmf2 = dP3.Pg PSPgg 2 ............ (11) Untuk keadaan ekstrim yaitu: Aliran Laminer (Re<20) kecepatan fluidisasi minimum adalah Vmf= dP2150 PS-Pggmf3(1mf) ................................................................. (12) Aliran turbulen (Re>1000) kecepatan fluidisasi minimumnya adalah:

PTK 4_Fluidisasi

Vmf= dP1,75 PS-PggPS mf3 .................................................................... (13)

Karakteristik Unggun terfluidalan Evaluasi parameter-parameter dalam peristiwa fluidisasi Densitas partikel dan bentuk paertikel S= APA luas permukaan bolaluas permukaan partikel .............................................................. (14) PL gc= 150 (1-f)2dp2.f3PS-dP . U(s.dP)2 + 1,75 (1-f)dp.f3 . Pg(s.dP) U2 ........ (15)

Porositas Unggun Porositas unggun menyatakan fraksi kosong didalam ruang unggun yang secara matematik ditulis = Vu-VpVu

I.

Alat dan Bahan


A. Bahan yang digunaka: 1. Fluida cair dan gas sebagai media untuk membuat unggun terfluidisasi 2. Pertikel-partikel padat sebagai unggun yang akan terfluidisasi 3. Tipol untuk analisa densitas A. Peralatan Utama 1. Satu set kolom fluidisasi sistem padat gas 2. Sumber fluida bertekanan 3. Alat pengatur laju alir berupa kerangan jarum. 4. Alat ukur laju alir fluida yang terdiri dari venturimeter, dry gass meter A. Peralatan Pembantu 1. Wet test meter 2. Piknometer 3. Timbangan 4. Jangka Sorong 5. Stop watch 6. Gelas Ukur 7. Ayakan

PTK 4_Fluidisasi

I.

Prosedur percobaan
A. Persiapan 1. Penentuan densitas butiran padatan dengan metoda ergun atau dengan piknometer. 2. Penentuan dimensi kolom dengan memakai jangka sorong 3. Penentuan ukuran butiran padat dengan memakai analisa ayakan. 4. Kalibrasi flow meter dengan wet test meter A. Tahapan Operasi 1. Kalibrasi kolom kosong 2. Mengisi kolom dengan butiran padatan dengan jumlah tertentu 3. Mengukur P di dalam kolom yang berisi padatan untuk laju alir yang berbeda.

I.

Data dan Perhitungan

1.1 Data Pompa Pembukaan 0.5 dengan variasi bukaan valve


Bukaa n Valve 0.25 0.5 1 P 6.4 5.2 6.2 Q 11.5 19 25 4 23 28 L 12 17 11.8 Fenomen a Smoth Bubling Bubling

1.2 Data Pompa Pembukaan 1 dengan variasi bukaan valve


Bukaa n Valve 0.25 0.5 1 P 6 6 5.2 Q 26 25 12 L 12.8 17.7 15.5 Fenomen a Slugging Slugging Slugging

28 30 26

Dimensi kolom = 1.88 inch = 4.78 cm Diameter partikel pada 80 mesh = 0,070 inch = 0,1778 cm

PTK 4_Fluidisasi

Densitas air Massa pikno + air = 47.35 g Massa pikno kosong Massa air = 21.99 g -

= 25.36 g

air

= massa air (m)/ Volume air (V) = 25.36/ 25 = 1.014 g/ml

Densitas partikel Massa pikno + partikel Massa pikno kosong Massa partikel = 60.17 g = 27.99 g = 32.18 g

Massa pikno + partikel + air Massa pikno kosong Massa air + partikel

= 84.60 g = 27.99 g = 56.61 g

Massa pikno + partikel + air Massa pikno + partikel Massa air

= 84.60 g = 60.17 g

= 24.43 g

Volume air = massa air/ air = 24.43/ 1.014 = 24.09 ml Volume partikel = Volume pikno Volume air = 25 24.09

PTK 4_Fluidisasi

= 0.91 ml partikel = massa partikel/ volum partikel

= 32.18/ 0.91 = 35.36 g/ml Menghitung mf dengan rumus sbb: mfn= Vun-VpVun mf1= 14D2L-VpVu1 mf1= 143.144.78212-0.91143.144.78212 mf1=0.9958, Sehingga dapat dihitung mf2 dan yang lainnya mf2=0.9970 mf3=0.9957 mf4=0.9960 mf5=0.9971 mf6=0.9967 Menghitung densitas fluida Diketahui dari literatur: Nitrogen pada Tmax=126,2 K=11,217Kmolm328 ggmol1000 gmol1 Kmol1 m31000.000 cm3 N2 = 0,314076 gcm3 f Oksigen pada Tmax=154,58 K=13,605Kmolm332 ggmol1000 gmol1 Kmol1 m31000.000 cm3 O2 = 0,43536 gcm3

f=0,79 x N2 + 0,21 x O2 = 0,790,314076+0,210,43536 f= 0,3395 gcm3

PTK 4_Fluidisasi

Perhitungan Kecepatan Fluidisasi Umfn=dpp-fg mfn31,75 f

Umf1=dpp-fg mf131,75 f Umf1=0,177835.36-0,33959,8 x 0,9247 31,75 x 0,3395 Umf1= 10.0707 cms Dengan demikian Umf2 dan yang lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama, dengan hasil sbb: Umf2= 10.0889cms Umf3= 10.0691cms Umf4= 10.0737cms Umf5= 10.0904cms Umf6=10.0843 cms Konversi Debit (Q) Q1= 8 dm3menit1 menit60 detik1 m31000 dm3=1,3310-4 m3detik Q2= 7,5 dm3menit1 menit60 detik1 m31000 dm3=1,2510-4 m3detik Q3= 11 dm3menit1 menit60 detik1 m31000 dm3=1,8310-4 m3detik Q4= 8 dm3menit1 menit60 detik1 m31000 dm3=1,3310-4 m3detik Q5= 6 dm3menit1 menit60 detik1 m31000 dm3=1,010-4 m3detik Q6= 18 dm3menit1 menit60 detik1 m31000 dm3=3,010-4 m3detik

No 1 2

Umf 10,0707 10,0889

H 4 23

2 4,7958

Q (x10-4) 1,33 1,25

PTK 4_Fluidisasi

3 4 5 6

10,0691 10,0737 10,0904 10,0843

28 28 30 26

5,2915 5,2915 5,4772 5,0990

1,83 1,33 1,00 3,00

I.

PEMBAHASAN
Pada praktik fluidisasi yang kami lakukan terjadi fenomena-

fenomena seperti smooth, slugging, dan bubling. Fluidisasi merupakan metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik itu cair ataupun gas. Pada saat percobaan dilakukan harus dilakukan dengan teliti karena tekanan dari kompresor cepat habis, serta saat melihat skala harus cermat . I. KESIMPULAN
Dari grafik hubungan umf dengan H diperoleh persamaan

sebagai berikut
y = 0,0004x + 10,071 R = 0,1485

PTK 4_Fluidisasi

Dan dari grafik hubungan antara dengan Q diperoleh

persamaan sebagai berikut:


y = 0,088x + 1.2135 R = 0,0257

I.

DAFTAR PUSTAKA
Operasi Teknik Kimia FT-UMJ. Fakultas Teknik, Jurusan Kimia. Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Anonimus. 2003. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia, Lab.

Cabe W.L, Mc. and Smith, J.C. 1956. Unit Operation of Chemical Engineering, Mc.Graw Hill Ltd. New York Satibi, Loekman Dr. Ir. H. 2003. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Jurusan Kimia. Universitas Muhammadiyah Jakarta.

TUGAS 1. Analisa Kesalahan min 3? Pembacaan Skala yang kurang tepat Pengukuran berat jenis Partikel yang kurang tepat Piknometer yang belum konstan

1. Buat Grafik?

2. Aplikasi Industri?

PTK 4_Fluidisasi

Peristiwa fluidisasi digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor cracking, katalis padat dalam butiran dapat diregenerasi secara kontinyu dengan mengalirkan katalis dari reaktor ke unit aktivasi katalis. Contoh pemakaian dari reaktor ini adalah pembuatan alkil klorida dari gas klorin dengan olefin dan pembuatan phthalic-anhidride dari oksidasi naphtalena oleh udara.

PTK 4_Fluidisasi

You might also like