You are on page 1of 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat serta Karunia-Nya kami dapat menyelasaikan Tugas pembuatan Makalah materi Chasis I dengan judul Roda. Disini kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang turut membantu memberikan sumbangan baik berupa ide ataupun saran hingga terselasaikannya makalah ini. Makalah ini kami susun kami harapkan dapat dijadikan sebagai sebagai suatu sumber referensi ataupun informasi bagi mahsiswa jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Malang pada umumnya serta bagi kami khususnya. Makalah ini memang jauh dari kata sempurna oleh karena itu saran ataupun kritikan dari para pembaca sangat kami harapkan guna perbaikan makalah yang kami susun ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Malang, 30 Mei 2011 Penyusun

Rizky U.S.A

1|Page

DAFTAR ISI
Kata Pengatar..........................................................................................................................1 Daftar Isi.................................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar belakang....................................................................................................................3 I.II Tujuan...............................................................................................................................3 I.III Rumusan Masalah..4 I.V Manfaat. I.V Sistematika Penyusunan BAB II PEMBAHASAN RODA II.I Uraian..........................................................................................................................4 II.II Fungsi Ban.......................................................................................................................4 II.III Konstruksi Ban...................................................................................................................4 II.IV Klasifikasi Ban...................................................................................................................5 II.V Kode Spesifikasi Ban...........................................................................................7 II.VI Perawatan Ban...............................................................................................................9 VELEG....................................................................................................................................11 Klasifikasi Veleg Roda..............................................................................................................12 Kode Spesifikasi Veleg................................................................................................13 PENUTUP Kesimpulan..16 Saran.. Daftar Pustaka.....17

2|Page

BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi Otomotif semakin berkembang dengan begitu pesatnya. Hal itu dapat kita lihat mulai dari teknologi yang digunakan oleh kendaraan bermotor khususnya mobil yang semula banyak menggunakan teknologi konvensional seperti sistem bahan bakar manual (karburator) sekarang sudah beralih ke sisitem yang lebih canggih yaitu sistem bahan bakar dengan pengontrolan secara elektrik. Disamping itu perkembangan tentang komponen- komponen kendaraan seperti Chasis saat ini juga semakin berkembang pesat. Salah satu bukti nyata dari perkembangan tentang Chasis Mobil yaitu pada salah satu komponen Chasis yang bernama Roda. Saat ini semakin banyak jenis-jenis roda yang memiliki tipe ban yang berbeda-beda, misalkan roda dangan tipe ban bias, roda dengan tipe ban radial,serta roda yang tanpa menggunakan ban dalam atua yang sering disebut dengan sebutan ban tubeless. Salah satu komponen dari roda yaitu Ban. Ban adalah merupakan salah satu suku cadang dari kendaraan bermotor yang mempunyai fungsi khusus dan sangat penting dalam menentukan keselamatan dalam berkendaraan.Sehubungan dengan fungsinya pada kendaraan yang sangat penting tersebut, maka perlu cara pemakaian dan perawatan ban yang lebih baik agar tidak hanya diperoleh manfaat keselamatan saja, tetapi juga manfaat keekonomisan, manfaat kenyamanan, dan sebagainya.Tujuan dari petunjuk keselamatan adalah memberikan pengetahuan mengenai cara memilih, menggunakan serta merawat yang tepat agar ban selalu dalam kondisi prima.Petunjuk keselamatan ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan masalah tersebut agar pemakai tidak salah dalam menentukan pemilihan ban yang sesuai dengan type kendaraan, kondisi operasi dan cara-cara perawatannya. I.II Rumusan Masalah

Sistem roda berfungsi sebagai bantalan dari mobil langsung ke permukaan tanah dan merupakan salah satu alat vital pada setiap kendaraan. Roda memiliki jenis dan fungsi yang berbeda beda. Oleh karena itu makalah sistem rem ini diharapkan mampu membahas beberapa masalah, yaitu : 1. Apa pengertian roda dan jenisnya. 2. Bagaimana cara membaca spesifikasi ban dan veleg
3. Bagaimana cara memilih ban dan veleg yang tepat dan sesuai kebutuhan

kendaraan

3|Page

I.III

Tujuan Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat menjelaskan pengertian Roda. 2. Dapat memahami kode spesifikasi pada ban 3. Agar dapat memahami dan memilih veleg sesuai dengan kebutuhan kendaraan.

I.IV

Manfaat Manfaat yang dapat di peroleh dari makalah sistem Roda ini adalah : 1. Dapat memahami berbagai macam jenis roda.
2. Dapat mempermudah pemahaman tentang cara membaca Ban dan Veleg

3. Dapat mengetahui masalah-masalah yang sering timbul atau terjadi pada sistem Roda dan mengetahui cara memperbaikinya. I.V Sistematika Penyusunan Sistem penyusunan makalah ini disusun menjadi tiga (3) bab, dengan sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, dan Sistematika Penyusunan. BAB II Isi yang berisi Teori Dasar, Klasifikasi, Fungsi Komponen, Prinsip Kerja, dan Permasalahan Yang Sering Terjadi, Perawatan. BAB III Permasalahan dan Perawatan BAB IV Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran.

4|Page

BAB II PEMBAHASAN RODA

BAN
II.I URAIAN Ban adalah bagian mobil yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan. Banban ini berputar pada permukaan jalan dan tenaga mesin ditransfer melalui ban. Ban juga berfungsi sebagai peredam untuk memperlembut kejutan dari permukaan jalan dan menambah kenyamanan berkendara. II. II FUNGSI BAN Adapun fungi dari Ban adalah sebagai berikut :

1. Ban menopang seluruh berat pada kendaraan 2. Ban bersentuhan langsung dengan permukaan jalan dan memindahkan gerakan dan daya pengereman ke jalan, dengan demikian mengontrol gerak awal, percepatan, perlambatan, pengereman dan belokan. 3. Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata. 4. Ban sebagai penyeimbang gerakan atau laju kendaraan. II.III KONSTRUKSI BAN

Gambar : Konstruksi Ban BEBERAPA ISTILAH DALAM STRUKTUR BAN

5|Page

1. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern. 2. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang ( pada ban biasa terbuat dari tekstil , sedang ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan diantara tread dan Casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing. 3. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban. 4. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada Veleg. II.IV KLASIFIKASI BAN

1. BAN BIAS DAN BAN RADIAL Menurut konstruksi dibedakan menurut carcassnya, maka ban dapat digolongkan menjadi ban Bias (Bias-Ply Tire) dan Ban Radial ( Radial-Ply Tire) a). Ban Bias Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial. b). Ban Radial Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar ban. Karena tipe ban ini terbuat dari serat baja maka Ban ini disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan dari pada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata. 2. PERBEDAAN ANTARA BAN BIAS DENGAN BAN RADIAL Ban pada dasarnya diklasifikasikan ke dalam dua struktur sebagai berikut: Struktur Bias Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban. Cord ditenun dengan cara zigzag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.

6|Page

Struktur Radial Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan Breaker atau Belt. Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai Rolling Resistance yang kecil. 3. BAN BIASA BAN DENGAN MENGGUNAKAN BAN DALAM DAN BAN TANPA BAN DALAM (TUBELESS) Perbedaan konstruksi ban Tube dan Tubeless bisa dilihat pada gambar berikut.

Pada gambar tersebut bisa dilihat bahwa ban tubeless mempunyai inner liner yang pada ban tube lapisan ini tidak ada sama sekali. Inner liner ini lebih membuat kaku bentuk ban sehingga walaupun ban kekurangan angin bentuk ban masih sesuai dengan bentuknya dan tetap menempel pada rim..

POLA-POLA TELAPAK BAN 7|Page

Jenis dan sifat pola telapak ban serta tujuan penggunaannya a. Sifat pola telapak ban RIB adalah : -Tahanan gesekan kecil. -Mengurangi selip ke samping. -Stabilitas pengendalian baik. -Kenyamanan baik. Alur semacam ini dibuat agar dapat mengalirkan air apabila berjalan pada permukaan basah sehingga dapat terhindar dari kemungkinan slip ke samping.Dipakai untuk jalan raya dengan kecepatan tinggi b. Sifat pola telapak LUG adalah : -Daya tarik dan pengereman yang lebih baik. -Daya cengkeram yang baik. Alur melintang pada telapak ban dibuat untuk traksi agar ban dapat tetap bergerak padapermukaan jalan tanah/lumpur untuk menghindari slip.

c.Sifat pola telapak RIB LUG -Sifat gabungan dari pola telapak RIB dan LUG. Tujuan pembuatan alur ini adalah untuk memperoleh manfaat kedua macam pola telapak, baik RIB maupun LUG. Dipakai untuk jalan berbatu, jalan tanah dan jalan aspal tidak rata.

d. BLOCK

-Traction dan Braking power baik sehingga performancenya baik. -Pengendalian pada jalan tanah maupun jalan aspal, cukup baik. Pola telapak BLOCK mempunyai sifat dan manfaat seperti pola telapak RIB LUG tersebut. II. V KODE SPESIFIKASI BAN

8|Page

Selain terdapat Merk danp Type Ban, kalau kita perhatikan disekujur permukaan ban tertera banyak symbol/kode. Mungkin diantara kita masih ada yang bingung dengan banyaknya simbol/kode yang ada pada ban. Apa sih maksudnya Berikut ini akan dibahas beberapa simbol yang paling sering ada pada permukaan ban. a) Ukuran Ban Biasanya akan ditandai dengan kode dengan angka-angka seperti 3.00-18 atau 70/90-17 dll. Lantas, apa bedanya ukuran ini? Agar tidak salah kaprah, ingat dulu teori dasarnya. Misal 70/90-17. Maka angka pertama 70, menunjukkan lebar ban dalam satuan milimeter, dan 90 persentase rasionya (persentase lebar ban dari tingginya). Sedang angka ketiga, 17, artinya diameter veleg dalam satuan inci. Jadi, ban 70/90-17 punya makna; lebar tapak ban 70 mm, dengan tinggi 90% x 70 mm = 63 mm. Dan diameter ban 17 inci. Contoh lain, 3,00-18 inci. Orang awam biasa menyebutnya tiga ratus delapan belas. Angka 3.00 menunjukkan lebar ban 3 inci, sedang 18 berarti diameter veleg, juga dalam satuan inci. Lalu berapa tinggi ban ukuran 3.00-18? Sebenarnya, cara membacanya sama. Angka pertama itu lebar, kedua rasionya dan ketiga diameter. Tapi kalau angka ke dua tidak ada, dianggap rasionya 100%. Jadi ban belakang GLPro tebalnya 100% x 3 = 3 inci. Ada pertanyaan menarik: Samakah ban ukuran 70/90-17 dengan 2.50-17? Yang ini menghitungnya gampang. Ingat saja, 1 inci = 2,54 cm atau 25,4 mm. Berarti lebar tapak dan tinggi ban, 2,5 x 25,4 mm = 63,4 mm. Artinya, ban 70/90-17 lebih lebar dan lebih tipis dikit (0,4 mm) dari ban 2.50-17. b) Batas TWI Thread Wear Indication (TWI) alias indikator batas pemakaian. Pada ban ditandai segitiga. Kode ini menunjukkan batas paling minim alur ban. Batas ketebalan alur ban yang ditunjukkan segitiga berupa tonjolan yang ada di dasar ban. Jika ketebalan pola ban sama dengan tonjolan tersebut, berarti ban mesti diganti. c) Usia Produksi Di tunjukkan empat angka yang terdapat di sisi ban. Misalnya, 2103 Angka tersebut menyiratkan periode produksi ban. Dua angka pertama menunjukan minggu, dua angka terakhir berarti tahun pembuatan. Jadi kalau dibaca, kode di atas berarti, ban diproduksi pada

9|Page

minggu ke-21 tahun 2003. Kode angka ini penting, mengingat semakin lama ban tersimpan, semakin rentan terhadap kerusakan akibat kekerasan kompon ban. d) Simbol Kecepatan Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam terus menerus.

SIMBOL KECEPATAN A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 B C D E F G J

KECEPATAN (KM/JAM) 5 10 15 20 25 30 35 40 50 60 65 70 80 90 100

SIMBOL KECEPATAN K L M N P Q R S T U H V W Y Z

KECEPATAN (KM/JAM) 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 240 270 300 DI ATAS 240

INDEX BEBAN Kode Beban Maximum (Kg) 62 265 63 272 64 280 66 300 68 315 70 315

Kode 73 75 80-89 90-100

Beban Maximum (Kg) 365 387 450-580 600-800

VELEG RODA
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi veleg dan ban. Veleg roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul 10 | P a g e

berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.

Gambar 1 . Veleg dan Ban 1). VELEG RODA (DISC WHEEL) Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapidipasang pada roda-roda, biasanya veleg (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban. Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan veleg harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.

Gambar 2

Penampang veleg roda a). TIPE VELEG RODA Pada gambar 2 adalah sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil berpenumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah 11 | P a g e

baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga veleg dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Veleg roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).

Gambar 3. Tipe veleg roda VELEG BAJA PRESS Veleg tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata. VELEG DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG Veleg (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani veleg aluminium adalah Pada kendaraan yang menggunakan veleg aluminium, bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang veleg yang baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur rodanya. Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak veleg aluminium. Gunakanlah khusus untuk veleg aluminium. Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk veleg aluminium. Gunakanlah palu plastic atau karet dan bukan logam untuk memasangnya. Seperti halnya veleg jenis lainnya, periksalah veleg aluminium secara teratur.

b). SISTEM KODE SPESIFIKASI VELEG Ukuran veleg tercetak pada permukaan veleg itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter veleg. Misalnya: 5.50 F x 15 SDC 12 | P a g e

Keterangan 5.50 : Lebar veleg (dalam inchi) F : Bentuk flens veleg 15 : Diameter veleg (dalam inchi) SDC : Tipe rim

Gambar 4. Kode Spesifikasi Veleg c). VELEG (Rim) Penggunaan veleg (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS), veleg dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut : Nama Singkatan Divided Type Rim (D.T.) Drop Center Rim (D.C.) Wide Drop Center Rim (W.D.C.) Semi Drop Center Rim (S.D.C.) Flat Base Rim (I.R.)

Divide Type Rim

Gambar 5. Divide Type Rim Veleg jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah. Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan taper. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan veleg. Drop Center Rim

Gambar 6. Drop Center Rim Veleg ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung 13 | P a g e

dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada taper untuk mencegah pergeseran diantara ban dan veleg.

Wide Drop Center Rim

Gambar 7. Wide Drop Center Rim Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.

Semi Drop Center Rim

Gambar 8. Semi Drop Center Rim Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan veleg diperbesar dengan adanya taper. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan veleg induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, veleg dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).

Flat Base Rim

Gambar 9. Flat Base Rim Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur veleg rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Veleg jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, 14 | P a g e

tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada taper sedikit. Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian veleg jenis ini.

Interim Rim

Gambar 10. Interim Rim Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base Rim. Penggunaan veleg yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek. d). UKURAN VELEG Contoh : 5.00 S x 20 F.B. Keterangan : 5.0 = Lebar veleg (=lebar dasar ban) dalam inchi. S = bentuk flens dari veleg. Ada 20 macam,dari A sampai V. 20 = diameter veleg dalam inchi. F.B. = Flat Base Rim.

Gambar 11. Bentuk dasar veleg Mengamati Batas Keausan Ban Menipisnya telapak ban menyalahi pemakaian prosedur ban dan resiko ban pecah di jalan Menipisnya telapak ban mempunyai resiko yang tinggi, selain menyalahi pemakaian prosedur ban resiko pecah di jalan bisa mengakibatkan kecelakaan. Hal itu karena pemilik mobil kurang memperhatikan batas ketebalan telapak ban. Oleh pabrik pembuatnya sebelum ban keausan setiap ban yang diproduksi diberi tanda khusus. Bagaimana mengetahui batas keausan ban ? Simak berikut ini : 15 | P a g e

Tanda batas keausan ban bisa disimak pada sisi atau dinding ban berbentuk panah atau segitiga. Lebih dikenal dengan tread wear indicator (TWI). Pada sekeliling dinding ban tercantum 6 tanda tersebut yang menunjukkan batas keausan ban. Menurut Asosiasi Perusahaan Ban, batas minimal ketinggian telapak ban adalah 1.6 mm diukur berdasarkan kondisi permukaan ketebalan telapak yang rata dengan tanda TWI. Jika melewati batas tersebut ban sebaiknya diganti. Simbol keausan ban yang lainnya berbentuk benjolan yang terletak di dalam alur posisinya sejajar dan segaris dengan patokan tanda TWI. Simbol ini dimaksudkan sebagai tanda peringatan keausan ban yang diukur dari dasar telapak ban. Hal yang membahayakan bila sudah tampak lapisan serat benang atau baja. Hal ini bisa berisiko ban pecah ditengah jalan. Setidaknya ban diganti dalam jangka waktu setiap 60.000 km tergantung dari jam terbang kendaraan. Pada kondisi normal usia pemakaian ban rata-rata 2-3 tahun. Biasakan memperhatikan tekanan angin ban karena porsi isi angin yang benar akan meratakan keausan ban. Tekanan ban yang kurang mengakibatkan pengikisan pada kedua sisi ban atau volume angin yang berlebihan menyebabkan pergesekan besar pada bagian tengah telapak ban

II. VI PERAWATAN BAN Sering terjadi jika ban mengalami masalah adalah pecahnya ban sehingga dapat membahayakan keselamatan pengemudi dan orang lain. Sering terjadinya pecah ban dan sudah habisnya massa atau usia ban,sehingga karet bagin luar ban sudah menipis. Untuk itu segeralah menganti ban sebelum tejadi hal yang tidak diinginkan Ban merupakan komponen vital dalam menentukan keselamatan setelah kecakapan seoarang driver. Berikut tips agar ban tetap dalam kondisi prima: 1.Identifikasi Ban Sebelum melakukan perawatan, perlu memahami bagaimana membaca angka dan huruf yang tertera pada dinding ban. Misalnya, 185/70 SR 13 dan 185/60 HR14. Ban dengan huruf R ini menunjukkan bahwa jenis ban ini adalah radial yang khusus digunakan pada mobil penumpang sedan. Huruf S dengan diameter velg 13 inchi menandakan bahwa kecepatan maksimal ban ini adalah 175 km/jam, sedangkan huruf H sampai 210 km/jam dan V untuk kecepatan di atas 210 km/jam. Tekanan angin antara 28 sampai 30 psi dan beban maksimum yang dapat diterima 400 kg/tiap hari. Angka 70 dan 60 adalah aspek rasio dari ban (tinggi berbanding lebar penampang) 16 | P a g e

2. Periksa Tekanan Ban

Lakukan pemeriksaan tekanan angin pada saat kondisi ban dingin. (ban pada posisi diam selama lebih dari dua jam atau pada saat ben berjalan tapi belum mencapai jarak 1,52km). Kondisi tekanan angin saat ban dingin menunjukkan tekanan normal dari ban. Namun setelah berjalan lebih dari 1,5-2km, biasanya ban akan menjadi panas dan tekanan angin akan naik hingga rata-rata mencapai 4-5 psi. Kekurangan angin akan menghasilkan panas pada dinding ban. Akibatnya ban rawan pecah dan memicu terjadinya percepatan penipisan dan membuat tapak tidak rata. Sedangkan tekanan angin yang berlebihan akan mengurangi tingkat kenyamanan. Karena ban akan menjadi lebih keras dan rentan dengan benturan. 3.Rotasi Ban Lakukan rotasi ban dengan memindahkan posisi ban depan ke belakang minimal dilakukan dua kali setahun. Cara ini untuk mencapai tingkat maksimum dalam penggunaan ban. Rotasi ban juga bisa dilakukan sesuai dengan tingkat penipisan tapak ban. 4. Spooring & Balance Spooring Balancing merupakan penimbangan kembali distribusi berat pada seluruh bagian roda untuk mengantisipasi gaya tarik sentrifugal. Gaya hukum alam ini akan timbul saat mobil menikung, dan saat itulah terjadi distribusi ban tidak seimbang. Permasalahan Pada Roda Permaslahan yang sering timbu pada roda adalah kita yang kurang begitu peduli terhadap kelayakan pada roda tersebut. Sebut saja kecelakaan pecah ban yang serig kita dengar. Hampir seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan TOL adalah pecah ban. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pecah ban itu, diantaranya ban yang sudah gundul, suhu ban yang terlalu panas, umur ban yang sudah terlalu lama, dll.

VI.I

BAB IV Kesimpulan

17 | P a g e

Kesimpulan yang dapat saya peroleh dari makalah ini adalah Ban merupakan komponen Utama kendaraan yang harus diperhatikan bagaimana fungsi dan strukturnya,supaya dalam menggunakan ban yang aman untuk berkendaraan. Kit dapat mengetahui tipe ban yang sesuai denga kendaraan dan kita dapat mengatasi masalah masalah pada roda kendaraan. VI.II Saran Adapun saran yang dapat saya berikan, antara lain : Roda merupakan hal yang sangat penting dalam berkendara, oleh karena itu perlu lakukanlah perawatan dan pengecekan pada Roda kendaraan anda dengan melakukan perawatan berkala sehingga dapat mencegah kecelakaan yang serius pada saat berkendara.

Daftar Pustaka

Materi Casis I www.google.com www.wikipedia.com http://www.saft7.com/mengenal-seluk-beluk-ban-mobil-dan-motor/ http://ureejb007.blogspot.com/2009/01/veleg-dan-roda.html

18 | P a g e

19 | P a g e

You might also like