You are on page 1of 6

Pemeriksaan Orthopedi Umum 2 Pemeriksaan ortopedi adalah bagian penting dari diagnosis keluhan mempengaruhi otototot, tulang, sendi

dan jaringan terkait. Tes ini selalu melibatkan gerakan, atau penggunaan kekuatan untuk melawan gerakan. Tujuan dari banyak dari tes ini untuk mengukur kekuatan otot dan rentang gerak sendi. Tes ini juga digunakan untuk mencari lokasi dan sumber nyeri muskuloskeletal. Oleh karena itu, tes sendiri bisa menyakitkan dalam beberapa keadaan. Jika diperlukan untuk melakukan tes yang bisa menyakitkan, yang terbaik adalah bahwa tes dilakukan dengan benar dan dilakukan hanya sekali untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Hal ini sering memerlukan bahwa pasien dapat mengikuti instruksi dan bekerja sama dengan orang yang melakukan tes. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Diagnosis Diagnosis banding Rencana terapi Prognosis

Hal ini penting agar catatan medik memiliki nilai, apabila diperlukan evaluasi dari hasil terapi serta melihat sejauh mana persoalan yang dihadapi dapat dilaksanakan penyelesaiannya. A. ANAMNESIS 2 Anamnesis terdiri dari Autoanamnesa dan Alloanamnesa. Autoanamnesa merupakan anamnesa yang diambil langsung dari pasien yang memiliki keluhan. Dicatat tanggal pengambilan anamnesa dari dan oleh siapa. Ditanyakan persoalan mengapa datang, untuk apa dan kapan dikeluhkan. Biarkan penderita bercerita tentang keluhan sejak awal dan apa yang dirasakan sebagai ketidakberesan, bagian apa dari anggota tubuhnya / lokalisasi perlu dipertegas sebab ada pengertian berbeda, misalnya sakit di kaki, yang dimaksud kaki oleh orang awam adalah anggota gearak bawah dan karenanya tanyakan bagian mana yang dimaksud, mungkin saja lututnya. Kemudian tanyakan gejala suatu penyakit atau beberapa penyakit yang serupa

sebagai pembanding. Untuk dapat melakukan anamnesis yan demikian diperlukan pengetahuan yang luas tentang penyakit. Ada beberapa hal yang menyebabkan penderita datang untuk meminta pertolongan, sakit / nyeri , Kekakuan / kelemahan, dan kelainan bentuk / pembengkokan. Sifat dari sakit / nyeri Lokasi setempat / meluas / menjalar. Apa ada penyebabnya. Sejak kapan dan apakah sudah pernah mendapat pertolongan. Bagaimana sifatnya ; pegel / seperti ditusuk tusuk / rasa panas / ditarik tarik. Intensitasnya ; terus menerus / hanya waktu bergerak / waktu istirahat, dst. Kekakuan / kelemahan. Apakah keluhan ini untuk pertama kali atau sering hilanh timbul Kelemahan ; Apakah yang dimaksud dengan Instability atau kekuatan otot menurun / melemah / kelumpuhan. Kekakuan ; Pada umumnya mengenai persendian. Apakah hanya kaku atau disertai Kelainan bentuk / pembengkokan nyeri sehingga rotasi / pergerakan discrepancy terganggu. Angulasi /

(pemendekan / selisih panjang). Benjolan atau karena ada

pembengkakan.

Dari hasil anamnesa yang baik secara aktif oleh penderita maupun aktif (ditanya oleh pemeriksa) dipikirkan kemungkinan yang diderita oleh pasien, sehingga apa yang didapat dari anamnesis dapat dicocokan pada pemeriksaan fisik kemudian. Pada dasarnya sama dengan autoanamnesa, tetapi alloanamnesa didapat dari orang lain selain penderita. Hal ini penting bila berhubungan dengan anak kecil / bayi, orang tua yang sudah mulai demensia atau penderita yang tidak sadar / sakit jiwa. B. PEMERIKSAAN FISIK 2 Pemeriksaan fisik ini dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (Status Generalisata) dan pemeriksaan setempat (Status Lokalis). Pemeriksaan Umum (Status Generalisata) Dalam pemeriksaan ortopedi secara umum,saat penderita datang pada kita sudah merupakan suatu pemeriksaan awal sambil melihat postur dan cara berjalan penderita.Pemeriksaan fisik ortopedi yang dilakukan meliputi keadaan umum (KU) apa baik / buruk. Tambahan pula dicatat tanda tanda vital, antaranya adalah kesadaran penderita ; compos mentis / delirium / soporus / coma , Kesakitan dan tanda vital ; tensi, nadi, pernafasan dan suhu. Sebenarnya apabila pasien datang ke dokter sudah dimulai pemeriksaanya dengan mengamati penampakan umum penderita,raut muka, cara berjalan, cara duduk dan cara tidur,proporsi tinggi badan terhadap anggota tubuh lain,keadaam simetris bagian tubuh kiri dan kanan, cara berjalan tingkah laku,ekspresi wajah, kecemasan serta reaksi emosional lainnya untuk melihat aspek emosional dan somatic dari penderita.Pemeriksaan umum dimulai dari kepala, leher, dada (thorax), perut (abdomen ; hati, lien), kelenjar getah bening serta kelamin. Pemeriksaan Setempat (Status Lokalis)2 Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dengan urut-urutan. Harus dipertimbangkan juga keadaan proksimal serta bagian distal dari anggota tubuh terutama mengenai status neurovaskuler. Pada pemeriksaan orthopedi / musculoskeletal yang penting adalah : Look (Inspeksi) Feel (Palpasi) Move ( pergerakan, terutama mengenai lingkup gerak)

Kekuatan otot (Power) Uji-uji fisik khusus Disamping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untuk membuat kesimpulan kelainan, apakah suatu pembengkakan atau atrofi, serta melihat adanya selisih panjang (discrepancy). Look (Inspeksi) Inspeksi dilakukan secara sistematis dan diperhatikan tertutama pada kulit,jaringan lunak, tulang dan sendi, dan sinus dan jaringan parut. Kulit yang diperhatikan meliputi warna dan tekstur kulit. Jaringan lunak,dilihat pembuluh darah,saraf, otot,tendon, ligament,jaringan lemak,fasia dan kelenjar limfe. Sinus dan jaringan parut diperhatikan asal dan permukaan dari dalam tulang atau sendi ataupun berasal dari luka operasi, trauma, atau supurasi. Perhatikan apa yang dapat dilihat, antara lain : Sikatrik (jaringan parut, baik yang alamiah maupun yang buatan (bekas pembedahan) Caf au lait spot (birth mark) Fistulae Warna (kemerahan / kebiruan (livide) / Benjolan / pembengkakan / cekukan dengan hal hal yang tidak biasa, misalnya adanya rambut diatasnya, dst. Posisi serta bentuk dari ekstremitas (deformitas). Jalan pasien (gait, waktu masuk kamar periksa)

hiperpigmentasi) Rentang pergerakan setiap bagian tubuh dapat diamati dan jumlah gerakan pada setiap sendi diperhatikan. Gerakan dinilai dari gerakan: fleksi /ekstensi, abduksi / adduksi, dan rotasi eksternal /rotasi internal. gerak yang terjadi sebagai terjadi di Setiap pasang istilah menggambarkan gerakan Fleksi dan ekstensi, misalnya, ini juga yang terjadi pada tubuh dalam posisi anatomis . sekitar menggambarkan dapat digambarkan telah dicatat,

pada bidang sagital. Gerakan-gerakan sumbu melintang. Sebagai

contoh, sebagaimana

sumbu fleksi dari pergelangan kaki diputar secara eksternal dibandingkan dengan bidang sagital. Perbedaan antara ROM aktif dan pasif menimbulkan pertanyaan diagnostik yang memerlukan evaluasi lebih lanjut. Sebagai contoh, ketidakmampuan pasien untuk blok, sepenuhnya quadriceps memperpanjang lutut melawan gravitasi mungkin karena mekanis

kelemahan atau cedera, pecah memungkinkan pemeriksa untuk

tendon, atau sakit patellofemoral.

Pengujian sebagai tanda

tambahan pasien. kelemahan

menentukan penyebab spesifik dalam setiap

Gerakan sendi berlebihan secara tradisional telah digambarkan

ligamen. Ini mungkin tidak benar-benar akurat karena faktor-faktor lain selain ligamen . Feel ( Palpasi) Pada waktu palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki agar posisi netral / posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik bagi pemeriksa maupun bagi penderita. Karena itu perlu selalu diperhatikan wajah penderita atau menanyakan perasaan penderita. Palpasi adalah proses memeriksa bagian tubuh dengan menekan di atasnya, biasanya dengan ujung jari. Palpasi memiliki berbagai tujuan.Pertamanya adalah sebagai orientasi. Palpasi dapat membantu pemeriksa mengidentifikasi lokasi dan struktur anatomi tertentu. Hal ini, pada gilirannya, dapat membantu dalam interpretasi gejala . Dengan menentukan lokasi spesifik maka mudah dikenali struktur, atau landmark, dan pemeriksa dapat memperkirakan lokasi struktur lain. Tujuan kedua palpasi adalah untuk memperoleh tenderness. Tenderness adalah penemuan semi-objektif. Hal ini membutuhkan pasien untuk menginformasikan pemeriksa secara lisan atau fisik pada suatu lokasi yang menyakitkan. Tenderness harus ditafsirkan dengan pengetahuan yang penipuan sadar atau tidak sadar reaksi berlebihan mungkin memainkan peran dalam respon pasien. Namun demikian, identifikasi titik tenderness adalah salah penunjuk yang paling kuat di klinisi. Penemuan bisa konfirmasikan diagnosa seperti fraktur stres, tendinitis, sprain ligamen, atau abses.
2

Tujuan

ketiga

adalah

untuk

mengkonfirmasikan

kontinuitas

dari

struktur anatomi. Dengan cara yang sama, palpasi dapat membantu menilai tingkat keparahan cedera. Selama palpasi, suhu pada daerah yang diteliti dapat dinilai. Dengan cara ini, kehangatan yang berhubungan dengan infeksi atau peradangan pasca trauma dapat dideteksi. Sebaliknya, rasa dingin yang disebabkan oleh kompromi pembuluh darah atau vasokonstriksi transien distrofi refleks simpatis dapat dideteksi. Perubahan suhu sering bisa sangat halus, sehingga pemeriksa harus selalu meraba anggota tubuh yang berlawanan secara bersamaan ketika perubahan suhu dicurigai. Tekanan pada saraf perifer dapat menimbulkan atau memperkuat rasa sakit atau parestesia, sehingga membenarkan diagnosis cedera saraf atau jebakan. Secara umum,

palpasi harus dimulai dengan tekanan minimal, terutama jika kelembutan diantisipasi. Jumlah tekanan kemudian dapat semakin meningkat ketika pemeriksa yang pasti bahwa tekanan ringan tidak menyebabkan ketidaknyamanan yang berlebihan. Secara umum, struktur lebih dalam, semakin besar tekanan yang diperlukan untuk meraba itu. Move / Gerak Setelah memeriksa feel, pemeriksaan diteruskan dengan menggerakan anggota gerak dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pada pemeriksaan Move, periksalah bagian tubuh yang normal terlebih dahulu, selain untuk mendapatkan kooperasi dari penderita, juga untuk mengetahui gerakan normal penderita. Apabila ada fraktur, tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur (kecuali fraktur incomplete). Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan, mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakah ada gangguan gerak. Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh faktor intraartikuler atau ekstraarticuler. 2 Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa) dan gerak pasif (bila pemeriksa yang menggerakan). Selain pencatatan pemeriksaan penting untuk mengetahui gangguan gerak, hal ini juga penting untuk melihat kemajuan / kemunduran pengobatan. Dibedakan istilah Contraction dan Contracture. Contraction adalah apabila perubahan fisiologis dan contracture adalah apabila sudah ada perubahan anatomis. Pada pemeriksaan selain penderita duduk atau berbaring, juga perlu dilihat waktu berdiri dan berjalan. Pada pemeriksaan jalan, perlu dinilai untuk mengetahui apakah adanya pincang atau tidak. Pincang dapat disebabkan oleh karena instability, nyeri, discrepancy atau fixed deformity.2

2 Chairuddin R, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, 2007, Diagnosis Bedah ortopedi, hal 22-53 4 BMHL Orthopaedic examination, 2009, http://www.bmhlinguistics.org/joomla2/clinicalconversations-in-english/orthopedic-examination

You might also like