Professional Documents
Culture Documents
Mei, 2010
I.
IDENTITAS Nama Jenis Kelamin Umur Suku Agama Status Perkawinan Alamat MRS Nomor RMK Informed Consent : An. Santi Elisa : Perempuan : 14 tahun : Banjar : Islam : Belum Menikah : Simpang Pengambangan RT.28 Banjarmasin : 5 Mei 2010 : 87-76-87 : Ada dan sudah ditandatangani oleh penderita
II.
ANAMNESIS Autoanamnesa dengan penderita pada hari Sabtu tanggal 8 Mei 2010, pukul 16.00 Wita. 1. 2. Keluhan Utama : Adanya jarum pada paha kiri Riwayat Penyakit Sekarang : + 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, saat pasien merajut di rumah temannya, paha kiri pasien tertancap jarum jahit yang ditancapkan di sofa. Jarum tersebut menancap ke paha sehingga tidak terlihat dari luar. Pasien kemudian dibawa ke IGD RSUD Ulin dan mendapatkan ATS dan direncanakan dilakukan operasi.
3.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengaku tidak ada riwayat penyakit tekanan darah tinggi,
batuk lama, sesak napas/asma, tidak ada riwayat penyakit kencing manis, penyakit jantung, penyakit hati dan ginjal, serta tidak ada alergi terhadap makanan maupun obat tertentu. 4. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengaku tidak ada mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, tidak ada riwayat penyakit dengan keluhan batuk lama, asma, kencing manis, penyakit hati dan jantung. 5. Riwayat Operasi dan Anestesi : Pasien mengaku belum pernah menjalani operasi dengan general anestesi sebelumnya.. 6. Riwayat Obat yang Digunakan : Pasien mengaku sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obatobatan lainnya dalam jangka waktu yang lama. 7. Riwayat Kebiasaan : Pasien mengaku tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
III.
PEMERIKSAAN FISIK Dilakukan pada tanggal 8 Mei 2010 pukul 16.15 Wita 1. Keadaan Umum : Tampak baik : Kompos mentis (GCS E4 V5 M6) : Baik
Tidak kering, tidak anemis, tidak sianosis, dan tidak ikterik. Turgor kulit cepat kembali. 4. Kepala/Leher : Bentuk normal : Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, alis dan bulu mata tidak mudah dicabut, sklera tidak ikterik, kornea jernih, pupil isokor, diameter pupil 3mm/3mm, refleks cahaya +/+ Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada gangguan pendengaran
Kepala Mata
Hidung
: Bentuk normal, tidak ada deviasi septum, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut
: Bibir dan mukosa tidak anemis, perdarahan gusi tidak ada, tidak ada trismus, tidak ada pembesaran atau radang pada tonsil, lidah tidak ada kelainan, tidak ada gigi palsu
Leher
: Tidak ada kaku kuduk, tortikolis tidak ada, tidak tampak massa, JVP tidak meningkat, membesar KGB tidak
5.
Thoraks
Bentuk simetris, retraksi tidak ada, dispnea tidak ada, inspirasi dan ekspirasi tidak memanjang, vena kolateral tidak ada. Paru : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler, wheezing dan ronki tidak ada Jantung 6. : BJ I dan II tunggal, bising tidak ada
Abdomen
Perut membuncit simetris, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani, bising usus positif normal 7. Ekstremitas
Ekstremitas atas: Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah: IV. Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat luka bekas tusukan jarum,nyeri (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
V.
DIAGNOSIS Corpus Alienum Regio Femuralis Sinistra Pro Eksplorasi & Evakuasi dengan GA
VI.
VII.
VIII.
KESIMPULAN Penderita An. Santi Elisa, Perempuan, umur 14 tahun, Corpus Alienum Regio Femuralis Sinistra, status fisik ASA I dan direncanakan Eksplorasi & Evakuasi dengan anestesi umum.
IX. 1.
Persiapan Penderita: Penderita dipuasakan selama 6 jam sebelum operasi dilakukan. Persiapan Ahli Anestesi: Teknik anestesi yang digunakan adalah anestesi umum dengan menggunakan anestesi inhalasi nafas spontan melalui sungkup muka dengan sistem semi tertutup (semi close) memakai soda lime. 2. a. kg = 0,37 mg iv (diberikan 1,5 cc) ket : 1 cc = 0,25 mg Pethidin 0,5-1 mg/kgBB = 0,5 x 37 kg = 18,5 mg iv (diberikan 2 cc) ket : 1 cc = 10 mg b. 37 kg Induksi : Propopol 2-2,5 mg/kgBB = 2 mg x Obat-obat yang digunakan Premedikasi : Sulfas Atropin 0,01 mg/kgBB = 0,01 x 37
O2 (oksigen) : TV
MV = RR x TV = 12 x 370 = 4440 cc (diberikan 4-5 liter/menit) N2O d. Darurat a. Efedrin 0,2 mg/kgBB x 37 kg = 7,4 mg iv
(1 cc = 5 mg) diberikan per 1,5 cc bila terjadi penurunan tekanan darah > 30% b. Aminofillin 5 mg/kgBB x 37 kg = 185 mg iv (1 cc = 24 mg) diberikan kira-kira 7,5 cc bila terjadi bronkokontriksi c. Dexamethason 1 mg/kgBB x 37 kg = 37 mg iv bila terjadi reaksi anafilaksis d. Adrenalin 0,25-0,3 mg iv bila terjadi cardiac arrest e. Sulfas Atropin 0,01 mg/kgBB = 0,01 x 37 kg = 0,37 mg iv (diberikan 1,5 cc bila terjadi bradikardia) f. Succinil Cholin: 1 mg/kgBB = 1 x 37 kg = 37 mg iv (diberikan 2 cc bila terjadi laringopasme) (1 cc = 20 mg) 3. Langkah dan Tindakan
a.
Persiapan penderita
Penderita dipuasakan selama 6 jam sebelum operasi dilakukan b. Persiapan peralatan anestesi (konektor, pipa orofaring,
endotracheal tube (6,5, 7 ,7,5), Guedel airway (2, 3, 4), spuit kosong, laringoskop, lidocain spray, mesin anestesi, tensimeter, stetoskop). c.Persiapan obat-obatan anestesi, yaitu sulfas atropin (premedikasi), recofol (induksi), pethidin (analgetik), dan efedrin, aminofilin, deksamethason, adrenalin, suksinil kholin (obat-obatan emergency). d. Identifikasi pasien meliputi pemeriksaan status dan
pemakaian baju kamar operasi, pemasangan infusion-line RL, pemindahan pasien ke kamar operasi. e.Penderita dimasukkan ke kamar operasi, dibaringkan di meja operasi, dipasang manset tensimeter, dan difiksasi. Pemeriksaan tanda vital pasien. f. Pemberian premedikasi, yaitu Sulfas Atropin sebanyak 0,37 mg iv yaitu 1,5 cc iv dan pethidin 18,5 mg iv yaitu + 2 cc iv. g. iv. h. Oksigen disiapkan 6 liter/menit, kemudian mulai Dilakukan induksi dengan Propofol 74 mg iv yaitu 7,5-8 cc
monitoring keadaan pasien. i. Setelah penderita tertidur dan refleks bulu mata hilang, sungkup ditempatkan pada muka yang telah dihubungkan dengan sirkuit napas dan dialirkan gas anestesi dan oksigen. Posisi kepala ekstensi
10
dan dagu ditarik ke belakang dengan tangan kiri agar jalan napas bebas dan tidak ada kebocoran obat anestesi. Sedangkan tangan kanan memegang balon pernapasan dan alat anestesi untuk membantu pernapasan penderita (menekan balon saat pasien inspirasi). j. Pasang pipa orofaring (Guedel airway) bila stadium anestesi sudah cukup dalam dan rahang pasien sudah lemas (bila perlu). k. Isofluran yang dialirkan dinaikkan dari 2 vol% dan sedikit
demi sedikit (setelah 5-10 kali tarikan napas) dinaikkan sampai 4 vol % tergantung reaksi penderita (ditambah 0,5% tiap kali penderita bernapas). Kedalaman anestesi dinilai dari tanda-tanda bola mata menetap, nadi normal (tidak cepat) dan terhadap rangsangan operasi tidak berubah-ubah. l. Isofluran dikurangi sampai dosis maintenance (0,5-2%) dan dipertahankan selama operasi berlangsung, tergantung atas reaksi pasien terhadap rangsang tindakan operasi. m. Selama operasi berlangsung dilakukan monitoring sistem
kardiovaskuler (TD, nadi, warna bibir, kuku), pernafasan, jalan nafas, reaksi anafilaksis, cairan dan jumlah perdarahan 4. Terapi Cairan
11
penderita berpuasa selama 9 jam berarti mengalami defisit cairan 2 x 37 x 9 = 666 cc Jam I diberikan 0,5 x 666 cc = 333 cc Jam II diberikan 0,25 x 600 cc= 166,5 cc Jam III diberikan 0,25 x 600 cc= 166,5 cc Kebutuhan cairan selama operasi
Operasi Ringan : 4 cc/kgBB/jam x 37 kg = 148 cc/jam Maintenance : 2 cc/kgBB x 37 kg = 74 cc/jam Jadi kebutuhan cairan selama 1 jam operasi = 148 cc + 74 cc =222 cc 15% EBV 15 % x 70 cc/kgBB x 37 kg = 388,5 cc. Jika perdarahan kurang dari 15% EBV dapat diberikan cairan pengganti perdarahan selama operasi seperti cairan kristaloid seperti Ringer Laktat atau NaCl 0,9% 2-4 kali volume darah yang hilang. 5. Perawatan Pasca Bedah Transfusi darah diperlukan bila perdarahan lebih dari
Pasien dikirim ke ruang pulih sadar yang tersedia oksigen suction, dan alat resusitasi. Oksigen diberikan 2-4 liter/menit dengan sungkup muka sampai penderita sadar. Observasi tekanan darah, jalan napas, warna kulit, kuku, dan bibir, kesadaran, nadi, suhu tubuh, produksi urine, dan luka operasi sampai penderita sadar.
12
Jika jumlah score Aldrette > 8, penderita dapat dipindahkan ke ruangan. Aldrette score :
Pergerakan
Pernapasan
Warna kulit
Tekanan darah : berubah sekitar 20% berubah 20-30% berubah > 30%
Kesadaran
Kemudian
dilakukan
kunjungan
kemungkinan adanya komplikasi pembiusan (mual muntah, aspirasi, hipersalivasi, henti nafas dan lain-lain).
13