You are on page 1of 33

AYO, BERNAPAS BERSAMA!

Ayo bernapas bersama! Suatu ajakan yang kedengarannya aneh. Kita sering mendengar: ayo makan bersama, nonton bersama atau nyanyi bersama. Tidak pernah kita mengajak teman atau keluarga kita untuk bernapas bersama. Tapi kita memang perlu sesering mungkin mengajak orang lain untuk bernapas bersama. Kenapa? Apa alasannya? Karena kita hidup dalam dunia dan bola bumi yang sama! Udara yang kita hirup dan kita lepaskan merupakan milik bersama. Kita perlu menjaga kebersihan udara itu. Bila semua orang tidak perduli terhadap kebersihan udara dan mencemarinya dengan kepulan asap rokok, asap pabrik, asap kendaraan, bahan radioaktif, dan lain-lain, mereka membunuh dirinya sendiri dan sesamanya manusia. Mereka yang secara membabi-buta mengotori udara adalah orang yang anti sosial dan tidak peduli pada sesama. Di kala udara sekitar kita mulai tercemar dan makin membahayakan kesehatan dan kehidupan bersama, semakin perlulah kita menyadari perlunya bernapas bersama. Jangan mengira bahwa kita hanya perlu makan, menyanyi, dan rekreasi bersama. Kita sungguh perlu selalu bernapas bersama. Maka dari itu, ayo kita bernapas bersama! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 2)

TUJUAN HIDUP
Setelah merayakan hakikat manusia dalam Idul Fitri, kini kita diajak merenungkan tujuan hidup. Idul Fitri menyadarkan kita akan kebesaran manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Mengapa manusia diciptakan demikian mulia, agung dan besar? Untuk apa manusia dibekali dengan martabat, bakat serta kemampuan yang demikian hebat? Hidup ini tentu mempunyai tujuan. Bila kita tidak yakin bahwa kehidupan ini mempunyai tujuan kita tidak pernah akan merasa bahagia. Kita akan merasa bahwa hidup dengan segala dinamikanya hanya merupakan beban.. Sekolah dan bekerja seolah-olah tnapa makna, membuat kita lelah, dan merasa semuanya sia-sia. Memang, sulit menemukan tujuan hidup secara lengkap. Namun, sekurang-kurangnya kita mesti mengerti sedikit tentang mengapa aku disini, untuk apa saya mengerjakan ini semua. Jika tujuan hidup tidak jelas, dapat dimengerti orang cepat hilang semangat, hidup terasa berat, jarum jam bergerak begitu lambat, menunggu segala nikmat tanpa berkat dan rahmat seolah-olah tumpukan laknat. Lalu apa tujuan hidup anda?? (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 5)

PENCOBAAN DAN UJIAN


Pencobaan dan Ujian dalam hidup ini merupakan dua wajah dari satu mata uang. Dimana masing-masing mempunyai peranan dan dampak yang berbeda. Saat kita berada dalam pencobaan, janganlah mengatakan bahwa Tuhan Allah mencobai Anda. Tuhan tidak pernah mencobai manusia, akan tetapi setanlah yang suka mencobai manusia. Maka dari itu, Doa Bapa Kami berbunyi: Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan (Matius 6:13). Artinya, janganlah Kau biarkan setan menguasai kami. Pencobaan menjerumuskan manusia dan menghancurkan manusia. Pencobaan itu bernada negatif; berlawanan dengan kehendak Tuhan. Setan memberikan iming-iming lewat pencobaan untuk menjerat manusia masuk ke dalam lobang dosa. Sedangkan ujian atau trial berasal dari Tuhan. Tuhan menguji manusia supaya manusia semakin setia, agar manusia menjadi semakin kuat. Seperti halnya seorang siswa diuji untuk naik tingkat, demikian pun Tuhan menguji manusia agar dia semakin bermutu, semakin menghasilkan prestasi gemilang. Ingatlah, dalam hidup ini kita menghadapi cobaan dari setan dan ujian dari Tuhan. Maka dari itu, larilah dari setiap cobaan setan tetapi jangan pernah lari dari ujian yang diberikan oleh Tuhan. Karena ujian Tuhan akan mengembangkan hidup kita! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 115)

TUHAN DAN SETAN (PENCOBAAN DAN UJIAN II)


Satan tempts us to bring out the worst in us; God tests us to bring out the best. Setan mencobai kita untuk membawa yang terburuk keluar dari diri kita; sedangkan Tuhan menguji kita untuk menghasilkan yang terbaik. Dalam hidup memang tidak lepas dari cobaan dan ujian. Manusia tergoda oleh narkoba, karena memberikan dan menjanjikan kenikmatan dan hidup serba gampang lepas dari segala masalah kehidupan. Akan tetapi begitu lepas dari narkoba , kondisi fisik dan psikis seseorang menjadi semakin buruk; amat parah, nyaris tak tertolong lagi. Yang diberikan setan membuat manusia bergantung kepadanya. Setan memang penipu dan tak pernah menciptakan realitas dalam arti sebenarnya. Sedangkan Tuhan adalah Sumber dari segala yang benar, segala sesuatu yang diberikan-Nya berasal dari kebenaran dan menuju pada kebenaran pula. Bila Tuhan menguji manusia, Dia ingin supaya segala kebenaran yang ada dalam diri manusia terwujudkan. Tuhan tidak memberikan janji kosong utnuk membuat kita lupa akan persoalan hidup lewat narkoba. Tuhan menguji supaya kita kuat menghadapi hidup! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 116)

PERMULAAN

Initium simper dificile est, kata pepatah bahasa Latin. Artinya, setiap permulaan selalu sukar. Ingatlah, waktu Anda pertama kali belajar naik sepeda. Betapa sulitnya mengatur keseimbangan tubuh Anda. Sesudah berbaring di rumah sakit selama berbulan-bulan karena kaki patah, betapa sulitnya berjalan kembali. Kendati demikian, orang perlu juga memulai sesuatu. Tanpa dimulai, sesuatu tidak pernah bakal selesai. Memulai kembali kegiatan sekolah atau kerja serasa sulit dan susah, membuat hati ogah dan suasana kurang bergairah, wajah tampak berat dan kurang cerah. Apa boleh buat, bila kita ingin hidup enak, bahagia dan sukses kelak tantangan nan berat mesti diangkat. Kendati kaki melangkah dengan berat mesti tetap berangkat. Apapun yang terjadi kita mesti memulai kembali. Permainan hidup ini harus dilanjutkan. The show must go on. Jangan bengong dan berhenti menjadi orang bloon. Marilah kita jelang masa depan dengan semangat dan penuh minat, tingkatkan tekad, jangan biarkan jiwa rusak berkarat. (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 127)

PIKIRAN

Kegiatan kita sehari-hari didukung oleh pikiran. Sulit membayangkan belajar dan bekerja tanpa menggunakan pikiran. Banyak orang mengira bahwa pikiran kita hanya berfungsi untuk menyimpan informasi alias mengingatingat. Pikiran kita ternyata mempunyai fungsi dan kekayaan yang luar biasa. Pikiran itu menentukan pula kepribadian seseorang. Dalam bukunya Meditations, Marcus Aurelius menulis: Kehidupan kita menjadi seperti yang kita pikirkan. Bila kita banyak berpikir tentang uang, hidup kita akan menjadi seperti uang, sekedar alat tukar yang diperlakukan semena-mena. Waktu masih baru mengkilat, sebentar kemudian sudah lusuh, berbau keringat, kotor. Dan kalau uang itu rupiah, nilainya merosot terus. Kadang malah dilipat-lipat diletakkan dalam dompet kumuh. Lebih celaka lagi kalau di-kempit diantara ketiaknya ibu-ibu pedagang di pasar. Ah, sedaaaap! Sebaliknya, bila kita berpikir tentang hidup, cinta, kebijaksanaan, kejujuran, niscaya kita akan menjadi kehidupan dan cinta. Hidup demikian tentulah membahagiakan. Yang jelas akan kekal selamanya dan tak pernah mengundang rasa sesal. Pertanyaannya, apakah yang selama ini selalu kita pikirkan?? (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 13)

EGOISME

Setiap pribadi merupakan suatu ego. Mereka mesti menjadikan dirinya ego yang kokoh kuat tanpa menjadi egois. Egoisme menegaskan bahwa manusia membutuhkan orang lain. Bukankah egois berarti memikirkan diri sendiri tanpa peduli orang lain? Bagaimana orang bisa menjadi egois tanpa kehadiran orang lain? Orang yang hidup di tengah hutan seorang diri tak perlu menjadi egois. Sebaliknya, bila orang orang hidup bersama dengan orang lain, dia bisa terancam bahaya menjadi egois. Artinya, menganggap orang lain di sekitarnya tidak ada. Sikap egois bisa lahir karena pelbagai factor; orang tidak dilatih peka, orang merasa cukup dengan diri sendiri, atau orang memang biasa tidak peduli. Egoisme pribadi bisa menjadi egoisme kelompok. Bila setiap kelompok tumbuh berkembang menjadi egois, siaplah sudah perpecahan dalam masyarakat. Kekacauan dan kerusuhan yang kerap melanda negeri kita dimulai dari egoisme pribadi yang tumbuh menjadi egoisme kelompok. Bila kita ingin menghentikan kekacauan sosial negeri kita, mulailah dengan memangkas egoisme pribadi dan egoisme kelompok di lingkungan kita. Marilah kita belajar peduli!! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 24)

Cerita Kecil Kapan Allah Tertawa

Rama Krishna, seorang mistik India biasa berkata: Allah tertawa dalam dua kesempatan. Ia tertawa kalau mendengar seorang dokter berkata kepada seorang ibu, "Jangan takut. Anak itu akan saya sembuhkan." Allah berkata kepada dirinya sendiri, "Saya merencanakan untuk mengambil hidup anak ini, tetapi orang ini berpikir bahwa ia dapat menyelamatkannya!" Ia juga tertawa kalau Ia melihat dua orang bersaudara membagikan tanah mereka, menandainya dengan garis dan berkata, "Sisi ini adalah milikku dan sisa lain adalah milikmu." Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Jagad ini adalah milik saya dan mereka merasa berhak menjadi pemilik atas bagian-bagiannya!" Ketika orang-orang datang untuk memberitahukan kepadanya bahwa rumahnya telah hanyut oleh banjir, ia tertawa dan berkata, "Tidak mungkin! Kunci rumah itu ada di sakuku!"

BANJIR

Di musim hujan banjir bukanlah berita baru bagi kita. Di mana-mana, terutama di kota besar terjadi banjir. Penyebabnya jelas; selokan-selokan yang buntu karena sampah dibuang sembarangan. Gorong-gorong tak berfungsi karena dibuat seenaknya; entah terlampau kecil, entah bobol karena diterjang air. Penyebab utama banjir bukanlah alam yang tak terkendali, tetapi perilaku manusia yang tidak peduli lingkungan. Orang menebang kayu hutan, membangun rumah di daerah saluran air, dan rawa-rawa tempat pembuangan air. Alam mengajar kita keadilan dan keseimbangan. Bila m anusia melanggar keadilan terhadap alam, alam akan menuntut balik. Bila manusia mengacak-acak hukum keseimbangan, alam akan mengajar mereka. Betapa mahal resiko pelanggaran itu. Banjir telah mengajar kita untuk hidup bijak, adil, seimbang, peduli terhadap alam dan sesame di sekitar kita. Jangan mengira bahwa belajar itu hanya terjadi di dalam kelas. Kali ini kita belajar di kelas terbuka: alam. Materi pelajaran kita: banjir. Maukah kita mendengar guru sejati: alam dan bumi? Hari ini guru kita: Ibu Pertiwi! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 3)

MAKAN

Hidup kita ditopang oleh salah satu kegiatan penting: makan. Tanpa makan, kita tak bisa hidup. Makan perlu dilakukan secara bijaksana, hingga dapat sungguh membuat kita hidup. Betapa ironis mendengar orang yang mati akibat makan. Kendati demikian, ada banyak orang yang makan secara gegabah hingga merugikan kesehatannya. Makan berlebihan atau terlampau sedikit membuat hidup tidak sehat. Mengkonsumsi makanan yang tidak sehat membuat badan dan jiwa kita tak sehat pula. Umumnya segala yang kita makan berasal dari alam. Alam yang bersih dan sehat memberikan makanan yang sehat dan menopang kehidupan. Lingkungan yang tercemar serta kotor akan memberikan bahan makanan yang berbahaya bagi kesehatan kita. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan demi kelestarian diri kita sendiri. Selama kita sehat tak dilarang makan apa saja. Karena, semua makanan halal. Bukan yang masuk ke dalam tubuh yang najis, tetapi yang keluar dari manusia; kejahatan, kedengkian, benci dan sejenisnya. (Mrk 7:21-22) Makanlah apa saja, asal tidak makan hati! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 4)

KEMAUAN (1)

Setiap orang diciptakan dengan suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan itu manusia diperkaya dengan bakat dan kemampuan. Lebih dari itu, Tuhan juga menyediakan orang dan fasilitas yang siap membantu mengembangkan diri. Pertanyaannya: mengapa kita ini sulit maju? Apakah bekal dan sarana yang diberikan oleh Tuhan kurang? Tentu tidak. Sebabnya, ada pada kemauan kita. Betapapun jelasnya tujuan hidup kita dan betapa kaya dan lengkap bakat kita, selama orang tidak mempunyai kemauan untuk mengembangkan diri, dia tidak akan berkembang. Tuhan memberikan segala-galanya kecuali kemauan. Orang lain, entah orang tua, guru, teman, bahkan kekasih sekalipun tidak dapat memaksa kita untuk maju. Kemauan itu mesti lahir dari dalam diri kita sendiri. Mau sama dengan niat dan berbuat. Janganlah menyalahkan Tuhan atau orang lain pada saat kita tak memperoleh yang menjadi bagian kita. Bertanyalah pada diri sendiri: sejauh mana saya telah berjuang mengusahakannya. Tanpa kemauan, mencapai citacita setinggi langit cuma bikin hidup serba sulit dan pahit. (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 6)

CINTA DIRI YANG WAJAR

Banyak orang sukar menerima dan mencintai dirinya. Mereka menganggap bahwa cinta diri identik, sama sebangun dengan egois. Cinta diri tak selalu sama dengan egois. Cinta diri yang wajar sangat penting untuk mendukung perkembangan diri pribadi seseorang dan untuk mencintai sesame. Tuhan sendiri berfirman: Cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Bagaimanakah kita dapat mencintai sesame kalau tidak mencintai diri sendiri? Orang yang menolak dan membenci diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya cenderung membenci sesamanya pula. Orang yang tidak betah dengan dirinya umumnya tidak betah juga hidup bersama dengan orang lain. Sejauh makaha kita mencintai diri secara wajar? Di mana ada banyak orang membenci dirinya, di sana hidup bersama menjadi tidak menyenangkan. Mencintai diri memang tidak sama dengan membuat diri selalu senang, santai, tanpa perjuangan. Mencintai diri secara wajar berarti menerima diri dan mengembangkannya sebaik mungkin. Sanggupka saya melakukannya? Marilah mencintai diri agar dapat mencintai sesama! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 7)

KONFLIK (1)

Sebagai orang Timur, kita diajar untuk menjaga kerukunan dan harmonisasi masyarakat. Berkali-kali orang tua kita mengajak supaya menghindarkan pertengkaran. Perbedaan pendapat pun jangan digemabrgemborkan. Demi ketenangan dan ketertiban, orang dituntut mengorbankan kepentingan pribadi. Pandangan atau mentalitas ini rasanya makin tidak cocok untuk jaman reformasi dan demokrasi. Reformasi dan demokrasi tak perlu menimbulkan konflik dan pertentangan. Namun, tidak berarti pula meredam perbedaan pendapat. Berbeda pendapat dan keyakinan tidak selalu sama dengan perselisihan. Sebaliknya, banyak perbedaan pendapat yang membuat hidup bersama maju dan berkembang. Berhubung perbedaan pendapat telah sekian lama diredam, bahkan nyaris dilarang, kita jadi asing, kaku dan kikuk menghadapi kenyataan bahwa hidup ini memang kaya, beragam dan penuh dengan pelbagai perbedaan. Agar kita dapat menghadapi perbedaan tanpa konflik, kita perlu hidup bersama mereka yang berbeda dengan kita secara sadar. Nah, lihatlah sesame di sebelah kiri, kanan, muka dan belakang. Bukankah mereka berbeda? Kita masih bisa hidup bersama mereka, bukan? (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 8)

KONFLIK (2)

Masyarakat kita saat ini sedang rawan konflik. Pelbagai kerusuhan terjadi di bumi persada nusantara adalah salah satu indikasinya. Konflik bisa terjadi di tingkat fisik maupun batin. Perkelahian, pembunuhan, perampokan, penjarahan dan tindak criminal sejenisnya. Konflik ini bisa dipicu oleh konflik batin; rasa tidak senang, sentiment kesukuan, agama, kelompok, kecemburuan sosial yang terpendam lama, serta rasa curiga yang berlebihan. Ledakan besar umumnya merupakan puncak rentetan letupan kecil-kecil yang lama ditutu-tutupi, bahkan dianggap tidak ada. Konflik fisik yang menakutkan dan mengancam hidup bersama memang perlu segera dihentikan! Apakah kita dapat ikut membendung arus kerusuhan itu? Bukankah kita tanpa daya? Pandangan itu kurang tepat! Kita dapat menghindarkan konflik besar dengan menghadapi dan menyelesaikan konflik-konflik kecil secara bijaksana. Kita hindarkan perselisihan antar taman di kelas atau di sekolah. Jangan bermimpi mampu menggalang persatuan dan kesatuan tingkat nasional kalau di rumah dan di sekolah kita tidak dapat melakukannya. Mari kita jalin persatuan dan kesatuan. Ini bukan monopoli TVRI! (Mutiara Kehidupan; Albertus Herwanta, O.Carm; Dioma; Cetakan 5 tahun 2005; hal. 9)

DOSA

Dua orang pendosa mengunjungi hamba Tuhan yang bijak dan meminta nasehatNya. "Kami telah melakukan suatu dosa," kata mereka, dan suara hati kami terganggu, apa yang harus kami lakukan ?" "Katakanlah kepadaku, perbuatan-perbuatan salah mana yang telah kamu lakukan, Anakku," kata hamba Tuhan tersebut. Pria pertama mengatakan: "Saya melakukan suatu dosa yang berat dan mematikan." Pria kedua berkata: "Saya telah melakukan beberapa dosa ringan, yang tidak perlu dicemaskan." "Baik," kata hamba Tuhan tersebut, "Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk setiap dosa yang telah kamu lakukan !". Pria pertama kembali dengan memikul sebuah batu yang amat besar. Pria kedua dengan senang membawa satu tas berisi batu-batu kecil. "Sekarang," kata hamba Tuhan tersebut, "Pergilah dan kembalikan semua batu itu tepat dimana kamu telah menemukannya!". Pria pertama mengangkat batu besar itu dan memikulnya kembali ke tempat dimana ia telah mengambilnya. Pria kedua tidak dapat mengingat lagi tempat dari setengah jumlah batu yang telah diambilnya, maka ia menyerah saja dan membiarkan batu-batu itu berada didalam tasnya. Katanya, "Itu pekerjaan yang sulit." Dosa itu seperti batu-batu itu, kata hamba Tuhan bijak tersebut, Jika seseorang melakukan suatu dosa berat, hal itu seperti sebuah batu besar dalam suara hatinya, tetapi dengan penyesalan yang sejati, memohon ampun dan mengakui Nama Tuhan, maka kesalahannya diampuni seluruhnya oleh Tuhan. Tetapi pria yang terus menerus melakukan dosa-dosa ringan dan ia tahu itu salah, namun semakin membekukan suara hatinya dan ia tidak menyesali sedikitpun, maka ia tetap sebagai seorang pendosa. Ia sulit membuang batubatu itu kembali ke tempatnya dan terus menerus membawanya seumur hidup. "Maka ketahuilah,anak-anakku," nasihat hamba Tuhan itu, "Adalah sama untuk menolak dosa-dosa ringan seperti menolak dosa-dosa berat !"

WARISAN

Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka. Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu. Sang adik tersenyum dan berkata, Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu. Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masingmasing dan berpisah. Sang adik merenung, Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini? Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. Oh, rupanya ini mantra ayah, gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut. Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obatobatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan. Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naik-turun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia. Inilah hidup sebagai manusia seperti rumput di padang yang mati dan berganti setiap waktu. Relasi bisa datang dan pergi tanpa pernah bisa berhenti. Kemanusiaan yang terbatasi oleh banyak hal. semuanya pasti akan berlalu. Tinggal kita kuat untuk melewati itu semua atau tidak. Selamat Malam Tuhan Memberkati. Amin

RENUNGAN MALAM : LAKUKANLAH HAL INI SEBELUM TIDUR


Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu (Efesus 4:26) Di buku rekor Guinness 2005, Percy Arrowsmith dan Florence tercatat sebagai suami istri tertua di dunia. Mereka telah menikah selama 80 tahun. Percy berusia 105 tahun, sedangkan istrinya 100 tahun. Namun, keduanya masih saling mencintai. Apa rahasianya? "Sederhana!" kata mereka. "Kami tidak akan pergi tidur sebelum menyelesaikan konflik. Tidak enak tidur membawa kemarahan. Jika bertengkar, kami berusaha saling mengampuni sebelum larut malam, supaya hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan." Kemarahan bisa mampir mendadak; ketika kita dicurangi, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan. Mazmur 37 ditulis bagi orang muda yang panas hatinya ketika melihat orang-orang jahat sukses. Mereka berbuat curang (ayat 1), melakukan tipu daya, tetapi hidup lebih berhasil ketimbang dirinya yang hidup lurus (ayat 7). Kemarahan pun muncul. Jika dipendam, kemarahan ini akan berbuahkan iri hati dan kepahitan. Satu kali ia bakal meledak dan bertindak main hakim sendiri! Maka, pemazmur menasihatinya untuk berhenti marah (ayat 8) dan menyerahkan masalahnya kepada Tuhan (ayat 5). Biarlah Tuhan yang bertindak dan memunculkan keadilan (ayat 10,11). Kemarahan tidak berguna. Jika disimpan, ia bagai sampah yang membusuki hati. Apakah Anda sedang marah atau kerap marah? Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi bisa diredakan. Ceritakan kekesalan Anda kepada Tuhan, nantikan Dia bertindak, lalu padamkan amarah Anda sebelum mentari terbenam. Jangan biarkan kemarahan mengotori hati, mematahkan semangat, dan mengganggu waktu tidur Anda

Nasib Diawali Dari Pikiran


Jagalah pikiran-pikiranmu, mereka menjadi kata-kata. Jagalah kata-katamu, mereka menjadi tindakan. Jagalah tindakan-tindakanmu, mereka menjadi kebiasaan. Jagalah kebiasaan-kebiasaanmu, mereka menjadi watak. Jagalah watakmu, mereka menjadi nasib Sumber: www.lacihati.blogspot.com Tentang Keredahan Hati Mengenali diri sendiri membuat kita berlutut dalam kerendahan hati.

CARA MEMPRAKTEKKAN KERENDAHAN HATI


oleh B. Teresa dari Calcutta 1. Mengurus urusan sendiri. 2. Tidak ingin mencampuri urusan orang lain. 3. Menghindari rasa ingin tahu. 4. Menerima pertentangan dan kritik dengan senang hati. 5. Tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain. 6. Menerima apabila dihina dan disakiti. 7. Menerima apabila diabaikan, dilupakan dan dibenci. 8. Tidak berusaha agar dikasihi dan dikagumi secara istimewa. 9. Lemah lembut dan ramah bahkan andai orang memancing amarah kita. 10. Tidak pernah menuntut agar dihargai. 11. Mengalah dalam perdebatan bahkan andai kita benar. 12. Selalu memilih yang tersulit. Sumber: www.lacihati.blogspot.com

17 BUKTI AKAN KURANGNYA KERENDAHAN HATI


oleh St. Josemaria Escriva 1. Berpikir bahwa apa yang dikatakan atau dilakukan lebih baik dari apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain. 2. Selalu ingin menuruti kemauan sendiri. 3. Berdebat dengan keras kepala dan dengan sikap yang kurang baik tanpa peduli benar atau salah. 4. Menyatakan pendapat ketika tidak diminta. 5. Memandang rendah pendapat orang lain. 6. Tidak menganggap bakat-bakat serta kemampuan diri sebagai pinjaman dari Tuhan. 7. Tidak menyadari bahwa diri sendiri tidak layak atas segala penghargaan dan pujian, bahkan tidak atas bumi tempatnya berpijak dan atas barangbarang yang dimiliki. 8. Membicarakan diri sendiri sebagai contoh dalam percakapan-percakapan. 9. Berbicara buruk tentang diri sendiri sehingga orang lain kagum atau menyanggah dengan pujian. 10. Membela diri apabila ditegur. 11. Menyembunyikan kesalahan-kesalahan yang memalukan dari pembimbing rohani, sehingga kesan baiknya terhadapmu tidak berkurang. 12. Senang menerima pujian dan penghargaan. 13. Sedih karena orang lain lebih dihargai. 14. Menolak melakukan pekerjaan-pekerjaan remeh. 15. Berusaha menonjolkan diri. 16. Mempercakapkan kejujuran, kecerdasan, kecakapan atau gengsi jabatan diri sendiri. 17. Merasa malu atas kekurangan diri sendiri.

Keheningan adalah awal kedamaian


Buah dari keheningan adalah doa Buah dari doa adalah iman Buah dari iman adalah cinta Buah dari cinta adalah pelayanan Buah dari pelayanan adalah kedamaian Sumber: www.lacihati.blogspot.com

Jadikanku Alat DamaiMu


Dari Doa St. Fransiskus Asisi Tuhan, Jadikanlah aku pembawa damai, Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa damai, Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan, Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan, Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian, Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran, Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan, Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang, Tuhan semoga aku ingin menghibur dari pada dihibur, memahami dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai, sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni aku diampuni, dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya, amin. Sumber: www.lacihatiblogspot.com

Dosa Dapat Dihindari


Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, "Ayah, bisakah seseorang melewati seumur hidupnya tanpa berbuat dosa?" Ayahnya menjawab sambil tersenyum : tak mungkin, nak. "Bisakah seseorang hidup setahun tanpa berbuat dosa?" tanyanya lagi. Ayahnya berkata: tak mungkin, nak. "Bisakah seseorang hidup sebulan tanpa berbuat dosa?" Lagi-lagi ayahnya berkata : tak mungkin, nak. "Bisakah seseorang hidup sehari saja tanpa berbuat dosa?" gadis kecil itu bertanya lagi. Ayahnya mengernyitkan dahi dan berpikir keras untuk menjawab: mmmm..... mungkin bisa, nak. "Lalu.... bisakah seseorang hidup satu jam tanpa dosa? tanpa berbuat jahat untuk beberapa saat, hanya waktu demi waktu saja, yah? Bisakah?" Ayahnya tertawa dan berkata : Nah, kalau itu pasti bisa, nak. Gadis kecil itu tersenyum lega dan berkata : Kalau begitu ayah, aku mau memperhatikan hidupku jam demi jam, waktu demi waktu, momen demi momen, supaya aku bisa belajar tidak berbuat dosa. Kurasa hidup jam demi jam lebih mudah dijalani, ya? Sumber: www.lacihati.blogspot.com

Menghadirkan Shalom
Kata shalom sekarang biasa terdengar sebagai salam, kata yang sesungguhnya mendoakan agar orang yang disalami mendapat damai. Yesuspun mengajarkan dalam Doa Bapa Kami, agar kita memohon shalom (perdamaian, anti kekerasan): kmo ba-sya-mayim ke ba-arets (seperti di surga, begitu juga di bumi). "Bagaimanakah shalom di surga itu, yang harus kita jadikan model shalom di bumi?". Ternyata kuncinya terdapat dalam kata "surga" itu sendiri, yang dalam bahasa Ibrani: "syamayim". Terdapat 2 kata yang bersembunyi di balik kata syamayim dimana sebenarnya merupakan 2 kata yang berlawanan, yaitu esy, "api" dan mayim, "air". Air tidak menghilangkan api, dan api tidak melenyapkan air. Keduanya berada dalam posisi masing-masing. Melalui kata syamayim, api dan air sebagai 2 unsur yang sangat berbeda telah didamaikan, tetapi tidak terlebur satu sama lainnya dan tidak saling meniadakan. Jadi, kunci penghadiran shalom di bumi ialah bagaimana kita menciptakan ruang bagi yang lain: tidak saling memaksa, membunuh atau menghilangkan eksistensi pihak lain. Sumber: www.lacihati.blogspot.com

Pernah Aku Minta ... Tapi Tuhan Bilang ...TIDAK


Pernah aku minta pada Tuhan untuk mengambil kembali, mencabut, kesombongan dalam diriku. Tapi Tuhan bilang, "Tidak! Kesombongan dan kebanggaan bukanlah sesuatu yang bisa dicomot, tapi haruslah kau redakan" Pernah aku minta pada Tuhan untuk memberiku kesabaran. Tapi Tuhan bilang, "Tidak! Kesabaran tumbuh dari penderitaan. Kesabaran tidak bisa dihadiahkan, tapi harus diasah." Pernah aku minta pada Tuhan untuk memberiku kebahagiaan. Tapi Tuhan bilang, "Tidak! Aku selalu merahmatimu. Tapi soal apakah itu memberimu kebahagiaan atau tidak, itu tergantung pada diri sendiri." Pernah aku minta pada Tuhan untuk menjauhkan kesengsaraan dan penderitaan dari hidupku. Tapi Tuhan bilang, "Tidak! Penderitaan menjauhkanmu dari hal-hal duniawi, dan lebih mendekatkanmu kepadaKu." Pernah aku minta pada Tuhan untuk menumbuhkan imanku. Tapi Tuhan bilang, "Tidak! Imanmu harus mesti kau tumbuhkan sendiri dalam hidupmu. Tapi jangan takut, Aku akan senantiasa membimbingmu agar imanmu bisa berbuah lebat. Bukankah Aku tak pernah berhenti mencintaiMu?!" Pernah aku minta pada Tuhan untuk membantuku mencintai sesama seperti Ia mencintaiku Dan Tuhan pun menjawab, "Ah, akhirnya kau paham juga." Sumber : www.lacihati.blogspot.com

Jangan Biarkan Ego Mendustai Cinta


Bila tak cukup berhati-hati, segera saja kesedihan dapat berubah menjadi ketakutan yang mencekam. Ketakutan akan kehilangan. Ketakutan akan keterlepasan. Itu pertanda, cinta terukir dalam goresan yang keliru. Itu isyarat, cinta telah terjerat, sebagaimana perangkap melumpuhkan rusa yang terperosok, membiarkan diri terdekam dalam lubang gelap. Padahal, kemelekatan adalah simpul terumit ketidakbahagiaan yang harus diurai, yang berasal dari keinginan ego untuk memiliki. Sedangkan cinta tak perlu memiliki. Cinta selalu memberi. Maka, tak ada yang diberikan sang ego, ke-aku-an, selain penderitaan yang tak terperi. Cinta yang tulus adalah padi, yang telah para petani tanam dan tuai. Sedangkan keinginan untuk memiliki adalah rumputrumput gulma, yang bila tak disiangi akan tumbuh lebih besar dari sang padi. Mata yang buta menganggapnya padi. Pikiran yang alpa mengharap panen darinya. Padahal tak ada sebutir biji padi pun yang dapat ditanak dari beribu-ribu rumput gelagah. Jadi, jangan biarkan ego mendustai cinta. Sumber : www.lacihati.blogspot.com

Itik Sebagai Teladan Karya Pelayanan


Berkaryalah sebagaimana itik berenang di telaga. Ia melaju dengan tenang dan cantiknya, tanpa membuat permukaan air menjadi berkecipak dan berisik. Ia pun tak perlu membuat sekujur tubuhnya basah kuyup atau merusakkan bulu-bulunya. Bahkan, berenangnya itik itu sendiri selalu menambah keindahan pandangan seluruh telaga. Namun, tahukah kita bahwa di dalam air ... sepasang kakinya bekerja keras mengayuh-ayuh. Dan, itu tak tampak oleh mata yang memandangnya. Kita dapat berkarya dengan keras dan gigih. Dan untuk itu, kita memang tak perlu menyembunyikan luruhan keringat dan tarikan nafas panjang kelelahan, namun kita dapat mengubahnya sebagai sebuah kesukacitaan. Sukacita yang mempercantik telaga pelayanan, kolam tempat berkarya ... di keluarga ... di Gereja ... di masyarakat Sumber : www.lacihati.blogspot.com

Kredo Anti Kekerasan


oleh Serafin Dany Sanusi, OSC

Aku percaya akan Allah: Pencipta alam semesta beserta isinya dan manusia yang mendiaminya Pencipta kebaikan bagi seluruh manusia: hitam, putih, coklat, merah, dan kuning perempuan dan lelaki orang tua, dewasa, muda, dan anak-anak. Aku percaya bahwa semua itu diciptakan oleh Allah baik adanya Aku pun percaya bahwa manusia seringkali menghianati kebaikan Allah. Sebab, aku percaya: Sampai saat ini peperangan masih melanda bumi manusia Sampai saat ini kemiskinan masih menghinggapi jutaan manusia Sampai saat ini pelacuran masih menjadi bagian dari hidup manusia Sampai saat ini penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang masih dilindungi sang penguasa Sampai saat ini jutaan orang tidak ada hasrat untuk sekolah Sampai saat ini masih ada sistem pemerintahan yang korup, eksklusif, dan yang membodohi masyarakat Aku percaya bahwa semua itu akibat Keserakahan manusia Kedegilan hati manusia Kemunafikan manusia Kesombongan manusia Aku percaya akan Yesus Kristus yang sengsara, wafat, dan bangkit: Demi menanggung keserakahan manusia Demi menanggung kedegilan hati manusia Demi menanggung kemunafikan manusia Demi menanggung kesombongan manusia Demi keharmonisan dunia Demi terciptanya keadilan Demi terciptanya langit dan bumi yang baru Oleh karena itu, aku percaya: Bahwa aku pun turut bertanggungjawab atas terjadinya peperangan di muka bumi Bahwa aku pun turut bertanggungjawab atas terjadinya kemiskinan Bahwa aku pun turut bertanggungjawab atas terjadinya pelacuran Bahwa aku pun turut bertanggungjawab atas terjadinya penggunaan narkotik, kokain, dan obat-obatan terlarang Bahwa aku pun turut bertanggungjawab atas terjadinya keengganan meneruskan sekolah Bahwa aku pun turut bertanggungjawab atas terjadinya sistem pemerintahan yang korup, eksklusif, dan yang membodohi masyarakat. Aku percaya akan Gereja Katolik yang kudus.

Maka aku pun percaya bahwa tugas utamaku adalah: Menguduskan bumi ini Menegakkan keadilan Memerangi kemiskinan dan kebodohan Demi terciptanya langit dan bumi yang baru. Dan kehidupan yang kekal. Amin Sumber : www.lacihati.blogspot.com

Menumbuhkan Pengendalian Diri Lewat Pemilihan Kata


Kata-kata merupakan jendela terlebar bagi orang lain untuk memahami kita. Bertindak dengan maksud membiarkan orang dapat menangkap ide-ide kita, diperlukan kata-kata yang dipilih dengan cermat. Ini bukan tentang pelajaran seni berdiplomasi yang sering mengaburkan pesan. Ini sekedar ajakan agar kita merenungkan dan menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan pikiran dan emosi kita. Saat kita marah, renungkanlah kata-kata apa yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan kita. Tanpa itu, mungkin kita meracau. Begitu pula saat emosi dasar lain sedang beraksi, jangan sampai perkataan kita mengecilkan keberadaan orang lain. Memilih kata-kata yang tepat hanyalah ajakan untuk meningkatkan kesadaran agar kita mampu melihat pikiran dan emosi kita, mengambil jarak serta mengendalikannya. Kata-kata semestinya menjadi alat kendali, bukan tersemburat keluar tanpa kita mampu mencegahnya. Membiasakan diri berbicara secara verbal maupun non verbal dengan menggunakan kata yang terpilih, berarti pula membiarkan Roh Kudus berkarya menumbuhkan buah pengendalian diri. Sumber : www.lacihati.blogspot.com

Melatih Kepekaan Lewat Mendengarkan


Dengarkan. Bukan cuma mendengar, namun harus mendengarkan. Mendengarkan adalah menyengaja mendengar. Berikan perhatian yang tulus pada saat orang lain berbicara. Lidah harus dibekukan dan bibir ditutup rapat-rapat. Orang terbiasa hidup dalam keriuhan yang terjadi di luar dan dalam diri mereka. Mendengarkan adalah berusaha menyepikan diri dari perkataan diri-sendiri. Tak perlu menyepakati atau menolak ucapan orang lain. Karena mendengarkan bukanlah menilai. Mendengarkan menangkap fakta sepolos mungkin tanpa penilaian apa-apa. Tunggulah hingga orang lain selesai berbicara. Berikan komentar setelah yakin telah mendengarkan dengan seksama. Mendengarkan adalah kualitas untuk hidup dalam ketenangan. Bila bersedia mendengarkan, siapapun akan mendengar suara-suara yang tak terucapkan. Hembusan nafas, degub jantung, gemeretak otot, semilir rambut, adalah suara-suara jujur yang tak terucapkan lewat kata-kata. Kita dianugerahi sepasang telinga untuk mendengar, dan sebongkah hati untuk mendengarkan. Gunakan itu, maka kita akan menemukan rahasia-rahasia yang tersembunyi, termasuk spasi di antara dua buah kata. (KEPEKAAN) Sumber : www.lacihati.blogspot.com

Suka .. Sayang .. Cinta


Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri. Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri. Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu. Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?" Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya, "Bolehkah aku memelukmu?" Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya... SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata: "Sudahlah, jangan menangis." SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya. CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama - sama." SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan." SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu. CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.." Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya. Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya. Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, "Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan." Pada Pada Pada setia saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu. saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH. saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan dan tulus...

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan. SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan. CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu. SUKA adalah hal yang menuntut. SAYANG adalah hal memberi dan menerima. CINTA adalah hal yang memberi dengan rela. Sumber : www.lacihati.blogspot.com

8 Prinsip Menghindari Stres Gaya Yesus


dari notulen pertemuan Sahabat St Teresa 13 Jan 2008 Rm.Felix OCD Melihat lebih dalam pada kehidupan Yesus, akan memperlihatkan bahwa sesungguhnya kehidupanNya penuh dengan tekanan / stres, bahkan hampir tidak ada waktu untuk diri sendiri. Namun pada faktanya Yesus hidup dalam damai dan tenang, hal ini berkaitan dengan prinsip-prinsip hidup yang dibangunNya, prinsip-prinsip yang membuat bahagia di dalam tekanan. Mengaplikasikan prinsip-prinsip Yesus membuat kita menjadi saksi-saksi Kristrus. Prinsip-prinsip yang seharusnya menjadi teladan bagi kita sebagai kekasih dan muridNya adalah : 1. Identifikasi (mengenal siapakah aku ini ?) Yesus memakai prinsip ini, mengenal diriNya dengan baik sehingga Ia berani mengungkapkan siapa diriNya tanpa takut. Yoh 8 :12 Aku adalah terang .... , Yoh 10:9 Aku adalah pintu ... . Dengan mengenal diri sendiri dalam segala kekurangan dan kelebihan membuat seseorang dapat menempatkan diri dengan benar. Banyak orang menderita dan stres karena memakai topeng, ada banyak hal yang ingin disembunyikan dari orang lain / mendua hati, sehingga kehidupan terasa tidak nyaman, dan walaupun begitu berupaya, standar realistik tidak akan pernah tercapai. Penyadaran siapa saya, bahwa kita berasal dari kasih Allah dan menjadi anak-anakNya, membuat hal lain tidak menjadi prioritas lagi 2. Dedikasi (kepada siapa yang harus ku senangkan ?) Yesus yang begitu banyak berbuat baik sekalipun, banyak tidak disukai orang. Apa yang dilakukan tidak dapat memenuhi kesukaan bagi semua orang, tetap ada yang tidak puas, Namun Yesus tahu siapa sesungguhnya

yang harus disenangkan, sehingga apa yang seharusnya dilakukan melulu hanya untuk menyenangkan hati Bapa. Yoh 5:30 Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Bila kita tidak sadar siapa yang harus kita senangkan maka kita akan menuai : * Kritik * Persaingan * Konflik Yesus mengajar dalam Mat 6:33, Carilah dulu kerajaan Allah dan kebenaranNYa maka semuanya itu akan ditambahkan padamu. Bila kita fokus untuk menyenangkan Tuhan maka kita dapat menyederhanakan banyak hal, dan tidak mudah menyalahkan orang lain sebagai alasan untuk menyenangkan diri sendiri. 3. Organisir (tahu tingkat prioritas yang harus dikerjakan) Yoh 8:14 Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tahu apa yang seharusnya dikerjakan, membuat kita tidak dikuasai orang lain atau situasi. 4. Konsentrasi (fokus pada satu hal dalam satu waktu)Yesus sering dituntut melakukan hal yang tidak direncanakanNya Luk 4:42-43 orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tapi Yesus mempunyai rencana sendiri yang harus di fokuskan, Ia tetap fokus pada satu hal, akan tidak mungkin berhasil baik tanpa fokus satu-satu. 5. Mendelegasikan Janganlah ingin puas sendiri, menganggap di luar diri saya tidak akan berhasil. Lihat Yesus, walaupun Ia sanggup mengerjakan semua sendiri dengan sempurna, Ia tetap mendelegasikan tugasNya dengan memilih para rasul. Saat bersama adalah saat memampukan para rasul lewat pengajaran dan teladan, pada saatnya Yesus memberi kuasa atas roh dan mengutus para rasul Mk 3 : 1-35. Stres dapat muncul pada orang yang perfeksionisme dan orang yang merasa tidak aman, sehingga mereka tidak dapat mendelegasikan pekerjaan dan cenderung menyingkirkan orang lain. 6. Meditasi Meditasi membuat kita menjadi habitat doa, manusia modern sukar berada dalam keheningan, mereka tidak tahan dalam hening dan menukarnya dengan elektronik seperti HP, komputer, MP3, TV. Maz 46:11 Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah. Kita perlu mencontoh Yesus untuk pagipagi setelah bangun tidur duduk santai dan berdoa menyerahkan rencanarencana pada Tuhan , bila mungkin ikut misa harian, rencana itu kita persembahkan saat konsekrasi, lihatlah akan ada hasil yang menarik. Mk 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.

7. Rekreasi Cari waktu untuk menikmati hidup. Yesuspun setelah bekerja dan mendengar hasil pekerjaan para rasul pergi berekreasi dengan caraNYa, MK 6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika. Yang dilakukan Yesus adalah prinsip relax. Saat dalam tekanan, berekreasi dengan keluarga seperti bersenda gurau dengan anak dapat membuat relax dan kembali bersemangat. 8. Trasformasi Berikan beban pada Yesus Mat 11 : 28-30 Marilah padaku yang berbeban berat , seperti Yesuspun menyerahkan stresNya pada Bapa di taman Getsemani. Karena kita tahu dan percaya bahwa beban yang kita tanggung merupakan jalan menuju kebaikan, dibalik kecewa ada makna yang tinggi. Yer 29:11 Rancangan Tuhan bukan . , Rm 8:28 Tuhan turut bekerja . Hambatan yang membuat komunikasi macet : 1. Tidak mau mendengar ( lebih senang didengar) 2. Tidak bisa mempercayai orang 3. Tidak ada keterbukaan Sumber : www.lacihati.blogspot.com

Kuis Cinta:

APA ITU CINTA?

Banyak orang menggunakan kata "cinta" secara keliru. Ketika seseorang mengatakan kepada yang lain "Aku cinta padamu, " seringkali yang dimaksudkannya ialah "Kamu membuat aku merasa bahagia." Sikap seperti ini adalah sikap yang mementingkan diri sendiri, bukan cinta sesungguhnya. Sebenarnya yang dikatakannya ialah, "Aku cinta diriku, dan kamu membuatku bahagia, jadi tinggallah bersamaku." Jika demikian apa itu sesungguhnya cinta? Coba camkan ini: Cinta itu murah hati serta sabar, ia tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak melakukan yang tidak sopan. Cinta itu tidak mementingkan diri sendiri atau pun pemarah. Cinta tidak menyimpan kesalahan orang lain. Cinta bersukacita karena kebenaran, dan bukan karena ketidakadilan. Cinta senantiasa memberikan dukungan, setia, percaya segala sesuatu dan mengharapkan segala sesuatu. Cinta tidak pernah gagal! Jadi cinta sejati adalah hal menginginkan orang lain bahagia, bukan menginginkan diri kita sendiri yang bahagia. Berikut ini ada kuis sederhana. Lain kali jika kamu bercakap-cakap dengan seseorang yang katamu kamu cintai, cobalah hitung berapa kali kamu mengatakan kata "aku". Apakah kamu mengatakannya lebih dari dua kali dalam 5 menit percakapan? Gunakan tabel di bawah ini sebagai tolok ukur cintamu: 4 kali atau lebih 3 kali 2 kali 1 kali atau kurang ~ cintamu hanya mementingkan diri sendiri. Kamu perlu berubah. ~ cintamu mungkin mementingkan diri sendiri. ~ cintamu mungkin tidak mementingkan diri sendiri. ~ cintamu tidak mementingkan diri sendiri.

sumber : News For Kids, Fr Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.

GUNAKANLAH WAKTU LIBURMU (RENUNGKANLAH)

Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan. Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya. Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincangbincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara e masnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil "Tom". Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya. "Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat". Ia melanjutkan : "Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku". Lalu mulailah ia menerangkan teori "seribu kelereng" nya. "Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung- hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting". "Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini", sambungnya, "dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati". "Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku

butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya" . "Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu". "Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah memberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi". "Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!" Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan. "Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan" kataku, "Lho, ada apa ini...?", tanyanya tersenyum. "Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial", jawabku, " Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng." *Pesan dari cerita ini : * SPEND YOUR WEEKEND WISELY AND MAY ALL SATURDAYS BE SPECIAL AND MAY YOU HAVE MANY HAPPY YEARS AFTER YOU LOSE ALL YOUR MARBLES.

SABDA BAHAGIA SETAN Berbahagialah mereka yang tidak mempunyai kesempatan untuk pergi ke gereja pada hari Minggu karena terlalu letih atau sibuk, karena mereka adalah pekerja-pekerjaku yang paling baik Berbahagialah mereka yang bosan dengan

TERIMA KASIH TUHAN Terima kasih Tuhan, untuk hari ini. Untuk segala hal yang terjadi, hal baik ataupun yang tidak. Untuk segala hal yang boleh aku nikmati. Berkatilah orang tuaku di rumah, keluarga yang selalu mendukung aku tanpa henti. Berkatilah aku dan semua orang di sekelilingku. Berkatilah orang-orang yang kedinginan dan kelaparan di luar sana, yang tidak bisa merasakan kehangatan seperti yang aku miliki. Berkatilah binatang-binatang yang terlantar, dianiaya, dan tidak punya tempat tinggal, aku percaya Engkau tidak akan pernah meninggalkan ciptaan-Mu. Dan untuk arwah semua orang yang telah meninggal, semoga mereka menemukan kebahagiaan abadi dalam pelukan-Mu. Juga untuk esok hari, semoga sinar kemuliaan-Mu selalu ada. Kuatkan aku untuk segala ujian dan cobaan. Karena segala sesuatu akan menjadi indah pada waktunya.

BELAJAR UNTUK HIDUP Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai.... Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya. Saya belajar, bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik.... Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh, walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati.... Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya.... Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya sahabat itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya..... dan untuk itu saya harus memaafkannya.... Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri...., kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.... Saya belajar, bahwa tidak masalah berapa buruknya patah hati itu, dunia tidak pernah berhenti hanya gara-gara kesedihan saya.... Saya belajar, bahwa saya tidak dapat merubah seseorang, tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri.... , hanya diri sendiri yang dapat saya rubah untuk lebih dalam lagi memiliki toleransi untuk memahami sifat dan sikap orang. Saya belajar, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan.... Saya belajar, bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda

HIDUP ADALAH BELAJAR Hidup adalah Belajar Belajar bersyukur meski tak cukup Belajar ikhlas meski tak rela Belajar taat meski berat Belajar Memahami meski tak sehati Belajar sabar meski terbebani Belajar setia meski tergoda Belajar memberi meski tak seberapa Belajar mengasihi meski tersakiti Belajar tenang meski gelisah Belajar percaya meski susah Belaja dan terus belajar Belajar sampai pada akhirnya Tuhan yang menyempurnakannya

25 ULTIMATE TIPS FOR BETTER LIFE 1. Take a 10-30 minute walk every day. & while you walk, SMILE. It is the ultimate anti-depressant. 2. Sit in silence for at least 10 minutes each day. 3. When you wake up in the morning,Pray to ask Gods guidance for your purpose, today. 4. Eat more foods that grow on trees and plants and eat less food that is manufactured in plants. 5. Drink green tea and plenty of water. Eat blueberries, wild Alaskan salmon, broccoli, and almonds. 6. Try to make at least three people smile each day. 7. Dont waste your precious energy on gossip, energy vampires, issues of the past, negative thoughts or things you cannot control. Instead invest your energy in the positive present moment. 8. Eat breakfast like a king, lunch like a prince and dinner like a college kid with a maxed out charge card. 9. Life isnt fair, but its still good. Life is too short to waste time hating anyone. Forgive them for everything ! Dont take yourself so seriously. No one else does. You dont have to win every argument. Agree to disagree. Make peace with your past so it wont spoil the present. Dont compare your life to others. You have no idea what their journey is all about. No one is in charge of your happiness except you. Frame every so-called disaster with these words: In five years, will this matter? Help the needy,Be generous ! Be a Giver not a Taker What other people think of you is none of your business. Time heals everything.

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

20. 21.

However good or bad a situation is, it will change. Your job wont take care of you when you are sick. Your friends will. Stay in touch. 22. Envy is a waste of time. You already have all you need. 23. Each night before you go to bed ,Pray to God and Be thankful for what you have accomplished, today ! 24. Remember that you are too blessed to be stressed!.

You might also like