You are on page 1of 14

TUGAS TERSRTUKTUR BIOKIMIA

OLEH :
Ketua Anggota

: Bangkit L S
: Agung Dwi C Tyas Mardiana Sari Meta Oktaviana Harry F Nugraha

D1E010017 D1E010072 D1E010035 D1E010054 D1E010091

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PURWOKERTO 2011

PENDAHULUAN OLEH : Bangkit Lutf NIM : D1E010017 Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan kebiasaan missalmya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh selsel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam senywa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yangterdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris Cn(H2O)n. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. a. Monosakarida Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana,mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dansebagainya dan akhirnya polimer. Dimerdimer disebut disakarida. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa.

b. Oligosakarida Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida. Sehingga oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya. Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Oligosakarida yang paling banyak digunakan dan terdapat di alam adalah bentuk disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa. Disakarida yang banyak terdapat di alam seperti maltosa yang terbentuk dari 2 molekul glukosa melalui ikatan glikosida. Pada maltosa, jembatan oksigen terbentuk antara atom karbon nomor 1 dari D-glukosa dan atom karbon nomor 4 dari D-glukosa lain. Ikatan yang terbentuk dinamakan ikatan secara lengkap dinyatakan dengan -D-glukopiranosil (1 Dalam bentuk sederhana Glc( 1 (1 4) glikosida,

4)E-D-glukopiranosa.

4 )Glc, perhatikan lagi Bagan 14.12. Maltosa

diperoleh dari hasil hidrolisa pati dan banyak dimanfaatkan sebagai pemanis. Sukrosa (gula pasir) terbentuk dari satu molekul fruktosa, Fru( 2 yaitu -D-fruktofuranosil (2 1) -D-glukosa dan -Datau

-D-glukopiranosa

1 )Glc seperti yang ditunjukan pada Gambar 14.13.

Sukrosa biasa diperoleh di alam sebagai gula tebu dan gula bit. Khususnya pada pada ekstrak gula dari bit, sukrosa tidak murni melainkan bercampur dengan oligosakarida yang lain seperti rafinosa dan stakiosa. Secara alami, laktosa terdapat pada air susu dan sering disebut dengan gula susu. Molekul ini tersusun dari satu molekul D-glukosa dan satu molekul Dgalaktosa melalui ikatan (1 4) glikosidik, untuk struktur ikatannya dapat dilihat pada Gambar 14.14. Laktosa yang terfermentasi akan berubah menjadi asam laktat. Dalam tubuh Laktosa dapat menstimulasi penyerapan kalsium.

c. Polisakarida Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting. 1. Selulosa Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4- -D-

glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan Dglukosa.

Struktur selulosa Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat memecahkan ikatan -glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan ikatan -

glikosida yang terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa. Dalam sistem pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa bakteri yang memiliki enzim -glikosida sehingga hewan jenis ini dapat menghidrolisis selulosa. Contoh hewan yang memiliki bakteri tersebut adalah rayap, sehingga dapat menjadikan kayu sebagai makanan utamanya. Selulosa sering digunakan dalam pembuatan plastik. Selulosa nitrat digunakan sebagai bahan peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film (seluloid). 2. Pati / Amilum Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa. Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya.

Amilosa adalah polimer linier dari -D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4- . Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.

Struktur amilosa

Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama mengandung -D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'- . Tiap

molekul glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6'- .

Struktur amilopektin Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa. Hidrolisis dengan enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltosa.

PENGUKURAN KARBOHIDRAT SECARA UMUM OLEH : Tyas Mardiana Sari NIM : D1E010035 Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasar kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural, sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakarida dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton,1980). UJI MOLSICH OLEH : Tyas Mardiana Sari NIM : D1E010035 Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel

Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu

-naphthol yang

terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. Reaksi yang terjadi adalah :

H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisi kualitatif karbohidrat. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat (Poedjiadi, 1994).

UJI BENEDICT DAN UJI BARFOED OLEH : Agung Dwi Cahyo NIM : D1E010072 1. Uji Benedict Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Pada uji bneedict digunakan pereaksi benedict, pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan. Pereaksi Benedict lebeih peka, dan juga lebih mudah karena hanya terdiri dari atas satu macam larutan saja. Reaksi yang berlangsung : O R C H + Cu2 + 2OHGula Pereduksi O R C OH + Cu2O Endapan Merah Bata

2. Uji Barfoed Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri

oksida lebih cepat dibanding disakarida. Pada uji Barfoed digunakan pereaksi Barfoed, peraksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asan asetat dalam air, dan digunakan untuk menandakan anatara monosakrida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru yang menunjukkan adanya

monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan Pereaksi Fehling atau Benedict ialah bahwa pada pereaksi Barfoed digunakan suasana asam. Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagain contoh, galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktonat sedangkan glukosa akan menjadi asam gliktonat (Pedjiadi, 1994).

UJI SELIWANOF OLEH : Meta Oktaviana NIM : D1E010054

Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa.Ketosa dan aldosa berbeda pada penyusun keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton maka itu adalah ketosa, sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah aldosa.Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebihcepat terdehidrasidibandingaldosa. Reaksi Selliwanoff adalah sebagai berikut :

Reagen yang digunakan adalah resosinol dan asam hidrocloric. Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi met il furfural. Proses pembentukan hidroksi met il furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkanasam livulenik dan hidroksi metil furfural. Fruktosa mengandung gugus keton sehingga lebih cepat bereaksi dari glukosa yang mengandung gugus aldehid, karena gugus keton langsung didehidrasi menjadi furfural sedangkan gugus aldehid mengalami transformasi dahulu menjadi ketosa kemudian didehidrasi menjadi furfural.

REAKSI ANTRON DAN UJI SUKROSA OLEH : Harry F Nugraha NIM : D1E010091

1. Uji Antron Reaksi antron merupakan uji umum untuk karbohidrat. Reaksi in i posit if untuk semua karbohidrat. Apabila ke dalam 2 mL reagen (2% di dalam asam sulfat pekat) ditambahkan0,2 mL larutan karbohidrat, maka akan terjadi warna biru tajam. Metode ini dapat diterapkan untuk semua jenis bahan makanan. Anthrone (9,10dihydro-9-oxanthracene), merupakan hasil reduksi anthraquinone. Anthrone bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan yang khas. Prinsip dasar dari metode anthrone adalah senyawa anthrone akan bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan yang khas. Senyawa anthrone (9,10-dihydro-9oxanthracene) merupakan hasil reduksi anthraquinone. Pereaksi yang digunakan pada metode antrone adalah : 1. Pereaksi anthrone 0.1 % dalam asam sulfat pekat. Di-buat hanya pada waktu hari akan digunakan sebab tidak stabil dan hanya tahan satu hari. 2. Larutan glukosa standar 0.2 mg/ml. Larutan 200 mg glukosa dalam 100 ml akuades. Ambil 10 ml encerkan menjadi 100 ml (1 ml = 0.2 mg glukosa)

2. Uji Sukrosa Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang

memiliki gugus

aldehida atau

keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan

membentuk hidrazon atao osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.

Osazon dari disakarida

larut

dalam air

mendidih dan terbentuk

kembali

biladidinginkan, namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida danketon yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas., sebaliknya

osazonmonosakarida tidak larut dalam air mendidih. Sedangkan teori yang mendasari hidrolisis pati dan sukrosa adalah, pati(starch) tau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besartanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (+-20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru sertalarut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+- 80 %) denganstruktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna ungusampai merah. Patai dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisismenjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat denganiodium dan menghaislkan warna biru samapi tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji Benedict. Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhirolisis, lalu menghasilkan

glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan uji Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilakn monosakarida.

+HCl Sukrosa ----------- Glukosa + Fruktosa

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Biologi (edisi ke-Edisi ke-5, Jilid 1, diterjemahkan oleh R. Lestari dkk.). Jakarta Hardjono Sastrohamidjojo. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Kuchel, P. (2006) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Schaum's Easy Outlines: Biokimia (edisi ke-diterjemahkan oleh E. Laelasari). Jakarta Lehninger, A.L. (1997). Dasar-dasar Biokimia (edisi ke-Jilid 1, diterjemahkan oleh M. Thenawidjaja). Jakarta: Erlangga. hlm. hlm. 313. Nguyen DN, Ton NMN, Le VVM. 2009. Optimization of Saccharomyces cerevisiae immobilization in bacterial cellulose by adsorption-incubation method. Int Food Res J 16 : 59-64. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press : Jakararta.

You might also like