You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK (TREN DAN ISSUE KEPERAWATAN ANAK)

Disusum untuk melengkapi tugas Ilmu Keperawatan Dasar III

Dosen Pengampu : Ns. Windyastuti, S.Kep

Disusun oleh : L.TONY ARFIYAN M.D ( 1003045 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2011

PERKEMBANGAN ANAK

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan system neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. B. Tahapan perkembangan anak Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada masa: 1. Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun) 2. Early childhood (usia 3-6 tahun) 3. Middle childhood (usia 6-11 tahun) Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek berikut: 1. fisik (motorik) 2. emosi 3. kognitif 4. psikososial C. Aspek-aspek perkembangan anak 1. Perkembangan Fisik (Motorik) Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. a. Perkembangan motorik kasar Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota

tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya. b. Perkembangan motorik halus Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus. 2. Perkembangan Emosi Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orangorang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi. 3. Perkembangan Kognitif Pada aspek koginitif perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara. 4. Perkembangan Psikososial Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan. 5. Perkembangan moral pada anak Pertama, pada usia balita, anak perlu memperoleh pengenalan akan peraturan dalam keluarga melalui orangtuanya. Sekalipun pemahaman anak mengenai moral masih bersifat sederhana, pada usia yang sangat muda pun, anak sudah mampu mengenali rasa bersalah dan dapat diajak menyesali dosanya di hadapan Tuhan. Kedua, pada usia balita hingga kanak-kanak akhir, orangtua sebaiknya tidak memperkenalkan dualisme dalam kehidupan moral. Dunia yang dikenal anak pada usia demikian bersifat hitam-putih dan ideal. Mereka akan bingung misalnya, bila mereka diperbolehkan bahkan disuruh berbohong pada suatu saat, namun dilarang berbohong dan dihukum di saat lain. Mereka membutuhkan pengajaran dan teladan

yang konsisten dan dapat dipercaya. Ketika anak sudah memahami benar tentang arti intensi di balik suatu perbuatan (maksud tersembunyi dari suatu tingkah laku yang tampak), barulah ia dapat diajak berdiskusi mengenai dilema moral. Pada tahap ini, anak baru memahami bahwa ada peraturan yang wajib kita taati, ada yang tidak. Namun setiap pelanggaran mempunyai konsekuensinya. Anak tetap harus diberitahu bahwa ada peraturan yang bagaimanapun tidak boleh dilanggar. Pada saat anak memasuki usia remaja dan mulai kritis terhadap segala sesuatu, anak perlu mengetahui bahwa kenyataan hidup ada kalanya memaksa kita untuk memilih, kepada siapakah kita harus taat. Ketiga, tujuan pendidikan moral adalah agar anak bertanggung jawab penuh atas perilaku moralnya suatu ketika nanti. Dalam hal ini, tanggung jawab moral yang dimaksud tidak sekedar menghormati hak orang lain yang bersifat universal, melainkan didasarkan pada ketaatan akan Tuhan. D. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan Menimbulkan Perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagaicontoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya. 3. Pertumbuhan dan Perkembangan Mempunyai Kecepatan yang Berbeda Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak. 4. Perkembangan Berkorelasi dengan Pertumbuhan Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya. 5. Perkembangan Mempunyai Pola yang Tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal). b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal). 6. Perkembangan Memiliki Tahap yang Berurutan Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak. 2. Pola perkembangan dapat diramalkan Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.(mospagebreak title=3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak) E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut antara lain: 1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak a. Keluarga. Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus. b. Umur.

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja. c. Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. d. Genetik. Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil. e. Kelainan kromosom. Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Downs dan sindroma Turners. 2. Faktor luar (eksternal) a. Faktor Prenatal 1) Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. 2) Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital 3) Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

Thalidomid

dapat

4) Kelainan imunologi Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan. 3. Faktor Persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. 4. Faktor Pascapersalinan a. Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b. Penyakit kronis/ kelainan congenital Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. c. Lingkungan fisis dan kimia.

DAFTAR PUSTAKA http//asuhan keperawatan anak.com//18.30, Google.

You might also like