Professional Documents
Culture Documents
kaya, kaya-raya,
Saudara-saudara.
Berjiwa besarlah,
berimagination.
Gali ! Bekerja!
Gali! Bekerja! Kita
adalah satu tanah
air yang paling
cantik di dunia”.
Soekarno;
Semarang, 29 Juli
1956
jongArsitek!
jongarsitek@gmail.com
Selamat menikmati.. Desain menginspirasi
Though it’s probably a month late, we hope this Kontributor muda yang kali ini membagi perspektif
edition can act as a post-euphoria-and-sustaining- mudanya adalah Gacanti Swastika, pemikir muda
optimisim-a-little-bit-longer edition. We think this berusia 19 tahun, yang ditemukan oleh Paskal le-
country might need some young architects talking wat “blog hunting” yang aktif. Pemikiran-pemikiran-
about things that could motivate their peers and nya bukan hanya membuat Paskal “kepincut” tapi
hopefully changed some young perspective. juga berhasil membuat saya menjadi salah satu Bert de Muynck
penggemarnya! Jadi kami sangat senang kedatan- http://movingcities.org/
A new young contributor that share her young op- gan seorang potensi muda yang mau membagi
timistic perspective is Gacanti Swastika, a 19-year- pandangannya.
old thinker, who was found by Paskalis through his
active search of blog hunting. Not only her thoughts Bert kembaliii!!!! Selalu menyenangkan memiliki
blow Paskal’s mind, it also manage to made me one seorang teman sinis yang menulis tentang hal-hal
adikritz
of her fans. So we’re very happy to have such a yang sinis. Seperti selalu di sadarkan kalau ada http://www.facebook.com/profile.
young potent sharing her views. berbagai macam sudut pandang untuk melihat php?id=622062159
masalah dan kita harus terus melihatnya seperti itu
And Bert is back! It’s always nice to have such a untuk menjadi lebih kritis terhadap banyak hal, dan
cynical friend writing bout cynical stuffs. It somehow Bert de Muynck adalah orang yang seperti itu. Kali danny wicaksono
always succeed to give you another extra energy
too keep on look at things from various different
ini tentang publikasi pra-olimpiade yang diterima
http://www.facebook.com/
oleh Beijng dan perspektif lain yang saya yakin ke-
perspectives, and Bert De Muynck is definitely that banyakan dari kita tidak sadari. profile.php?id=537977711
kind of person. This time it’s about the pre-olympic Dani Hermawan
publications of Beijing, and that “other perspective” Dan selain saya dan Paskal ada Dani Hermawan http://www.new.facebook.com/home.
that i think most people fail to see. dan M.Nanda Widyarta. Dani menulis tentang php#/profile.php?id=548748713
metode desain paling menarik di jaman ini “Para-
And besides paskal and me, there’s Dani Hermawan metric”. Sedangkan Nanda, Chief-Editor Indonesia
and M.Nanda Widyarta. Dani writes about the ep- Design, menulis tentang tugas arsitek untuk meng-
och’s most intriguing method of design, Parametric. konstruksi ruang dan dunia.
Whilst Nanda, the Chief editor of Indonesia Design
(one of Indonesia’s leading architectural publication) Dalam situasi bangsa yang kisruh dan keruh sep- foto
write about constructing space. ngga
erti sekarang ini, kami berharap semoga edisi Jon-
Gacanti Swastika
gArsitek! bulan ini bisa membagi sedikit optimisme tersedia
We hope this will be another decent edition of Jon- yang kami perjuangkan untuk tetap terjaga. http://www.new.facebook.com/profile.
gArsitek! that hopefully will inspire some people... php?id=1647870146
Bangsa ini masih butuh semangat muda. Jangan
enjoy... lelah, kita belum boleh menyerah...
Paskalis Khrisno Ayodyantoro
Selamat membaca... kami harap meng-inspirasi....
www.facebook.com/profile.
-Danny Wicaksono- Mohammad Nanda Widyarta
php?id=547254387
-Danny Wicaksono- http://www.new.facebook.com/profile.
php?id=729063311
jongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
p4
jongEditorial
sambutan dari redaksi kita
p8
jongFoto p16
jongTulisan
p10 -- “Consciousness” Labeled In Liberty--
jongTulisan
arsitektur tradisional indonesia,
tanggung jawab siapa? p18
jongTulisan
Mengkonstruksikan ruang,
mengkonstruksikan dunia p24
sebuah tugas arsitek
jongTulisan
A short observation on the 2008
olympic overkill p28
jongTulisan
Selamat Ulang tahun bangsaku!
p30
jongGambar
viscofolly - the intestine
jjongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
Retro
by : adi kritz
Vespa yang cantik dengan butik hotel ‘Scarlet’ pada background terparkir tertib pada
East Coast Park
by : adi kritz
Alam seadanya yang terpelihara dan terbuka bebas untuk semua, rasanya lebih baik
tempatnya. Kepiawaian menjaga warisan sejarah pastinya akan memiliki efek lebih dari daripada snob dengan alam yang kaya, tapi tidak terasa.
sekedar kota yang indah dan background untuk foto.
jjongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
10 11
18 19
Saya akan memulai dengan sebuah kutipan dari Architecture is a Device, oleh Winny Maas, 2004.
Halaman. 44-45, KM 3: Excursions on Capacities:
HISTORY. We can take note of a compressed history related to this approach from the studies on
mass production in the 1920s and 1930s to the idealistic excursions and sketches in the 1960s to
the refocus on form theory in deconstructivist architecture during the 1980s to excursions in the
virtual domain of merely computer-based form-finding in the 1990s to finally directionless urban
analyses presented as “research” in the 2000s.
All have been a series of methods to understand the world but not to construct the world.
Tulisan Winny Maas di atas merangkum sebuah sejarah arsitektur di abad ke-20 dan dekade pertama
abad ke-21.
jjongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
Keinginan untuk mengkonstruksikan dunia (to construct the world) melalui arsitektur tentunya meru-
pakan suatu keinginan yang sudah pernah ada di benak beberapa arsitek sejak dulu. “Mengkon-
struksikan dunia”, seperti pembaca dapat mendeteksi dari artian frase tersebut, menyiratkan sebuah
pandangan yang pragmatis. Mungkin bukan sesuatu yang aneh bila teks yang dikutip di atas dibuat
oleh Winny Maas; pragmatisme merupakan sebuah ciri khas dari para arsitek Belanda. Hanya saja, ar-
tikel ini tidak bermaksud untuk bercerita tentang pragmatisme per se. Ini adalah sebuah artikel tentang
pengkonstruksian dunia dilihat dari sudut sejarah arsitektur.
Saya termasuk orang yang percaya bahwa arsitektur merupakan sebuah bidang yang melibatkan
proses pembayangan yang imajinatif. Tentunya sulit untuk mengatakan bahwa proses pembayangan
tersebut dapat dilakukan secara murni obyektif. Subyektifitas tidak pernah meninggalkan benak kita.
Sebuah subyektifitas turut membentuk pembayangan imajinatif seorang arsitek Venesia di abad ke-18,
Piranesi, ketika ia mencoba untuk mengkonstruksikan dunia melalui etsanya. Piranesi pernah men-
coba untuk mengkonstruksikan dunia, atau lebih tepatnya, Roma, melalui sebuah pembayangan ima-
jinatifnya. Ia mengkonstruksikan secara total sebuah ruang kota, urb, di bawah pengaruh humanisme
20 pasca-Renaissance dan cara pandang pasca-cogito. Penggunaan idiom-idiom Klasik, terutama yang 21
berasal dari peradaban Romawi, bukan sekedar sesuatu yang dapat dianggap sebagai sebuah bentuk
chauvinisme Piranesi. Idiom-idiom Klasik Romawi tersebut merupakan sebuah pembayangan tentang
sebuah ruang sekuler, humanistik, rasionalis yang merupakan hasil dari ide pemikiran individu.
Mengapa Romawi? Karena orang Romawi memiliki sebuah konsep, utilitas, yang merupakan konsep
tentang bagaimana merealisasikan ide agar menjadi berguna. Selain itu, orang Romawi juga memi-
liki pendapat mengenai perlunya kekuasaan, yang dipandang sebagai sebuah wahana terbaik untuk
merealisasikan ide tersebut. Arsitektur Klasik Romawi merupakan manifestasi dari konsep-konsep
tersebut; konsep-konsep yang sesuai dengan hasrat manusia pasca-Renaissance dan pasca-cogito
yang telah menemukan kembali kemampuannya untuk menentukan nasibnya sendiri.
Bila kasus Piranesi merupakan sebuah pengkonstruksian dunia melalui sebuah pembayangan yang
subyektif, para arsitek Belanda kontemporer seperti OMA dan MVRDV mencoba untuk mengkostruk-
sikan dunia melalui cara yang pragmatis. Bila Winny Maas dari MVRDV mengatakan bahwa “riset”
yang berbentuk analisis urban di dekade 2000an merupakan sebuah cara untuk memahami dunia,
sebetulnya pemahaman ini (terlepas dari kekurangan atau kelebihannya) merupakan sebuah tahap un-
tuk mengkonstruksikan dunia tanpa terlalu banyak dipengaruhi oleh subyektifitas. Analisis ini melibat-
kan analisis data nyata yang memang ada di lapangan, dari sirkulasi manusia di sekitar tapak sampai
dengan situasi urban fabric sebuah kota dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (seperti faktor de-
mografis, ekonomi, dsb.). Dari analisis inilah program dibuat. Pembuatan program ini—bila saya boleh
mengikuti Koolhaas—analogus dengan apa yang dilakukan oleh programer sebuah software. Seorang
programer mengkonstruksikan software tersebut sesuai dengan idenya; semuanya dikonstruksikan
untuk berjalan sesuai dengan logika tertentu. Sebuah software merupakan sebuah dunia kecil yang
dikonstruksikan oleh si programer.
semuanya terjadi dalam sebuah durasi, real time.
Pengkonstruksian bersifat pragmatis tersebut Pertanyaan yang dapat dimunculkan mengenai
merupakan sebuah metode untuk membentuk pendekatan ini adalah: dalam melihat sebuah ke-
ruang bukan hanya berdasarkan ide-ide yang jadian dalam sebuah durasi, apakah benak para
subyektif. Berbagai faktor dianalisa satu persatu. peneliti dapat benar-benar bebas dari subyektifi-
Kemudian hasil-hasil analisis tersebut dipertemu- tasnya masing-masing? Bukan tanpa alasan bila
kan, dinegosiasikan untuk membentuk sesuatu John Steinbeck, ketika berkelana di Uni Soviet
yang mungkin analogus dengan jaringan rizoma- di masa Perang Dingin demi melihat masyarakat
tik Deleuze dan Guattari (sekalipun, dalam arsi- Uni Soviet yang sebenarnya, ia mempertanyakan
tektur, teori Deleuze merupakan sebuah subyek dirinya sendiri: apakah benaknya dapat terbebas
pembicaraan pada dekade 1990an). Rancangan dari bias Amerika terhadap lawannya dalam Per-
yang dibuat, atau dikonstruksikan, merupakan ang Dingin?
jaringan yang dibuat dari hasil-hasil anasis dari
berbagai faktor yang membentuk urban fabric ----------------------------------------------
tempat tapak berada. Pengkonstruksian ini nam-
paknya merupakan sebuah akibat dari sebuah Yang menarik dari proses pengkonstruksian me-
pembayangan yang bermula di sekitar 1990an: lalui pembayangan itu adalah perubahan-peruba-
pembayangan sebuah ruang (dunia skala kecil) han imajinasi yang membentuk proses pembay-
yang mirip seperti imajinasi Deleuze dan Guat- angan. Mungkin pada akhirnya subyektifitas dan
tari sebagaimana tersirat dalam A Thousand obyektifitas tidak begitu penting untuk diperten-
Plateaus, sebuah kesatuan ruang yang dibentuk tangkan. Apapun imajinasinya, ia akan menggiat-
oleh berbagai elemen tanpa menafikkan keuni- kan pembayangan yang merupakan faktor pem-
22 kan jatidiri setiap elemen tersebut. Pendeknya, bentuk penting dari sebuah proses; proses tetap 23
sebuah ruang yang tidak meminggirkan apapun menjadi (keep becoming) yang dibayangkan
maupun siapapun; sebuah efek dari topik pem- oleh beberapa orang seperti Friedrich Nietzche
bicaraan pasca-strukturalis tentang l’autre (“yang dan Gertrude Stein. Narasi arsitektur sebuah Dosen Sejarah Arsitektur dan Desain, Jurusan Arsi-
tektur dan Desain Interior Universitas Tarumana-
lain”), yang muncul sekitar 40 tahun silam. masyarakat akan dapat berkembang, terus-
gara, Jakarta, yang juga mengajar di Universitas
menerus, dan mengukuhkan keberadaannya bila Pelita Harapan. Tesisnya diterbitkan dalam bentuk
Tanpa mengklaim obyektifitas murni, metode para arsitek berani untuk melakukan pembay- buku oleh Wastu Lanas Grafika, dengan judul
pengkonstruksian pragmatis di atas merupakan angan imajinatif setiap waktu. Jatidiri seseorang Mencari Arsitektur sebuah Bangsa; sebuah Kisah
sebuah cara untuk menghindari dominasi sub- tak lain adalah apa yang ia perbuat terhadap dir- Indonesia (Surabaya, 2007). Terlibat sebagai salah
yektifitas terhadap skema rancangan. Dari sejarah inya, kata Sartre. Bila pernyataan Sartre ini diter- satu konseptor pameran Tension: a Hundred Years
arsitektur kita tahu bahwa dominasi subyektifitas jemahkan untuk keperluan arsitektur, maka para of Indonesian Architectural Perspectives yang
diselenggarakan oleh Pusat Dokumentasi Arsitek-
tersebut (dianggap) terjadi pada arsitektur mod- arsitek perlu berani untuk menjadi penggagas
tur di Rumah Erasmus, Jakarta, akhir 2007-awal
ernis. Cara analisis kaum pragmatis itupun meng- dari pembayangan yang diinginkan. Untuk itu, 2008. Ikut menyusun buku Rumah Silaban/Silaban
ingatkan kita pada pemikiran Henri Bergson, seorang arsitek berhak dan perlu untuk melepas- House (Jakarta, 2008), sebuah kerjasama antara
yang menginginkan adanya perpaduan antara kan dirinya dari konvensi yang sedang dominan Universitas Tarumanagara, mAAN Indonesia dan
rasio dengan insting. Bergson menginginkannya dalam konteksnya. Dan untuk itu juga, sekolah- Universitas Tokyo. Esainya, Une Petite Histoire sur
karena ia resah dengan “obyektifitas” menurut sekolah arsitektur perlu mengorientasikan dirinya Thamrin-Sudirman; une Meditation a Propos d’une
pandangan positifistik, yang ia anggap terlalu bukan untuk mencetak tenaga kerja yang akan Photographie, dimuat di sebuah publikasi kultural,
le Banian (Paris, Desember 2007).
meng-obyek-kan (objectify) semua hal. Bagaima- memenuhi kebutuhan pasar belaka. Sekolah-
na mungkin kita melihat kegiatan manusia se- sekolah arsitektur perlu mengorientasikan dirinya
Sebuah pembayangan oleh Giovanni Battista
cara baik bila kita asumsikan manusia sebagai untuk mencetak para pembayang imajinatif yang
Piranesi, Prima Parte di Architetture, e Prospettive
sebuah obyek kaku seperti sebuah mesin yang akan ikut membentuk masyarakatnya melalui ru- Inventate (A dan B), dan Carceri (C).
dapat diprediksi? Itulah sebabnya analisis yang ang-ruang rancangan mereka.
dilibatkan dalam “riset” pada dekade 2000an (Sumber: Piranesi: the Etchings, oleh Luigi Ficacci.
cenderung mengindahkan sebuah fakta bahwa Taschen, Köln: 2006.
jjongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
The 2008 Beijing Olympic Games are over. But the city
isn’t. While some might argue that the discussion on the
city is over, I believe that it hardly started. The recent
media coverage on Beijing’s architecture was none less
than a tragi-comical celebration of the repetition. What
we learn from this is that architectural journalism is a
aggressive and debilitating force replacing architectural
theory and that for journalists the distinction between
by Bert de Muynck
Koolhaas’s partner in CCTV) and air pollution. Supported
by the starchitects, the media’s so-called ‘architectural
Bert de Muynck is an architect, writer and director of movingcities.org He lives and works in Beijing, China. critics’, a term painfully and mistakenly used by those
who occasionally write about buildings and architects,
have made a ‘good cop, bad cop’ deal with the city of
Beijing.
SELAMAT
set-72157606786598660/
photo under creative common license from http://www.flickr.com/photos/yanrf/2772076870/sizes/l/in/
Entahlah... mewujudkan Indonesia yang lebih baik,
bukan hanya kata-kata tentang Indonesia
Tapi tetap ada kegelisahan dalam diri ini, yang lebih baik.
Apa kesadaran yang kita punya untuk Kembalikan ini kepada diri anda sendiri,
bangsa ini? karena apapun nyata-nya, bagaimanapun
caranya, kaum muda harus memiliki sebuah
Apa kegelisahan yang kita pupuk dan kita kesadaran baru. Kesadaran bahwa masa
jawab untuk bangsa ini? depan adalah milik kita, dan kitalah yang
harus menuliskannya kembali.
Apa rasa dan pikir kita ketika melihat nyata
hidup di tanah ini? Bangsa ini pernah akan berdiri tegak, na-
mun sekarang harus tertatih dan kembali
Apa arti kita hidup di tanah surgawi ini? merintih.
Kata-kata tentang optimisme harusnya tak Belum waktunya untuk lelah dan meny-
Kepala ini seperti tidak berisi ketika harus menuliskan sebuah artikel perlu lagi terucap tanpa bukti yang mengir- erah...
untuk JongArsitek! edisi kemerdekaan tahun ini. Entah karena me- ing. Semua tentang hal itu seperti menghina
intelenjensia siapa saja yang mendengar- Selamat ulang tahun semuanya...
mang tidak tahu apa yang harus ditulis, atau kebingungan karena nya. Optimisme harusnya terarti tindakan
terlalu banyak masalah yang bisa diangkat. yang memberikan sedikit harapan untuk
jjongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
30 31
jjongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
32 33
jjongArsitek! agustus 2008 | desain menginspirasi
34 35
36 37
socialitur
media acara dan sosialisasi event arsitektur
38 39