You are on page 1of 11

Spesifikasi batang baja billet polos dan berusuk untuk tulangan beton

Ruang lingkup

Spesifikasi ini meliputi batang baja billet polos dan berusuk untuk tulangan beton dalam bentuk yang dipotong dalam panjang tertentu atau gulungan. Ukuran dan dimensi standar batang berusuk dan nomor batang yang digunakan harus seperti yang tertera dalam Tabel 1.
CATATAN 1: Untuk gulungan batang berusuk, kapasitas peralatan industri membatasi ukuran maksimum batang yang dapat diluruskan kembali.

Batang baja ini dibagi menjadi tiga tingkatan nilai leleh minimum yaitu, 280 MPa, 420 MPa dan 520 MPa disebut juga Grade 280, Grade 420, dan Grade 520. Batangan polos bulat yang digulung panas, sampai diameter berukuran 50.8 mm dalam bentuk gulungan atau dipotong dalam panjang tertentu, apabila diperuntukkan sebagai batang dowel, spirals, dan pengikat struktural atau pendukung harus disesuaikan dalam spesifikasi ini pada Grade 280, Grade 420, dan Grade 520 (lihat Catatan 2). Untuk sifat daktilitas (perpanjangan dan lengkung), pengujian batang berusuk sampai ke ukuran diameter nominal terdekat harus dilakukan. Persyaratan tersebut tidak dapat digunakan untuk penyediaan deformasi dan penandaan.
CATATAN 2: Berat untuk batang polos bulat yang diameternya lebih kecil dari 9.5 mm harus dihitung berdasarkan ukuran dalam ASTM A 510.

Pengelasan material yang ada dalam spesifikasi ini harus dilakukan dengan penuh perhatian karena belum adanya batasan untuk meningkatkan kekuatan pengelasannya. Apabila baja akan di las, prosedur pengelasan yang sesuai untuk komposisi kimia dan tujuan pemakaiannya harus digunakan (lihat Catatan 3).
CATATAN 3: Dokumen ini menjelaskan pemilihan logam pengisi yang tepat, suhu pemanasan, dan persyaratan kinerja serta prosedur kualifikasi.

Acuan normatif

SNI 19-6408-2000, Tata cara penentuan suku bilangan yang signifikan terhadap nilai batas yang dipersyaratkan AASHTO T 244, Mechanical testing of steel products AASHTO T 285, Bend test for bars for concrete reinforcement ASTM A 510, Specification for general requirements for wire rods and coarse round wire, carbon steel ASTM A 510M, Specification for general requirements for wire rods and coarse round wire, carbon steel ASTM A 615/A 615M-01 b ASTM A 700, Recommended practices for packaging, marking, and loading methods for steel products for domestic shipment

1 dari 11

3 3.1

Istilah dan definisi

batang berusuk (deformed bar) batang baja dengan tonjolan keluar yaitu batang yang ditujukan penggunaannya sebagai tulangan dalam konstruksi beton bertulang (reinforced concrete construction) 3.2 batang polos batang baja tanpa ulir 3.3 billet A small, usually rectangular bar of iron or steel in an intermediate stage of manufacture. 3.4 discussion permukaan batang di lengkapi dengan tonjolan atau ulir yang mengakomodasi pergerakan longitudinal batang secara relative terhadap beton yang menutupi batang tersebut dalam suatu struktur. Tonjolan atau ulir memenuhi persyaratan dalam specifikasi ini 3.5 gap celah 3.6 heat kumpulan produksi 3.7 rusuk/ulir (deformation) tonjolan pada batang berusuk 3.8 rib tonjolan memanjang pada batang berusuk 3.9 spasi jarak antara

2 dari 11

Informasi dalam pemesanan

Pemesanan barang berdasarkan spesifikasi ini harus mengikut sertakan informasi berikut ini: a) kuantitas (Jumlah) [berat]; b) jenis barang (batang baja billet berusuk dan polos untuk tulangan beton); c) ukuran; d) potongan panjang atau gulungan; e) polos atau berusuk; f) grade; g) kemasan (lihat 21); h) spesifikasi yang digunakan serta tahun penerbitan, dan; i) laporan uji tersertifikat (bila dibutuhkan).
CATATAN 4: Penjelasan pemesanan tipikal adalah seperti berikut ini : 10 Mg, batang baja billet berusuk dan polos untuk tulangan beton, No. 25, panjang 18 m, berusuk, Grade 420, dikemas, sesuai AASHTO M 31M. Sertifikat uji pabrik diperlukan.

Persyaratan

a) Bahan dan fabriksasi; Batangan baja harus di gulung pada cetakan dengan pemanas yang tepat atau pada baja strand cast yang menggunakan proses open-hearth, basic-oxygen, electricfurnace. b) Ukuran nominal batang berusuk ekivalen dengan batang polos bulat yang memiliki berat permeter yang sama dengan batang berusuk. Nomor kode batang adalah perkiraan dalam millimeter dari diameter nominal batang. Tabel 1 Nomor kode, berat nominal, dimensi nominal, dan syarat ulir (deformasi) untuk tulangan berusuk (SI)
Ukuran Nominal Berat Nomor kode Nominal kg/m 10 13 16 19 22 25 29 32 36 43 57 0.560 0.994 1.552 2.235 3.042 3.973 5.060 6.404 7.907 11.38 20.24 Luas Diameter, penampang mm mm2 9.5 12.7 15.9 19.1 22.2 25.4 28.7 32.3 35.8 43.0 57.3 71 129 199 284 387 510 645 819 1006 1452 2581 Keliling, mm 29.9 39.9 49.9 59.8 69.8 79.8 90.0 101.3 112.5 135.1 180.1 Persyaratan ulir (deformasi), mm Spasi rata-rata Maximum (mm) 6.7 8.9 11.1 133 15.5 17.8 20.1 22.6 25.1 30.1 40.1 Tinggi Gap Maksimum rata-rata (12,5% Chord Minimum Keliling (mm) Nominal) 0.38 0.51 0.71 0.97 1.12 1.27 1.42 1.63 1.80 2.16 2.59 3.6 4.9 6.1 7.3 8.5 9.7 10.9 12.4 13.7 16.5 21.9

3 dari 11

Persyaratan kimiawi

a) Suatu analisis dari masing-masing pemanasan baja harus dibuat oleh penyedia jasa dari contoh uji yang diambil (sebaiknya) pada proses penuangan. Prosentase karbon, mangan, phosphor, dan sulfur harus ditentukan. Kadar phosphorus tidak boleh melebihi 0,06 persen; b) Suatu analisis boleh dilakukan oleh pengguna jasa dari batang yang telah jadi. Kadar phosphorus tidak boleh melebihi yang ditentukan pada butir 6.a) sebanyak 25 persen.

Persyaratan ulir/rusuk

a) Ulir harus ditempatkan secara teratur di sepanjang batang dengan jarak yang seragam. Ulir pada sisi yang lain dari batang harus identik dalam ukuran, bentuk, dan polanya; b) Ulir harus ditempatkan berdasarkan sumbu batang sehingga sudut yang dibentuknya kurang dari 45. Ketika garis rusuk membentuk sudut dengan sumbu batang sebesar 45 sampai dengan 70, bentuk rusuk harus pada arah yang terbalik pada masingmasing sisi. Jika sudut yang dibentuk lebih dari 70, maka rusuk yang dibentuk tidak perlu dibalik; c) Spasi atau jarak rata-rata antara rusuk pada masing-masing sisi batang tidak boleh melebihi 7/10 dari diameter nominal batang; d) Panjang keseluruhan rusuk harus sedemikian sehingga gap antara ujung rusuk pada sisi yang saling membelakangi pada batang tidak boleh melebihi 12,5 % dari perimeter nominal batang. Apabila ujung berakhir pada rib longitudinal, maka lebar rib longitudinal harus dipertimbangkan sebagai gap. Jika ada dua atau lebih rib longitudinal, lebar total dari seluruh rib longitudinal tidak boleh melebihi 25 % dari perimeter nominal batang; sebagai tambahan, penjumlahan gap tidak boleh melebihi dari 25 % dari perimeter nominal batang. Keliling nominal batang harus 3,14 kali diameter nominal; e) Penempatan (spasi), tinggi dan celah rusuk harus memenuhi persyaratan yang ditunjukkan dalam Tabel 1 atau Tabel 2.

Pengukuran ulir/rusuk

a) Spasi rata-rata rusuk harus ditentukan dengan mengukur panjang dari minimum 10 buah spasi dan membaginya dengan jumlah spasi yang ada di dalam panjang yang diukur. Pengukuran harus dimulai dari satu titik pada rusuk di spasi pertama sampai pada titik di rusuk terakhir yang termasuk dalam pengukuran. Pengukuran spasi tidak boleh dilakukan pada daerah batang yang tercetak symbol termasuk huruf dan angka; b) Tinggi rata-rata rusuk harus ditentukan berdasarkan pengukuran yang dilakukan minimal pada dua rusuk yang tipikal. Penentuan harus didasarkan pada tiga pengukuran, per rusuk, satu di tengah dari panjang keseluruhan, dan dua lainnya di seperempat dari panjang keseluruhan; c) Tinggi yang tidak cukup, jangkauan circumferential yang tidak cukup, atau spasi yang berlebihan tidak boleh dijadikan alasan penolakan, kecuali telah benar-benar jelas dipastikan dengan penentuan pada tiap kumpulan (lot) (Catatan 5) dan diuji bahwa bentuk tipikal rusuk, tinggi, celah, atau spasi tidak sesuai dengan persyaratan minimum yang dijelaskan pada pasal 7. Tidak boleh ada penolakan yang dilakukan berdasarkan pengukuran jika kurang dari 10 rusuk yang berdekatan pada masing-masing sisi batang yang diukur.
4 dari 11

CATATAN 5: Kumpulan/lot ditentukan sebagai seluruh batang dari nomor batang dan pola rusuk yang sama yang tercakup dalam satu catatan pengiriman.

Persyaratan tarik

a) Bahan, yang diwakili dengan contoh uji, harus memenuhi persyaratan tarik yang ditunjukan dalam Tabel 2; Tabel 2 Persyaratan tarik Uraian Kuat tarik minimum, MPa Kuat leleh minimum MPa Perpanjangan dalam 203.2 mm min, % Nomor batang 10 13, 16 19 22,25 29, 32, 38 43, 57
a)

Grade 280 a) 420 280

Grade 420 620 420

Grade 520 b) 690 520

11 12 12 -

9 9 9 8 7 7

7 7 6 6

Batang dengan Grade 280 hanya tersedia dalam ukuran 10 sampai 19. b) Batang dengan Grade 520 hanya tersedia dalam ukuran 19 sampai 57.

b) Titik leleh atau kuat leleh harus ditentukan dengan salah satu metoda di bawah ini: 1) titik leleh harus ditentukan dengan metode drop of the beam atau halt of the point seperti yang dijelaskan dalam AASHTO T 244; 2) apabila baja yang diuji tidak menunjukkan titik leleh yang mudah ditentukan, titik leleh harus ditentukan pada perpanjangan akibat beban tarik, menggunakan sebuah diagram yang digambar secara otomatis pada mesin atau menggunakan sebuah extensometer seperti yang dijelaskan dalam AASHTO T 244; Perpanjangan akibat beban tarik harus sebesar 0,005 mm/mm dari panjang acuan/gage length (0,5 persen) untuk Grade 280 dan Grade 420 dan harus sebesar 0,0035 mm/mm dari panjang acuan/gage length (0.35 persen) untuk Grade 520. Jika bahan tesedia dalam bentuk gulungan, benda uji harus diluruskan terlebih dahulu sebelum ditempatkan pada bagian penjepit di mesin uji tarik. Pelurusan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terbentuknya local sharp bends dan untuk meminimalkan pengaruh pembengkokan dingin/cold work. Pelurusan yang kurang, sebelum memasang exstensometer dapat mengakibatkan pembacaan kuat leleh yang lebih rendah. Persentase perpanjangan harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3 apabila diuji sesuai dengan AASHTO T 244.

5 dari 11

10 Persyaratan lengkung a) Benda uji untuk pengujian lengkung harus tetap utuh selama dilengkungkan dengan pin tanpa menunjukkan retak pada bagian luar sisi yang dilengkungkan apabila diuji sesuai dengan AASHTO T 285. Persyaratan untuk sudut lengkung dan ukuran pin ditunjukkan dalam Tabel 5. Jika bahan tesedia dalam bentuk gulungan, benda uji harus diluruskan terlebih dahulu sebelum ditempatkan pada alat uji lengkung; b) Uji lengkung harus dilaksanakan pada benda uji dengan panjang yang cukup untuk mendapatkan lengkung yang bebas dan menggunakan peralatan yang: menerus dan seragam dalam pemberian beban selama pelengkungan dilakukan; pergerakan benda uji yang tidak tertahan pada titik pertemuan dengan peralatan dan dalam pelengkungan dengan pin yang bebas berputar. c) Bungkuslah benda uji di sekitar pin pada saat pelengkungan benda uji; d) Beberapa cara uji lain yang dapat diterima dalam pengujian lengkung, seperti menempatkan benda uji melintang pada dua buah pin yang bebas berputar dengan memberikan beban dengan pin yang tetap, boleh digunakan. Apabila terjadi kegagalan dengan cara uji tersebut, pengujian ulang harus dilakukan dengan cara uji yang dijelaskan dalam butir 10 b). Tabel 3 Persyaratan Uji Lengkung Nomor Batang 10, 13 16 19 22, 25 29, 32, 36 43, 57, (90a))
a) b)

Grade 280 3 db) 5d -

Diameter Pin untuk Uji Lengkung Grade 420 Grade 520 3d 5d 5d 5d 5d 7d 7d 9d 9d

Uji lengkung 180o apabila tidak ditentukan lain d adalah diameter nominal benda uji

11 Variasi berat yang diizinkan a) Variasi yang diizinkan tidak boleh melebihi 6% dibawah berat nominal, kecuali untuk batang yang lebih kecil dari 9,5 mm polos dan penampang berbentuk lingkaran, variasi berat yang diizinkan harus dihitung menurut dasar variasi diameter yang diizinkan dalam ASTM A 510M. Batang tulangan dievaluasi dengan dasar berat nominal. Kelebihan berat dari batang tidak boleh dijadikan sebagai alasan penolakan; b) Batasan variasi yang telah ditentukan, harus dievaluasi menurut SNI 19-6408-2000.

12 Penyelesaian a) Batangan harus bebas dari ketidak sempurnaan permukaan yang bersifat detrimental; b) Karat, sambungan (seam), ketidakteraturan permukaan, atau guratan bubut tidak dapat digunakan sebagai alasan penolakan, untuk hal-hal yang disiapkan seperti berat, ukuran, luasan melintang, dan sifat sifat tarik benda uji yang telah disikat dengan kawat juga harus di sesuaikan dengan spesifikasi ini;

6 dari 11

c) Ketidak sempurnaan permukaan selain yang disebutkan dalam butir 12 (b) harus dianggap sebagai hal yang detrimental, apabila pada benda uji terdapat ketidak sempurnaan dan kemudian gagal memenuhi persyaratan tarik atau lengkung. Contoh berikut ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, susunan (lap), sambungan (seam), coakan (scab), bekas irisan (slivers), retak, dan tanda acuan atau bubutan (catatan 6 dan catatan 7).
CATATAN 6: Batang tulangan yang akan dilapisi dengan epoxy, harus memiliki permukaan yang minimal dari ujung yang tajam untuk mendapatkan pelapisan yang sempurna. Bagian-bagian rusuk dan tanda pada batang harus diperhatikan dimana kesulitan pada saat melapisi cenderung terjadi. CATATAN 7: Batang berusuk yang akan disambung atau di las akan memerlukan tingkat kebulatan tertentu agar sambungan dapat mencapai persyaratan kekuatan yang cukup.

13 Benda uji a) Benda uji tarik harus berupa bagian penuh dari batang seperti yang digulung. Penentuan satuan tegangan pada benda uji dengan ukuran penuh harus didasarkan pada luasan nominal batang; b) Benda uji lengkung harus berupa bagian penuh dari batang seperti yang digulung.

14 Jumlah pengujian a) Untuk ukuran batang No. 10 sampai No. 36, termasuk / inclusive, satu pengujian tarik dan satu pengujian lengkung harus dilakukan dari ukuran terbesar dari setiap kelompok produksi. Apabila, bahan dari satu heat berbeda tiga angka penunjukkan atau lebih, satu pengujian tarik dan satu pengujian lengkung harus dilakukan masing-masing dari nomor penunjukkan tertinggi dan nomor penunjukkan terendah of the deformed bars rolled; b) Untuk batang dengan ukuran No. 43 dan No. 57, satu pengujian tarik dan satu pengujian lengkung harus dilakukan dari masing-masing dari setiap kelompok produksi.

15 Pengujian ulang a) Apabila ada nilai pengujian dari benda uji tarik yang lebih kecil dari yang ditentukan, dan bagian yang putus diluar dari pertengahan sepertiga bagian panjang ukur, seperti yang ditunjukkan dengan goresan tanda pada benda uji sebelum pengujian, maka pengujian ulang diperbolehkan; b) Jika hasil dari benda uji tarik pertama gagal memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan dan berada pada nilai 14 MPa dibawah kuat tarik yang diperlukan, 7 MPa dibawah titik leleh yang diizinkan, atau 2 unit persentase dibawah perpanjangan yang diizinkan, pengujian ulang harus diizinkan pada dua benda uji yang dipilih acak untuk masing-masing benda uji tarik yang gagal dari satu kumpulan (lot). Jika seluruh hasil dari benda uji hasil pengujian ulang memenuhi persyaratan, kumpulan tersebut harus diterima; c) Jika pengujian lengkung gagal akibat suatu alasan selain alasan mekanis atau kerusakan pada benda uji seperti yang dijelaskan dalam pasal 15.(d) dan 15.(e), pengujian ulang harus diizinkan pada dua benda uji yang dipilih acak dari satu kumpulan (lot) yang sama. Jika hasil pengujian dari kedua benda uji hasil pengujian ulang memenuhi persyaratan, kumpulan tersebut harus diterima. Pengujian ulang pada benda uji harus dilakukan pada temperatur udara yang tidak kurang dari 16C;
7 dari 11

d) Jika pengujian berat gagal memenuhi persyaratan dengan alasan selain akibat kerusakan pada benda seperti yang dijelaskan dalam pasal 15 f), pengujian ulang harus diizinkan pada dua benda uji yang dipilih acak dari satu kumpulan (lot) yang sama. Kedua benda uji dari pengujian ulang harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini; e) Jika ada pengujian yang gagal karena alasan mekanis seperti kerusakan pada peralatan pengujian atau penyiapan benda uji yang tidak sesuai, pengujian tersebut dapat diabaikan dan benda uji lain harus diambil; f) Jika timbul kerusakan pada benda uji, benda uji tersebut dapat diabaikan dan benda uji lain dari ukuran batang yang sama yang berasal dari kelompok produksi yang sama dapat ditukar.

16 Pemeriksaan a) Pemeriksa yang mewakili pengguna jasa harus memiliki akses yang bebas, kapanpun selama pekerjaan pada kontrak pengguna jasa sedang dilaksanakan, pada semua bagian kerja penyedia jasa yang berhubungan dengan pembuatan bahan yang dipesan. Penyedia jasa harus menyediakan, semua fasilitas yang diperlukan dan beralasan bagi pemeriksa, untuk meyakinkan pemeriksa bahwa bahan dibuat dan diselesaikan berdasarkan spesifikasi ini. Seluruh pengujian (kecuali analisis produk) dan pemeriksaan harus dilakukan di tempat penyedia jasa sebelum pengiriman dilakukan, kecuali ditentukan lain, dan harus dilakukan dengan tidak mengganggu kegiatan pekerjaan operasional; b) Khusus untuk pengadaan instansi pemerintah, (pengecualian jika ditentukan lain dalam kontrak), penyedia jasa bertanggung jawab terhadap kinerja dari seluruh kegiatan pemeriksaan dan peryaratan pengujian yang ditentukan di dalam kontrak dapat menggunakan fasilitas yang dimilikinya untuk kinerja pemeriksaan dan persyaratan pengujian yang ditentukan di dalam kontrak, kecuali jika tidak disetujui oleh pengguna jasa pada saat pembelian. Pengguna jasa harus mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan dan menguji sebanyak yang disebutkan dalam spesifikasi ini, dimana beberapa pemeriksaan dianggap perlu untuk menjamin bahwa bahan yang digunakan memenuhi persyaratan yang dijelaskan.

17 Penolakan a) Kecuali ditentukan lain, penolakan yang dilakukan atas dasar pengujian dalam pasal 6.2 harus dilaporkan kepada penyedia jasa dalam waktu lima hari kerja dari diterimanya benda uji oleh pengguna jasa. b) Bahan yang menunjukkan kerusakan sesudah diterima pada pekerjaan penyedia jasa akan ditolak, dan penyedia jasa akan diberitahu.

18 Pemeriksaan ulang Benda uji yang telah diuji berdasarkan butir 6.b) yang mewakili bahan yang ditolak, harus dipertahankan selama dua minggu dari tanggal penolakan yang dilaporkan kepada penyedia jasa. Dalam hal ketidakpuasan atas hasil pengujian, penyedia jasa dapat mengajukan claim untuk pemeriksaan ulang dalam waktu tersebut.

8 dari 11

19 Laporan pengujian Apabila ditentukan dalam pesanan, laporkan informasi berikut ini, berdasarkan perhitungan kelompok produksi. Hal-hal lain sebagai tambahan akan dilaporkan sesuai dengan kebutuhan /permintaan antara lain: a) analisis kimia antara lain kandungan karbon, mangan, fosfor, dan sulfur; b) sifat-sifat tarik; c) hasil uji lengkung.

20 Penandaan a) Ketika dimuat sebagai pengiriman dari pabrik, batang-batang tersebut harus dipisahkan dengan jelas dan diberi pengenal berdasarkan kelompok produksi dari pembuatan nomor identifikasi pengujian; b) Setiap penyedia jasa harus mengidentifikasikan symbol dari system pengenalan masingmasing; c) Seluruh batang yang dibuat berdasarkan spesifikasi ini, kecuali batang bulat polos yang harus ditandai berdasarkan gradenya, harus diidentifikasikan dengan tanda yang jelas dan mudah dibaca pada satu sisi permukaan batang untuk menjelaskan hal-hal berikut ini: 1) hurup awal atau symbol; Yang menunjukkan pabrik penyedia jasa; 2) ukuran; Hurup yang sesuai dengan nomor batang pada Tabel 1; 3) tipe baja; Hurup S menunjukkan bahwa batang diproduksi untuk spesifikasi ini atau hanya untuk batang Grade 420; huruf S dan W menunjukkan bahwa batang diproduksi untuk kedua spesifikasi AASHTO M 31 M dan ASTM A 706M; 4) leleh minimum; Untuk batang Grade 420, apakah nomor 4 atau suatu garis tunggal yang lurus dan melewati minimal lima spasi offset dari tengah-tengah sisi batang. Untuk batang 520, apakah nomor 5 atau dua garis yang lurus dan melewati minimal lima spasi offset masing-masing arah dari tengah-tengah batang. (Tidak ada tanda untuk batang Grade 280); 5) diizinkan untuk menukar. Ukuran metrik batang Grade 280 ke ukuran batang inci-pound Grade 40, yang sesuai, ukuran metrik batang Grade 420 ke ukuran batang inci-pound Grade 60 yang sesuai, dan ukuran metrik batang Grade 520 ke ukuran batang inci-pound Grade 75 yang sesuai.

9 dari 11

21 Pengemasan a) Apabila ditentukan dalam pemesanan, pengemasan harus disesuaikan dengan prosedur yang tercantum dalam ASTM A 700; b) Khusus untuk pengadaan instansi pemerintah, apabila tercantum dalam kontrak atau pemesanan.

10 dari 11

Bibliografi

MIL-STD-129, Marking for shipment and storage MIL-STD-163, Steel mill products preparation for shipment and storage Fed. Std. No. 123, Marking for shipment (civil agencies) ANSI/AWS DIA, Structural welding code-reinforcing steel

11 dari 11

You might also like