You are on page 1of 3

MANAJEMEN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU EKSASERBASI AKUT ABSTRAK Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana sel telur yang

dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.1 Sebagian besar kehamilan ektopik terdapat di tuba uterine.1 Perjalalan klinis Kehamilan ektopik dapat secara akut yang ditandai oleh adanya gejala-gejala dari rupture tuba, sedangkan kehamilan ektopik kronis ditandai oleh adanya gejala dari abortus tuba.2 Berdasarkan anamnesis diperoleh data bahwa pasien adalah G2P1A0 merasa hamil 7 minggu, mengeluh sakit perut sejak 1 hari SMRS, terutama bagian kanan bawah, perdarahan melalui jalan lahir sudah 2 minggu SMRS. Pada pemeriksaan fisik didaparkan keadaan umum: tampak kesakitan, anemis, kesadaran : compos mentis, TD: 90/60 mmHg, Nadi : 88x/menit, RR : 22 x/menit, Suhu:36,50C. Status lokalis dari PD : v/u tenang, dinding vagina licin, cervix utuh mecucu dibelakang, fornix posterior tak bulging discharge (-), parametrium kanan kiri lemas, STLD (+), slinger pain jam 11. Pemeriksaan penunjang meliputi USG abdomen : V/U terisi, CU sedikit membesar (5,5 x 3,6 cm), tampak massa hiperechoic di belakang uterus. Darah rutin : HB : 5,2. Penegakan diagnosis pasti KET kronis eksaserbasi akut berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang serta tindakan laparotomi eksplorasi. Penanganan yang diberikan meliputi terapi konservatif dan tindakan operatif. Key word : Eksaserbasi akut, KET kronis, Terapi. KASUS Pasien usia 26 tahun dengan G2P1A0 merasa hamil 7 minggu, pasien mengeluh sakit perut sejak tadi siang, terutama bagian kanan bawah, perdarahan melalui jalan lahir sudah 2 minggu ini, mual dan muntah (-), riwayat trauma (-) BAB & BAK lancar tak ada keluhan, demam (-). riwayat keputihan (+), riwayat ANC teratur di RS, riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi, diabetes mellitus, dan alergi disangkal. Riwayat pasien akseptor suntik KB sejak 4 tahun yang lalu, riwayat menstruasi teratur, siklus menstruasi 28-30 hari, lama menstruasi 5-6 hari. Status lokalis (obstetric), Pemeriksaan Dalam : v/u tenang, dinding vagina licin, cervix utuh mecucu dibelakang, fornix posterior tak bulging discharge (-), parametrium kanan kiri lemas, STLD (+), slinger pain jam 11. Pemeriksaan penunjang meliputi USG abdomen : V/U terisi, CU sedikit membesar (5,5 x 3,6 cm), tampak massa hiperechoic di belakang uterus. Darah Rutin : Hb: 5,2; Hmt : 15,4; AL : 13,6; AT : 269; HbSAg : negatif ; PPT: 15,1; APTT: 26,9; GDS :102 : Ureum : 22; Cr : 0,45 SGOT : 14; SGPT: 6. DIAGNOSIS SEMENTARA Kehamilan Ektopik Terganggu Eksaserbasi Akut TERAPI

Observasi tanda2 kegawatdaruratan, awasi KU&VS, Hb sewaktu/4 jam, Inj. Ampicillin 1 gr/8 jam, Inj. Metronidazole 500 mg/8 jam, Transfusi PRC s.d Hb 10 gr% Pasang DC dan persiapan laparotomi eksplorasi. DIAGNOSIS KERJA Post salpingektomi dextra a.i KET eksaserbasi akut (abortus tuba dextra) DISKUSI Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak tidak banyak mengalami kesukaran, tetapi pada jenis menahun sulit sekali. Untuk mempertajam diagnosis maka tiap wanita dalam massa reproduksi dengan ektopik harus dipikirkan. Pada umumnya dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang cermat diagnosis dapat ditegakkan, walaupun alat bantu diagnostik seperti kuldosentesis, ultrasonografi dan laparaskopi masih diperlukan.1 Penegakan diagnosis pada pasien ini adalah berdasarkan gejala klinis yang muncul berupa keluhan sakit perut terutama bagian bawah kanan sejak 1 hari SMRS pada pasien usia 26 tahun dengan G2P1A0, hamil 7 minggu, pasien perdarahan melalui jalan lahir sejak 2 minggu SMRS. Dari pemeriksaan Dalam ditemukan tanda berupa slinger pain pada jam 11. Pemeriksaan penunjang meliputi USG abdomen : V/U terisi, CU sedikit membesar (5,5 x 3,6 cm), tampak massa hiperechoic di belakang uterus. Darah Rutin : Hb: 5,2; Hmt : 15,4; AL : 13,6; AT : 269. Penegakan diagnosis pasti yaitu KET eksaserbasi akut (abortus tuba dextra) ditegakkan setelah dilakukan laparoskopi ekspolarasi yang dilanjutkan dengan salpingektomi tuba dextra. Kehamilan ektopik tidak terganggu harus segera dioperasi untuk menyelamatkan penderita dari bahaya terjadinya gangguan kehamilan tersebut.2 Operasi yang dilakukan ialah salpingektomi, yakni pengangkatan tuba tuba yang mengandung kehamlan. Pada abortus tuba, walaupun tidak selalu ada bahaya terhadap jiwa penderita, sebaiknya juga dilakukan operasi. Pada ruptur tuba, segera dilakukan transfusi darah dan laparatomi. Pada laparatomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneks yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah di rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan.3 Penanganan pada pasien ini meliputi perbaikan kondisi umum pemberian tranfusi PRBC sampai HB mencapai 10 gr % dan meminimalisasi tanda-tanda infeksi dengan pemberian injeksi Ampicillin 1 gr/8 jam, Inj. Metronidazole 500 mg/8 jam. Setelah kondisi umum membaik dan HB telah mencapai 10 gr % dilanjutkan dengan tindakan operatif yaitu laparotomi eksplorasi.dan salpingektomi dektra atas indikasi abortus tuba dextra. Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup.

KESIMPULAN

Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.1 Diagnosis pasti KET kronis eksaserbasi akut dengan abortus tuba ditegakkan berdasarkan penemuan gejala klinis, tanda klinis, pemeriksaan penunjuang berupa USG dan darah rutin serta tindakan laparotomi eksplorasi sebagai gold standar. Penanganan pada pasien ini telah sesuai indikasi yaitu dilakukan tindakan operatif berupa laparotomi eksplorasi yang dilanjutkan dngan salpingektomi dextra. Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. DAFTAR PUSTAKA 1. Rachimhadhi, Trijatmo.2000.Kehamilan Ektopik pada Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi Pertama, Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2. Stovall and Beckmann.1996. Ectopic Pregnancy on Clinical Manual Of Gynecology. Second edition, McGraw-Hill.Inc. New York 3. Saifudin Abdul Bari, 2001 Kehamilan Ektopik pada Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta PENULIS Irmawati Suling. 20050310037. Bagian Ilmu Kesehatan THT. RSUD Panembahan Senopati Bantul.

You might also like