You are on page 1of 8

Dalam prestasi belajar banyak faktor yang dapat mendukung, antara lain adalah persepsi mahasiswa terhadap profesi

pendidik, peranan dosen dikelas, iklim kelas, layanan perpustakaan, dan motivasi belajar mahasiswa. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan langsung antara : 1) persepsi mahasiswa terhadap profesi pendidik dengan motivasi belajar, 2) peranan dosen dikelas dengan motivasi belajar, 3) peranan dosen dikelas dengan iklim kelas, 4) peranan dosen dikelas dengan layanan perpustakaan, 5) layanan perpustakaan dengan motivasi belajar, 6) layanan perpustakaan dengan prestasi belajar, 7) iklim kelas dengan motivasi belajar, 8) motivasi belajar dengan prestasi belajar, 9) hubungan tidak langsung antara persepsi mahasiswa terhadap profesi pendidik dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar, 10) peranan dosen dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar, 11) iklim kelas dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar. Desain penelitian ini menggunakan metode survei, tipe korelasional. Sebagai populasi penelitian adalah mahasiswa semester IV jurusan PGSD dan PGTK pada LPTK Negeri di Pulau Jawa yang mengikuti ujian tahun ajaran 2007/2008. Berdasarkan tabel Krejcie dan nomogram Harry King, dari 1008 mahasiswa diambil 205 orang sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Untuk mengumpulkan data digunakan angket dan dianalisis memakai teknik analisis SEM ( Structural Equation Modelling) dengan program AMOS 4.10. Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1) model yang dikembangkan adalah baik (fit). Hal ini berarti model yang dikembangkan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, 2) ada hubungan langsung antara : a) peranan dosen dikelas dengan motivasi belajar, c) peranan dosen dikelas dengan iklim kelas, d) peranan dosen dikelas dengan layanan perpustakaan, e) layanan perpustakaan dengan motivasi belajar, f) layanan perpustakaan dengan prestasi belajar, g) iklim kelas dengan motivasi belajar, h) motivasi belajar dengan prestasi belajar, dan hubungan tidak langsung antara : i) persepsi mahasiswa terhadap profesi pendidik dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar, j) peranan dosen dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar, k) iklim kelas dengan prestasi belajar melalui motivasi belajar. Berdasarkan temuan penelitian, kesimpulan, dan implikasi hasil penelitian, maka beberapa saran yang disampaikan adalah sebagai berikut : 1) ketua jurusan PGSD dan PGTK hendaknya menggunakan tenaga psikolog untuk mengadakan wawancara terhadap para calon mahasiswa yang masuk nominasi diterima pada waktu seleksi penerimaan mahasiswa baru PGSD dan PGTK di LPTK Negeri pada masing-masing lembaga tersebut, 2) ketua jurusan PGSD dan PGTK perlu mengikuti pelatihan atau penataran untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan peranan sebagai seorang pimpinan yang bertanggung jawab untuk memimpin program pendidikan, 3) ketua Jurusan PGSD dan PGTK perlu mendorong para dosen kepada pemanfaatan lebih banyak waktu untuk kegiatan pembelajaran serta melakukan pembinaan untuk

meningkatkan kemampuan dosen dalam melaksanakan tugasnya, memberi bimbingan dan pembinaan kepada dosen maupun mahasiswa demi keberhasilan belajar mahasiswa serta meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya, 4) ketua Jurusan, dan juga para dosen di lingkungan jurusan PGSD dan PGTK di LPTK Negeri di Pulau Jawa agar memperhatikan kondisi kelas tempat diadakan perkuliahan dan melengkapi berbagai fasilitas didalam kelas sehingga dapat tercipta kondisi kelas yang lebih nyaman untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang berlangsung antara mahasiswa dan dosen dikelas, 5) dosen perlu lebih akrab dengan mahasiswa untuk mengintensifkan interaksi antara dosen dengan mahasiswa serta interaksi antara dosen dengan mahasiswa serta interaksi antar mahasiswa sehingga iklim kelas jadi kondusif dalam situasi yang menyenangkan dan kondusif, 6) dalam kampus perlu diadakan aturan didalam kelas jurusan PGSD dan PGTK pada LPTK Negeri di Pulau Jawa yang dibuat oleh oleh para dosen bersama dengan mahasiswa serta disetujui oleh ketua jurusan untuk menjunjung disiplin kelas yang tinggi, 7) motivasi merupakan prediktor yang baik untuk prestasi belajar. Untuk itu ketua jurusan terutama dosen jurusan PGSD dan PGTK di LPTK Negeri di Pulau Jawa agar memberikan penguatan motivasi intrinsik mahasiswa dengan mengingatkan bahwa belajar merupakan tanggung jawab mahasiswa serta mereka didorong untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga dapat membangkitkan rasa antusiasme dan minat mahasiswa untuk mempelajari bahan kuliah dan praktek dilapangan, 8) karena perpustakaan merupakan salah satu fasilitas penunjang untuk keberhasilan belajar para mahasiswa, maka pihak kampus sebaiknya menyediakan perpustakaan dengan segala fasilitasnya dengan baik, 9) untuk peneliti mendatang yang ingin meneliti tentang prestasi belajar, lebih diutamakan terhadap variabel-variabel yang belum diungkap atau mungkin setelah ada perbaikan manajemen dalam kampus-kampus tentang peningkatan prestasi belajar mahasiswa. http://www.infoskripsi.com/Abstrak/Hubungan-Persepsi-Mahasiswa-terhadap-ProfesiPendidik.html

SNA VIII Solo, 15 16 September 2005

793
tahun-tahun awal. Penelitian mengenai hal yang sama dilakukan di Inggris oleh Marriott dan Marriott (2003). Mereka menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki sikap positif menyangkut profesi akuntan pada tahun-tahun awal kuliah dan menurun secara signifikan pada tahun-tahun akhir masa perkuliahan. Dengan demikian, hipotesis dari penelitian ini adalah :

H1 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi H2 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai salah saji dalam laporan keuangan dalam perusahaan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi H3 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitif dalam perusahaan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi H4 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenaicos t -benef it pengungkapan informasi antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi H5 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai tanggung jawab terhadap pengguna laporan keuangan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi Kami mengharapkan terdapat perbedaan antara perilaku dan persepsi mahasiswa baru jurusan akuntansi dengan mahasiswa tingkat akhir, dalam artian terjadi peningkatan kadar etika secara signifikan. Hal ini untuk menilai efektivitas kurikulum akuntansi dalam meningkatkan nilai-nilai etika mahasiswa akuntansi. Dalam penelitian Clikeman dan Henning (2000), mereka juga menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki sikap yang lebih positif dibandingkan mahasiswa jurusan lain mengenai manajemen laba. Mahasiswa akuntansi belajar untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi atas kebutuhan pengguna laporan keuangan sementara mahasiswa jurusan lain memberikan prioritas yang lebih tinggi pada kepentingan manajemen perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut, hipotesis selanjutnya dari penelitian ini adalah : H6 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa jurusan akuntansi dengan mahasiswa non-akuntansi H7 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai salah saji dalam laporan keuangan dalam perusahaan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa non akuntansi H6 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitif dalam perusahaan antara mahasiswa jurusan akuntansi dengan mahasiswa non-akuntansi H7 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenaicos t benef it pengungkapan informasi antara mahasiswa jurusan akuntansi dengan mahasiswa non-akuntansi H8 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai tanggung jawab terhadap pengguna laporan keuangan antara mahasiswa jurusan akuntansi dengan mahasiswa non-akuntansi Kami mengharapkan adanya perbedaan perilaku dan persepsi antara mahasiswa akuntansi dengan mahasiswa non akuntansi, dalam artian mahasiswa akuntansi memiliki sikap yang lebih positif dibandingkan mahasiswa jurusan lain di luar akuntansi. Hal ini untuk menilai efektivitas pendidikan akuntansi dalam menimbulkan tanggung jawab mahasiswa akuntansi terhadap pengguna laporan keuangan. Pendidikan tinggi akuntansi dapat diperoleh melalui beberapa program studi selain Program S1 Reguler, misalnya program Diploma III, Program S1 Ekstension dan Program Profesi Akuntan. Oleh karena itu pengujian

tambahan akan dilakukan untuk melihat apakah terjadi perbedaan persepsi mengenai etika antara mahasiswa S1 Reguler dengan mahasiswa program studi akuntansi lainnya tersebut. H9 : Tidak terdapat perbedaan etika menyangkut pelaporan keuangan antara mahasiswa S1 Reguler dengan mahasiswa program studi lainnya Pengujian tambahan juga dilakukan untuk melihat pengaruh jenis kelamin terhadap etika. Radtke (2000) menyebutkan bahwa karakteristik jenis kelamin memiliki pengaruh atas etika, dimana wanita memiliki etika yang lebih tinggi dibandingkan pria.
Published by: http://www.e-learnaccounting.com

SNA VIII Solo, 15 16 September 2005

794
Oleh karena itu penelitian ini juga akan melihat apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai etika pelaporan keuangan antara pria dengan wanita. H10 : Tidak terdapat perbedaan etika menyangkut pelaporan keuangan antara pria dengan wanita C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat behavioral (perilaku dan persepsi) karenanya data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mahasiswa S1 Akuntansi tingkat satu, mahasiswa S1 Akuntansi tingkat akhir, mahasiswa S1 non akuntansi tingkat satu, mahasiswa S1 non akuntansi tingkat akhir, mahasiswa S1 Ekstension, mahasiswa D3 Akuntansi dan mahasiswa Program Profesi Akuntansi. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model yang digunakan oleh Clikeman dan Henning (2000). Kuesioner Clikeman dan Henning terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dari kuesioner Clikeman dan Henning berisi studi kasus singkat mengenai manajemen laba. Kasus ini menceritakan sebuah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan berusaha meningkatkan laba tahun berjalan dengan cara memindahkanmai nt enance rutin ke tahun berikutnya. Usaha perusahaan untuk memindahkanmai nt enance rutin pada dasarnya tidak melanggar prinsip akuntansi yang berlaku, akan tetapi hal ini dapat menyebabkan pengguna laporan keuangan memperoleh informasi yang tidak tepat mengenai kondisi perusahaan. Kasus ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana mahasiswa akuntansi mempertimbangkan konsekuensi tersebut dalam pengambilan keputusannya. Bagian kedua kuesioner berisi 11 pertanyaan yang mengukur persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pelaporan keuangan yang wajar. 11 pertanyaan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu : Mistate, Disclosure, Cost-Benefit dan

Responsibility.Clikeman dan Henning mengelompokkan 11 pertanyaan ini berdasarkan pertimbangan bahwa kelompok pertanyaan tertentu menitikberatkan pada faktor yang sama dalam etika pelaporan keuangan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini (baik bagian pertama maupun bagian kedua) menggunakan Likert Scale dengan skala 1 sampai 7. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan antar kelompok responden, karenanya pengujian yang digunakan adalah uji beda rata-rata. Akan tetapi, pengujian menggunakan uji beda rata-rata ini dapat menyebabkan bias dalam interpretasi hasil kuesioner karena memperlakukan data ordinal (hasil kuesioner dalam bentuk skala pilihan) sebagai data nominal karenanya dilakukan pengujian non parametrik dengan menggunakan Mann Whitney U-Test. Pengujian juga dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner dengan menggunakan cronbach alpha. D. Hasil Penelitian Sampel Penelitian Sampel penelitian terdiri atas 139 mahasiswa jurusan Akuntansi program S1 Reguler yang terbagi atas 100 orang mahasiswa tingkat akhir dan 39 mahasiswa baru, 124 orang mahasiswa dengan jurusan selain akuntansi yang terbagi atas 89 mahasiswa tingkat akhir dan 35 mahasiswa baru. Selain itu juga dilakukan pengujian atas perbedaan dengan program studi akuntansi lain, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 156 mahasiswa program Diploma III Akuntansi, 110 mahasiswa program Ekstension Akuntansi dan 62 mahasiswa Program Profesi Akuntansi. Bagian I : Kasus Manajemen Laba Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pilihan suatu perusahaan atas suatu kasus manajemen laba. Skala yang digunakan untuk mengukur persepsi responden adalah skala Likert 1 7, dimana 1 berarti sangat tidak setuju dan 7 berarti
Published by: http://www.e-learnaccounting.com

SNA VIII Solo, 15 16 September 2005

795
sangat setuju. Artinya semakin besar skor responden semakin ia menyetujui manajemen laba. Tabel 1 Rata-rata Respon mahasiswa S1 Akuntansi dan non Akuntansi atas Kasus Manajemen Laba S1 Akuntansi S1 non Akuntansi Perbedaan 1,3022 2,5455 (1,2433) (0,4609) (0,4996) Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa mahasiswa S1 Akuntansi lebih tidak menyetujui manajemem laba dibandingkan mahasiswa non Akuntansi. Perbedaan ini signifikan dengan p value < 0.001 baik dengan Uji Beda Rata-rata maupun uji non parametrik Mann Whitney. Hal ini berarti mahasiswa jurusan akuntansi memiliki kecenderungan yang lebih baik dalam melakukan pengungkapan informasi dalam perusahaan dengan lebih memilih pengungkapan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Sebaliknya mahasiswa jurusan lain lebih menekankan pilihannya pada pilihan untuk menjaga harga pasar obligasi dan saham perusahaan melalui manajemen laba.

Tabel 2 Rata-rata Respon Mahasiswa Baru dan Mahasiswa Tingkat Akhir Mahasiswa Baru Mahasiswa Tingkat Akhir Perbedaan 3,9231 3,1600 0,7631 Akuntansi (1,5284) (1,6436) 4,2000 3,5378 0,6622 Non Akuntansi (1,5681) (1,6670) Perbedaan -0,2769 -0,3778 Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi lebih menolak manajemen laba dibandingkan mahasiswa baru jurusan akuntansi. Perbedaan ini signifikan pada 5% untuk Uji Beda Rata-rata dan signifikan pada 1% untuk uji Mann Whitney. Hal ini berarti kurikulum akuntansi dapat meningkatkan kepedulian mahasiswa akuntansi menyangkut kebutuhan pengguna laporan keuangan yang tergambarkan dalam kecenderungan untuk menolak manajemen laba. Apabila dibandingkan dengan jurusan non akuntansi, secara rata-rata mahasiswa baru akuntansi lebih menolak manajemen laba dibandingkan mahasiswa baru jurusan non akuntansi, akan tetapi perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Untuk mahasiswa tingkat akhir, mahasiswa jurusan akuntansi lebih menolak manajemen laba dibandingkan mahasiswa jurusan non akuntansi. Perbedaan ini signifikan pada tingkat keyakinan 10%. Hasil ini kemungkinan disebabkan kurikulum jurusan akuntansi memberikan penekanan yang lebih tinggi pada manfaat laporan keuangan bagi penggunanya dibandingkan dengan manfaatnya untuk kepentinganfi nanc i ng perusahaan. Pengujian tambahan dilakukan untuk menilai perbedaan yang terjadi antara mahasiswa S1 Reguler akuntansi dengan program studi lainnya. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah perbedaan kurikulum antar program studi akan menimbulkan persepsi dan sikap terhadap manajemen laba yang berbeda pula. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terjadi perbedaan sikap atas manajemen laba antar program studi dimana program studi S1 Reguler Akuntansi lebih menolak manajemen laba dibandingkan ketiga program studi lainnya. Kemungkinan hal ini disebabkan kurikulum yang lebih mengedepankan etika adalah kurikulum S1 reguler akuntansi.
Published by: http://www.e-learnaccounting.co

You might also like