You are on page 1of 10

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

RANGKAIAN SEKUENSIAL
Rangkaian digital jenis sekuensial sangat berbeda dengan jenis kombinatorial. Rangkaian kombinatorial terdiri dari kombinasi gerbang-gerbang dan mempunyai sifat khas yaitu bahwa output ditentukan hanya dari kondisi input pada saat itu saja. Pada rangkaian sekuensial mempunyai sifat memori atau kemampuan untuk mengingat. Sehingga output rangkaian sekuensial ditentukan oleh dua hal yaitu keadaan input pada saat itu dan keadaan output sebelumnya. Sifat output yang juga ditentukan oleh keadaan output sebelumnya ini yang dikatakan mempunyai sifat memori. II.1. MULTIVIBRATOR Pada sistem digital, selain rangkaian kombinasi terdapat rangkaian multivibrator. Ada 3 jenis multivibrator yaitu: 1. Astable Multivibrator (ASMV)/Free Running Multivibrator 2. Monostable Multivibrator (MSMV) 3. Bistable Multivibrator (BSMV)/Flip-Flop Astable multivibrator adalah rangkaian yang mempunyai output tidak stabil yaitu outputnya selalu berubah terus dari 1 ke 0 ke 1 ke 0 begitu seterusya. Rangkaian ini sering dipakai sebagai pembangkit pulsa (pulse/clock generator). ASMV bisa dibuat dari NOT yang ditambahi R dan C. Tegangan input NOT adalah tegangan di C. Misal pada saat awal, muatan C kosong sehingga tegangan C nol jadi output NOT pada logika 1. Lewat R akan terjadi arus dari output NOT ke C terus ke ground sehingga C akan diisi muatan sehingga tegangan C perlahan naik (grafik atas). Sampai pada level tertentu tegangan C membuat input NOT menjadi logika 1 dan outputnya menjadi logika 0. Sekarang tegangan C tinggi dan output NOT rendah. Kondisi ini akan menimbulkan arus dari C lewat R ke output NOT. Arus ini akan membuang muatan C sehingga tegangan C turun. Demikian selanjutnya siklus berulang lagi. Maka di output NOT akan terjadi kondisi logika yang tak stabil atau keluar pulsa. Dalam praktek rangkaian ini jarang dipakai karena frekuensi pulsa dan lebar pulsa sulit ditentukan. Rangkaian yang lebih baik yaitu dengan IC khusus 8 pin tipe LM555. Nilai RA, RB dan C akan menentukan frekuansi dan lebar pulsa yang terjadi di pin 3 (Output pulsa).

THigh = 0,695( R A + R B )C TLow = 0,695 R B C

T = THigh + TLow = 0,695( R A + 2 RB )C f = 1 1,44 = T ( R A + 2 RB )C

Iwan B Pratama

Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

Monostable multivibrator adalah rangkaian dengan satu keadaan logika stabil sedang logika lawannya tidak stabil. Jadi rangkaian ini akan mengeluarkan satu pulsa setiap kali dipicu. Dikenal sebagai rangkaian satu tembakan (one shot). Guna one shot untuk memberi 1 pulsa reset sistem digital sehingga akan mulai dari awal lagi, memberi 1 pulsa untuk memasukkan/mengeluarkan data, menggeser data pada rangkaian register dll. Ketika pada input (pin 2) diberi logika yang berubah dari 1 ke 0, maka output akan 1 selama THigh kemudian kembali ke 0 dan tetap nol terus. Jadi rangkaian ini tidak stabil pada output logika 1 dan stabil pada logika 0. Lamanya output 1 adalah

T High = 1,1R A C
Kondisi output 0 akan stabil terus, bahkan ketika input pin 2 berubah logika dari 0 ke 1. Jadi output 1 yang tak stabil hanya terjadi ketika kita mengubah input dari logika 1 ke 0. Atau dikatakan one shot terjadi jika input ditriger pada sisi negatif/logika mengarah logika rendah (disebut negative edge).

Bistable multivibrator adalah rangkaian yang outputnya stabil, baik pada logika 1 maupun logika 0. Karena keadaan yang stabil ini maka rangkaian dapat mengingat/menyimpan (memorized) logika. Sehingga output rangkaian tidak hanya dipengaruhi keadaan input tapi juga keadaan output sebelumnya. Dari kondisi ini, jenis BSMV kemudian dipakai untuk membuat rangkaian beruntun (sequential) yaitu output rangkaian ditentukan oleh kejadian dari rangkaian sebelumnya yang menjadi input dan keadaan output sebelumnya. Rangkaian BSMV dasar ada: SRFF (Set-Reset Flip-Flop), JK-FF, D-FF, T-FF, Latch SRFF mempunyai 2 input S dan R serta dua output Q dan Q . Output SRFF mempunyai logika yang berkebalikan terus. S 0 0 1 1 R 0 1 0 1 Qn+1 1 1 0 Qn Q n+1 1 0 1 Qn

Penelusuran tabel keadaan SRFF adalah sbb: S=0 R=0 S=0 R=1 S=1 R=0 S=1 R=1 n n+1 Q=0 1 Q =1 1 Q=0 1 Q =1 0 Q=0 0 Q =1 1 Q=0 0 Q =1 1 Ket x stabil stabil stabil n n+1 Q=1 1 Q= 0 1 Q=1 1 Q= 0 0 Q=1 0 Q= 0 1 Q=1 1 Q= 0 0 Ket x stabil stabil stabil Penjelasan Jika S = 0 dan R = 1, output akan menjadi 1 dan 1 Jika S = 0 dan R = 1, output akan menjadi 1 dan 0 Jika S = 1 dan R = 0, output akan menjadi 0 dan 1 Jika S = 0 dan R = 1, output seperti keadaan sebelumnya
Teknik Industri UAJY

Iwan B Pratama

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

Pada SRFF jika S = R = 0 outputnya semua 1, kondisi ini tidak diijinkan karena seharusnya kedua output saling komplement. Kegunaan SRFF salah satunya sebagai pemberi data input logika manual pada sistem digital. Untuk memberi input sering dipakai saklar (switch) mekanik. Jika hanya memakai switch saja, ketika ditekan maka bagian mekanik akan tersambung-putus tersambung-putus berkali-kali sebelum kemudian stabil. Efek ini dikenal dengan nama bouncing (bergetar). Akibat yang terjadi akan ada pulsa 0 1 0 1 berulang-ulang sebelum stabil. Tentu ini tidak diinginkan karena kita hanya ingin memasukkan data logika 0 atau 1 sekali saja. Dengan rangkaian ini efek bouncing dihilangkan. Kegunaan lain SRFF adalah sebagai penyimpan data digital yang dikenal sebagai latch. Karena SRFF ketika S = R = 0 menghasilkan output yang dilarang maka diberi tambahan gerbang untuk mencegah hal itu. D adalah data logika masukan dan E (enable) yang membolehkan data masuk atau masih tetap menyimpan data lama. E D Qn+1 0 X Qn 1 0 0 1 1 1 Catatan X = 0 atau 1 SRFF bisa terbuat juga dari dua gerbang NOR seperti gambar berikut S 0 0 1 1 R 0 1 0 1 Qn+1 Qn 1 0 0 Q n+1 Qn 0 1 0

JKFF adalah penyempurnaan SRFF. CLK adalah input clock dan CD input clear (memaksa output Q = 0). CD 0 1 1 1 1 CLK X J X 0 0 1 1 K X 0 1 0 1 Qn+1 0 Qn 0 1 Qn Q n+1 1 Qn 1 0 Qn

Catatan X = 0 atau 1
Iwan B Pratama Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

Terlihat ada dua input CLK dan CD dengan tanda NOT berarti kedua input tersebut aktif pada logika 0. Terlihat bahwa jika CD = 0, (di-clear) maka tidak peduli input yang lain output Q buat 0. Jika J = 0 dan K = 0 sedang CD = 1, setelah ada 1 pulsa clock output akan tidak berubah. Jika J = 0 dan K = 1 sedang CD = 1, setelah ada 1 pulsa clock output Q = 1. Jika J = 1 dan K = 0 sedang CD = 1, setelah ada 1 pulsa clock output Q = 0. Jika J = 1 dan K = 1 sedang CD = 1, setelah ada 1 pulsa clock output akan komplemen dari output sebelum clock. TFF (Toggle flip-flop) adalah JKFF dengan input J dan K digabung menjadi input T, sehingga jika T = 0 dan CD = 1 setelah ada 1 clock output Q tidak berubah. Jika T = 1 dengan CD 1 dan setelah 1 clock output Q berubah menjadi komplemennya. Hal ini kemudian sering dimanfaatkan sebagai pembagi 2 frekuensi (frequency devider) clock atau sebagai pencacah (counter). DFF (Data Flip-flop) Ck T 0 1 Qn+1 Qn Qn Q n+1 Qn Qn

DFF (Data flip-flop) adalah JKFF dengan K adalah NOT dari J, sehingga jika J = 0 maka K = 1 dan sebaliknya jika J = 1 maka K = 0. DFF sering digunakan sebagai memori atau register karena sifatnya yang bisa menyimpan input. Ck D 0 1 Qn+1 0 1 Q n+1 1 0

Counter (Pencacah) digunakan untuk menghitung banyaknya pulsa/clock. Counter dibuat dari deretan JKFF (atau TFF) sebanyak bit yang diinginkan, misalnya 4 bit, 6 bit, 8 bit, 16 bit dst. Counter dapat menghitung dari 0 sampai dengan 2 pangkat banyaknya bit.

Iwan B Pratama

Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

IC 74LS93 misalnya adalah counter 4 bit (ada 4 JKFF di dalamnya) sehingga bisa menghitung dari 0 (0000 biner) sampai 15 (1111 biner) setelah itu hitungan kembali ke 0000 biner. IC sebenarnya terdiri dari 1 JKFF terpisah (input clock pada CP 0 dan outputnya Q0) dan 3 JKFF yang sudah dihubungkan secara internal (input clock pada CP 1 dan outputnya Q1, Q2, Q3) . Semua input JK telah dihubungkan ke logika 1 secara internal. 1 JKFF yang terpisah adalah pencacah 1 bit yang mencacah dari 0 , 1, 0, 1 dst atau membagi 2 frekuensi clock. 3 JKFF berikutnya adalah counter 3 bit yang mencacah dari 0 (000 biner) hingga 7 (111 biner). Untuk membentuk counter 4 bit maka harus menghubungkan output JKFF pertama (Q0) ke input ( CP 1 ) JKFF berikutnya atau dengan menghubungkan pin (kaki IC) 12 ke pin 1. Dan untuk membentuk counter lebih banyak lagi (8 bit, 12 bit, 16 bit dst) bisa dilakukan dengan menambahkan IC74LS93 secara berderet sebanyak yang diperlukan. Misalnya untuk membuat counter 8 bit (mencacah dari 0 sampai 255) perlu dua IC dimana output Q3 IC pertama dihubungkan ke input CP 0 dari IC kedua.

Gbr.I.10 Counter biner 8 bit yang mencacah dari 0, 1, 255 Penggunaan counter sering ingin dibatasi pada nilai tertentu kemudian kembali lagi dari 0. Misalnya ingin memasukkan barang dalam karton dengan jumlah tiap karton 1 dosen (12 buah). Dalam hal ini counter harus mencacah dari 0, 1, 2 sampai 11 kemudian kembali dari 0 lagi. Ini dikenal dengan counter modulo 12. Contoh lain ingin membuat counter modulo 10 yang sering disebut decade counter. Untuk membuat counter modulo 12 dilakukan sebagai berikut; pencacah harus mencacah dari 0, 1, 2 Ketika hasil cacahan (output) adalah 12 maka counter harus direset agar kembali menjadi 0, kemudian cacahan diulang lagi dari 0. Dari IC74LS93 bagian "mode selection" di atas terlihat bahwa jika input MR1 (Master Reset 1) dan MR2 dibuat 1 maka output counter akan reset (keluar 0000). Idenya berarti ketika hasil cacahan adalah 12 maka counter direset. Hasil cacahan 12 kalau dilihat pada "truth table" di atas adalah Q0Q1Q2Q3 = 0011. Berarti output Q2 dan Q3 yang sama dengan 1 dimanfaatkan untuk mereset counter atau pin 8 dan pin 11 dihubungkan ke MR1 (pin 2) dan MR2 (pin 3). Demikian pula untuk membuat counter modulo 10. Berarti Q1 dan Q3 yang disambungkan ke MR1 dan MR2. Rangkaian counter modulo 12 bisa dilihat digambar I.11 di bawah. Dalam penggunaan counter sering diinginkan untuk mencacah naik (Up counter) atau mencacah turun (Down counter). Up counter sering dipakai untuk menghitung barang, sedang down counter sering dipakai untuk menghitung sisa barang misalnya. Dalam praktek sering diinginkan untuk memulai cacahan tidak dari 0 tapi dari nilai tertentu kemudian dicacah turun atau naik. Dalam hal
Iwan B Pratama Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

ini counter diberi nilai awal dulu kemudian pencacahan baru dimulai. Pemberian nilai awal ini dinamakan preset.

Gbr.I.11 Counter modulo 12 yang mencacah dari 0 sampai 11 74LS191 adalah contoh counter biner 4 bit dengan fasilitas up atau down counter dan 4 bit preset. Dengan IC ini bisa dibuat programmable counter, yaitu counter yang bisa diprogram baik up atau down sekaligus diprogram modulo-nya. Tidak hanya itu saja, IC juga bisa dideretkan untuk membuat programmable counter 8 bit, 12 bit, 16 bit dst. Input clock yang akan dicacah masuk ke CP. Output hasil cacahan didapat dari Q0Q1Q2Q3. U/D untuk mengatur sebagai up atau down counter. Jika U/D = 0 menjadi up counter sedang jika U/D = 1 menjadi down counter. CE (counter enable) untuk mengaktifkan counter. Jika CE = 0 maka counter up atau counter down diaktifkan dan jika CE = 1 maka counter mati. Ketika counter mati, walaupun clock terus dimasukkan ke CP, output tidak akan berubah (menyimpan nilai output sebelumnya). Nilai cacahan sebagai preset dimasukan lewat P0P1P2P3 ketika input PL (preset load) dibuat 0. Tidak peduli counter sedang aktif atau mati, ketika PL = 0 maka output akan sama dengan nilai preset. Lebih jelasnya lihat tabel di bawah.

TC (terminal counter) adalah output untuk menandai bahwa hasil cacahan telah dicapai (saat

Iwan B Pratama

Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

mencacah naik) atau jika hasil cacahan telah sampai pada nilai awal (saat mencacah turun). Saat mencacah naik TC akan 1 ketika Q0Q1Q2Q3 = 1111 atau saat mencacah turun ketika Q0Q1Q2Q3 = 0000. Atau secara matematis TC = (Q 0 Q1Q 2 Q 3 .U/D) + (Q 0 Q1Q 2 Q 3 .U/D) RC (ripple counter) adalah output clock untuk dimasukkan ke CP di 74LS191 berikutnya jika akan dibuat counter lebih dari 4 bit. RC akan 0 pada saat input clock = 0, CE = 0 dan TC = 1. Register adalah memori bit yang sering digunakan untuk menyimpan sementara data hasil operasi logika atau aritmatika. Penggunaan lain register adalah untuk melakukan penggeseran bit, baik menggeser ke kiri maupun ke kanan. Menggeser ke kiri 1 bit berarti mengalikan 2 bilangan itu, menggeser 2 bit ke kiri berarti mengalikan 4 bilangan dst. Sebaliknya mengeser ke kanan 1 bit berarti membagi 2 bilangan, menggeser 2 bit berarti membagi 4 bilangan dst. Contohnya: 0 0 1 1 0 0 1 1 0 =5 = 10

Register juga sering dipakai untuk mengubah data paralel ke serial atau dari serial ke paralel. Ini sangat berguna untuk transmisi data jarak jauh. Mengirimkan data jarak jauh paling baik menggunakan cara serial karena akan menghemat kabel dan memungkinkan jarak yang sangat jauh. Register dipakai untuk mengubah dari paralel ke serial pada bagian pengirim data dan ditempat yang jauh data yang diterima secara serial dikembalikan lagi menjadi paralel oleh register serial ke paralel. Ada 4 jenis register: PIPO (Paralel In Paralel Out), PISO (Parelel In Serial Out), SIPO (Serial In Paralel Out), SISO (Serial In Serial Out). Nama-nama itu menunjuk bagaimana register itu bekerja.

Gbr.I.13 Register

Iwan B Pratama

Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

74LS373 adalah contoh paralel in dan paralel out. Data paralel masuk sebagai D7..D0 akan tersimpan dalam register ketika LE = 1. Data ini akan tersimpan terus dan akan keluar sebagai Q7 ..Q0 ketika OE = 0. 74LS166 adalah register paralel in dan serial out. Data paralel masuk sebagai P7..P0 dan akan disimpan ketika PL = 0. Pada saat itu pula P7 akan keluar di Q7. Jika kemudian PL = 1 dan ada pulsa clock masuk ke CLK1 dan CLK2, data yang tersimpan akan tergeser dan satu demi satu akan keluar di Q7. IC ini juga bisa sebagai register serial in dan serial out. Data serial masuk lewat SER dan masuk satu demi satu sesuai pulsa clock ketika PL = 1 yang juga akan keluar satu demi satu lewat Q7. 74LS164 adalah register serial in paralel out. Data serial masuk ke input A dan B. Setelah satu persatu data masuk sesuai pulsa CLK saat pulsa ke 8 kemudaian akan keluar secara serentak di Q7..Q0. Multiplexer dan demultiplexer adalah contoh rangkaian kombinatorial. Multiplexer digunakan untuk memilih salah satu dari banyak saluran input ke satu output. Multiplexer sering juga disebut data selector karena bekerja untuk memilih data yang akan keluar diambil dari saluran yang mana. Demultiplexer dipakai untuk memilih satu IC yang akan aktif/kerja dari banyak IC yang ada. Misalnya dari processor data bisa dikirim ke banyak IC RAM, IC-IC penerima data pada harddisk, diskdrive, monitor, soundcard dll. Jika semua IC penerima data itu aktif maka processor akan terbebani karena ada banyak sekali IC yang tersambung ke processor. Untuk itu IC data yang akan dituju saja yang diaktifkan sedang IC lainnya dibuat pasif. Sinyal pemilih sering disebut chip select (CS). Untuk memilih IC mana yang aktif digunakan demultiplexer. 74151 adalah multiplexer 8 saluran input ke 1 output. Saluran input adalah I7..I0 sedang saluran output adalah Z. Pemilih saluran adalah S2S1S0. E 1 0 0 0 0 0 0 0 0 S2 X 0 0 0 0 1 1 1 1 S1 X 0 0 1 1 0 0 1 1 S0 X 0 1 0 1 0 1 0 1 Z 0 I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7

74138 adalah demultiplexer 3 to 8.

Iwan B Pratama

Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

G1 G2 A2 A1 X 1 X X 0 X X X 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 G2 = pin 4 + pin 6

A0 X X 0 1 0 1 0 1 0 1

Q7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Q6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

Q5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

Q4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

Q3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

Q2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

Q1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

Q0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

Encoder dan Decoder. Encoder artinya pengubah menjadi kode biner. Encoder sering digunakan untuk mengkodekan tombol, contohnya pada keyboard: ketika kita menekan satu tombol maka oleh encoder akan diubah menjadi suatu kode biner tertentu. Pada keyboard kode-kode itu diubah menurut standard ASCII (American Standard Code for Information Interchange) atau standard lainnya. Berikut adalah contoh encoder untuk papan angka (keypad)

Gbr.I.15 Rangkaian encoder papan kunci angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Rangkaian keypad untuk angka 1 sampai 9 dengan 74147 di atas akan mengubah kode switch yang ditekan ke kode biner. Tekan S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
Iwan B Pratama

Q3 0 0 0 0 0 0 0 1 1

Q2 0 0 0 1 1 1 1 0 0

Q1 0 1 1 0 0 1 1 0 0

Q0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
Teknik Industri UAJY

Lab Elektronika Industri

Sistem Kendali Industri

Decoder digunakan untuk mengkonversi data biner yang terkode menjadi data atau tampilan yang mudah dikenali manusia. Kegunaan lain untuk memilih IC yang aktif/kerja seperti pada demultiplexer. 74LS147 adalah contoh decoder 4 bit ke display 7 segment common katode. Input 4 bit ke decoder adalah DCBA sedang output ke 7 segment common katode masing-masing dihubungkan ke segment a, b, c, d, e, f, g. Tampilan yang akan tampak ketika diberi input dari 0000 hingga 1111 adalah seperti gambar berikut:

Gbr.I.16 Decoder 4 bit biner ke 7 segment common katode Fungsi-fungsi lain dalam rumpun IC digital adalah: Comparator, Parity check, Buffer (Driver), Adder, ALU (Aritmatic Logic Unit) 74LS85 adalah contoh comparator 4 bit di A3A2A1A0 yang akan dibandingkan dengan data 4 bit di B3B2B1B0. Hasil perbandingan adalah salah satu dari A > B atau A = B atau A < B. Untuk membuat comparator 8 bit, 12 bit, 16 bit dst, digunakan cara menderetkan IC sebanyak yang diperlukan. 74LS83 adalah adder 4 bit yang akan menjumlahkan 4 bit data di A dan B. Hasil operasi penjumlahan keluar dan C4. Output C4 disebut carry yang akan bernilai 1 jika hasil penjumlahan A dan B lebih dari 15 (1111). Untuk membuat adder lebih dari 4 bit dapat dengan cara menderetkan IC sebanyak yang diperlukan.

Iwan B Pratama

Teknik Industri UAJY

10

You might also like