You are on page 1of 4

Sebuah Kesalahan Dibalik Intervensi Sekutu Lagi dan lagi kawasan timur tengah bergejolak.

Ketidakpuasaan rakyat kepada pemerintah terus terjadi, yang semula berawal di Mesir kini merambat keberbagai negara timur tengah lainnya, termasuk Libya. Kita mengetahui bahwa konflik memiliki karakter yang dapat menular dari suatu kawasan ke kawasan lainnya, faktor inilah yang menjadi pemicu kebangkitan rakyat di Libya. Kebangkitan rakyat di negara-negara Arab dan timur tengah lainnya dan keberhasilan rakyat Mesir dan Tunisia dalam menggulingkan rezim pemerintahan mereka, dapat dikatakan sebagai faktor pemicu meletusnya perjuangan revolusi di Libya. Aksi anarkis terus saja dilakukan oleh para pemberontak Libya yang menuntut agar penguasa Libya, Muammar Khadafi segera melatakan jabatan yang telah puluhan tahun ia pegang. Krisis ini berawal dari protes yang dilakukan oleh kelompok oposisi di wilayah timur Libya dan kemudian melanda hampir seluruh kota-kota besar di Libya. Dalam

perkembangannya, krisis ini telah mengarah kepada perang sipil dan juga perang saudara karena kelompok oposisi banyak didukung oleh tentara yang pada akhirnya membelot ke pihak oposisi. Untuk menghentikan semakin meluasnya pengaruh pemberontakan oleh kaum oposisi dan untuk mempertahankan kedudukannya sebagai penguasa Libya, Khadafi tak segan-segan menggunakan kekuatan militer yang ia miliki demi menumpas para pemberontak yang semakin hari semakin bertambah, bahkan dikabarkan ribuan orang tewas oleh pasukan Khadafi tersebut. Kekerasan yang dilakukan oleh pihak Khadafi inilah yang pada akhirya meyebabkan pihak luar ingin turut campur kedalam urusan domestik negara Libya dengan mempertimbangkan semakin banyaknya korban tewas dan jumlah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Khadafi dan tentaranya. PBB melalui dewan keamanan, selaku organisasi internasional tertinggi langsung reaktif dan memberikan sanksi kepada Libya. Sanksi pertama yang diberikan oleh DK PBB ialah melalui resolusi 1970 dengan melakukan embargo senjata, serta membekukan aset Khadafi dan 16 anggota keluarganya. Namun setelah dirasa bahwa resolusi 1970 tidak dapat menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh Khadafi dan tidak dapat menggulingkan Khadafi sesuai dengan permintaan negera barat, maka selanjutnya DK PBB mengeluarkan resolusi 1973. Melalui resolusi ini-lah sekutu akhirnya melakukan intervensi kemanusiaan kedalam konflik Libya atas
1

alasan mencegah kekerasan pasukan Kadafi. Namun yang disayangkan ialah serangan militer tentara sekutu turut juga membunuh warga sipil yang tak berdosa yang seharusnya dilindungi. Banyak kecaman dilontarkan oleh para pemimpin dunia sebagai tanggapan atas penyerangan dan intervensi Sekutu yang dilakukan oleh pasukan gabungan Amerika Serikat, Prancis Inggris, Kanada dan Italia tersbut. Dan bahkan tidak semua anggota DK PBB

menyetujui rencana penyerangan tentara sekutu ke Libya. Resolusi 1973 itu disahkan dengan 100 dengan lima negara abstain di dewan yang memiliki 15 negara anggota tersebut termasuk 2 negara anggota tetap yakni China dan Rusia, namun yang disayangkan ialah kedua negara tersebut tidak menggunakan hak vetonya untuk mencegah serangan militer pasukan gabungan yang dipimpin oleh Amerika Serikat tersebu. Sehingga dalam perjalanannya, intervensi dan serangan militer yang dilakukan oleh pasukan sekutu untuk melumpuhkan kekuatan militer Khadafi-pun sepenuhnya tak dapat dibenarkan oleh beberapa asalan. Alasan Pertama: Dalam resolusi 1973 itu sendiri tidak hanya mencakup atas zona larangan terbang, dimana pesawat tempur Libya dilarang mengudara, namun ada aspek lainnya yang cukup penting yaitu gencatan senjata, tidak boleh ada penjajahan dan adanya proses dialog antar pihak yang bertikai. Disini terlihat bahwa diplomasi dengan cara damai harus diupayakan dengan maksimal terlebih dahulu, apabila cara ini tidak berhasil barulah intervensi militer diperbolehkan. Tapi yang disayangkan ialah jalur diplomasi damai seperti gencatan senjata ataupun bahkan dialog tidak diusahakan untuk diadakan oleh DK PBB dan negara lainnya. Sehingga disini ada sebuah kelasahan dimana tidak sepenuhnya resolusi 1973 dilakukan. Alasan kedua ialah, serangan dan intervensi pihak sekutu yang saat ini telah diambil alih oleh NATO North Atlantic Organization malah kemudian memperparah konflik yang sudah ada dengan semakin bertambahnya warga sipil yang menjadi korban dan semakin parahnya kerusakan infrakstruktur di Libya dan juga mengakibatkan kelompok oposisi semakin bersemangat karena seolah-olah mereka mendapat dukungan dari internasional dengan kehadiran pasukan gabungan sekutu. Dengan keterlibatannya pihak asing yaitu negara sekutu , hal ini akan menyebabkan akan adanya memungkinkan terlibatnya jaringan teroris internasional seperti AlQaida dalam konflik Libya seperti ketika pada saat Amerika Serikat dan sekutunya menggulingkan rezim Sadam Hussain di Irak, kelompok teroris ini pada akhirnya ikut ambil

bagian kedalam konflik di Afganistan dan memperkeruh situasi konflik yang sudah ada. Inilah yang ditakutkan akan terjadi juga di Libya. Dan alasan yang ketiga yang tak kalah pentingnya ialah intervensi kemanusiaan yang menjadi alasan pihak sekutu untuk ambil bagian dalam konflik Libya ini ialah merupakan isu yang cukup sensitive dan riskan dimana intervensi kemanusiaan bertentangan dengan prinsip kedaulatan suatu negara. Dan intervensi kemanusiaan yang digunakan oleh Sekutu sebagai alasan menyerang Libya, ternyata melenceng dari koridor sesungguhnya, bukan lagi sebagai upaya untuk menghadang pasukan Khadafi membunuhi warganya dan melindungi warga sipil Libya, melainkan memiliki tujuan lain yaitu untuk menggulingkan Khadafi dari jabatannya. Kalau sudah begini tentu saja hal ini bertentangan dengan konsep intervensi kemanusiaan dimana pasukan koalisi sekutu telah masuk kedalam kategori intervensi kedaulatan Negara. Dan dikhawatirkan ada motif tersembunyi dibalik intervensi kemanusiaan itu yaitu usaha sekutu untuk mengendalikan dan menguasi minyak di Libya karena seperti diketahui, Libya seperti negara timur tengah lainnya kaya akan sumber minyak mentah. Motif ini banyak mencuat ke permukaan karena seperti yang diketahui isu minyak ini juga lah yang akhirnya memicu pihak Sekutu untuk melakukan penyerangan ke Irak dan Afganistan. Karena setelah Irak dan Afganistan jatuh ke tangan sekutu, hak untuk mengelola minyak mentah yang ada dikedua Negara tersebut banyak jatuh ke tangan perusahaan-perusahaan asing terutama milik Amerika Serikat, hal ini-lah yang dianggap sebagian kalangan memicu pihak sekutu untuk turut campur kedalam konflik internal negara Libya agar dapat mengamankan minyak yang ada di Libya tersebut sehingga pendistribusian minyak kenagara barat mengalir lancar. Tuntutan dan keinginan dari pihak oposisi di Libya agar Libya menjadi Negara demokrasi-pun pada akhirnya hanya akan menjadi impian semu, bila memang nantinya opisisi yang dibantu oleh sekutu bisa menggulingkan rezim Muammar Khadafi, hal ini dapat terjadi karena pada nantinya seperti yang diramalkan oleh banyak pengamat. Libya setelah kejatuhan Khadafi, negara ini akan jatuh ke negara-negara sekutu. Dan pada akhirnya pihak sekutu-lah yang akan membentuk demokrasi di Libya bukan rakyat Libya itu sendiri, seperti yang terjadi pada dua negara saudara mereka di Timur Tengah yaitu Afganistan dan Irak.

Intervensi dan penyerangan tersebut hanya akan memperlambat proses demokrasi di Timur Tengah karena pada nantinya apabila terjadi pemerintahan yang baru hanya akan menjadi pemerintahan semu artinya ialah rakyat Libya tidak benar-benar memegang kendali pemerintahan mereka, justru pemerintahan mereka akan dikendalikan oleh pihak luar sehingga Libya bisa saja menjadi negara boneka, negara yang dikendalikan oleh negara lain. Nasib dan kondisi di Irak dan Afganistan dapat dijadikan contoh nyata bahwa intervensi yang dilakukan oleh negara-negara sekutu tidak akan membawa negara Libya kearah yang lebih baik, maka sudah sepantasnyalah penyerangan pihak sekutu ke Libya segera dihentikan, apa pun alasannya. Penyerangan dari pasukan koalisi sekutu hanya akan melahirkan kekerasan baru, menyebabkan kehancuran infrastruktur di Libya dan tentu saja menyebabkan korban sipil berjatuhan semakin banyak.

You might also like