STUDI SIMULASI SUMUR MENGGUNAKAN AIR COMPRESSOR PADA BEBERAPA SUMUR GEOTHERMAL FILIPINA

Pendahuluan Pada saat setelah dilakukan completion sumur, sumur biasanya mampu heating up selama beberapa waktu sebelum dilakukan pembukaan kepala sumur. Periode ini biasanya bervariasi dari 2 minggu hingga 2 bulan, bergantung kepada temperature build up dan discharge pengalengan. Sumur geothermal yang bagus biasanya mampu mengalirkan fluida tanpa perlu dilakukan stimulasi. Ketidakmampuan sumur untuk mengalirkan fluida akan memberikan pengaruh adanya biaya tambahan untuk melakukan stimulasi dan memperlambat eksplorasi dan pengembangan lapangan, untuk sumur yang sudah berproduksi akan memberikan pengaruh adanya biaya tambahan dan mengurangi kapasitas pembangkitan.

1. Well Stimulation Tidak seperti sumur-sumur di lapangan panasbumi di New Zealand yang mempunyai reservoir dangkal dan Well head pressure build up yang cepat, sumur-sumur lapangan panasbumi 2 fase yang berasosiasi dengan vulkanik mempunyai water table yang lebih dalam dan tidak selalu mengalami kenaikan pressure. Pada saat wellhead pressure tidak mampu naik secara natural biasanya disebabkan oleh akumulasi NCG yang pada bagian selanjutnya akan dijelaskan lebih detail.

2. Two Phase Injection Metode injeksi sumur ini dilakukan dengan injeksi steam kedalam sumur yang akan dilakukan stimulasi. Tujuan dari metode ini adalah meningkatkan temperature dari kolom air dan pada waktu yang sama memanaskan kolom casing sampai diperoleh titik dimana panas dari bawah mampu membawa kolom air keluar dari dari sumur. Metode ini dapat dilakukan dengan cara mengalirkan steam dari sumur sebelahnya. 3. Air Compression Stimulation Stimulasi dengan menggunakan air compression bertujuan untuk menekan water level hingga ke temperature yang lebih tinggi hingga mencapai tekanan reservoir. Pada saat pressure dirilis, fluida akan naik ke level awal dengan temperature dan energi yang lebih tinggi. Jika

temperatur/energi sudah mencukupi maka air akan naik keatas secara kontinu, flashing bersamaan dengan naiknya fluida keatas hingga kemampuan discharge dapat tercapai.

Pengaruh water level Setting hidrologi dari lapangan panasbumi di Filipina biasanya ditandai oleh hadirnya upflow pada satu tempat (biasanya pada elevasi yang lebih tinggi) dan outflow yang mengarah ke dataran yang lebih rendah. Water level dari setiap well akan bervariasi tergantung kepada elevasi. Salah satu sumur di Filipina mempunyai water level hampir satu kilometer dibawah wellhead, dimana sumur ini berada daerah outflow. Pada sumur yang mempunyai water level yang lebih dalam, akan membutuhkan pressure drop yang lebih besar untuk mengalirkan air ke permukaan. Jarak water level dari permukaan akan mempengaruhi jumlah tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan air ke permukaan.

Pengaruh Heat Losses Heat transfer pada dinding sumur bergantung kepada perbedaan temperature antara formasi dan fluida upflow. Tipikal temperature sumur pada sumur-sumur di Filipina pada kondisi shut in adalah terdiri dari dua slope, slope yang curam terdapat pada bagian yang lebih dangkal dari sumur dan bagian slope landai terdapat pada zona produksi. Sepanjang proses produksi, heat los yang besar terjadi pada elevasi yang lebih tinggi dan hal ini disebabkan oleh perbedaan temperature antara fluida dan formasi pada elevasi ini.

Pengaruh Tekanan dan Temperature Jika tekanan reservoir besar maka yang terbentuk adalah kolom sumur yang terdiri dari satu fasa fluid (water dominated), jika temperature reservoir temperature tinggi maka yang terbentuk pada kolom sumur adalah kolom dua fase (dua fase fluida).

Pengaruh Natural Condensible Gas Komponen gas utama pada geothermal reservoir adalah karbon dioksida. Komponen gas yang lain adalah hydrogen supfida, ammonia dan gas metana. Pada temperature tertentu kehadiran gas NCG akan meningkatkan tekanan sehingga menyebabkan flashing terjadi. Kehadiran gas-gas terlarut bagaimanapun tidak akan mempengaruhi densitas dari fluida. Meningkatnya temperature menyebabkan flashing pada elevasi yang lebih rendah.