You are on page 1of 2

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat Indonesia dan pemerintah sangat gempar dengan berbagai masalah yang terjadi di negara Indonesia. Masalah pemerintahan baik korupsi, bencana alam serta masalah besar dibidang keuangan di Indonesia menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Masalah kesehatan seperti penyakit menular, sanitasi lingkungan serta gizi buruk kadang tidak terjamah oleh pemerintah. Ditengah pemerintah sedang sibuksibuknya mengatasi masalah korupsi, mucul masalah kesehatan yaitu gizi buruk pada anak-anak di tahun 2005. Angka kejadian kasus gizi buruk terus ada sampai dengan saat ini. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Gizi buruk dapat disebabkan oleh daya beli keluarga rendah/ ekonomi lemah, lingkungan rumah yang kurang baik, pengetahuan gizi kurang, perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurang. Gizi buruk dapat terjadi pada bayi ataupun balita serta anak usia sekolah. Kasus gizi buruk sekarang sering terjada pada masyarakat khususnya masyarakat dengan ekonomi rendah. Berdasarkan data pada tahun 2004 kasus gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta. Kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 4,42 juta. Tahun tahun 2006 turun menjadi 4,2 juta (944.246 di antaranya kasus gizi buruk). Sepanjang 2006, menurut Direktur Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan Ina Hernawati, pemerintah baru menangani 19.567 kasus gizi buruk. Jumlah tersebut menurun jauh dibanding pada 2005, yang mencapai 76.178 kasus. Dari 19.567 kasus, 193 anak meninggal karena terlambat ditangani,dan tahun 2007 turun lagi menjadi 4,1 juta (755.397 di antaranya kasus gizi buruk). Pada 2009, angka gizi kurang dan gizi buruk berkurang hingga 20 persen. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005, angka gizi buruk dan gizi kurang adalah 28 persen dari jumlah anak Indonesia. Pada tahun 2010, ditemukan

beberapa kasus dengan gizi buruk di beberapa daerah di Indonesia. Seperti di Jakarta Selatan pada bulan Januari sampai Februari ditemukan 35 kasus gizi buruk, Di Kabupatan Ngawi ditemukan 344 kasus balita penderita gizi buruk pada bulan Januari sampai Februari, Di NTT terdapat 53.261 anak menderita gizi kurang dan sekitar 85 anak balita dengan kelainan klinis dan sekitar 6.157 anak balita kasus tanpa kelainan klinis. Berdasarkan paparan data diatas dapat dilihat bahwa anak yang menderita gizi buruk dan gizi kurang sangat banyak angka kejadian kasus nya di berbagai daerah di Indonesia. Kasus gizi buruk saat ini menjadi salah satu masalah prioritas yang ditangani oleh pemerintah. Walaupun dari tahun ke tahun terjadi penurunan angka kejadian gizi buruk tetapi angka kejadiannya masih tinggi jika dibandingkan dengan negara asia lainnya. Melihat dimensi data yang ada kelompok ingin membahas tentang masalah gizi buruk di Indonesia beserta penanggulangannya dihubungkan dengan keperawatan komunitas. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana keefektifan penanganan gizi buruk di Indonesia. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat mengetahui tentang masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di Indonesia terlebih khusus tentang Gizi Buruk 2. Tujuan Khusus a) Mahasiswa dapat mengetahui tentang masalah gizi buruk di Indonesia b) Mahasiwa dapat mengetahui tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah dalam menangani gizi buruk. c) Mahasiswa dapat mengetahui tentang kefektifan dari program penanganan gizi buruk di Indonesia .

You might also like