You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Walaupun prestasi belajar siswa di bidang Fisika secara nasional tidak terbantahkan bahwa Indonesia telah berulang kali menoreh prestasi di bidang Fisika pada berbagai event perlombaan dalam kancah dunia, permasalahan yang tengah dihadapi dunia pendidikan dewasa ini adalah rendahnya kualitas siswa. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa, angka putus sekolah, dan angka pengangguran. Kondisi kegiatan belajar mengajar saat ini tercatat sebagai berikut : 1. lebih-kurang 60% waktu anak dihabiskan untuk mendengarkan guru atau menonton anak lain mengerjakan tugas di papan tulis jarang ada kerja praktik. 2. perpustakaan teratur tetapi jarang dimanfaatkan anak anak bahkan ada buku yang berada di dalam lemari yang terkunci. 3. pengaturan meja dan kursi selalu tradisional.Artinya susunan meja kursi belum memungkinkan siswa siswi dapat saling berinteraksi dan memberi keluasan terjadinya pergerakan untuk melakukan kegiatan belajar. Meja kursi belum dapat digerakkan, dipindahkan, dan disusun secara fleksibel. Selain itu juga posisi tempat duduk siswa di buat tetap pada posisi tertentu, sehingga sulit berinteraksi di antara siswa dalam kelas dan hal ini kurang menumbuhkan sosialisasi di antara mereka serta menyebabkan kebosanan siswa.

4. anak lebih banyak menyalin tulisan dari papan tulis dan menjawab pertanyaan yang ditulis guru atau dari buku paket belum ada pertanyaan yang mengungkapkan pikiran siswa dengan kata-kata sendiri (Sumber: A.Maulana,dkk:http://technurlogy.wordpress.com/2010/04/03/manajemenpendidikan/:30 Mei 2011) Oleh karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Dalam upaya meningkatkan kualitas siswa melalui perbaikan proses belajar mengajar, sebaiknya guru memperhatikan kembali penguasaan awal materi yang akan diajarkan sebelum siswa memasuki materi pelajaran tersebut.Dengan mengetahui prakonsepsi siswa, guru dapat menentukan metode apa yang seharusnya digunakan dalam pembelajaran. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa Proses pembelajaran pada suatu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Model dan metode yang dikembangkan tidak terlepas dari kurikulum nasional yang berlaku dalam hal ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam prinsip-prinsip pengembangan bahwa pendidikan yang diselenggarakan harus: (1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap

perkembangan iptek dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan pendidikan, (5) menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang hayat, dan (7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (BSNP 2006). Sesuai prinsip-prinsip di atas masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman kehidupan sehari-hari, dimana pengembangan kurikulumnya (perangkat pembelajaran) dilakukan dengan

melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional perlu ditingkatkan. Salah satu usaha perbaikan proses belajar mengajar dapat dicapai melalui PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan metode eksperimen.Hal ini berdasarkan alasan bahwa terdapat keselarasan antara empat pilar pendidikan dan lima prinsip PAIKEM yaitu mengalami, pembaruan, berinteraksi, komunikasi, berekspresi, dan melakukan refleksi dengan komponen mengalami, pembaruan, dan berekspresi berkaitan dan bagaimana guru mengolah materi pelajaran. Dalam arti bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa mengalami dan mengekspresikan gagasannya. Adapun komponen interaksi, komunikasi, dan refleksi berkaitan dengan bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana siswa harus dikelola (kerja kelompok, berpasangan, ataukah individual) agar mereka berinteraksi satu sama lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang sama berkembang pula kemampuan individualnya. Pada pembelajaran PAIKEM banyak melibatkan

empat kriteria kualitas siswa pada ranah iman dan taqwa, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Artinya guru dituntut untuk mengajar secara bervariatif sehingga siswa tidak bosan, dan tumbuh rasa keingintahuan karena di samping mengajarkan teori juga diberikan kegiatan praktikum Fisika materi pokok Usaha dan Energi. Dengan diterapkannya PAIKEM dengan metode eksperimen diharapkan siswa terdorong berani mengemukakan pendapat sendiri, menerima kesimpulan yang berlaku umum di dalam konsep-konsep Fisika, dan mampu menerapkan hukumhukum Fisika dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya : siswa memahami berapa besar usaha yang telah dilakukannya selama proses penataan meja dan kursi di kelas ? Pembelajaran pertama yaitu PAIKEM dengan metode ceramah yang banyak menuntut siswa untuk memperhatikan sehingga dapat mengukur kualitas siswa pada ranah iman dan taqwa, kognitif, dan afektif. Pada pembelajaran kedua yaitu PAIKEM dengan metode eksperimen yang banyak melibatkan siswa dengan

kegiatan praktikum di laboratorium sehingga dapat mengukur kualitas siswa pada ranah iman dan taqwa, kognitif, afektif, dan psikomotorik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan sebagai berikut : 1. Perlu adanya penelitian penggunaan PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ) dengan metode eksperimen untuk maka dapat diidentifikasikan

meningkatkan kualitas siswa pada ranah iman dan taqwa, kognitif, afektif, dan

psikomotorik di kelas XI IIA SMA N 8 Jogjakarta pada materi pokok Usaha dan Energi. C. Pembatasan Masalah Mengingat peliknya masalah yang muncul dan adanya keterbatasan maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini.Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan metode eksperimen dalam meningkatkan kualitas siswa pada ranah iman dan taqwa, kognitif, afektif, dan psikomotorik pada materi pokok Usaha dan Energi yang diterapkan di kelas XI IIA SMA N 8 Jogjakarta. D. Perumusan Masalah Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah PAIKEM dapat meningkatkan kualitas siswa kelas XI IIA SMA N 8 Jogjakarta pada materi pokok Usaha dan Energi ? 2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kualitas siswa kelas XI IIA SMA N 8 Jogjakarta pada materi pokok Usaha dan Energi antara PAIKEM dengan metode eksperimen dan metode ceramah ? E. Tujuan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas siswa kelas XI IIA SMA N 8 Jogjakarta pada materi pokok Usaha dan Energi melalui PAIKEM dengan metode eksperimen. 2. Mengetahui perbedaan peningkatan kualitas siswa kelas XI IIA SMA N 8 Jogjakarta pada materi pokok Usaha dan Energi antara PAIKEM dengan metode eksperimen dan metode ceramah. F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.Adapun manfaatnya yaitu : 1. Bagi Siswa Bagi siswa pembelajaran dengan PAIKEM dengan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IIA SMA N 8 Jogjakarta pada materi pokok Usaha dan Energi. 2. Bagi Guru Bagi guru hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki proses pembelajaran Fisika yang pernah dilaksanakan di kelas dengan menerapkan pembelajaran menggunakan PAIKEM dengan metode eksperimen. 3. Bagi Sekolah Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mencari model pembelajaran yang berlaku (KTSP) untuk meningkatkan kualitas siswa.Hasil

penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi sekolah lain yang memiliki masalah yang serupa dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran yang cocok dalam rangka meningkatkan kualitas siswa.Selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian yang lebih menyeluruh.

You might also like