Professional Documents
Culture Documents
Kritik terhadap SEP Sekulerisasi Atas Nama Pancasila Perdebatan tentang pancasila, kembali muncul. Beberapa politis yang dikenal sekuler menyerukan kembali penyeragaman asas partai. Kembali ke asas tunggal pancasila. Terang saja pro kontra pun mengalir. Entah kenapa sejak awal pemunculan pancasila yang hanya terdiri dari lima sila itu, terus mengundang kontroversi. Sejak awal juga pancasila banyak versinya. Ada versi bung karno yang ia lontarkan di depan BPUPKI 1 juni 1945. saat itu menyebutkan lima sila yaitu kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau kemanusiaan, mufaat atau demokrasi, kesejahteraan sosial dan ketuhanan. Ada pula versi Piagam Jakarta yang mencantumkan ketuhanan yang Maha Esa dengan menjalankan kewajiban dan syariat islam bagi pemeluknya. Versi ini menjai keputusan resmi BPUPKI yang bersidang pada 22 Juni 1945. ada pula versi PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang mirip dengan pancasila yang ada sekarang. Bahan Soekarno saat mengeluarkan dekrit presiden 5 Juli 1958 menyatan pancasiladan UUD 1945 yang dijiwai piagam jakarta. Hingga sekarang muncul perdebatan pencasilamana yang sah? Fakta-fakta diatas menurut Habib Raziek telah cukup menjadi bukti bahwa pancasila sendiri tidaklah sakral, ia hanya merupakan produk akal manusia yang bisa berubah. Lepas dari pro kontra tentang pancasila, realita sejarah juga menunjukan bahwa tafsir pancasila lebih banya ditentukan siapa yang menjadi penguasa saat itu. Di
pancasila ditafsir cenderung ke kiri (Sosialis) ynag banyak mendominasi pemikiran bung Karno.
Sementara di
kapitalis. Wajar saja karena pada saat itu kedudukan soeharto berada di
bawah dominasi
di Era SBY
belum memiliki turunan operasional. Karena itu menurutnya, sulit jika pancasila dikatakan ideologi yang sempurna. Menurutnya suatu dikatakan ideologi jika memuat nilai-nilai mendasar juga memiliki opersional yang konsisten dan berhubungan. Hal yang sama dikatakan pengamat politik LIPI, Mochtar Pabottingi, juga mengtakan bahwa pancasila bukanlah ideologi negara, melainkan vision of state yang mendahului berdirinya Republik Indonesia.
Lepas dari itu semua sejarah telah membuktikan kekurangan sekaligus kelemahan pancasila ini. Pancasila sekadar alat untuk mengokohkan kepentingan penguasa sekuler. Terbukti pula pancasila telah dijadikan legitimasi untuk melakukan proses sekulerisasi di Indonesia.
Sekulerasi atas nama pancasila ini pun telah banyak mengorbankan rakyat dengan kebijakan-kebijakan yang kapitalistik. Kekayaan Indonesia yang dalam islam termasuk kategori pemilikan umum (al milkiyah ammah) seperti emas, minyak, batu bara, gas dan hutan dieksploitasi oleh asing dengan dalil kebebasan investasi. Padahal jika dikelola oleh negara, hasilnya aan mensejahterakan rakyat. Utang yang menjeratpun semain bertambah, ketika orde baru dan orde pasca reformasi, mengikuti dengan setia kebijakan IMF dan World Bank.
Ketika syariat islam ditolak untuk mengatur negara dengan alasan pancasila, yang terjadi malahan kebijakan rayat kapitalisme menguat. yang menyengsarakan Dibuatlah
kebijakan-kebijakan yang anti rakyat seperti privatisasi. Sektor pelayanan publik seperti pendidikan dan kesehatan yang
dalam pandangan islam merupakan hak rakyat secara gratis, lewat pripatisasi maka semakin jauh dari jangkauan masyarakat.
Tidak hanya itu dengan alasan kita negara pancasila usulan untu melarang pornoaksi dan pornografi karena dengan alasan syariah pun ditolak. Akibat liberalisme ini penyakit masyarakat pun meluas. Pelacuran,
perzinaan, seks bebas, narkoba, minuman keras semakin meningkat. Walhasil, pancasila telah melegalkan segala bentuk kebijakan sekuler yang menbawa kehancuran rakyat. Pancasila juga dijadikan alat untuk mengokohkan kepentingan kelompok sekuler dan menggusur kepentingan islam dan upaya menyelamatkan Indonesia dengan syariah. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dari beberapa era yang telah dilakukan bangsa kita: Orde lama Masyumi dilarang Demokrasi terpimpin dengan Soekarno sebagai presiden seumur hidup Orde Baru Emas (Irian) minyak dan gas (Aceh, Riau, Palembang dll) dijual ke pihak asing Hutang luar negeri meningkat Aktivis islam ynag bertentangan dengan Soeharto ditangkap, dipenjara dan disiksa Ormas islam yang tidak sejalan dengan Soeharto diberangus KKN meluap diberbagai sektor Krisis moneter yang menyengsarakan rakyat
Orde Reformasi dan Pasca Reformasi Timor Timur lepas dengan dukungan PBB dan AS Urusan Aceh diserahkan ke tangan Eropa dan AS Disintegrasi Papua dan Maluku Perjanjian DCA RI-Singapura yang mengancam keutuhan Indonesia BBM dinaikan untuk kepentingan invastor asing Privatisasi BUMN Blok Cepu diserahkan ke tangan Exxon Mobile Kebijakan BHMN dan Otonomi sekolah ynag membuat biaya pendidikan semakin mahal Muncul UU kebijakan pro neo liberal (UU Migas, UU SDA, UU Kelistrikan, UU Penanaman modal asing) yang semakin memberikan jalan untuk merampas kekayaan Indonesia Kemiskinan meningkat versi Bank Dunia 100 juta penduduk Indonesia miskin 35 juta rakyat miskin (2005) meningkat menjadi 39.05 jumlah yang memiliki rumah 32,3% (BPS) 1,67 juta jiwa menderita busung lapar (kompas 28 mei 2006) Angka pengangguran juga meningkat dari 3.738.000 orang (1994) menjadi 9.531.000 orang (2003) Rata-rata terjadi 5-6 perempuan diperkosa di Indonesia Peringkat ke-7 dari 163 negara yang paling korupsi Mendukung penuh perang melawan terorisme versi AS yang mengorbanan banya aktivis islam. Kritik terhadap Sumber Lahirnya SEP Jika kita memperhatikan kemunculan sistem Ekonomi Pancasila maka tidak lepas dari sejarah kemunculan Pancasila itu sendiri, dari sana kita bisa melihat dari segi kemunculannya saja Sistem Ekonomi Pancasila merupakan sistem buatan manusia, yang didalamnya terdapat kekurangan dan kelemahan dalam mengatur masalah ekonomi. Jika manusia diberikan wewenang untuk membuat aturan maka
akan senantiasa menimbulkan permasalahan baru, menimbulkan perbedaan, perselisihan bahkan pertentangan. Bahkan sampai saat ini diantara pakar ekonomi masih terjadi perdebatan mengenai layak atau tidaknya Sistem Ekonomi Pancasila di Indonesia. Padahal secara nyata Allah swt. Berfirman, : Hukum itu hanyalah milik Allah...(TQS. Yusuf [12] : 40) Kritik terhadap Falsafah SEP
SEP tidak lain berfalsafah Pancasila, Falsafah Pancasila lahir dari kompromi antara ideologi Kapitalisme dan Sosialisme. Dan Falsafah Pancasila itu sendiri sebenarnya merupakan perwujudan dari sekulerisme (memisahkan agama dari negara dan kehidupan).
Isi dari Pancasila sendiri tida bersumber pada agama di Indonesia. Tiga sila yang pertama, nasionalisme, demokrasi dan sosialisme adalah dari Sa Min Chung In, Dr Sun Yat Sen dari Cina. Satu sila lagi yaitu prikemanusiaan dan internasionalisme datang dari komunis. Sedangkan agama yang disampaikan Soekarno pada sila terakhir, adalah ketuhanan menurut sosiologis, dan itu merupakan pendapat dari kaum komunis. Disebutkan bahwa Tuhan itu menurut masyarakat agraris adalah A, primitive Tuhannya B dan masyarakat industri tidak bertuhan. Itulah yang diucapkan Soekarno dalam Kuliahnya tentang Pancasila di Istana Negara. b. SEP = Demokrasi Ekonomi = Kapitalisasi Ekonomi = SEK
Walaupun para pencetus SEP menyatakan bahwa SEP merupakan bentuk penolakan terhadap Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis. Namun pada hakikatnya SEP tidak lain merupakan Sistem Ekonomi Kapitalis itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari hakikat SEP yang terdiri dari Adil, demokratis, moralistik (ethics), manusiawi dan nasionalistik, dari hakikat pancasila sangat jelas bahwa Sistem Ekonomi pancasila adalah turunan dari Sistem Ekonomi Kapitalis, hal yang paling menonjol yaitu adanya nilai demokratis dan nasionalistik yang merupakan ciri khas dari ideologi kapitalisme. Sebagaimana kita ketahui bahwa demokrasi merupaan Sistem kufur yang mengusung empat kebebasan yaitu; kebebasan beragama, berpendapat, berprilaku dan kebebasan kepemilikan. Dibidang ekonomi ini hal yang dimaksud adalah kebebasan kepemilikan, sehingga wajar jika pemerintahan yang menganut Sistem Ekonomi Pancasila, mengambil kebijakan kapitalistik dengan menjual aset-aset negara (privatisasi), yang terparah aset-aset tersebut dijual kepada pihak asing. Padahal rakyat Indonesia sendiri tidak setuju terhadap keberadaan Perusahaan Asing itu sendiri. Dari sini jelas bahwa penerapan SEP yang katanya bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dan bersumber dari aspirasi rakyat merupakan omong kosong belaka. Hal itu di dukung oleh data-data sebagai berikut : Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 23-27 April 2006 mengadakan survey nasional disemua provinsi. Surveyterhadap 700 responden (margin of error sebesar -+ 3,8 persen) dengan teknik wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar tidak setuju(69,7 persen)munculnya perusahaan asing yang mengelola kekayaan alam Indonesia. Hanya 9,7 persen yang setuju/sangat setuju. Alasan ketidaksetujuan, sebagian besar (32,2 persen) arena kekayaan alam itu berada di
Indonesia sudah selayaknya keayaan alam itu dikelola oleh perusahaan Indonesia dibawah pengontrolan Pemerintah. Data lain seputar Privatisasi BUMN dalam Sistem Ekonomi Pancasila No. 1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. BUMN PT BNI Tbk PT Wijaya Karya PT Jasa Marga PT Garuda Indonesia PT Merpati Nusantara Airlines PT Permodalan Nasional Madani PT IGLAS PT Cambrics Primissima PT ISI PT Jakarta International Hotel Development PT Atmindo PT Intirub PT Prasada Pamunah Limbah Industri PT Kertas Blabak PT Kertas Basuki Rahmat Proses Privatisasi Go public Go public Go public Strategic sales Strategic sales Strategic sales Strategic sales Strategic sales Strategic sales Jual seluruh saham Jual seluruh saham Jual seluruh saham Jual seluruh saham Jual seluruh saham Jual seluruh saham
Kapitalisasi Ekonomi dalam SEP dapat terlihat jelas dengan banyaknya perusahaan swasta (bahkan asing) yang menguasai hajat hidup orang banyak, dibawah ini beberapa perusahaan asing migas yang beroperasi di Indonesia : Nama Perusahaan Anadarko Petroleum Indonesia Amerada Hess Indonesia BP Chevron Indonesia Unocal Indonesia CNOOC Conoco Phillips indonesia Continental Wisdom PT Energi Mega Persada/EMP Tbk Asal Amerika Serikat Inggris Inggris Amerika Serikat Amerika Cina Amerika Serikat Amerika Serikat Australia
Energy Equity Eni Indonesia Ltd. Exxon Mobil Oil Genting Oil & Gas halliburton Energy Inpex Corporation Indospec Asia Kalrez Petroleum Kodeco Energy Company Korea National Oil Corporation Kufpec Indonesia Lundiv BV Pearl Oil tradewinds Oil And Gas Petronas
Amerika Serikat Amerika Serikat Jepang Australia Korea Selatan Korea Selatan Malaysia
Carigali TG. Jabung Ltd PetroChina International Companies in China Indonesia Premier Oil Inggris Santos Pty Ltd Sea Union Energy Belanda Serica Energy Shell Companies of Indonesia Sinopec Int. Petroleum Talisman Total E & P Indonesie Virginia Indonesia Co Baker Atlas Indonesia Dowell Schlumberger Geoservices Indonesia Halliburton Indonesia Hitek Nusantara Mcdermott Indonesia Santa Fe Supraco Freeport (emas) Newmont (emas) Kanada Prancis Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat