You are on page 1of 11

Bab 8 Geologi Struktur

8.1. Pendahuluan Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari geometri (struktur) pada batuan serta berbagai mekanisme (gaya-gaya) yang menyebabkan terbentuknya geometri-geometri tersebut. Strukturstruktur geologi yang ada di muka bumi ini umumnya sesuai dengan sifat pergerakan tektonik lempeng yang ada dI daerah tersebut. 8.2. Pemahaman Dasar Struktur batuan, terbagi atas tiga, yaitu : 1. 2. Struktur Primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukannya, struktur Graded Bedding (bersamaan dengan pembentukan). Parallel Lamination (bersamaan dengan pembentukan) Struktur Sekunder, yaitu struktur yang terjadi setelah batuan terbentuk, struktur ini bisa ini biasanya dikenal sebagai struktur sediment. contohnya :

biasanya dihasilkan oleh interaksi batuan dengan batuan, batuan dengan mahluk hidup, batuan dengan erosi dan dengan sedimentasi, serta batuan dengan proses tektonik.

Bioturbation (batuan-mahluk hidup). Load Cast (batuan-batuan) Flute Cast (batuan-erosi-sedimentasi) Sesar,Lipatan, Kekar (batuan-tektonik)

Geologi Struktur dalam kajiannya akan mempelajari struktur sekunder batuan yang terbentuk sebagai akibat interaksi batuan dengan tektonik, walaupun tidak semua struktur geologi terbentuk akibat interaksi ini. Interaksi batuan dengan Tektonik (dalam hal ini pergerakan antar lempeng), akan menyebabkan suatu batuan tersebut terdeformasi. Deformasi adalah perubahan dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan. Deformasi secara definisi dapat dibagi menjadi :

Distortion, yaitu perubahan bentuk. Dilatation, yaitu perubahan volume. Rotation, yaitu perubahan orientasi. Translation, yaitu perubahan posisi.

Ada dua cara suatu batuan terdeformasi, yaitu : Defomasi Brittle (getas/pecah) dan Deformasi Ductile (kenyal).Dalam menghadapi suatu gejala deformasi beserta akibatnya pada kerak bumi, maka kita akan berhadapan dengan suatu Gaya.

44

45

Gambar 8.1 Deformasi Brittle dan Ductile

Gambar 8.2 Batuan yang mengalami Deformasi Brittle dan Ductile


STRESS

Penambahan P dan T

STRAIN BRITLE DUCTILE

Gambar 8.3. Hubungan Kedalaman dengan Stress dan Strain

46
Arah dari gaya yang bekerja pada atau dalam kulit bumi dapat bersifat : Gambar 8.4. Jenis-Jenis Deformasi a. Berlawanan arah tetapi bekerja dalam satu garis. Gaya seperti ini dapat bersifat: Tarikan (tension) dan Tekanan (compression). b. Berlawanan, tetapi bekerja dalam satu bidang (couple) Berlawanan, tetapi bekerja pada kedua ujung bidang (torsion). Gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda, yang pada umumnya berlangsung dalam kerak bumi (tekanan Lithostatis).

c. d.

Gambar 8.5.Jenis Gaya Tension, Compression, dan Couple

Gambar 8.6.Bentuk Torsion 8.3. Tegasan dan Keterakan (Stress dan Strain) Stress atau tegasan : suatu gaya yang dapat menyebabkan perubahan pada batuan. volume, yang terjadi pada suatu bahan (batuan) yang diakibatkan oleh adanya tegasan. Pada garis besarnya terdapat dua gejala tegasan yang dapat terjadi di alam, yaitu berupa tarikan dan tekanan. Struktur geologi dibagi menjadi tiga,yaitu: Lipatan, Kekar, dan Sesar 8.4. Lipatan 8.4.1. Definisi Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain : 1. Hill (1953). Strain atau keterakan : perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam wujud bentuk maupun

47
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan. 2. Billing (1960) Lipatan merupakan bentuk undulasi batau suatu gelombang pada batuan permukaan. 3. Hob (1971) Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan (Gambar 8.1), sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan (Gambar 8.1). Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin. 4. Park (1980) Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

Gambar 8.7. Mekanisme Lipatan 8.4.2. Unsur unsur Lipatan 1. Antiklin, unsur struktur lipatan dengan bentuk yang convex ke atas. 2. Sinklin, unsur struktur lipatan dengan bentuk yang concave ke atas. 3. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal. 4. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan. 5. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin 6. Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada bidang poros. 7. Depression, daerah terendah dari puncak lipatan. 8. Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan. 9. Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge Line dari suatu lipatan. 10. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave). 11. Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri. 12. Back Limb, sayap yang landai. 13. Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan. 14. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama. 15. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point. 16. Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titiktitik tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin. 17. Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak di dalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.

48 18. 19.
Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin. Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah ada setiap permukaan lapisan pasa sebuah sinklin. 20. Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line. 21. Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan. 22. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayapsayap lipatannya.

Gambar 8.8. Unsur unsur lipatan 8.4.3 Geometri Secara umum lipatan dapat dibagi menjadi dua,yaitu: 1. Antiklin,yaitu lipatan yang cembung ke atas 2. Sinklin,yaitu lipatan yang cekung ke bawah 8.4.4 Klasifikasi Lipatan Klasifikasi lipatan berdasarkan unsur geometri, antara lain:

A. Berdasarkan kedudukan Axial Plane, yaitu:


Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup). Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri) Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung). Recumbent Fold (lipatan rebah)

B. Berdasarkan bentuk Axial Plane, yaitu:


Curve Axial Plane Fold. Planar Axial Plane Fold. Irregular Axial Plane Fold.

C. Berdasarkan bentuk Hinge Line, yaitu:


Straight Hinge Line Fold.

49
Curve Hinge Line Fold. Irreguler Hinge Line Fold.

D. Berdasarkan kedudukan Hinge Line, yaitu:


Horizontal Hinge Line Fold. Plunging Hinge Line Fold. Vertikal Hinge Line Fold atau Neutral Fold.

2. Klasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain: Concentric Fold Similar Fold. Chevron Fold. Isoclinal Fold. Box Fold Fan Fold. Closed Fold Harmonic Fold Disharmonic Fold. Open Fold Kink Fold, terbagi lagi atas : a. Monoklin. b. Homoklin. c. Terrace. 3. Klasifikasi lipatan berdasarkan genetiknya, yaitu :

Parallel atau Competent Folding. Flow atau Incompetent Folding. Shear Folding

8.4.5. Deskripsi Beberapa hal yang dapat dideskripsikan untuk lipatan antara lain: 1. Strike/dip perlapisan batuan dan tentukan apakah lipatan tersebut telah mengalami pembalikan atau belum. 2. Unsur-unsur lipatan lainnya (melalui stereonet). 3. Struktur-struktur lain yang menyertai lipatan tersebut. 4. Geometri lipatan tersebut. Dari hal hal tersebut maka kita dapat menentukan : 1. Jenis lipatan 2. Arah sumbu lipatan. 3. Mekanisme yang menyebabkan lipatan tersebut. 4. Arah tegasan. 8.5. Kekar

50
8.5.1. Definisi Kekar (joint) adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif sedikit sekali terjadi pergeseran.Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum pada batuan.Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat yang memiliki ciri khas yang dapat dibeakan dengan joint set lainnya. Secara genetik, kekar terbagi atas: 1. Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan yang cenderung mengelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan (Gambar 8.6). Ciri-ciri: Biasanya bidangnya licin. Memotong seluruh batuan. Memotong komponen batuan. Bidang rekahnya relatif kecil. Adanya joint set berpola belah ketupat.

Gambar 8.9 Shear joint di lapangan

2.

Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menariknya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi (Gambar 8.7). Ciri-ciri dilapangan : Bidang kekar tidak rata. Bidang rekahnya relatif lebih besar. Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotakkotak. Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein. Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.

3.

8.5.2. Deskripsi Data yang harus kita tentukan jika kita menemukan kekar adalah: Lihat bagaimana geometri kekarnya. Tentukan jenis kekarnya. Hitung strike/dip bidang kekarnya(*).

51
Tentukan vein (mineral yang mengisi bidang kekar) jika ada.

Dari data-data tersebut maka kita dapat menentukan: Bagaimana pembentukan kekar tersebut Kemungkinan adanya hubungan antara kekar dengan struktur lainnya. Arah dan sifat tegasan yang membentuk kekar tersebut.

Gambar 8.10. Tensional joint di lapangan 8.6. Sesar 8.6.1 Definisi Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran yang berarti.Suatu sesar jarang yang terdapat soliter (satu bidang),tetapi pada umumnya berupa satu zona sesar yang didalamnya terdiri dari banyak sesar-sesar minor. Sesar lebih sering dijumpai sebagai jalur (Fault Zone), yang terdiri dari satu sesar. Jalur sesar atau jalur penggerusan (Shear Zone), mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari skala minor sampai puluhan kilometer. Kekar yang memperlihatkan pergeseran bisa juga disebut sebagai sesar minor. Rekahan yang cukup besar akibat regangan, amblesan, longsor, yang disebut Fissure, tidak termasuk dalam definisi sesar. 8.6.2. Klasifikasi Berdasarkan arah pergeserannya sesar dapat dibagi menjadi tiga,yaitu: a. Strike Slip Fault, sesar yang pergerakannya searah dengan strike bidang sesar (Pitch 00 100). Sesar ini disebut juga sebagai sesar mendatar. Sesar mendatar terbagi lagi atas : 1. Sesar mendatar dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya lebih mendekati pengamat (Gambar 8.8). 2. Sesar mendatar sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih mendekati pengamat (Gambar 8.11).

52

Gambar 8.11 Diagram blok sesar mendatar dekstral

Gambar 8.12 Diagram blok sesar mendatar sinistral

b.

Dip Slip Fault, sesar yang pergerakannya tegak lurus dengan strike bidang sesar dan berada pada dip bidang sesar.Sesar jenis ini dicirikan oleh nilai pitch sekitar 800 - 900. Dip Slip Fault terbagi lagi atas : 1. Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif kebawah terhadap footwall (Gambar 8.13).

Gambar 8.13 Diagram blok sesar normal

2.

Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif keatas terhadap footwall (Gambar 8.11).

53
Gambar 8.14 Diagram blok sesar naik

c.

Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang pergerakannya relatif diagonal terhadap strike dan dip bidang sesar. (Pitch 100 - 800). Strike-dip slip fault terbagi lagi atas kombinasi-kombinasi strike slip fault dan dip slip fault, yaitu: 1. Sesar Normal Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif kebawah terhadap Foot-Wall dan blok di sebelah kiri bidang sesar relatif mendekati pengamat. 2. Sesar Normal Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif kebawah terhadap Foot-Wall dan blok di sebelah kanan bidang sesar relatif mendekati pengamat. 3. Sesar Naik Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif keatas terhadap Foot-Wall dan blok di sebelah kiri bidang sesar relatif mendekati pengamat. 4. Sesar Naik Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif keatas terhadap dan Foot-Wall dan blok di sebelah kanan bidang sesar relatif mendekati pengamat.

8.6.3 Unsur-unsur struktur sesar terdiri dari :

1. 2. 3. 4. 5.

Bidang

Sesar,

yaitu

bidang

rekahan

tempat

terjadinya

pergeseran

yang

kedudukannya dinyatakan dengan jurus dan kemiringan. Hanging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar. Foot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relatif berada dibawah bidang sesar. Throw, yaitu besarnya pergeseran vertikal pada sesar. Heave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.

STRIKE

DIP ANGLE

NORTH

HANGING WALL

FOOT WALL SESAR NORMAL

SESAR NAIK

Gambar 8.15 Sesar Nomal dan Naik

54 6.
Pitch, yaitu besarnya sudut yang terbentuk oleh perpotongan antara gores garis (slicken line) dengan garis horizontal (garis horizontal diperoleh dari penandaan kompas pada bidang sesar saat pengukuran strike bisang sesar).

Gambar 8.16 Slicken Line (gores garis)

You might also like