Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang Serangga (insect) merupakan hewan yang dominan di muka bumi bahkan menurut penelitian jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah manusia. Dominasi yang demikian disebabkan serangga memiliki kemuampuan adaptasi yang tinggi serta waktu generasi yang singkat. Anggota classis insecta ini memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beraneka ragam sehingga membuat banyak orang tertarik untuk mempelajarinya. Saat ini serangga yang telah berhasil diidentifikasi dan diberi nama hanya sekitar sejuta ekor serangga. Jika diperkirakan juml h seluruh makhluk hidup a adalah 10 juta, maka menurut perkiraan Rothschild (Ride, 1978 dalam Otang et al., 2004) terdapat sekitar 7 juta serangga atau 70% dari seluruh makhluk hidup yang ada saat ini (Hawksworth, 1991 dalam Otang etal, 2004 : 1). Jadi masih ada 6 juta serangga lagi yang belum diidentifikasi.
70%
Gambar 1.1 : Perbandingan relatif berbagai kelompok makhluk hidup (Hawksworth, 1991 dalam Otang et al., 2004)
Di
enakan j
penulis merasa sangat penting untuk mengetahui salah satu peranan serangga dalam suatu sistem kehidupan yakni kepetingan manusia. Terkait dengan kepentingan manusia, ada serangga yang menguntungkan dan adapula serangga yang merugikan (hama). Karena itu dalam upaya mengurangi jumlah hama, sejak ratusan tahun lalu telah dilakukan praktek pengendalian hayati, yakni upaya menurunkan atau mengendalikan jumlah populasi hama dengan memanfaatkan musuh biologis alami yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan hama tersebut. alah satu musuh alami tersebut adalah serangga lain yang bisa memakan atau memangsa hama tersebut (predator). Ordo Coleptera memiliki beberapa familia predator yang terkenal misalnya kumbang kubah (Coccinellidae) dan kumbang tanah (Carabidae). elain itu ordo ini diyakini memiliki keanekaragaman paling tinggi dibandingkan dengan ordo-ordo lain dalam classis Insecta ( 40% dari jumlah seluruh serangga). Dikarenakan hal tersebut, kelompok penulis memilih anggota ordo Coleoptera (terbatas pada familia Coccinelidae dan Carabidae) yang berperan sebagai predator menjadi bahan penelitian. Dengan memahami karakter-karakter tertentu anggota familia
Coccinelidae dan Carabidae yang bersifat predatif, diharapkan kelompok penulis bisa memahami bagaimana kumbang-kumbang tersebut bisa memiliki potensi untuk memangsa musuh alaminya, yang dalam jumlah besar adalah hama bagi manusia.
B Rumus n M s lah Berikut adalah beberapa masalah yang telah dirumuskan kelompok penulis : . Apakah terdapat perbedaan morfologi antara Coccinelidae dan Carabidae predator dengan Coleoptera non-predator sebagai bentuk adaptasi morfologi?
Kel
Kel
l i
2. Apakah terdapat pula adaptasi fisiologi dan tingkah laku Coccinelidae dan Carabidae predator jika dibandingkan dengan anggota kumbang nonpredator? 3. Apakah Coccinelidae dan Carabidae predator hanya mempredasi satu mangsa (monofag) ataukah bisa lebih dari satu (polygofag)? 4. Apakah Coccinelidae dan Carabidae yang bersifat predator, baik ketika fase larva maupun dewasa? 5. Bagaimana cara Coccinelidae dan Carabidae predator mempredasi mangsanya? 6. Keadaan lingkungan yang seperti apa yang mendukung perkembangan Coccinelidae hidupnya)? 7. Bagaimanakah upaya manusia dalam memanfaatkan potensi Coccinelidae dan Carabidae predator saat ini? dan Carabidae predator (tidak mengganggu siklus
C. Tujuan Penelitian Berikut adalah beberapa tujuan yang telah dirumuskan kelompok penulis : . Mengetahui perbedaan morfologi antara Coccinelidae dan Carabidae predator dengan Coleoptera non-predator sebagai bentuk adaptasi morfologi. 2. Mengetahui adaptasi fisiologi dan tingkah laku Coccinelidae dan Carabidae predator jika dibandingkan dengan anggota kumbang nonpredator. 3. Mengetahui apakah Coccinelidae dan Carabidae predator hanya
mempredasi satu mangsa (monofag) ataukah bisa lebih dari satu (polygofag). 4. Mengetahui apakah Coccinelidae dan Carabidae yang bersifat predator, baik ketika fase larva maupun dewasa. 5. Mengetahui cara Coccinelidae dan Carabidae predator mempredasi mangsanya
6. Mengetahui keadaan
lingkungan
yang
mendukung
perkembangan
Coccinelidae dan Carabidae predator (tidak mengganggu siklus hidupnya). 7. Mengetahui upaya manusia dalam memanfaatkan potensi Coccinelidae dan Carabidae predator saat ini. D. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penilitian yang bersifat deskriptif karena hanya melibatkan satu variabel. edangkan teknik pengumpulan datanya adalah melalui observasi partisipatif dan kajian pustaka, kemudian membandingkannya dengan landasan teori dari berbagai sumber.
E. Lo asi dan Sampel Penelitian Observasi dilakukan di dua tempat yakni laboratorium serangga di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan museum serangga dan kupukupu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Lokasi tersebut dipilih dikarenakan keduanya memiliki koleksi serangga yang lengkap terutama yang berdistribusi di Indonesia.
B B II L NDASAN TEORI
A. Serangga Predator Serangga predator merupakan serangga yang memakan atau memangsa serangga lain. Keberadaannya sangat penting terutama bagi manusia sebagai musuh alami berbagai jenis hama sehingga bisa mengendalikan populasi hama tersebut tanpa campur tangan manusia. Karena itu pula serangga predator banyak diteliti dalam upaya pengendalian hayati. Peningkatan populasi inang akan ditanggapi secara numerik (respond numeri ) yaitu dengan meningkatkannya jumlah predator dan respon fungsional (daya makan per predator) diharapkan jumlah inang akan berkurang (Otang et al., 2004 : 5-7). Sebagai predator tentunya serangga tersebut memiliki keunggulan tertentu dibanding mangsanya. Umumnya serangga predator berukuran lebih besar dari pada mangsanya, rahang (terutama mandibula) yang lebih besar dan kuat dengan tipe mulut menggigit atau mengunyah. Serangga predator juga harus bisa beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan mangsanya serta memiliki respo n fungsional (daya makan per predator) yang baik. Predator adalah hewan yang memburu dan memakan atau
menghisap cairan tubuh mengsanya untuk keperluan hidupnya. Adapun peristiwa predator memangsa serangga hama disebut predatisme. Ciri-ciri predator secara umum sebagai berikut : . Mepunyai ukuran tubuh yang lebih besar dan lebih kuat dari tubuh mangsanya. 2. Mangsa yang di bunuh dan dimakan biasanya hanya untuk memenuhi kebutuhan makan pada saat itu juga. 3. Pada umumya, Larva atau nimfa serangga predator selalu hidup sebagai predator, sedangkan stadium dewasa mungkin bukan sebagai predator. 4. Predator tidak selalu harus hidup pada habitat yang sama dengan mangsanya, dengan demikian predator dapat hidup diluar sawah/lahan pertamanan.
5. Biasanya predator mempunyai daur hidup yang lebih lama dari pada mangsanya (Dinas Pertanian dan Kehutanan prov. J akarta, 2008)
1. Ciri-ciri mum Ordo coleoptera merupakan ordo terbesar dari kelas Insecta yang ditemukan pada berbagai habitat. Hal ini dikarenakan Coleoptera merupakan insecta yang mempunyai adaptasi yang tinggi pada habitat subcortical (di bawah
kulit kayu pepohonan) serta fungi. Ordo Coleoptera ini mempunyai labih dari 400 ribu species yang sudah teridentifikasi. Kata Coleoptera (bahasa Latin) berasal dari kata coleos (perisai), dan pteron (sayap), sehingga bisa diartika serangga yang memiliki sayap berupa perisai (pelindung). Coleoptera memiliki dua pasang sayap yakni sepasang sayap yang termodifikas yaitu elytra dan sepasang sayap yang berupa selaput (Naura, 2009). Sayap depan (elytra) merupakan modifikasi sayap luar yang bentuknya halus dan keras karena tersusun atas zat tanduk dan berfungsi sebagai sayap pelindung. Sedangkan sayap belakang berupa selaput tipis, dan biasanya lebih panjang dari sayap depan, dan bila dalam keadaan istirahat sayap iniakan terlipat dibawah elytra.
Tipe mulut Coleoptera adalah mulut pengunyah dengan mandibula yang sangat berkembang, tetapi beberapa (familia Curculionidae) memiliki cranium yang memanjang membentuk moncong, ada pula beberapa dengan mandibu la yang berlekuk/beralur (=blood channel), mirip dengan adaptasi yang terlihat pada
Neuroptera (sucking-like), dan beberapa dengan maksila yang memanjang (Meloidae tertentu); yang berfungsi untuk menghisap (Naura, 2009) Beberapa anggota dari Coleoptera bisa menghasilkan bunyi walaupun tidak sebaik anggota Orthoptera. Bunyi ini dihasilkan ketika aktivitas makan dan terbang, dengan cara menggesekkan beberapa bagian tubuh pada subtrat tertentu dan dibantu oleh alat penghasil suara. Kumbang memiliki mata majemuk (facet) besar, tanpa mata tunggal (ocellus) (Naura, 2009). Abdomen memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas tersebut tidak semua terlihat. Pada kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar dan digunakan unuk berkelahi (Suhara, 2009).
Bagi herbivora pencernaan dengan midgut sedangkan bagi predator percernaan terjadi di crop dengan bantuin enzim dari midgut. Sistem saraf di bentuk oleh ganglion ganglion syaraf Respirasi dengan sistem trakea Sistem
sirkulasi dengan sistem peredaran darah terbuka dengan jantung pembuluh (http:en.wikipedia.org).
Kumbang mengalami metamorfosis sempurna (telur larva pupa imago) Menarik pasangan pada musim kawin dengan senyawa kimia feromon alami yang di hasilkan oleh tubuh mereka. Feromon merupakan turunan dari asam lemak sintetis dan terkadang bersatu dengan asam amino. Kumbang betina akan bertelur beberapa lusin setiap musim kawin dan meletakkan telurnya di suatu substrat (misalnya pada daun atau dibenamkan ke dalam substrat). Telur kemudian akan menetas menjadi sebentuk ulat kecil yang kita sebut larva (instar) sampai dua atau tiga kali tergantung species. Larva kemudian menjadi pupa dan berpuasa sampai beberapa waktu, setelah itu menetas menjadi imago (Naura, 2009).
2. Kla ifika i Ordo Coleoptera dibagi kedalam beberapa subordo, yaitu: a. Subor o A ep aga Serangga dewasa ruas abdomen I yang terlihat terpotong oleh rongga coxae kaki belakang sehingga bagian tengah nya terpisah oleh bagian bagian pinggir nya, antara pronotum dan propleura. Tedapat sutura yang jelas. Larva Compoideiform. Kaki terdiri atas 6 ruas dan biasanya punya 1 pasang kuku. Biasanya imago dan larva bersifat predator (Otang et al, 2004).
Gambar 2.3 : Dasar abdomen, pandangan ventral yang menunjukkan perbedaaan antara Adephaga dan Polyphaga
(A), kumbang harimau (Adephaga); (B), kumbang penyuka jamur (Polyphaga). cx3, koksa belakang; el, elytron; fm, femur belakang; stn3, metaseternum; su, sutura metasternm transversal; tr 3, trochanter belakang; 1,2, sterna abdomen (Sumber : Borror, Triplehorn, Jonhnson, 1996 dalam Otanget al., 2004 : 60)
1) Familia Carabidae (Ground beetle) Saat ini diketahui sebagai anggota subordo Adehaga yang paling besar keanaekaragamannya (30.000 species). Larva biasanya hidup sebagai predator, dan beberapa adapula yang sangat terspesialisasi. Adapula bersifat fitofag (memakan tumbuhan) atau bersifat omnivore dan pemakan biji yakni anggota subfamily Harpalinae (Maddison, 2006 : http://tolweb.org/Carabidae/8895). Imago bentuk pipih dengan warna logam, mandibula kuat, larva maupun imago merupakan musuh dari banyak serangga terutama ulat dan kepompongnya. Antenna biasanya berbentuk filiform, kadang kadang berbentuk moniliform. Biasanya hidup dalam tanah atau dekat tanah. Mereka biasanya aktif pada malam hari (nocturnal), pada siang hari mereka bersembunyi di bawah daun, atau di bawah batu, atau di bawah batang tanaman. Beberapa spesies yang berwarna terang aktif di siang hari (diurnal). Larva biasanya hidup sebagai predator, beberapa bersifat fitofag (memakan tumbuhan) atau bersifat omnivore. Beberapa hewan dewasa dan larva dari familia Carabidae merupakan predator hama yang penting. Contoh : Calosoma scrutator (Fabricius) (Otang et al, 2004).
2) Familia Cincindelidae Imago hidup bebas, larvanya hidup dalam tempat perlindungan dimana ia bisa menangkap mangsa yang lewat. Contoh : Cincindela
10
Pada siang hari banyak berterbangan di jalan jalan atau di tempat kering. Larva Cincindela hidup pada lubang dalam tanah dan siap menangkap mangsa. Bentuk kepala pipih dan bisa digunakan sebagai penutup liang (Otang et al, 2004). b. Subordo Polyphaga Ruas abdomen pertama tidak terpotong oleh rongga coxae. Kaki belakang antara pronotum dan propleura, tidak terdapat sutura. Larva bermacam macam tipe. Jenis yang berkaki, memiliki jumlah ruas tidak melebihi 5 ruas, tarsus berkuku tunggal. 1) Familia Coccinelidae (lady bird beetle) Imago bentuk nya setengah tempurung dan bentuknya mencolok. Ada yang hidup dari kutu perisai, kutu daun, campuran dari tepung sari, dari jaringan tumbuhan. Kumbang kumbang kelompok Coccinelidae berukuran kecil
(panjangnya 0.8
yang luas. Kebanyakan kumbang kumbang Familia Coccinelidae, baik yang sudah dewasa maupun yang masih berbentuk larva keduanya bersifat predator. Jenis pemakan kutu mempunyai arti penting dalam membasmi hama secara biologis. Contoh : 1. Scymnus severini : merupakan musuh dari Aspidiotus destructor 2. Cryptolaemus Dactylopiinae 3. Rodolia cardinalis : merupakan jenis yang sangat terkenal yang pertama kali bisa memberantas hama secara biologis di California, USA. Musuh dari kutu Icerya purchasi (kutu jeruk) 4. Orcus zanthinus : musuh dari kutu tempurung Coccus viridis (hama kopi dan jeruk) 5. Epilachna sp. : pemakan jaringan daun, berbulu halus banyak merusak jenis Solanaceae, Solanum torvum. Daun yang di serang seperti teralis, tengah tulangnya saja, epidermis bagian atas di tinggalkan. Warna tubuh sawo matang, ada titik hitam (12 16 titik) (Otang et al, 2004) montrouzieri : merupakan musuh dari Subfamilia
11
2) Familia Elatiridae (Clic beetle) Kurang mempunyai arti ekonomi. Badannya merupakan pegas, sehingga bisa meloncat dan membalik. Kebanyakan kumbang kumbang ini panjangnya abntara 12 30 mm. tubuh memanjang , biasanya bersisi sejajar dan membulat
3) Familia Bupresidae Pada umumnya berwarna indah, suka sinar matahari, larva merupakan penggerek batang, cabang atau daun. Larva panjang, bagian torax agak pipih, dengan ruas ruas agak pipih, tidak punya tungkai. Pada umumnya serangga ini bukan merupakan hama, sebab serangga nya sekunder (menyerang tanaman yang sudah lapuk). Contoh : Chrysochroa sp. (teka-teka), Dicerca tenebrosa, Acmaeodera pulchella, dan A rilus bilineatus
4) Familia Dermestidae Hidup dari bahan kering yang berasal dari hewan (kulit yang belum di samak), daging kering, wool. Larva mempunyai rambut dan biasanya berkelompok. Banyak yang merupakan serangga gudang (pencari nectar). Contoh : Dermester ater.
5) Familia Ptinidae Pada umumnya merupakan penggerek batang yang kering, yang telah tua, kayu yang telah kering, bamboo, rotan, dan ada juga serangga dari familia ini yang merupakan serangga gudang. Contoh : Lasioderma cerricorne. Serangga gudang yang cosmopolit dan fitofag. Di Indonesia sering merusak tembakau yang di keringkan. Cerutu baerlubang lubang, sering merusak herbarium, ketumbar, jinten, kunyit.
6) Familia Botrychidae Hidup pada kayu yang mati atau kayu yang sedang mati, beberapa jenis dari familia ini merupakan pemakan kayu kering yang berkualitas rendah.
12
Contoh : Dinoderos sp. Merusak kayu dan rotan kering. Rhizopertha sp. Pemakan bahan simpanan (Otang et al, 2004). 7) Familia Meloidae Mempunyai warna peringatan warning color kuning dan hitam. Ada juga yang berkamuflase, beberapa jenis ada yang beracun, dan juga larvanya hidup parasit pada serangga lain (parasitoid). Contoh: Mylabris postulate, larva hidup pada telur Valanga sp. Sedangkan kumbangnya yang dewasa memakan Valanga sp.
8) Familia Tenebrionidae Hidup dalam tanah, pada batang kayu busuk, atau bahan kering. Yang hidup di tanah makan daun-daun kering yang gugur, atu berupa humus, dan juga akar tanaman, tanaman yang masih muda, yang hidup pada batang yang busuk memakan kapang, atau makan kayu yang berjamur. Hidup pada bahan kering yang kita simpan. Kumbang yang berwarna hitam, biru, berwarna logam. Contoh: Tribolium castaneum hidup dalam tepung, umumnya terdapat di gudang, sehingga sering juga disebut hama gudang (Otang et al, 2004). 9) Familia Cerambycidae Long horn beetle antenanya yang panjang bisa melebihi panjang tubuhnya. Kumbang tanduk, alasannya antenanya panjang. Larva hidup sebagai penggerek batang atau cabang tapi pada tanaman yang sudah mati. Larva tidak bertungkai, bentuk memanjang, kepala kecil, mandibula kecil. Kebanyakan aktif malam hari. Serangga ini kalau kita pegang mengeluarkan bunyi yang khas
10) Familia Chrysomelidae Terutama merupakn perusak daun-daunan, larva hidup bebas, kumbang kecil, mempunyai warna mengkilat seperti logam. Daun yang terserang mempunyai ciri-ciri terdapat lubang kecil, kehitaman pada daun. Sekalipun
13
makanannya daun hidupnya dekat tanah dan banyak jenisnya dapat meloncat dengan baik, disebut juga pinjal tanah. Contoh: Ceratia similis, terdapat pada daun Cucurbitacea.
11) Famiia Dynastidae Kumbang nya berukuran besar, mudah di kenal karena pada pronotum dan pada kepala serangga jantan mempunyai tanduk. Tanduk ini berguna untuk berkelahi dalam berebut pasangannya. Untuk hidupnya serangga tersebut memerlukan cairan tanaman. Caranya dia merusak bagian bagian tanaman muda yang belum terbuka dari jenis Palmae, dan juga pada batang Graminae (Familia rumput rumputan) yang tebal. Larva tidak merugikan karena hidup pada sampah. Contoh : Larva hidup pada sampah yang belum busuk. Xylotropes gedeon, serangga jantan memilik tanduk pada pronotum dan kepala.
12) Familia Rutelidae Larva hidup dalam tanah yaitu dari bahan yang bera dari tumbuhan sal yang membusuk, juga makan akar atau tumbuhan lainnya. Kumbangnya berwarna mencolok dan kadang kadang merusak daun daunan. Contoh : Euchlora viridis (hijau mengkilat) dan pada umumnya terdapat pada Albi ia, Acacia, Erythrina litospera (dadap)
13) Familia Melolonthidae Merusak berbagai macam tanaman , larvanya memakan akar tanaman. Contoh : Exopolis hypoleuca, di Jawa dan Sumatera Utara merupakan jenis yang merusak. Kepala dan pronotum berwarna sawo matang kehitaman sedangkan elytra nya berwarna sawo matang muda.
14
14) Familia Curculionidae Kumbang moncong (snout beetle) karena kepala nya memanjang berupa moncong dan alat alat mulutnya terdapat di ujung moncong. Jika di ganggu cepat menarik tungkainya kemudian jatuh seperti mati. Larva tidak bertungkai, badan bengkok pendek. Contoh : Calandara oryza, merusak bersak beras dan jagung, sehingga beras jadi ringan. Cylas formicarius (lanas) (Otang et al, 2004).
15
16
B. Prosedur/Cara Kerja 1. Dikunjungi laboratorium serangga LIPI dan museum serangga TMII 2. Disimak pengarahan yang disampaikan dosen, guide dan asisten praktikum 3. Dilakukan pengamatan terhadap aspek yang perlu diamati 4. Dicatat hasil observasi pada lembar observasi yang telah disediakan 5. Didiskusikan hasil observasi dalam kelompok praktikum 6. Dilakukan verifikasi hasil observasi terhadap kajian teori 7. Dibuat makalah hasil observasi berdasarkan hasil pengamatan Format Observasi Kelompo V Kelas B Kuliah Lapangan Entomologi
Klasi ikasi Classis : Ordo : Family : Genus : Species : Nama Lokal : Komponen/karaketristik yang dicari : y Hidup di musim/bulan :
y Larva Bersifat Predatif : Ya/Tidak y Mangsa : Monofag/Poligofag y Cara memangsa : y Adaptasi morfologi : Kuku : Mulut : Kaki : Sayap : Antena :
y Ciri khas :
17
BAB IV ISI
A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan ditampilkan berupa deskripsi dan taksonomi species yang ditemukan di LIPI dan Museum serangga TMII. Selain itu ditampilkan pula beberapa species yang tidak penulis temukan di LIPI namun ada di beberapa sumber referensi yang relevan sebagai tambahan informasi dan penguatan pada bagian perbandingan morfologi. Hasil Pengamatan tersebut bisa dilihat di halaman berikutnya :
18
: : : : : : : :
Animalia Arthropoda Insecta Coleoptera Adephaga Carabidae Harpalinae Mormolyce Mormolyce phyllodes
(http://raeexd.blogspot.com)
DESKRIPSI
Serangga ini juga dikenal sebgai The violin beetle karena tubuh mereka mirip dengan alat musik biola. Serangga ini memiliki tubuh yang rata karena mereka tinggal di antara retakan tanah, di bawah kulit dan lapisan antara dari jamur. Panjangnya sekitar 8-9 cm. Dilihat dari antenna yang juga panjang (tipe filiform), serangga ini hidup di malam hari (nocturnal). M. phyllodes memiliki tipe mulut mengigit dengan mandibula (incisor) yang cukup besar. M. phyllodes merupakan pemakan daging dan memakan larva serangga lain (polygofag), dan bersifat predator bahkan ketika fase larva, karena itu fisiologinya dilengkapi enzim pencernaan protease.
(http://raeexd.blogspot.com)
19
KLASIFIKASI
Kingdom Phylum Class Ordo Subordo Familia Genus Species
: : : : : : :
Chlaenius femoratus
(Dok. Pribadi)
(http://www.galerie-insecte.org)
DESKRIPSI
Nama genus ini berasal dari chlaen, yang berarti menutup-nutupi. Kepala, pronotum, dan elytra memiliki rambut halus (setae), sehingga disebut setose. Pada tarsomer 1-3 dari jantan terdapat sesuatu yang kenyal yang digunakan dalam perkawinan. Kumbang ini menarik karena memiliki warna-warna metalik di bagian kepala dan pronotum serta pronotumnya memiliki lekukan khusus. Genus ini banyak ditemukan di Amerika Utara. Biasanya hidup di daerah lembab dan beberapa semiaquatic. Genus Chlaenius merupakan serangga predator (polygofag) bahkan ketika fase larva. Kumbang ini memiliki mulut tipe mengigit dengan dua mandibula yang berukuran cukup besar. Sasarannya larva dan serangga yang lebih kecil, pemakan daging sehingga sistem fisiologinya dilengkapi protease. Dilihat dari antenanya yang pendek, kumbang ini hidup di siang hari (diurnal). Telur kumbang ini diletakkan di permukaan daun bagian bawah, morfologi telurnya berbeda-beda setiap spesies. Banyak spesies memiliki satu generasi tiap tahunnya. Hewan dewasa akan bertelur di musim semi.
20
: : : : : : :
Scymnus severini
(Dok. Pribadi)
(http://www.galerie-insecte.org)
DESKRIPSI
Scymnus severini merupakan pemangsa Aspiodotus destructor dan Chrysomphalus ficus (polygofag), hama pertanian yang menyebabkan Coconut scale (sisik) pada daun dan kulit luar kelapa. Larva Scymnus severeni sangat rakus menyerang kutu sisik muda dengan cara diisapnya, sedangkan imago memakan telur kutu sisik.. Masa reproduksi biasanya dimulai dibulan Mei tetapi seringkali tergantung faktor cuaca dan ketersediaan makanan. Induk biasanya menyimpan telur didekat habitat mangsa agar menjamin ketersediaan makanan ketika menetas sekitar bulan Juli. Perkembangan dari telur ke larva 18 hari. Larva mengalami molting sebannyak tiga kali. Hewan ini memiliki dua bintik jingga panjang (tipe bended) di bagian latero-dorsal. Aspiodotus destructor (kutu sisik)
21
KLASIFIKASI
Kingdom Phylum Class Ordo Subordo Familia Genus Species
: : : : : : :
Rodolia cardinalis
(Dok. Pribadi)
(http://www.galerie-insecte.org)
DESKRIPSI
Rodolia cardinalis (Vedalia beetle/Cardinal ladybird) merupakan jenis yang terkenal yang pertama kali bisa memberantas hama biologis di California, USA pada akhir abad ke-19. Hewan ini merupakan musuh dari kutu Icerya purchasi (kutu jeruk) sehingga saat ini diketahui sebagai monofag. Sama seperti anggota familia Coccinelidae lainnya, Rodolia cardinalis mengalami molting sebanyak tiga kali dan biasanya bertelur sekitar bulan Mei. Species ini terkadang dideskripsikan sebagai endemic di Australia. Icerya purchasi (kutu jeruk)
22
3. Perbandingan Mor ologi Carabidae Predator dengan Carabidae Non-predator Carabidae Predator
Calosoma scrutator (Schimming, 2005)
23
4. Perbandingan Mor ologi Coccinelidae Predator dengan Coccinelidae Non-predator Coccinelidae Predator
Adalia punctata (http://www.ladybird-survey.org/ladybirds.aspx)
24
B. Pembahasan Pada kuliah lapangan kali ini, meskipun telah dilakukan observasi langsung, wawancara terhadap guide dan menganalisis sumber referensi yang relevan, ternyata tidak sepenuhnya komponen poin pengamatan yang diinginkan bisa didapat. Karena itu hanya beberapa komponen poin pengamatan saja yang akan kelompok penuis kemukakan. Berikut adalah komponen poin pengamatan yang dimaksud :
1. Mormolyce phyllodes a. Species ini mempunyai adaptasi morfologi berupa rahang yang kuat dengan mandibula (terutama bagian incisor) lebih panjang dan besar. Selain itu bagian femur dan claw/kuku juga sedikit lebih besar. Tidak ada adaptasi morfologi pada sayap dan antenna yang berhubungan dengan perannya sebagai predator. Adaptasi yang demikian dimaksudkan untuk menyesuaikan diri terbatas pada kondisi habitatnya. b. Tidak diketahui adanya adaptasi tingkah laku, tetapi terdapat adaptasi fisiologi berupa enzim protease. c. Bersifat predator baik larva maupun imagonya. d. Memangsa lebih dari satu species (polygofag) e. Mempredasi mangsa dengan cara memakan bagian tubuh diluar sayap (jika berukuran besar) dan eksoskeleton. f. Hidup di antara retakan tanah dan jamur. Jika habitat tersebut tidak diganngu, maka potensi bereproduksi akan besar. g. Tidak ada informasi mengenai pemanfaatannya dalam PHT
2. Chlaenius femoratus a. Sama dengan species sebelumnya, species ini ini mempunyai adaptasi morfologi berupa rahang yang kuat dengan mandibulalebih panjang dan besar. Selain itu bagian claw/kuku juga sedikit lebih besar. Tidak ada
25
adaptasi morfologi pada sayap dan antena yang berhubungan dengan perannya sebagai predator. b. Tidak diketahui adanya adaptasi tingkah laku, tetapi terdapat adaptasi fisiologi berupa enzim protease. c. Bersifat predator baik larva maupun imagonya. d. Memangsa lebih dari satu species (polygofag) e. Mempredasi mangsa yang lebih kecil (umumnya golongan Aphids) dengan cara memakan bagian tubuh diluar sayap (jika berukuran besar) dan eksoskeleton. f. Hidup diantara dedaunan g. Tidak ada informasi mengenai pemanfaatannya dalam PHT
3. Scymnus severini a. Memiliki mandibula yang panjang b. Memiliki enzim protease c. Bersifat predator baik larva (memakan kutu sisik muda) maupun imagonya (memakan telur). Imago kutu sisik memiliki eksoskeleton yang hempir menyelimuti seluruh tubuh, sulit untuk dimakan/dicerna. d. Polygofag (Aspiodotus destructor dan Chrysomphalus ficus) e. Memakan cairan/isi tubuh f. Hidup di dekat habitat inang g. Sering dimanfaatkan manusia dalam PHT, terutama kareana kelapa (Cocos nucifera) merupakan komoditi dagang yang menjanjikan.
4. Rodolia cardinalis a. Memimiliki mandibula panjang b. Memiliki enzim protease c. Bersifat redator baik larva maupun imago
26
d. Monofag (Icerya purchasii), tidak ditemukan adanya mangsa lain. e. Memakan bagian tubuh kecuali eksoskeleton dan sayap f. Hidup di dekat habitat inang g. Sejak akhir abad ke-19 sering dimanfaatkan dalam PHT terutama di California AS, Australia dan New Zealand.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi umum familia Carabidae dan Coccinelidae memiliki ciri serangga predator pada umumnya yakni : 1. Rahang kuat dan mandibula besar serta memiliki kuku lebih besar dan tajam 2. Memiliki enzim protease bagi kumbang yang memakan bagian daging (carniora) 3. Ukuran lebih besar daripada mangsanya 4. Beberapa hidup disekitar mangsanya, bahkan induk sengaja bertelur didekat mangsa agar larva predator tercukupi asupan makanannya. 5. Hanya makan untuk memenuhi kebutuhan makanan pada saat itu juga (tidak dibuat cadangan makanan di dalam tubuh) 6. Sebagian besar bersifat predator baik larva ataupun imagonya. 7. Umumnya polygofag, tapi ada pula yang monofag atau belum diketahui mangsanya yang lain. 8. Beberapa memiliki indra yang lebih peka terutama jika mendeteksi mangsanya. 9. Daur hidup umumnya lebih lama daripada mangsa.
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Jakarta. 2008. redator. Tersedia : [Online] : http://pangkalandata-opt.net/?q=berita&p=isiberita&o=isiberita_lihat&id=3 (06 Maret 2011) Hamizah, Naura. 2009. Coleoptera. Tersedia : [Online] : http://naurahhamizah.blogspot.com/2009_10_01_archive.html (18 Mei 2011) Maddison, David R. 2006. Carabidae Ground Beetles and Tiger Beetles. Tersedia : [Online] : http://tolweb.org/Carabidae/8895 (18 Mei 2011) Otang, Hidayat et al,. 2003. Dasar-dasar Entomologi. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit. Depok : Penebar Swadaya Ramel, Gordon. Tidak ada tahun. Lady Beetles (Coccinelidae). Tersedia : [Online] : http://www.earthlife.net/insects/coccinel.html (18 Mei 2011) Shelton, Antony. Tidak ada tahun. Predator. Tersedia : [Online] :
http://www.biocontrol.entomology.cornell.edu/predators.html (08 Juni 2011). Suhara. 2009. Ordo Coleptera Familia Carabidae dan Cincindelidae. Tersedia : [Online] : http://www.scribd.com/doc/45997628/Cole-Opt-Era-CarabidaePpt-Entomologi (27 Mei 2011) Suhara, 2009. Slide Perkuliahan Entomologi : Ordo Coleoptera. Bandung : (tidak diterbitkan).
29