You are on page 1of 20

REFRAKTOMETER

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas
yang memisahkan dua medium berbeda. Seperti misalnya sebuah permukaan
udara kaca, energy cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua.
Perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan disebut pembiasan(Tippler,2001).
Bila suatu cahaya berjalan dengan sudut miring perbatasan antara dua
zat dengan indeks bias yang berbeda, maka sinar akan membelok. Gejala ini
disebut pembiasan. Bila n
2
> n
1
, sinar akan membias,membelok mendekati garis
normal ketika masuk zat. Bila n
2
< n
1,
maka sinar membias menjauhi garis -garis
normal. Ini merupakan keadaan bila arah sinar dibalik(Bueche,1996).
Gelombang yang ditransmisikan adalah hasil interferensi dari gelombang
dating dan gelombang yang dihasilkan oleh atom -atom dalam medium
tersebut(Tippler,2001).

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Fisika Dasar tentang Refraktometer adalah agar
para praktikan dapat mengetahui bagian -bagian dari refraktometer dan para
praktikan juga dapat mengetahui cara penggunaan refraktometer.
Tujuan dari Praktikum Fisika dasar tentang Refraktometer adalah agar
para praktikan dapat menggunakan refraktometer dengan baik dan agar tidak
terjadi kesalahan pada waktu menghitung indeks bias larutan garam.

1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Refraktometer dilakukan pada hari Rabu, tanggal 10 November
2010. Pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB dan paraktikum ini dilakukan
dilaboratorium Ilmu-Ilmu Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya, Malang.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Refraktometer


Refraktometer adalah alat untuk mengukur kerapatan atau densitas.
Dalam hal larutan gula digunakan untuk mengukur bi rx atau zat. Padat terlarut
dalam larutan tersebut. Prinsip dasar pengukuran adalah hubungan antara
indeks dengan brix larutan(Scribd,2009)
Refraktometer adalah alat untuk mengukur nilai kadar garam pada air.
Alat ini sanagt mudah dalam penggunaan dan pera watannya, amka kita harus
mengenal tiap-tiap dari bagian alat ini. Alat ini etrdiri dari :
a. Probe refraktometer : Probe berwarna biru ini merupakan bagian yang
paling sensitif dari refraktometer.
b. Penutup probe refraktometer : Penutup probe berwarna putih
transparan berfungsi untuk
melindungi probe dari debu, atau
benda-benda lain yang dapat
membuat probe tergores.
c. Murkolibresi : berfungsi untuk menyesuaikan nilai bacaan
refraktometer diguanakan apabila
refraktometer ketika membaca air aquades
tidak menunjukkan nilai nol.
d. Handle/ Pegangan : berupa grid yang memanjang dari bagian
murkolibresi sampai pengatur cahaya.
Berfungsi untuk memegang refraktometer.
e. Pengatur cahaya : berfungsi untuk mengatur cahaya yang
masuk,sehingga dapat melihat hasil bacaan
menjadi lebih jelas.
f. Lensa : berfungsi untuk mata dalam melihat hasil
bacaan dari kadar garam pada air.
Setelah kita mengenal bagian -bagian dari refraktometer, kita dapat
dengan mudah menggunakan dan merawat refraktometer. Untuk membersihkan
probe refraktometer yang telah digunakan dapat dilakukan dengan menggunakan
tissue yang dibasahi oleh air aquades. Tissue yang telah basah disapukan ke
probe secara perlahan dan searah (Petambakaceh,2009)

2.2 Gambar Refraktometer







(Image,2010) (Image,2010) (Image,2010)
2.3 Pembiasan Cahaya
Ketika sebuah cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang
memisahkan dua medium berbeda seperti misalnya sebuah pemukaan udara
kaca, energy cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua.
Perubahan air dari sinar yang ditranmisikan tersebut disebut pembiasan
(Tippler,2001).
Pembiasan bila suatu cahaya berjalan dengan sudut miring melaui
pembatasan anatra dua zat dengan indeks bias yang berbeda,maka sinar akan
membelok, gejala ini disebut pembiasan, bila n
2
>n
1
, sinar akan membias seperti
gambar, ia membelok mendekati garis normal ketika masuk zat 2. Bila n
2
>n
1

maka sinar membias menjadi garis-garis normal,merupakan keadaan bila arah
sinar dibidik, didalam hal kedua diatas, sinar dating (inadent lay) sinar pembiasan
dan garis normal terletak dibidang yang sama. Sudut Q
1
dan Q
2
disebut sudut
pantul dan sudut bias dan sering dinyalakan oleh idan (Bueche, 1996).
Indeks bias mutlak suatu zat optic dirumuskan dengan persamaan
sebagai berikut : n


dimana :
n : Indeks bias mutlak zat optik
c : Kecepatan cahaya dalam ruang hampa
v : Kecepatan cahaya dalam zat optik
(Wikipedia,2010)
2.4 Hukum Snellius
Cara untuk menghitung cahaya pada permukaan beberapa zat yang
mempunyai indeks bias n
1
dan n
2
diberikan oleh hokum snellius n
1
Sin
1
=
n
2
Sin
2
Dengan

1
dan
2
, karena permukaan ini diterapkan paad cahay yang
bergerak dalam arah sepanjang sinar maka suatu sinar akan menempuh lintasan
yang sama sekalipun arahyna dibalik (Bueche,1996).


Mak andrian (2007) , menyatakan bahwa hokum snellius sebagai berikut :
1) Jika suatu cahaya melaui perbatasan dua jenis zat cair, maka
garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan
garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dal am
satu bidang datar.
2) Perbandingan antara sinar -sinar dari sudut masuk dan sudut bias
adalah bias.
Illustrasi hokum snellius untuk n
1
< n
2
seperti pada antarmuka udara/ air.

1
dan
2
adalah sudut kritis bias dimana sinar merah merambat menurut prinsip
permad dan membentuk jendela snellius. Pada sudut yang lebih kecil, cahaya
akan merambat lurus (Bahtera,2008).

2.5 Indeks bias
Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya
pada kedua medium laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil
dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut
Christian Huygnes (1629-1695) perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa
dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias. Secara matematis
dapat dirumuskan dimana : n


n : Indeks bias mutlak zat optic
c : laju cahaya dalam ruang hampa (3x10
8
m/s)
v : laju cahaya dalam zat
indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya n (Scribd,2010).
Jika sudut datangnya miring, maka gelombang bias merambat dengan suatu
arah yang digunakan vector satuan u
1
yang berbeda denagn u
j
dan gelombang
pantul merambat pada arah yang dinyatakan oleh vector satuan u
k
yang simetris
denagn u
i
, terhadapa normal permukaan. Dihubungkan oleh hokum -hukum
berikut ini yang dibuktikan dengan percobaan.
1. Arah-arah dating bias dan pantul semua berada dalam satu bidang yang
normal terhadap permukaan pemisah.
2. Sudut pantul adalah sama dengan sudut dating
3. Perbandingan sinus sudut dating dan sinus sudut bias adalah konstan




Konsentrasi n
21
disebut biasmedium relative terhadap medium, nilai
numeric konstanta itu tergantung pada sifat datar gelombang dan paad sifat
kedua media (Alonso,1994).
Saat indeks bias sebuah medium berubah secara bertahap. Pembiasan
berlanjut yang membawa pada pemb elokan cahaya secara bertahap. Sebuah
contoh menarik adalah pembentukan fatamorgana saat siang yang panas,
seringkali terdapat selapis udara di dekat tanah. Lapisan tanah ini lebih hanagt,
sehingga kurang padat (rapat) disbanding udara diatasnya. Laju caha ya sedikit
lebih besar dilapisan yang kurang rapat (Tipler,2001).
2.6 Tabel Indeks











(Google,2010)
2.7 Salinitaas Air Laut, Air Payau, dan Air Tawar
Seluruh barang padat yang laut disebut garam -garaman. Konsentrasi
rata-rata seluruh garam-garaman yang terdapat dalam air laut adalah salinitas.
Salinitas adalah bilangan yang menurunkan berapa gram garam -garaman yang
larut dalam air laut tiap-tiap kilogram biasanya dinyatakan dalam persen atau
permil. Konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat dalam air laut sebesar
3% dari berat seluruhnya (berat air) (Charter,1998).
Air payau adalah air yang memiliki salinitas lebih dari air tawar, tetapi
tidak sebanyak air laut. Ini mungkin hasil campuran air laut dengan air tawar,
seperti dimuara atau mungkin terjadi pada akulfer fosil payau. Kata berasal dari
Belansda Tengah rootBrak yang berate satten atau arin kegiatan manusia
tertentu dsapat menghasilkan air payau (Wkipedia,2010).


Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan ter larut dalam air.
Dalam penguluran salinitas turut pula diperhitungkan komponen KH dan GH
disamping bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium, informasi kadar salinitas
sangat penting artinya dalam akuarium laut, sedangkan dalam akuarium tawar
mengetahui PH,KH, dan EH sudah memadai(Blog OFis h,2010).









3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi
Alat alat yang digunakan dalam Praktikum Fisika Dasar tentang
Refraktometer adalah sebagai berikut :
- Refraktometer : alat untuk mengukur indeks bias
- Gelas ukur 100 ml : untuk mengukur aquades
- Pipet tetes : untuk mengambil daan memindahkan
larutan dalam volume kecil
- Spatula : untuk menghomogenkan larutan
- Lampu pijar : Sebagai sumber cahaya
- Timbangan digital : untuk menimbang massa garam
- Washing bottle : sebagai wadah untuk aquades
- Beaker glass 100 ml : sebagai wadah untuk laruatn garam
- Nampan : sebagai tempat alat dan bahan


- Sendok tanduk : untuk mengambil larutan garam pada
timbangan digital

3.2 Bahan dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Fisika dasar tentan g
Refraktometer adalah sebagai berikut :
- Tissue : untuk membersihkan kaca prisma
refraktometer
- Garam : sebagai zat telarut
- Aquades : sebagai zat pelarut
- Kertas label : untuk menandai alat yang digunakan
- Kertas : sebagai alas untuk menimbang laruatn
garam



3.3 Skema Kerja











Disiapkan alat dan bahan
Diambil NaCl padat dengan sendok
Ditimbang NaCl seberat 0.04,0.1,0.2,0.3,0.4 gram menggunakan timbangan
digital
Diukur aquades 10 ml denagn gelas ukur 100 ml
Dimasukkan naCl dan aquades 10 ml ke dalam beaker glass 100 ml
Diaduk denagn mengguanakan spatula dengan posisi kemiringan 45
Diambil larutan denagn pipa tetes
Ditimbang NaCl seberat 0.04, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4 gram menggunakan












4. PEMBAHASAN

4.1 Data hasil pengamatan
No Garam (gr) Air (ml) Konsentrasi (M) Indeks bias (n) Kec. cahaya
1 0.,4 gr 10 ml 0,068 M 1,003 2,89.10
8
m/s
2 0,1 gr 10 ml 0,170 M 1,005 2,98.10
8
m/s
3 0,2 gr 10 ml 0,34 M 1,018 2,94.10
8
m/s
4 0,3 gr 10 ml 0,512 M 1,030 2,91.10
8
m/s
5 0,4 gr 10 ml 0,68 M 1,035 2,89.10
8
m/s

Konsentrasi
1. D
1
= NaCl = 0,04 gr
Vp = 10 ml
D
2
= M .. ?

N
gi
Ni
x

ml


= 0,068 M

2. D
1
= NaCl = 0,1 gr


Vp = 10 ml
D
2
= M .. ?

N
gi
Ni
x

ml


= 0,17 M

3. D
1
= NaCl = 0,2 gr
Vp = 10 ml
D
2
= M .. ?

N
gi
Ni
x

ml


4. D
1
= NaCl = 0,3gr
Vp = 10 ml
D
2
= M .. ?

N
gi
Ni
x

ml


= 0,512 M

5. D
1
= NaCl = 0,4 gr
Vp = 10 ml
D
2
= M .. ?

N
gi
Ni
x

ml


= 0,683 M


= 0,341 M

4.2 Perhitungan
No N n n n n




1 1,003 0,0152 2,31.10
-4
2,89.10
8
0,048.10
8
23.10
12
2 1,005 0,0132 1,14.10
-4
2,98.10
8
0,038.10
8
14,4.10
12

3 1,018 0,0002 0,0004.10
-4
2,94.10
8
0,002.10
8
0,04.10
12

4 1,030 0,0118 1,39.10
-4
2,91.10
8
0,032.10
8
1,02.10
12

5 1,035 0,016 2,32.10
-4
2,89.10
8
0,052.10
8
27.10
12

5,091 8,26.10
-4
1,77.10
8
74,64.10
12


n = n
1
+n
2
+n
3
+n
4
+n
5
= 1,003+1,005+1,018+1,030+1,035
= 5,091
n
n


v = v
1
+v
2
+v
3
+v
4
+v
5
=2,89.10
8
+2,98.10
8
+2,94.10
8
+2,91.10
8
+2,89.10
8

= 1,77.10
8




Indeks bias
a) Ralat Mutlak ()

n n


10
-2
10
-3

b) Ralat Nisbi (I)

A
n
x

x
= 0,63%


c) Keseksamaan (K)
K = 100% - I
= 100% - 0,63%
= 99,37
d) Hasil Pengamatan
Bp

n A
= 1,0182 + 0,00642
= 1,02462
Bp

n A
= 1,0182 - 0,00642
= 1,01178





Kecepatan Cahaya

a) Ralat Mutlak (A)
A


b) Ralat Mutlak (I)

x

c) Keseksamaan (K)
K = 100% - I
= 100% - 0,013%
= 99,987%


d) Hasil Pengamatan
Bp

A
= 14,71.10
8
+ 1,93.10
6

= 1471.10
6
+ 1,93.10
6

=1472,93.10
6

= 1,47293.10
9
Bp

A
= 14,71.10
8
- 1,93.10
6

= 1471.10
6
- 1,93.10
6

= 1469,07.10
6

= 1,46907.10
9



Kecepatan Cahaya

1) D
1
= n = 1,003
D
2
= v......?


c
n



m
s

2) D
1
= n = 1,005
D
2
= v......?


c
n



m
s

3) D
1
= n = 1,005
D
2
= v......?


c
n



m
s

4) D
1
= n = 1,005
D
2
= v......?


c
n



m
s

5) D
1
= n = 1,005
D
2
= v......?


c
n



m
s




4.3 Analisis Prosedur
Dalam Praktikun Fisika Dasar tentang Refraktometer, disiapkan terlebih
dahulu alat dan bahan yang akan dibuat Praktikum. Adapun alat -alat yang
digunakan untuk mencari indeks bias dari larutan garam antara lain :
Refraktometer fungsinya untuk mengulur indeks bias larutan garam, gelas ukur
(100 ml) fungsinya untuk mengukur volume aquades, pipet tetes fungsi nya untuk
mengambil dan memindahkan larutan dalam volume kecil, spatula fungsinya
untuk menghomogenkan larutan, lampu pijar fungsinya sebagai sumber cahaya,
timbangan digital fungsinya untuk menimbang massa gram, nampan fungsinya
sebagai tempat alat dan ba han, washing bottle fungsinya sebagai wadah untuk
aquades, Beaker Glass fungsinya sebagai wadah untuk larutan garam, sendok
tanduk fungsinya untuk mengambil larutan garam pada timbangan digital.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah garam sebagai bahan yang diukur
dengan indeks biasnya, tissue untuk membersihkan kaca prisma refraktometer,
aquades sebagai pelarut larutan garam, kertas label untuk menandai alat yang
digunakan, kertas sebagai alat untuk menimbang larutan garam. Kemudian
setelah semuanya siap garam ditimbang (0,04 gr, 0,1 gr, 0,2 gr, 0,3 gr, dan 0,4
gr) setelah itu dimasukkan ke beaker glass lalu dilarutkan aquades 20 ml.
Kemudian diaduk dengan spatula. Setelah itu diambil larutan garam dengan pipet
tetes sebanyak 3 tetes, setelah itu ditetes kan di atas prisma refraktometer.
Kemudian dicatat indeks biasnya. Kemudian didapat hasilnya.













4.4 Analisa Hasil


Berdasarkan Praktikum Fisika Dasar tentang refraktometer yaitu pada
larutan garam, diperoleh hasil pada larutan garam 0,04 gr indeks biasnya adalah
1,003 dengan aquades 10 ml diperoleh konsentrasi 0,068, v adalah 2,99.10
8
m/s.
Pada larutan garam 0,1 gr indeks biasnya adalah 1,005 dengan aquades 10 ml
diperoleh konsentrasi 0,170, v adalah 2,98.10
8
m/s. Pada larutan garam 0,2 gr
indeks biasnya adalah 1,018 dengan aquades 10 ml diperoleh konsentrasi 0,341,
v adalah 2,94.10
8
m/s.Pada larutan garam 0,3 gr indeks biasnya adalah 1,030
dengan aquades 10 ml diperoleh konsentrasi 0,512, v adalah 2,91.10
8
m/s. Pada
larutan garam 0,4 gr indeks biasnya adalah 1,035 dengan aquades 10 ml
diperoleh konsentrasi 0, 683, v adalah 2,89.10
8
m/s. Pada indeks bias ralat mutlak
() adalah 6,42.10
-2
, Ralat Nisbi (I) adalah 0,63%, keseksamaaan (k) adalah
99,37%Hp
1
adalah 1,02462, dan Hp
2
adalah 1,01178. Sedangkan pada
kecepatan cahaya ralat mutlak () adalah 1,93.10
6
, Ralat Nisbi (I) adalah
0,013%, Keseksamaan adalah 99,987%. Hp
1
adalah 1,47293.10
9
dan Hp
2
adalah
1,46907.10
9
.
Dari keseluruhan hasil perjitungan makin besar konsentrasilarutan garam,
maka indeks biasnya makin besar. Menurut Tipler(2001), indeks bias yaitu
perbandingan laju cahay diruang hampa terhadap laju cahaya didalam medium.
Selalu lebih besar dari 1 dan hasil pengamatan untuk indeks bias didapat lebih
besar dari 1.













5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan


Berdasarkan hasil Praktikum Fisika Dasar tentang refraktometer dapat
ditarik kesimpulan srbagai berikut :
- Refraktometer adalah alat untuk mengukur kerapatn atau densitas
media. Dalam hal ini larutan garam digunakan untuk mengukur birx
atau zat selain itu. Refraktometer merupakan alat yang tepat
menentukan indeks bias.
- Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perubahan laju
cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada medium rapat lebih
kecil dbandingkan dengan laju cahay pada medium yang kurang
rapat.
- Menurut Mak andrian (2007), Hukum Snellius adalah jika suatu
cahaya melalui pembatasan dua jen is zat cair, maka garis semua
tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal
dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang
datar.
- Menurut Christian Huyfnes (1629-1695) perbandingan laju cahaya
dalam ruang hampa dengan laju cahay a dalam suatu zat
dinamakan indeks bias
- Indesks bias dari larutan garam
Ralat Mutlak ()

n n


10
-2
10
-3
- Ralat Nisbi (I)
0,63%
- Keseksamaan
99,37%
- .Hasil Pengamatan


HP
1
= 1,02463
HP
2
= 1,01178
- Kecepatan cahaya
Ralat Mutlak ()
1,93%
- Ralat Nisbi (I)
0,013%
- Keseksamaan
99,98%
- Hasil Pengamatan
HP
1
= 1,47293.10
9

HP
2
= 1,46907. 10
9


5.2 Saran
Pada Praktikum tentang refraktometer ini, praktikan diharaopkan berhati -
hati dalam memegang alat. Pada saat menutup prisma refraktometer ditutup
dengan kemiringan 45 dan mengarahkan refraktometer ke sumber cahay agar
dapat dilihat dengan jelas indeks biasnya.














DAFTAR PUSTAKA




Bahtera.2010. Refraksi atau pembiasan. http://www.bahtera.org. Diakses pada
tanggal 10 November 2010. Pukul 22.00 WIB.
Bueche.PhD.Fredick.J.1996. Teori dan soal -soal Fisika edisi ke delapan.
Erlangga:Jakarta.
Cromer.2010. Fisika untuk llmu-Ilmu Hayati Edisi kedua. Gajahmada Unibersity
Press :Yogyakarta.
Google . 2010. Gambar refraktometer. http://www.google.co.id. Diakses pada
tanggal 11 November 2010. Pukul 20.00 WIB.
Holiday ,David.et.al. 1986. Fisika Edisi ke 3 jilid 2. Erlangga : Jakarta
Ihsan, Farhul.et.al.2010. jurnal Teknik Analisis Kadar Sukros Pada Buah Pepaya
volume 15. http://www.pustakadopran.go.ig.Diakses pada tanggal
04 November 2010. Pukul 20.00 WIB
Kuswuj , Risvan. 2010. Refraktometer. http://www.risvant,com. Diakses pada
tanggal 09 November 2010. Pukul 17.00 WIB.
Nurhidayat , Cecep,haris.2010.Refraktometer. http://www.cecepharis
nurhidayat.blogspott,com. Diakses pada tanggal 09 November
2010. Pukul 17.00 WIB.
OFish. 2010. Salinitas Air . http://www.ofisht,com/2010/salinitas-air.html
Diakses pada tanggal 09 November 2010. Pukul 17.00 WIB.
Richards.JR.James.1994. Modern University Physics. First Edition. Addison -
Weslxypublishing company.Inc.london.
Scribed.2010. Pembiasan
Cahaya.http://www.scribed,com/doc/35030430/Pembiasan -
cahaya. Diakses pada tanggal 09 November 2010. Pukul 2010 .
.2010. Refraktometer ..http://www.scribed,com/doc/5006057/4 -bab-
laporan. Diakses pada tanggal 10 November 2010. Pukul 12.00
WIB.
Trilery. Bill. W.2002. Physical Sutnh Fifth Edition. Mc. Grow. Newyork.
Tippler.Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Tekhnik. Edisi ketiga jilid 2.
Erlangga .: Jakarta.
Wikipedia . 2010. Salinitas air laut, payau. http://www.google.com. Diakses pada
tanggal 09 November 2010. Pukul 20.00 WIB

You might also like