You are on page 1of 3

SOAL FORMATIF II MODUL KULIT DAN JARINGAN PENUNJANG 2008 1.

Abses munro pada gambaran histopatologi psoriasis terjadi dalam area parakeratotik pada lapisan tanduk. 2. Lepra/ morbus hansen tipe tuberkuloid menunjukkan gambaran granuloma epiteloidepiteloid yang sulit dibedakan dengan tuberkulosis kulit. 3. Sifilis stadium III memiliki ciri khas ukus durum yang dapat sembuh sendiri. 4. Miliaria kristalina adalah sumbatan saluran keringat dalam lapisan tanduk pada daerah terpapar sinar matahari/ sesudah pnegeluaran keringant yang banyakj secara mendadak pada demam tinggi. 5. Verruca vulgaris menunjukkan papul yang berbatas tegas, padat, dan pada gambaran histopatologiknya terdapat papilomatoisis dan hiperkeratosis yang disebabkan oleh HPV. 6. Paarakeratosis adalah keratinisasi tidak sempurna inti dalam lapisan tanduk dan tidak berkembangnya lapisan granulosum pada kulit. 7. Kondiloma lata adalah lesi verukosa lunak mirip kembang kol oleh infeksi HPV. 8. Penyakit bowen pada penis merupakan salah satu jenis karsinoma sel skuamosa invasif. 9. Karsinma sel skuamosa kulit dapat timbul pada kerusakan kulit akibat jpaparan sinar matahari, kecacatan akibat luka bakar, serta peradangan dan degeneratif. 10. Pada keratosis seboroik terjadi hiperkeratosis, akantosis , proliferasi sel-sel basal berpigmen 11.Nevus pigmentosus tipe junctional lebih ganas daripada tipe nevus lainnya. 12.Nodular melanoma sejak awal tumbuh vertikal dan memiliki prognosis lebih buruk daripada superficial spreading melanoma karena invasinya lebih cepat. 13.Melanoma dengan ukuran Breslow <0.76 mm memiliki risiko metastasis lebih rendah. 14.Irritated seborrhoic keratosis dapat bertransformasi ganas menjadi karsinoma sel skuamosa. 15.Siklus gatal garuk terjadi pada kondisi pruritus akut dan kronik. 16.Gatal karena kelainan sistemik merupakan gatal neurogenik. 17. Rangsang gatal hanya dapat terjadi pada kulit, membran mukosa, dan kornea. 18. Infeormasi gatal pada proses inflamasi dikirim ke pusat somatosensori dengan konduktivitas cepat. 19. Histamin merupakan mediator utama mayoritas serabut saraf C. 20. Pemberian antihistamin untuk gatal kronik umumnya kurang bermanfaat. 21. Sarcoptes scabiei menginfestasi kulit dengan membut terowongan di stratum granulosum. 22. Diagnosis pasti skabies berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. 23. Miasis kulit dapat disebabkan oleh Chrysomia bezziana. 24.Tungau debu rumah dapat menyebabkan rhinitis alergika, asma bronkial, dan dermatitis atopik. 25. Cutaneous larva migrans dapat disebabkan oleh Ancylostoma duodenale. 26. Telur Taenia saginata dapat menyebabkan sistiserkosis selulose pada manusia. 27. Staphylococcus aureus terdapat pada seluruh permukaan kulit sebagai flora residen. 28. Abses kulit merupakan suatu infeksi kulit superfisial dengan gambaran vesikopustular/ krusta. 29. Trauma lokal/ lesi di bawah kulit merupakan faktor predisposisi selulitis. 30. Mycobacterium. leprae tidak pernah bisa dibiakkan pada media kultur artifisial karena merupakan mikroba obligat intrasel yang tidak memiliki gen penting untuk bertahan hidup. 31. Basilus sangat banyak pada lepratuberkuloid sehingga mudah dideteksi dengan pewarnaan tahan asam. 32. Pengumpulan eksudat serosa pada lesi sifilis primer perlu untuk pewarnaan negatif untuk mendeteksi spirochetes. 33. Pewarnaan Gram sering digunakan untuk indikator cepat untuk menemukan organisme penyebab infeksi kulit dan biasa digunakan secara rutin. 34.Pemilihan antibiotik pada infeksi kulit berdasarkan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi termasuk uji sensitivitas antibiotik.

35. Pityriasis versicolor adalah infeksi kulit kronis superfisial pada stratum korneum oleh Malassezia furfur. 36. Microsporum canis merupakan penyebab mikosis subkutan yang normal hidup di tanah atau tanaman. 37. Sporotrichosis (infeksi kronis granulomatosa) disebabkan oleh Epidermophyton floccosum. 38. Swab eksudat putih pada kulit/mukosa penting untuk pemeriksaan mikrobiologi tersangka infeksi Candida 39. Agar Sabourads adalah media yang sesuai untuk kultur jamur. 40. Lesi kulit oleh HPV sering berkembang ganas pada penyakit epidermodysplasia verruciformis. 41. Target infeksi HPV adalah sel endotel. 42. HPV tipe 1 berkaitan erat dengan keganasan. 43. Infeksi HSV dapat terlihat pad kerokan kulit yang terinfeksi sebagai syncitia/ multinucleated giant cell dan badan inklusi Cowdry tipe A. 44. Infeksi HPV dapat terlihat pada biopsi lesi sebagai koilosit. 45. Karakteristik rash vesikopapular yang disebabkan oleh virus cariola adalah lesi berada pada fase yang sama 46. Virus Molluscum Contagiosum adalah anggota poxviridae yang menyebabkan tumor junak. 47. Varicella adalah penyakit akut pada anak yang sembuh spontan segera nsetelah gejala hilangdan virus tidak dijumpai lagi dalam tubuh penderita. 48. Pada reaktivasi infeksi Herpes simpleks, virus tersebar melalui saliva epnderita dengan atau tanpa gejala klinis. 49. HSV-1 laten pada ganglion trigeminal. 50. Protein E1 HPV 16 merupakan protein retinoblastoma yang berperan dalam keganasan. 51. Herpes zoster karena reaktivas infeksi Varicella zoster virus menunjukkan kumpulan vesikel dan nyeri pada kulit dermatom tertentu. 52. Petugas kesehatan dengan herpes simpleks aktif tidak boleh bekerja di ICU, perinatologi, dan pasien imunokompromi. 53. Percutaneous Absorption obat berbanding lurus dengan konsentrasi obat.

54. Antibiotik yang diberikan dalam jangka waktu yang lama secara topikal akan menimbulkan resistensi kuman. 55. Asam retinoat merupakan obat antiakne yang menghambat pertumbuhan P. acne. 56. Acyclovir digunakan untuk herpes simpleks 57. Nistatin merupakan antijamur topikal untuk tinea cruris 58. Obat topikal tidak mungkin menimbulkan efek samping sistemik. 59. Asam salisilat 3-6% bersifat keratolitik. 60. Keberhasilan pengobatan topikal tidak bergantung pada lokasi lesi kulit. 61. Pemberian obat topikal secara oklusi tidak mempengaruhi percutaneous absorption obat di kulit. 62. Contoh aplikasi obat topikal adalah pemberian obat secara rektal. 63. Asam salisilat 30-60% digunakan untuk menghilangkan kutil (verruca). 64. Bentuk sediaan obat yang dapat digunakan untuk tinea cruris di lipat paha adalah krim. 65. Krim mupirocin adalah antibiotik untuk pengobatan topikal. 66. Telangiektasis adalah salah satu efek samping kortikosteroid topikal. 67. Rongga mulut dilapisi oleh membran mukosa yang terdiri dari 2 lapisan yakni epitel dan jaringan ikat. 68. Pertahanan selular rongga mulut terdiri dari saliva dan anatomi gigi. 69. Komponen imunoglobulin yang paling dominan dalam cairan rongga mulut adalah IgG. 70. Integritas mukosa rongga mulut penting untuk proteksi barrier dalam mencegah penetrasi bakteri. 71. Defisiensi nutrisi tidak mempengaruhi penyembuhan ulserasi rongga mulut. 72. Pasien dengan riwayat demam rematik tidak perlu memeriksakan rongga mulutnya secara periodik. 73. Lapisan keratin di permukaan mukosa rongga mulut penting pada regio tertentu untuk melindungi dari abrasi akibat mastikasi. 74. Kejadian luka kanker tersering adalah pada payudara.

75. Proses patologi luka kanker didasari oleh penurunan vaskularisasi jaringan. 76. Pada limfedema, kandungan protein dalam cairan interstisial rendah. 77. Linfedema pada kanker bersifat primer.

78. Kejadian luka kanker tersering adalah pada payudara. 79. Tujuan akhir terapi nyerui adalah mampu bergerak secara aktif tanpa rasa sakit. 80. Nyeri kanker lebih merupakan nyeri psikologis.

Jawaban: 1. B 2. B 3. A 4. B 5. B 6. B 7. A 8. A 9. B 10. A 11. B 12. B 13. B 14. A 15. B 16. B 17. B 18. A 19. A 20. B 21. A 22. A 23. B 24. B 25. A 26. A 27. A 28. A 29. B 30. B 31. A 32. B 33. B 34. B 35. B 36. A 37. A 38. B 39. B 40. A 41. B 42. A 43. B 44. B 45. B 46. B 47. A 48. B 49. B 50. A 51. B 52. B 53. B 54. B 55. A 56. B 57. A 58. A 59. B 60. A 61. A 62. B 63. B 64. B 65. B 66. B 67. B 68. A 69. A 70. B 71. A 72. A 73. B 74. B 75. B 76. A 77. A 78. B 79. B 80. A

You might also like