You are on page 1of 61

MENERAPKAN ASAS BLACK DALAM PEMECAHAN MASALAH KARYA TULIS Dajukan sebagai bahan prasyarat UTS pada mata

kuliah Evaluasi pembelajaran Dosen Pemangku: Dr.H.Chaerul Rochman, M.Pd

Disusun Oleh: Mochamad Alfian 1209207048

JURUSAN TADRIS PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2011

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab I Pasal 1 ayat (21) dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah RI No. dikemukakan: Ayat (17): penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk pencapaian hasil belajar peserta didik. Ayat (18): evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Ayat (19): ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk menantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidika secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat meningkatkan kualitas, kinerja, dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan asesmen. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diterapkan saat ini, menuntut kemandirian kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan silabus dan sistem penilaian dengan kompetensi dasar Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.Sesuai dengan jiwa otonomi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

19/2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, dalam Bab I tentang Ketentuan Umum, Pasal 1,

mengembangkan silabus dan sistem penilaiannya sendiri berdasarkan standar nasional. Bagian yang menjadi kewenangan daerah adalah dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar serta instrumen penilaiannya. Implikasi penerapan pendidikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah perlu pengembangan silabus dan sistem penilaian yang menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan khususnya Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah sesuai standar yang ditetapkan dengan mengintegrasikan life skill. Materi konsep kalor dan pertukaran kalor (Asas Black) diajarkan kepada siswa SMA kelas X semester Genap, sebagai calon seorang guru dengan kurikulum yang diterapkan di Indonesia sekarang yang menuntut kemandirian kepada guru uuntuk mengembangkan silabus dan sistem penilaian sendiri, sesuai kemampuan dan kebutuhan siswa untuk meningkatkan pendidikan nasional. Oleh karena itu makalah ini dibuat dengan judul Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian untuk Kompetensi Dasar Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. B. Ruang Lingkup Dalam buku ini dibahas tentang Standar Kompetensi dengan uraian singkat materi Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah dan menggunakan peta konsep sebagai penggabaran materi secara umum. Untuk kompetensi dasar Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah, dibahas tentang konsep kalor dan hukum kekekalan energi yang didalamnya terdapat pemahaman siswa tentang definisi kalor, kapasitas kalor, kalor jenis, pertukaran kalor (Asas Black), konsep kalor Laten, perubahan wujud zat, Hukum kekekalan energi (Hukum 1 Termodinamika) dan prinsip kerja kalori meter. Dalam buku ini juga dibahas Pengembangan silabus dan Sisten penilaian yang didalamnya terdapat uraian materi tentang langkah-langkah penyusunan silabus dan sistem penilaian. Langkah-langkah dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian meliputi tahaptahap: identifikasi mata pelajaran; perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; penentuan materi pokok; pemilihan pengalaman belajar; penentuan indikator; penilaian, yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen; perkiraan waktu yang dibutuhkan; dan pemilihan sumber/bahan/alat. Selain itu pengembangan silabus dan sistem peniliain mencakup pembahsan tentang analisis pengembangan kecakapan hidup Melalui Pengalaman Belajar. Pengalaman Belajar memerlukan reorientasi pendidikan dari subjectmatter oriented menjadi life-skill oriented.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Dalam pegembangan silabus dan sistem penilaian mencakup juga penjabaran tentang kompetensi dasar menjadi Indikator. Indikator merupakan penjabaran kompetensi dasar yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagian dari indikator telah pula ditentukan oleh Depdiknas. Kemudian dalam buku ini dijelaskan tentang penyusunan dan analisis instrumen yang didalamnya terdapat Penjabaran Indikator Kedalam Instrumen Penilaian. Penjabaran indikator kedalam instrumen penilaian meliputi: Kuis, Pertanyaan Lisan, Ulangan Harian, Ulangan Blok, Tugas Individu, Tugas Kelompok, Responsi Atau Ujian Praktek, dan Laporan Kerja Praktik. Penyusunan dan analisis instrumen membahas juga tentang beberapa Instrumen Tes, yang meliputi: Pilihan Ganda, Uraian Obyektif, Uraian Non Obyektif/Uraian Bebas, Jawaban Singkat/Isian Singkat, Menjodohkan, Performan, dan Portofolio. C. Sistematika Pengembangan Silabus Dan Sistem Penilaian Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup C. Sistematika Penulisan Bab II Karakteristik Konsep Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah A. Standar Kompetensi Materi Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah B. Uraian Singkat Materi Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah C. Peta Konsep Materi Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah Bab III Pengembangan Silabus Dan Sistem Penilaian A. Langkah-Langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian B. Pengembangan Kecakapan Hidup Melalui Pengalaman Belajar C. Analisis Pengembangan Kecakapan Hidup Melalui Pengalaman Belajar D. Penjabaran Kompetensi Kedalam Indikator Bab IV Penyusunan Dan Analisis Instrumen A. Penjabaran Indikator Kedalam Instrumen Penilaian: Kuis, Pertanyaan Lisan, Ulangan Harian, Ulangan Blok, Tugas Individu, Tugas Kelompok, Responsi Atau Ujian Praktek, dan Laporan Kerja Praktik B. Beberapa Instrumen Tes: Pilihan Ganda, Uraian Obyektif, Uraian Non Obyektif/Uraian Bebas, Jawaban Singkat/Isian Singkat, Menjodohkan, Performan, dan Portofolio
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Bab V

Penutup

BAB II KARAKTERISTIK KONSEP PERTUKARAN KALOR (ASAS BLACK) DALAM PEMECAHAN MASALAH A. Standar Kompetensi Materi Menerapkan Asas Black Dalam Pemecahan Masalah Standar kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi berupaya mendidik siswa yang berilmu dan berketerampilan yang unggul, memiliki etos kerja, melatih melakukan penelitian sesuai proses/metode ilmiah, dan belajar dengan mengaplikasikan pengetahuan tentang konsep kalor yang ia peroleh dari proses pembelajaran di sekolah, mempunyai sikap disiplin, jujur, dan bertanggungjawab. Di samping itu juga bersikap peka, tanggap dan berperan aktif dalam memecahkan problem di lingkungannya yang berkaitan dengan konsep kalor (Asas Black). Melalui penguasaan Kompetensi dasar Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah siswa diharapkan , mampu mengembangkan ilmunya, bertenggang rasa, mampu membina kerjasama yang sinergis demi tercapainya efisiensi dan efektivitas, kualitas serta kesuksesan nyata bagi siswa. Melalui visi dan misi materi kalor dan konservasi energi seperti yang telah diuraikan, memungkinkan dijalinnya kerjasama berbagai sumber daya dan kemampuan dalam meningkatkan pengalaman, kreasi, inovasi, prestasi dan ketinggian moral siswa. Standar kompetensi dengan materi kalor disusun secara nasional dengan mempertimbangkan proses keilmuan, masukan dari para ahli Fisika, taksonomi hasil belajar, serta masukan dari berbagai pihak. Hukum pertukaran kalor (Asas Black) berpegang kepada kecenderungan alamiah kalor untuk mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Analogikan dengan membuat susu atau kopi. Sewaktu susu diberi air panas, kalor akan menyebar ke seluruh cairan susu yang dingin, sehingga susu terasa hangat. Suhu akhir setelah percampuran antara susu dengan air panas disebut suhu termal (keseimbangan). Dengan menerapkan konsep asas black dalam pemecahan masalah siswa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat bermanfaat dalam kehidupan. B. Uraian Singkat Materi Menerapkan Asas Black Dalam Pemecahan Masalah 1. Pengertian Kalor Pada umumnya benda yang bersuhu tinggi (panas), akan mengalirkan suhunya ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Air panas yang dicampur dengan air dingin akan menjadi air hangat. Hal ini berarti ada sesuatu yang berpindah atau masuk pada air dingin, yaitu panas atau kalor. Air hangat merupakan keseimbangan antara suhu panas dan dingin. Kalor sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari.
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda dicampurkan pada sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut akan menjadi sama. Besarnya temperatur akhir berada di antara temperatur awal kedua zat tersebut. Pada gejala ini, kalor berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah hingga mencapai temperatur setimbangnya. Sendok yang digunakan untuk menyeduh kopi panas, akan terasa hangat. Leher Anda jika disentuh akan terasa hangat. Apa sebenarnya yang berpindah dari kopi panas ke sendok dan dari leher ke syaraf kulit? Sesuatu yang berpindah tersebut merupakan energi/kalor. Jadi berdasarkan peristiwa-peristiwa di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat mengalami pemanasan, partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah. Hal ini berlangsung terus menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas dengan benda yang semula dingin. Pada kondisi seperti ini terjadi keseimbangan termal dan suhu kedua benda akan sama. Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Pada 1850, untuk pertama kalinya Joule menggunakan sebuah alat yang di dalamnya terdapat beban-beban yang jatuh dan merotasikan sekumpulan pengaduk di dalam sebuah wadah air yang tertutup. Dalam satu siklus, beban-beban yang jatuh tersebut melakukan sejumlah kerja pada air tersebut dengan massa air adalah m dan air tersebut mengalami kenaikan temperatur sebesar t. Percobaan ini menerangkan tentang adanya energi yang menyebabkan timbulnya kalor dalam siklus tersebut. Satuan kalor adalah joule (J) yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori. Hubungan satuan joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius. Teori Kalor Dasar : 1. Kalor yang diterima sama dengan (=) kalor yang dilepas : Azas/asas Black
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

- Penemu adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris. 2. Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan - Penemunya adalah Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika Serikat 3. Kalor adalah salah satu bentuk energi - Ditemukan oleh Robert Mayer (1814 - 1878) 4. Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik. - Digagas oleh James Prescott (1818 - 1889) 2. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Sewaktu Anda memasak air, Anda membutuhkan kalor untuk menaikkan suhu air hingga mendidihkan air. Nasi yang dingin dapat dihangatkan dengan penghangat nasi. Nasi butuh kalor untuk menaikkan suhunya. Berapa banyak kalor yang diperlukan air dan nasi untuk menaikkan suhu hingga mencapai suhu yang diinginkan? Secara induktif, makin besar kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung massa benda dan bahan penyusun benda. Secara matematis dapat di tulis seperti berikut. Q=mc T Keterangan: Q : kalor yang diserap/dilepas benda (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kgC) T : perubahan suhu (C) Apabila temperatur dari suatu benda dinaikkan dengan besar kenaikan temperatur yang sama, ternyata setiap benda akan menyerap energi kalor dengan besar yang berbeda. Misalnya, terdapat empat buah bola masing-masing terbuat dari aluminium, besi, kuningan, dan timah. Keempat bola ini memiliki massa sama dan ditempatkan di dalam suatu tempat yang berisi air mendidih. Setelah 30 menit, keempat bola akan mencapai kesetimbangan termal dengan air dan akan memiliki temperatur yang sama dengan temperatur air. Kemudian, keempat bola diangkat dan ditempatkan di atas kepingan parafin. Bola aluminium dapat melelehkan parafin dan jatuh menembus parafin. Beberapa sekon kemudian, bola besi mengalami kejadian yang sama. Bola kuningan hanya dapat melelehkan parafin sebagian, sedangkan bola timah hampir tidak dapat melelehkan parafin. Bagaimanakah Anda dapat menjelaskan kejadian yang terjadi pada keempat bola tersebut? Keempat bola tersebut menyerap kalor dari air mendidih, kemudian memindahkan kalor tersebut pada parafin sehingga parafin meleleh. Oleh karena setiap benda memiliki kemampuan berbeda untuk
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

melelehkan parafin, setiap bola akan memindahkan kalor dari air ke parafin dengan besar yang berbeda. Kemampuan yang dimiliki setiap benda ini berhubungan dengan kalor jenis benda tersebut. Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1K atau Kalor jenis benda (zat) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu (C). Kalor jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor. Hal ini berarti tiap benda (zat) memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu yang sama dan massa yang sama. Kalor jenis beberapa zat dapat Anda lihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Kalor Jenis Beberapa Zat

Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat dituliskan sebagai berikut.

dengan: c = kalor jenis suatu zat (Kal/g 0C atau J/kg K), Q = kalor (Kal/J), m = massa benda (g/kg), T = perubahan temperatur (0C/ K). Air satu panci ketika dimasak hingga mendidih memerlukan kalor tertentu. Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1C disebut kapasitas kalor. Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan kapasitas kalor adalah JK-1. Namun, karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai adalah J/C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

C= mc Keterangan: C : kapasitas kalor benda (J/C) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg C) 3. Asas Black Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah. Pernahkah kalian mandi dan airnya kedinginan? Kemudian kalian mencampurkan air panas pada air mandi kalian. Begitu pula sebaliknya, pernahkah kalian membuat teh manis dan terlalu panas? Untuk mendinginkan kalian tambah es ke dalam teh tersebut. Kejadian-kejadian yang pernah kalian lakukan seperti di atas ternyata sangat sesuai dengan konsep fisika. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar Q1 dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar Q2 dengan besar yang sama. Anda ketahui bahwa kalor berpindah dari satu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan terbentuknya suhu akhir yang sama antara kedua benda tersebut. Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima susu yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph Black (1728 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai asas Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut. QLepas = QTerima (M1 X C1 ) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2) Keterangan: M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi Ta = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi T1 = Temperatur akhir pencampuran kedua benda M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah Catatan: 1. Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatu benda adalah kecil maka kenaikan suhu benda tersebut akan cepat bila dipanaskan. 2. Pada setiap penyelesaian persoalan kalor (asas Black) lebih mudah jika dibuat diagram alirnya. Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:
y

Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap.

4. Konsep Kalor Laten dan Perubahan wujud zat a. Kalor Laten Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan, yaitu untuk menaikkan suhu atau untuk mengubah wujud benda. Misalnya, saat es mencair, ketika itu benda berubah wujud, tetapi suhu benda tidak berubah meski ada penambahan kalor. Kalor yang diberikan ke es tidak digunakan untuk mengubah suhu es, tetapi untuk mengubah wujud benda. Kalor ini disebut kalor laten. Kalor laten merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud. Kalor laten ada dua macam, yaitu kalor lebur dan kalor didih. Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk melebur. Kalor yang dibutuhkan untuk melebur sejumlah zat yang massanya m dan kalor leburnya KLdapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan: Q : kalor yang diperlukan (J) m : massa zat (kg) L : kalor lebur zat (J/kg)
Tabel 2.2 Kalor Lebur Beberapa Zat

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Sama halnya kalor lebur, kalor didih merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk mendidih/menjadi uap. Kalor ini sama dengan kalor yang diperlukan pada zat untuk mengembun. Jadi, kalor yang dibutuhkan 1 kg air untuk menguap seluruhnya sama dengan kalor yang dibutuhkan untuk mengembun seluruhnya. Kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan sejumlah zat yang massanya m dan kalor didih atau uapnya Ku, dapat dinyatakan sebagai berikut. Q=mU Keterangan: Q : kalor yang diperlukan (J) m : massa zat (kg) U : kalor didih/uap zat (J/kg)
Tabel 2.3 Kalor Didih/Uap Beberapa Zat

b. Perubahan Wujud Zat Sebuah benda dapat berubah wujud ketika diberi kalor. Apabila suatu zat padat, misalnya es dipanaskan, es tersebut akan menyerap kalor dan beberapa lama kemudian berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut proses melebur. Adapun proses perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut sebagai proses pembekuan. Jika zat cair dipanaskan akan menguap dan berubah wujud menjadi gas. Perubahan wujud dari zat cair menjadi uap (gas) disebut menguap. Pada ketiga peristiwa di atas dibutuhkan kalor. Peristiwa yang memperlihatkan bahwa proses penguapan membutuhkan kalor adalah pada air yang mendidih. Penguapan hanya terjadi pada permukaan zat cair dan dapat terjadi pada sembarang temperatur, sedangkan mendidih hanya
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

terjadi pada seluruh bagian zat cair dan hanya terjadi pada temperatur tertentu yang disebut dengan titik didih. Proses kebalikan dari menguap adalah mengembun, yakni perubahan wujud dari uap menjadi cair. Ketika sedang berubah wujud, baik melebur, membeku, menguap, dan mengembun, temperatur zat akan tetap, walaupun terdapat pelepasan atau penyerapan kalor. c. Hubungan Kalor Laten dan Perubahan Wujud Kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Berdasarkan teori kinetik, pada saat melebur atau menguap, kecepatan getaran molekul bernilai maksimum. Kalor yang diserap tidak menambah kecepatannya, tetapi digunakan untuk melawan gaya ikat antarmolekul zat tersebut. Ketika molekul-molekul ini melepaskan diri dari ikatannya, zat padat berubah menjadi zat cair atau zat cair berubah menjadi gas. Setelah seluruh zat padat melebur atau menguap, temperatur zat akan bertambah kembali. Peristiwa kebalikannya terjadi juga pada saat melebur, membeku, atau mengembun.

Gambar 2.1 Grafik perubahan temperatur dan perubahan wujud zat pada sebuah es

Perhatikan Gambar 2.1 yang menunjukkan proses perubahan temperatur dan wujud zat pada sebuah es. Dari gambar tersebut terdapat proses perubahan temperatur dan wujud zat yang terjadi, yakni sebagai berikut. a. Proses A B merupakan proses kenaikan temperatur dari sebongkah es. Pada proses kenaikan temperatur ini, grafik yang terjadi adalah linear. Pada grafik AB, kalor digunakan untuk menaikkan temperatur. QAB = mes ces T QAB = mes ces (0oC (T1)) QAB = mes ces T1 b. Proses B C merupakan proses perubahan wujud zat dari es menjadi air. Pada grafik BC, kalor tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan temperatur benda, tetapi hanya digunakan untuk mengubah wujud zat benda tersebut, yakni dari wujud es menjadi air. QBC = mesL

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

c. Pada grafik C D, terjadi proses kenaikan temperatur yang sama dengan proses pada (a). Akan tetapi, pada proses ini yang dinaikkan suhunya adalah air dari 0oC sampai 100oC. QCD = mair cair T QCD = mair cair (100C 0C) QCD = mair cair 100C d. Sama halnya pada proses B C, proses D E tidak mengalami perubahan temperatur, tetapi yang terjadi hanya perubahan wujud zat dari air menjadi uap. QDE = mairL 5. Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama dalam termodinamika.Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari stu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)". Kalor merupakan salah satu bentuk energi berarti harus juga memenuhi kekekalan energi. Kalor dapat berubah menjadi bentuk lain misalnya listrik (PLTU). Begitu pula kalor dapat timbul dari energi lain misalnya cahaya dan listrik juga (strika listrik). 6. Prinsip Kerja Kalorimeter Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor. kalorimeter yang menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain: kalorimeter alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom. Suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan kedalam fluida, maka benda tersebut akan melepaskan kalor yang akan diserap oleh fluida hingga tercapai keadaan seimbang (suhu benda = suhu fluida). Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida. Salah satu contoh penggunaan kalorimeter dalam percobaan di laboratorium adalah untuk mengukur panas jenis benda padat berupa logam. Mula-mula benda dapat dipanaskan dalam gelas kimia sehingga diasumsikan bahwa tempratur benda sama dengan tempratur uap. Titik didih air tergantung pada tekanan udara dan kemudian menentukan titik didih air berdasarkan tabel yang ada. Massa jenis benda padat dapat dihitung menggunakan persamaan : mb . Cb . ( tb-t2 ) = ( ma . Ca + H ) ( t2 - t1 )
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Dimana :
y y y y y y y

mb Cb tb t1 t2 ma H

= massa benda = panas jenis benda = temperatur benda mula-mula (setelah dipanaskan) = temperatur air mula-mula = temperatur kalorimeter saat keadaan seimbang = massa air = harga air kalorimeter

a. Beberapa jenis kalorimeter : 1) Kalorimeter Bom


y

Merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksireaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom ( tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan.

Gambar 2.2 kalorimeter makanan

Kalorimeter makanan. Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak. Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbat karet yang yang berlubang di bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

ditutup dengan lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah pipa spiral dari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrik yang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logam untuk mengalirkan oksigen. 2) Kalorimeter Sederhana
y

Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).

b. Bentuk kalorimeter
y

Beker aluminium dan gelas plastik jenis polistirin (busa) dapat digunakan sebagai kalorimeter sederhana dengan termometer sebagai pengaduk. Keuntungan menggunakan gelas plastik sebagai kalorimeter adalah murah harganya dan setelah dipakai dapat dibuang. Kalorimeter yang biasa digunakan di laboratorium fisika sekolah berbentuk bejana biasanya silinder dan terbuat dari logam misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75 mm x 50 mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk dan diletakkan di dalam bejana yang lebih besar yang disebut mantel/jaket. Mantel/jaket tersebut berguna untuk mengurangi hilangnya kalor karena konveksi dan konduksi.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Salah satu bentuk kalorimeter, tampak pada Gambar 2.3. Kalorimeter ini terdiri atas sebuah bejana logam dengan kalor jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus atau
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

wol Kegunaan bejana luar adalah sebagai pelindung agar pertukaran kalor dengan r lingkungan di sekitar kalori eter dapat dikurangi Kalori ete juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat di ampurkan di dalam kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh temperatur merata dari percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Batang pengaduk ini biasanya terbuat dan bahan yang sama seperti bahan bejana kalorimeter. Zat yang diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai temperatur tertentu. Kemudian, zat tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air dengan temperatur dan massanya yang telah diketahui. Selanjutnya, kalorimeter diaduk sampai suhunya tetap.

Gambar 2.3 Kal rimeter Sederhana

C. Peta Konsep Materi Menerapkan Asas Black Dalam Pemecahan Masalah

Menerapkan A as Black alam Pemecahan Masalah

BAB III PENGEMBANGAN SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok Uraian Materi

Jenis Tagihan

Penilaian

Indikator

Pengalaman Belajar

Bentuk Instrumen

Instrumen

Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/Alat

Gambar 3.1 Diagram Alur Sistematika Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian

. Dalam Panduan penyusunan KTSP yang disusun BSNP terdapat beberapa perinsip yang mesti terkandung didalam silabus agar dapat mencapai kompetensi, diantaranya: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabusharus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. 2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran urutan enyajian materi dalam silabus sesuia dengan tingkat erkembangan fisisk, imtelektual, sosial, emosional, dan sprituala peserta didik. 3. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan fungsional dalam mencapai kompetensi. 4. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai Cakupan indiator, materi pokok, pengalaman belajar, dan sistm penilain cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. Aktual dan konstektual Cukupan indiktor, materi pook, pengalaman balajar, sumber belajar dan sistem peniaian memperhaika perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

7. Fleksibel Keseuruhan komponen dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta dinamika erubahan yang terjadi disekolah dan tututan masyarakat. 8. Menyeluruh Komponen silabus menyangkup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor).
Prinsip-Prinsip pengembangan silabus

Gambar 3.2 Diagram Prinsip Pengembangan Silabus

A.

Langkah-langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian Ada beberaa komponen yang mesti terkandung dalam silabus diantaranya sebagai

berikut: 1. Identitas Sekolah Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/program, dan semester. 2. Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti uatu proses pembelajaran pada suatu pendidikan tertentu. Dalam mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran haruslah memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di standar isi; b. Keterkaitan antara Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran; c. Keterkaitan antar Kompetensi Dasar pada mata pelajaran; d. Keterkaitan antara Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar antar mata pelajaran.; Standar Kompetensi: 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

1. Ilmiah

2. Relevan

3. Sistematis

4. Konsiten

5. Memadai

6. ktual dan Kontekstual

7. Fleksibel

8. Menyeluruh

Kompetensi Dasar: 4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah 3. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran meupakan materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana mencapai kemampuan dasar atau tujuan pembelajaran. Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar haruslah mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Potensi peserta didik; b. Relevansi dengan karakteristik daerah; c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dengan spiritual peserta didik; d. Kebermanfaatan bagi peserta didik; e. Struktur keilmuan; f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; serta h. Alokasi waktu.; Materi Pembelajaran: Asas Black pada pertukaran kalor y Prinsip petukaran kalor y Prinsip kerja kalorimetri 4. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional; b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar; c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran;

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. Kegiatan Pembelajarannya:
y

Menganalisis prinsip pertukaran kalor, asas Black dan kalor jenis zat dalam diskusi kelas. Praktik menentukan kalor jenis logam dengan kalorimeter secara berkelompok.

5. Indikator Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang diukur melaui perubahan perilaku yang mencakup sikap, pengetahuan , dan keterampilan. Siswa mampu:
y Mendeskripsikan perbedaan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas. y Menerapkan asas Black dalam peristiwa pertukaran kalor

6. Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian: a. b. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi; Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. Penilaian: Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis dan non tes. 7. Alokasi Waktu Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan utuk mata pelajaran selama penyelenggara pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, kelulusan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi: 80 menit 8. Sumber Belajar

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, berupa media cetak, dan elektronik.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Tabel 3.1 Pengembangan Silabus dan Penilaian

PENGEMBANGAN SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi: 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi Materi Pokok dan Uraian Materi
y Pengertian y

:: Fisika : XI IPA / 2 ( Genap )

Kompetensi Dasar 4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah

Pengalaman Belajar Menjelaskan konsep Kalor


y y

Indikator

Penilaian Jenis Tagihan Pekerjaan Rumah, Portofolio, Kuis, Tulis Bentuk Instrumen Pilihan Ganda, Uraian, Bebas Tes Uraian Contoh Instrumen 1. Grafik berikut ini menyatakan hubungan temperatur yang padat. antara ( )

Alokasi Waktu (menit) 80

Sumber/ Bahan/ Alat Sumber:


y Buku

Mendeskrips ikan perbedaan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas Menerapkan asas Black

Kalor
y Kalor Jenis

Menganalisis prinsip pertukaran kalor, asas Black dan kalor jenis zat dalam diskusi kelas
y

Fisika SMA kelas X (Supiyant o)


y Buku

dan Kapasitas kalor


y Asas Black y Kalor Laten

dengan kalor ( ) diberikan pada 1 gram zat

dan

Fisika

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Perubahan Wujud
y Hukum

Melakukan praktikum untuk menentukan kalor jenis logam dengan kalorimeter secara berkelompok Menghitung Kalor dalam konsep Asas Black

dalam peristiwa pertukaran kalor Besar kalor lebur zat padat tersebut adalah .... a. 71 kalori/g b. 79 kalori/g c. 80 kalori/g d. 811 kalori/g e. 150 kalori/g Penyelesaian Diketahui:mzat = 1 gram. Zat padat pada tersebut mengalami peleburan temperatur 1 (grafik AB). Pada kurva AB. = 150 71 = 79 kal. Dengan demikian, kalor lebur

yang relevan (Mekanik a) Bahan: bahan presentasi, lembar kerja Alat: Media presentasi (Netbook, Notebook, dan LCD)

Kekekalan Energi (Hukum I Termodinami ka)


y Prinsip Kerja

Kalorimeter

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

zat padat dapat dihitung sebagai berikut = m = /m = = 79/1 = 79 kal/gram Jawab: b

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

B.

Pengembangan Kecakapan Hidup melalui Pengalaman Belajar

AKAL Resonan Pendidikan/pembel ajaran

KOGNITIF Desonansi

SCIENTISM

HATI

Beliff/Value Sistem

PSIKOMOTOR

LIFE SKILL

Resonan NALURI EKSAPISTIK Desonansi

AFEKTIF

Gambar 3.3 Skema Keterpaduan Orientasi Pembelajaran Implementasi Program Life Skill dalam KBM

Pembelajaran kecakapan hidup memerlukan reorientasi pendidikan dari subject-matter oriented menjadi life-skill oriented. Secara umum ada dua macam kecakapan hidup, yaitu kecakapan umum (General Life Skill) dan kecakapan khusus (Spesific Life Skill). Kecakapan umum dibagi menjadi dua, yaitu personal skill (kecakapan personal) dan social skill (kecakapan sosial). Kecakapan personal itu sendiri terdiri dari self-awareness skill (kecakapan mengenal diri) dan thinking skill (kecakapan berpikir). Kecakapan khusus juga dibagi menjadi dua, yaitu academic skill (kecakapan akademik) dan vocational skill (kecakapan vokasional/kejuruan). Berikut ini diagram kecakapan hidup yang dapat dikembangkan melalui pengalaman belajar:

Self awarness

Personall Skill Thinking Skill General Life Skill Social Skill Life Skill

SkiSkill
Specific Life Skill Academic Skill

Vocational Skill

Gambar 3.4 Diagram Kecakapan Hidup (Life Skill)


Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Self awareness skill:


y y y

Kesadaran sebagai mahluk Tuhan Kesadaran akan eksistensi diri Kesadaran akan potensi diri Kecakapan menggali informasi Kecakapan mengolah informasi Kecakapan mengambil keputusan Kecakapan memecahkan masalah Kecakapan komunikasi lisan Kecakapan komunikasi tertulis Kecakapan bekerjasama Kecakapan mengidentifikasi variabel Kecakapan menghubungkan variabel Kecakapan merumuskan hipotesis Kecakapan melaksanakan penelitian Sering juga disebut sebagai kecakapan kejuruan Terkait dengan bidang pekerjaan tertentu

Thinking skill:
y y y y

Social skill:
y y y

Academic skill:
y y y y

Vocational skill:
y y

Berikut ini adalah contoh tabel pengembangan silabus yang mengintegrasikan keakaan hidup dalam pengalaman belajar.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Tabel 3.2 Pengembangan Kecakapan Hidup melalui Pengalaman Belajar Kompetensi Dasar 1.4 Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah Materi Pokok dan Uraian Materi
y Pengertian Kalor y Kalor Jenis dan

Pengalaman Belajar

Kecakapan Hidup yang dikembangkan

Menjelaskan konsep Kalor Menganalisis prinsip pertukaran kalor, asas dalam diskusi kelas

y Kesadaran

eksistensi diri, mengidentifikasi variabel mengolah informasi, berkomunikasi lisan, merumuskan kesimpulan dan mengambil keputusan
y Kesadaran

Kapasitas kalor
y Asas Black y Kalor Laten dan

Black dan kalor jenis zat y Menggali dan Melakukan praktikum untuk menentukan kalor jenis logam dengan kalorimeter secara berkelompok
y

Perubahan Wujud
y Hukum Kekekalan y

Energi (Hukum I Termodinamika)


y Prinsip Kerja

Kalorimeter

Menghitung Kalor dalam konsep Asas Black

eksistensi diri, Kesadaran potensi diri, Kecakapan melakukan penelitian


y Berkomunikasi

tertulis C. Analisis Pengembangan Kecakapan Hidup melalui Pengalaman Belajar Dalam mengembangkan kecakapan hidup dengan mengintegrasikannya dalam pengalaman belajar, perlu dilakukan pemilihan yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang dipilih. Oleh karena itu perlu dianalisis kecakapan hidup berdasarkan kompetensi dasar. Dengan demikian dapat diminimalkan pengembangan pada salah satu jenis kecakapan hidup. Berikut ini adalah contoh tabel Analisis pengembangan kecakapan hidup melalui pengalaman belajar.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Tabel 3.3 Analisis Pengembangan Kecakapan Hidup dalam pembelajaran Kecakapan Hidup Eksistensi diri Potensi diri Melaksanakan Penelitian
y y

Aspek Variabel Merumuskan Hipotesis Mengambil Keputusan Memecahkan Masalah Menghubungkan Var. Mengolah informasi Komunikasi tertulis Identifikasi variabel Menggali informasi KomunikasimLisan

Kerjasama

Kegiatan Pembelajaran

Kesadaran Kompetensi No. Dasar 4.3 Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah Diri

Kecakapan Berpikir Rasional

Kecakapa n Sosial

Kecakapan Akademik Menjelaskan konsep Kalor Menganalisis prinsip pertukaran kalor, asas Black dan kalor jenis zat dalam diskusi kelas

Melakukan praktikum untuk menentukan kalor jenis logam dengan kalorimeter secara berkelompok

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Menghitung Kalor dalam konsep Asas Black

D.

Penjabaran Kompetensi Kedalam Indikator Indikator merupakan penjabaran kompetensi dasar yang dapat dijadikan ukuran untuk

mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagian dari indikator telah pula ditentukan oleh Depdiknas.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

BAB IV PENYUSUNAN DAN ANALISIS INSTRUMEN A. Penjabaran Indikator kedalam Instrumen penilaian: Kuis, Pertanyaan Lisan, Ulangan Harian, Ulanagn Blok, Tugas Individu, Tugas Kelompok, Responsi atau Ujian praktik, dan Laporan Kerja Praktik Banyak alat atau instrumen yang apat digunakan dalam kegiaan evauasi pembelajaran. Salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer di ingkungan persekolahan, tetapijuga diuar sekolah bahkan di masyarakat umum. Selanjutnya, tes juga ada yang berupa non-tes atau instrumen non-tes dapat digunakan jika kita igin mengetahui kualitas proses dan produk dari sutu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi. 1. Macam-macam Tes Para guru diharapkan menggunakan instrumen yang bervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat dalam semua ranah. a. Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis. b. Uraian Objektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian objektif lebih tepat digunakan untuk bidang Ilmu Alam. Agar hasil penskorannya objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi. c. Uraian Non-Objektif/Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi. d. Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah. e. Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah. f. Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik di laboratorium atau perilaku yang lain.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

g. Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

2. Penyusunan dan Analisis Instrumen Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian juga bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pembelajaran, (5) mengetahui pencapaian kurikulum, (6) mendorong siswa belajar, dan (7) mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik. 1. Langkah Penyusunan Instrumen Langkah awal dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu instrumen. Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan: (a) menentukan tujuan, (b) menyusun kisi-kisi, (c) memilih bentuk instrumen, dan (d) menentukan panjang instrumen. Tujuan penilaian telah disebutkan di muka. Kisi-kisi berupa matriks yang berisi spesifikasi instrumen yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penyusun instrumen, sehingga siapapun yang menyusunnya akan menghasilkan isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Matriks kisi-kisi tes terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan baris. (terlampir) B. Beberapa Instrumen Tes: Pilihan ganda, Uraian Obyektif, Urayan Non Obyektif Jawaba Singkat/isian Singkat, menjodohkan, Performan, Portopolio 1. Bentuk Instrumen dan Penskorannya a. Bentuk Instrumen Tes dan Penskorannya 1) . Pertanyaan Lisan. Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s/d 10, atau 0 s/d 100. Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan. Contoh soal:
y

Coba uraikan konsep teori tentang hukum Asas Black?

2). Pilihan Ganda. Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pedoman pembuatan tes bentuk pilihan ganda adalah: (a) pokok soal harus jelas, (b) isi pilihan jawaban homogen, (c) panjang pilihan jawaban relatif sama, (d) tidak ada petunjuk jawaban benar, (e) hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah, (f) pilihan jawaban angka diurutkan, (g) semua pilihan jawaban logis, (h) jangan menggunakan negatif ganda, (I) kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes,
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

(j) bahasa yang digunakan baku, (k) letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak, dan (l) penulisan soal diurutkan ke bawah. Contoh Soal: 1. Grafik berikut ini menyatakan hubungan antara temperatur ( ) dengan kalor ( ) yang diberikan pada 1 gram zat padat.

Besar kalor lebur zat padat tersebut adalah .... a. 71 kalori/g b. 79 kalori/g c. 80 kalori/g d. 811 kalori/g e. 150 kalori/g Penyelesaian Diketahui: mzat = 1 gram. Zat padat tersebut mengalami peleburan pada temperatur 1 (grafik AB). Pada kurva AB. Q = 150 71 = 79 kal. Dengan demikian, kalor lebur zat padat dapat dihitung sebagai berikut. L= Q/m = 79/1 = 79 kal/gram Jawaban: b 2. Energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan air dari 30C sampai dengan 80C dengan massa air 500 gram (cair = 4.200 J/kgK) adalah .... a. 350.000 joule b. 378.000 joule c. 252.000 joule d. 152.000 joule e. 105.000 joule Penyelesaian Diketahui: m = 500 g = 0,5 kg, c = 4.200 J/kgK, dan Q = mc Jawaban: e = (8030)C = 50C. = (0,5 kg) (4.200 J/kgK) (50C) = 105.000 joule

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

3. Es yang massanya 125 gram dan memiliki temperatur 0C, dimasukkan ke dalam 500 gram air yang memiliki temperatur 20C. Ternyata, es melebur seluruhnya. Jika kalor lebur es = 80 kalori/gramC, temperatur akhir campuran adalah .... a. 0C b. 5C c. 10C d. 15C e. 20C Penyelesaian: mair cair
air

= mcampuranccampuran

campuran

+mes

500 1 (20 takhir) = 625 1 (takhir 0) + 125 80 10.000 500 takhir = 625 takhir + 10.000 1.125 takhir = 0 takhir = 0C Jawaban: a 4. Lima puluh gram es pada suhu 00 C dimasukkan ke dalam 200 gram air yang bersuhu 200C. Jika kalor lebur es = 80 kal/gram dan kalor jenis air = 1 kal/gram, suhu akhir percampuran adalah ..... a. 11,20C b. 12,40C c. 13,50C d. 14,40C e. 15,60C Qterima = Qlepas Mes.L +Mescair (T campuan-0) = Maircair (Tair - T campuan) 50 g. 80 kal/g + 50 g. 1 kal/g0C. T campuan = 200 g.1 kal/g (200C-Tcampuran) 4000 kal + 50 kal/0C. T campuan = 4000 kal - 200 kal/0C. T campuan 250 kal/0C.T campuan = 3600 kal T campuan = 14,40C Jawaban: d 5. Sebuah zat dipanaskan dari suhu 10C menjadi 35C. Kalor yang dikeluarkan adalah 5000 Joule. Jika masa zat adalah 20 kg. Masa jenis dan kapasitas kalor zat tersebut adalah ... a. 5500 J/Kg0C dan 100000 J/ 0C b. 6150 J/Kg0C dan 120000 J/ 0C
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

c. 6250 J/Kg0C dan 125000 J/0C d. 6500 J/Kg0C dan 140000 J/ 0C e. 7500 J/Kg0C dan 176000 J/0C Jawab : Diketahui : t1 =10C, t2 =35C, Q =5000 J, m =20 kg Ditanya : a. Masa jenis (c) b. Kapasitas kalor (H) t = t2-t1= 35-10 = 25 c = Q/m t = 5000/20 25 = 250 25 = 6250 J/kg C H = m c = 20kg 6250 J/kg C = 125000 J/ C Jawaban: c 6. Energi kalor yang diperlukan untuk menguapkan 5 Kg air pada titik didihnya adalah .... (Diketahui: kalor uap air = 2.260.000 Joule/Kilogram) a. 10,4 x 106 J b. 11,3 x 106 J c. 13,7 x 106 J d. 14,4 x 106 J e. 17,4 x 106 J Jawab : Diketahui : m = 5 Kg, U = 2.260.000 J/Kg Ditanyakan Penyelesaian: Q = m x U = 5 Kg x 2.260.000 J/Kg = 11.300.000 J = 11,3 x 10 6 J Jawaban: b
o 7. Kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500 gram pada temperatur 0 C

: Q =..... ?

menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC adalah ... (Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g) a. 25 kkal b. 30 kkal c. 40 kkal d. 50 kkal e. 60 kkal Jawab: Diketahui: L = 80 kal/g, dan
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

m = 500 gram. Dengan menggunakan kalor lebur, diperoleh: Q=mL Q = 500 gram 80 kal/g Q = 40.000 kal Q = 40 kkal Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair seluruhnya adalah sebesar 40 kkal. Jawaban: c 8. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20 C hingga 120 C. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ. Kapasitas kalor besi dan kalor jenis besi adalah ... a. 1200 J/C dan 300 J/kg0C b. 1250 J/C dan 350 J/kg0C c. 1350 J/C dan 450 J/kg0C d. 1400 J/C dan 450 J/kg0C e. 1450 J/C dan 600 J/kg0C Diketahui : a. m = 3 kg b. T = 120 20 = 100 C c. Q = 135 kJ Ditanyakan : Jawab : a. Kapasitas kalor besi C = Q/ T = 135.000/100 C = 1350 J/C b. Kalor jenis besi c = C / m = 1350 / 3kg = 450 J/kg C Jawaban: c 9. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan energi sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/g oC. Temperatur air setelah pemanasan yaitu ..... a. 100C b. 150C c. 250C d. 350C e. 400C
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

a. C = ...? b. c = ...?

Jawab: Diketahui: m = 100 gram, T0 = 25 C, cair = 1 kal/gC, dan Q = 1.000 kal. Dengan menggunakan Persamaan (711), diperoleh Q = m.c. T T = Q/mc = 1.000 kal /100 gram 1 kal/gC T = 10C Perubahan temperatur memiliki arti selisih antara temperatur akhir air setelah pemanasan terhadap temperatur awal, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut. T = T T0 10C = T 25C T = 35C Jadi, temperatur akhir air setelah pemanasan adalah 35C Jawaban: d 10. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100 C di tuangkan ke dalam bejana dari aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25 C, kalor jenis aluminium 900 J/kg C, dan kalor jenis air 4.200 J/kg C. Suhu kesetimbangan yang tercapai yaitu.... a. 30,2450C b. 45,2560C c. 69,3230C d. 87,1560C e. 89,6740C Diketahui : a. mbjn = 0,5 kg b. mair = 0,5 kg c. Tair = 100 C d. Tbjn = 25 C e. cair = 4.200 J/kg C f. cbjn = 900 J/kg C Ditanyakan : Ttermal = ...? Jawab : Qdilepas = Qditerima m cair T air = m cbjn T bjn 0,5 4.200 (100 Ttermal) = 0,5 900 (Ttermal 25) 210.000 2.100 Ttermal = 450 Ttermal 11.250 2.550 Ttermal = 222.250
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Ttermal = 222.250/2550 = 87,156 C Jadi, suhu kesetimbangannya adalah 87,156 C. Jawaban: d 3) Uraian Objektif. Pertanyaan yang biasa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes uraian objektif adalah: (a) menulis soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi, dan (b) mengedit pertanyaan. Untuk mengedit pertanyaan perlu diperhatikan: (1) apakah pertanyaan mudah dimengerti, (2) apakah data yang digunakan benar, (3) apakah tata letak keseluruhan baik, (4) apakah pemberian bobot skor sudah tepat, (5) apakah kunci jawaban sudah benar, dan (6) apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup. Penskoran instrumen uraian objektif dapat dilakukan berdasarkan langkah-langkah dalam menjawab soal. Contoh Soal: 1. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 10 kg dari 20 C menjadi 100 C, jika kalor jenis besi 450 J/kg? Diketahui : a. m = 10 kg b. T = 100 20 = 80 C c. c = 450 J/kg Ditanyakan : Q = ...? Jawab : Q = m c T = 10 450 80 = 360 kJ Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ. 2. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 C menjadi uap air pada suhu 100 C? (cair = 4.200 J/kg C, KL = 336 J/g, dan KU = 2.260 J/g) Diketahui : a. m = 2 g = 2 10-3 kg b. T = 100 0 = 100 C c. Ku = 2.260 J/g d. KL = 336 J/g e. cair = 4.200 J/kg C Ditanyakan : Qtot = ...? Jawab : Q1 Proses Lebur Q1 = m KL = 2 336 = 672 J dengan memberikan skor tertentu

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Q2 Proses menaikkan suhu Q2 = m cair T = 2 10-3 4.200 100 = 840 J Q3 Proses penguapan Q1 = m Ku = 2 2.260 = 4.420 J Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 = 672 + 840 + 4.420 = 6.032 J Jadi, kalor yang dibutuhkan sebesar 6.032 J 3. Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80 OC. Kemudian ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 OC. Jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi = susu = air = 1,00 kal/g OC, maka berapakah suhu keseimbangan campuran? Penyelesaian: tK = 80 OC, mK = 250 gr, t S = 5 OC, mS = 20 gr, c = 1 kal/gr OC Keadaan campuran kedua zat cair tersebut dapat dilihat seperti Gambar 7.7 dan untuk mempermudah perhitungan dapat digambar grafik Q - t seperti di samping. Dari grafik terlihat bahwa kopi akan melepas kalor dan susu akan menyerap kalor. Besarnya memenuhi: QS = QK mS cS tS = mK cK tK 20 . 1 . (t - 5) = 230 . 1 (80 - t) 250 t = 18400 + 100 t = 74OC

(a) percampuran kopi dan susu

(b) Grafik Q - t

4. Dalam gelas berisi 200 cc air 40 OC kemudian dimasukkan 40 gram es 0 OC. Jika kapasitas kalor gelas 20 kal/ OC dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, maka berapakah suhu seimbangnya? Penyelesaian:
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

ma = 200 gr, t a = 40 OC, Cg = 20 kal/ OC, tg = ta ms = 40 gr, ts = 0 OC, Ls = 80 kal/gr Dari massa dan suhu air dibandingkan dengan massa dan suhu es dapat diprediksikan bahwa suhu akhir campuran akan melebihi 0 OC, sehingga dapat digambarkan grafik Q - t seperti Gambar 7.8(c). Pada proses tersebut berlaku azas Black sebagai berikut. Q1 + Q2 = Q3 + Q4 ms Ls + ms ca ts = Cg ta + ma ca ta 40 . 80 + 40 . 1 . (t - 0) = 20(40 - t) + 200. 1 . (40-t) 260 t = 8800 - 3200 t = 21,6 OC

5. Sebuah kompor listrik yang dayanya 500 watt dan daya gunanya 40% digunakan untuk memanaskan 1 liter air yang suhu awalnya 20 OC. Jika kalor jenis air adalah 4 J/g OC, maka berapakah suhu air setelah jam? Penyelesaian: Pada pemanasan air dengan kompor listrik ini terjadi perubahan energi listrik menjadi kalor. Karena daya gunanya 40% maka dapat berlaku: Q = 40% W m c t = 0,4 . P . t (1000) 4 . t = 0,4 . 500 .(1/4 .3600) (t - 20) = 45 OC berarti t = 65 OC

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

6.

Es (kalor jenis 0,5 kalori/gramoC) sebanyak 10 gram pada suhu 0C diberi kalor sebanyak 1000 kalori. Bila kalor lebur es sama dengan 80 kalori/gram, hitunglah temperatur akhir air ! Jawab: Misalkan temperatur akhir setelah diberi kalor ialah taC. maka berdasarkan asas Black: Q = mL + mcDt 1000 = 10 . 80 + 10 . 1 (t a- 0) 1000 = 800 + 10 t a ta = 20 C

4) Uraian Bebas. Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat ranah kognitif. Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah: (a) gunakan kata-kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan buktikan; (b) hindari penggunaan pertanyaan seperti siapa, apa, dan bila; (c) gunakan bahasa yang baku; (d) hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda; (e) buat petunjuk mengerjakan soal; (f) buat kunci jawaban; dan (g) buat pedoman penskoran. Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan. Contoh soal:
y

Jelaskan pertukaran kalor menurut Asas Black?

5) Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Tes bentuk jawaban/isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian. Penskoran isian singkat dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Contoh soal:
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Tulis persamaan Hukum Asas Black!

6) Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah. Contoh soal:
y

Jodohkanlah persamaan-persamaan di bawah ini: A. C = m c B. QLepas = QTerima C. Q = m c T D. C = Q/m. T

1. Kalor 2. kapasitas kalor 3. Kalor jenis 4. Asas Black

7) Portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya, tugas atau pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan kategori kegiatan. Karya-karya, tugas atau pekerjaan ini dipilih, kemudian dinilai sehingga dapat menggambarkan perkembangan kompetensi siswa. Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan penilaian proses. Contoh soal:
y

Buatlah Laporan hasil praktikum pada percobaan Asas Black.

Agar penilaian terhadap hasil penugasan ini objektif, maka guru perlu mengembangkan rubrik, yakni semacam kisi-kisi pedoman penilaian. Rubrik hendaknya memuat: (a) daftar kriteria kinerja siswa, (b) ranah-ranah atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan (c) gradasi mutu. Sebagai alat penilaian tugas, sebelum rubrik digunakan, guru harus mengomunikasikannya kepada siswa. Skor nilai bersifat kontinum 0 s.d 10 atau 0 s.d 100. Porsi untuk tiap keterlibatan berpikir dalam menjawab soal dari tahap pemahaman, aplikasi, dan analisis (sintesis dan evaluasi) disarankan sebesar 20%, 30%, dan 50%. Batas ketuntasan ditetapkan dengan skor 75% penguasaan kompetensi. 8) Performans (Unjuk Kerja). Performans (unjuk kerja) digunakan untuk kompetensi yang berhubungan dengan praktik. Performans dalam mata pelajaran fisika umumnya berupa praktik di laboratorium. Untuk melakukan penilaian terhadap praktik ini dapat digunakan format berikut: Contoh soal (unjuk kerja): Kalori Meter Tujuan: Siswa dapat menentukan nilai kalor jenis benda Alat dan Bahan

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Alat : 1. Neraca 2. Kain kasar 3. Kalorimeter 4. Lap kasar 5. Gelas kimia 6. Kawat kasar 7. Spritus 8. Korek api 9. Kaki Tiga Bahan : Air Cara kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakana 2. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang datar serta nyaman 3. Memeriksa alat dan bahan apakah ada yang rusak atau cacat 4. Meminimalkan neraca sampai bernilai nol (0) 5. Mengatur beban pada neraca sampai seimbang 6. Menimbang kalorimeter + pengaduknya 7. Mengisi air pada kalori meter 8. Menimbang kalorimeter yang sudah ditambah air 9. Mengukur suhu air pada kalorimeter 10. Menimbang gelas beker (Gelas kimia) 11. Masukkan air pada kalorimeter ke dalam gelas kimia 12. Mempersiapkan alat pendidih 13. Memanaskan gelas kimia yang sudah dimasukkan air 14. Menimbang air yang sudah mendidih 15. Mengukur suhu air panas 16. Memindahkan air panas kedalam kalorimeter 17. Mengaduk air panas pada kalorimeter sebanyak 30 kali 18. Mengukur suhu air yang telah diaduk 19. Mencatat hasil pengamatan

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Hasil pengamatan
y

Data Massa air dingin (gr) Massa air panas (gr) Temperatur (0C) t1 t2 tb

Kalorimeter+ pengaduk(1) Tugas


y

(1)+air m.air mula G.kimia G.kimia+air m.air panas

Dalam gelas berisi 200 cc air 40 OC kemudian dimasukkan 40 gram es 0 OC. Jika kapasitas kalor gelas 20 kal/ OC dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, maka berapakah suhu seimbangnya? Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80
O

C. Kemudian ditambahkan susu

sebanyak 20 gram bersuhu 5 OC. Jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi = susu = air = 1,00 kal/g OC, maka berapakah suhu keseimbangan campuran?

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Tabel 4.1 Contoh Format Penilaian Psikomotorik

NO

Aspek yang dinilai Nama Siswa

Menera dan Mempersiapkan Alat Ukur 4 3 2 1

Membaca Hasil Pengukuran 4 3 2 1

Memasang alat ukur 4 3 2 1 Jumlah Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BAB V PENUTUP

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Undang-undang No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab I pasal 1 ayat (2) dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenang dan jenis endidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Jadi, setiap penilaian ditunjukan untuk mengukur pecapaian kompetensi peserta didiknya, untuk itu bagi setiap guru harus mampu memahami bahwa proses penilaian merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pen didik untuk mengetahui ingkat pencapaian kompetensi lulusan bagi peserta didiknya.

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal.(2009). Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA. Sukmar, Dian.(2007). Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera Supiyanto.(2007). Fisika untuk SMAKelas XI. Bandung: PHi ETA

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Kisi-kisi soal 1. Aspek Kognitif 1) Kisi-kisi soal untuk pilihan ganda Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / II Standar Kompetensi: Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi Kompetensi Dasar : Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah No. Kompetensi Dasar / Indikator 1. 2. 3. 1. Grafik berikut ini menyatakan hubungan antara temperatur dengan kalor yang diberikan pada 1 gram zat padat. Menentukan besar kalor lebur zat padat dengan kalor dan massa yang diketahui pada grafik Menghitug besar kalor yang diperlukan untuk memanaskan air dengan massa, kalor jenis dan perubahan suhu yang diketahui C1 C2 C3 C4-
6

Besar kalor lebur zat padat tersebut adalah .... a. 71 kalori/g b. 79 kalori/g c. 80 kalori/g d. 811 kalori/g e. 150 kalori/g Penyelesaian Diketahui: mzat = 1 gram. Zat padat tersebut mengalami peleburan pada temperatur 1 (grafik AB). Pada kurva AB. Q = 150 71 = 79 kal. Dengan demikian, kalor lebur zat padat dapat dihitung sebagai berikut. L= Q/m = 79/1 = 79 kal/gram Jawaban: b

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

2. Energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan air dari 30C sampai dengan 80C dengan massa air 500 gram (cair = 4.200 J/kgK) adalah .... a. 350.000 joule b. 378.000 joule c. 252.000 joule d. 152.000 joule e. 105.000 joule Penyelesaian Diketahui: m = 500 g = 0,5 kg, c = 4.200 J/kgK, dan Q = mc Jawaban: e 3. Es yang massanya 125 gram dan memiliki temperatur 0C, dimasukkan ke dalam 500 gram air yang memiliki temperatur 20C. Ternyata, es melebur seluruhnya. Jika kalor lebur es = 80 kalori/gramC, temperatur akhir campuran adalah .... a. 0C b. 5C c. 10C d. 15C e. 20C Penyelesaian: mair cair
air

= (8030)C = 50C.

= (0,5 kg) (4.200 J/kgK) (50C) = 105.000 joule

= mcampuran ccampuran

campuran

+mes

500 1 (20 takhir) = 625 1 (takhir 0) + 125 80 10.000 500 takhir = 625 takhir + 10.000 1.125 takhir = 0 takhir = 0C Jawaban: a 4. Lima puluh gram es pada suhu 00 C dimasukkan ke dalam 200 gram air yang bersuhu 200C. Jika kalor lebur es = 80 kal/gram dan kalor jenis air = 1 kal/gram, suhu akhir percampuran adalah ..... a. 11,20C b. 12,40C c. 13,50C d. 14,40C
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

e. 15,60C Qterima = Qlepas Mes.L +Mescair (T campuan-0) = Maircair (Tair - T campuan) 50 g. 80 kal/g + 50 g. 1 kal/g0C. T campuan = 200 g.1 kal/g (200C-Tcampuran) 4000 kal + 50 kal/0C. T campuan = 4000 kal - 200 kal/0C. T campuan 250 kal/0C.T campuan = 3600 kal T campuan = 14,40C Jawaban: d 5. Sebuah zat dipanaskan dari suhu 10C menjadi 35C. Kalor yang dikeluarkan adalah 5000 Joule. Jika masa zat adalah 20 kg. Masa jenis dan kapasitas kalor zat tersebut adalah ... a. 5500 J/Kg0C dan 100000 J/ 0C b. 6150 J/Kg0C dan 120000 J/ 0C c. 6250 J/Kg0C dan 125000 J/ 0C d. 6500 J/Kg0C dan 140000 J/ 0C e. 7500 J/Kg0C dan 176000 J/ 0C Jawab : Diketahui : t1 =10C, t2 =35C, Q =5000 J, m =20 kg Ditanya : a. Masa jenis (c) b. Kapasitas kalor (H) t = t2-t1= 35-10 = 25 c = Q/m t = 5000/20 25 = 250 25 = 6250 J/kg C H = m c = 20kg 6250 J/kg C = 125000 J/ C Jawaban: c 6. Energi kalor yang diperlukan untuk menguapkan 5 Kg air pada titik didihnya adalah .... (Diketahui: kalor uap air = 2.260.000 Joule/Kilogram) a. 10,4 x 106 J b. 11,3 x 106 J c. 13,7 x 106 J d. 14,4 x 106 J e. 17,4 x 106 J Jawab : Diketahui : m = 5 Kg, U = 2.260.000 J/Kg Ditanyakan Penyelesaian:
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

: Q =..... ?

Q = m x U = 5 Kg x 2.260.000 J/Kg = 11.300.000 J = 11,3 x 10 6 J Jawaban: b


o 7. Kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500 gram pada temperatur 0 C

menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC adalah ... (Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g) a. 25 kkal b. 30 kkal c. 40 kkal d. 50 kkal e. 60 kkal Jawab: Diketahui: L = 80 kal/g, dan m = 500 gram. Dengan menggunakan kalor lebur, diperoleh: Q=mL Q = 500 gram 80 kal/g Q = 40.000 kal Q = 40 kkal Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair seluruhnya adalah sebesar 40 kkal. Jawaban: c 8. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20 C hingga 120 C. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ. Kapasitas kalor besi dan kalor jenis besi adalah ... a. 1200 J/C dan 300 J/kg0C b. 1250 J/C dan 350 J/kg0C c. 1350 J/C dan 450 J/kg0C d. 1400 J/C dan 450 J/kg0C e. 1450 J/C dan 600 J/kg0C Diketahui : a. m = 3 kg b. T = 120 20 = 100 C c. Q = 135 kJ Ditanyakan : Jawab :
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

a. C = ...? b. c = ...?

c.

Kapasitas kalor besi C = Q/ T = 135.000/100 C = 1350 J/C

d. Kalor jenis besi c = C / m = 1350 / 3kg = 450 J/kg C Jawaban: c 9. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan energi sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/g oC. Temperatur air setelah pemanasan yaitu ..... a. 100C b. 150C c. 250C d. 350C e. 400C Jawab: Diketahui: m = 100 gram, T0 = 25 C, cair = 1 kal/gC, dan Q = 1.000 kal. Dengan menggunakan Persamaan (711), diperoleh Q = m.c. T T = Q/mc = 1.000 kal /100 gram 1 kal/gC T = 10C Perubahan temperatur memiliki arti selisih antara temperatur akhir air setelah pemanasan terhadap temperatur awal, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut. T = T T0 10C = T 25C T = 35C Jadi, temperatur akhir air setelah pemanasan adalah 35C Jawaban: d 10. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100 C di tuangkan ke dalam bejana dari aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25 C, kalor jenis aluminium 900 J/kg C, dan kalor jenis air 4.200 J/kg C. Suhu kesetimbangan yang tercapai yaitu.... a. 30,2450C b. 45,2560C c. 69,3230C d. 87,1560C e. 89,6740C Diketahui : a. mbjn = 0,5 kg
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

b. mair = 0,5 kg c. Tair = 100 C d. Tbjn = 25 C e. cair = 4.200 J/kg C f. cbjn = 900 J/kg C Ditanyakan : Ttermal = ...? Jawab : Qdilepas = Qditerima m cair T air = m cbjn T bjn 0,5 4.200 (100 Ttermal) = 0,5 900 (Ttermal 25) 210.000 2.100 Ttermal = 450 Ttermal 11.250 2.550 Ttermal = 222.250 Ttermal = 222.250/2550 = 87,156 C Jadi, suhu kesetimbangannya adalah 87,156 C. Jawaban: d 2) Kisi-kisi soal untuk uraian Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / II Standar Kompetensi: Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi Kompetensi Dasar : Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah No 1 Indikator Menghitung besar kalor dengan massa, kalor jenis dan perubahan suhu besi yang diketahui Menentukan kalor yang dibutuhkan untuk mengubah wujud zat padat ke gas dengan m, c, T, dan kalor aen yang diketahui Menghitung suhu keseimbangan campuran dengan nilai m, c, dan T yang diketahui pada botol termos dan susu Jumlah Jenis Soal Jenjang Tertutu Terbuka Kemampuan p 1 1 C2, C5 2

C2

3 4

1 1 3

C3 C4 1

1 1 5

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

1. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 10 kg dari 20 C menjadi 100 C, jika kalor jenis besi 450 J/kg? Diketahui : a. m = 10 kg b. T = 100 20 = 80 C c. c = 450 J/kg Ditanyakan : Q = ...? Jawab : Q = m c T = 10 450 80 = 360 kJ Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ. 2. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 C menjadi uap air pada suhu 100 C? (cair = 4.200 J/kg C, KL = 336 J/g, dan KU = 2.260 J/g) Diketahui : a. m = 2 g = 2 10-3 kg b. T = 100 0 = 100 C c. Ku = 2.260 J/g d. KL = 336 J/g e. cair = 4.200 J/kg C Ditanyakan : Qtot = ...? Jawab : Q1 Proses Lebur Q1 = m KL = 2 336 = 672 J Q2 Proses menaikkan suhu Q2 = m cair T = 2 10-3 4.200 100 = 840 J Q3 Proses penguapan Q1 = m Ku = 2 2.260 = 4.420 J Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 = 672 + 840 + 4.420 = 6.032 J Jadi, kalor yang dibutuhkan sebesar 6.032 J 3. Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80
O O

C. Kemudian ditambahkan susu

sebanyak 20 gram bersuhu 5 C. Jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi = susu = air = 1,00 kal/g OC, maka berapakah suhu keseimbangan campuran? Penyelesaian: tK = 80 OC, mK = 250 gr, t S = 5 OC, mS = 20 gr, c = 1 kal/gr OC Keadaan campuran kedua zat cair tersebut dapat dilihat seperti Gambar 7.7 dan untuk mempermudah perhitungan dapat digambar grafik Q - t seperti di samping. Dari grafik
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

terlihat bahwa kopi akan melepas kalor dan susu akan menyerap kalor. Besarnya memenuhi: QS = QK mS cS tS = mK cK tK 20 . 1 . (t - 5) = 230 . 1 (80 - t) 250 t = 18400 + 100 t = 74OC

(a) percampuran kopi dan susu

(b) Grafik Q - t

4. Dalam gelas berisi 200 cc air 40 OC kemudian dimasukkan 40 gram es 0 OC. Jika kapasitas kalor gelas 20 kal/ OC dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, maka berapakah suhu seimbangnya? Penyelesaian: ma = 200 gr, t a = 40 OC, Cg = 20 kal/ OC, tg = ta ms = 40 gr, ts = 0 OC, Ls = 80 kal/gr Dari massa dan suhu air dibandingkan dengan massa dan suhu es dapat diprediksikan bahwa suhu akhir campuran akan melebihi 0 OC, sehingga dapat digambarkan grafik Q - t seperti Gambar 7.8(c). Pada proses tersebut berlaku azas Black sebagai berikut. Q1 + Q2 = Q3 + Q4 ms Ls + ms ca ts = Cg ta + ma ca ta 40 . 80 + 40 . 1 . (t - 0) = 20(40 - t) + 200. 1 . (40-t) 260 t = 8800 - 3200 t = 21,6 OC

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

5. Sebuah kompor listrik yang dayanya 500 watt dan daya gunanya 40% digunakan untuk memanaskan 1 liter air yang suhu awalnya 20 OC. Jika kalor jenis air adalah 4 J/g OC, maka berapakah suhu air setelah jam? Penyelesaian: Pada pemanasan air dengan kompor listrik ini terjadi perubahan energi listrik menjadi kalor. Karena daya gunanya 40% maka dapat berlaku: Q = 40% W m c t = 0,4 . P . t (1000) 4 . t = 0,4 . 500 .(1/4 .3600) (t - 20) = 45 OC berarti t = 65 OC 2. Aspek Psikomotor Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / II Standar Kompetensi: Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi Kompetensi Dasar : Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah No. 1. 2. 3 4 5 6 7 Kompetensi Dasar / Indikator Mengidentifikasi kalor jenis benda dengan menggunakan kalori meter Memilih dan mempersiapkan alat yang digunakan untuk percobaan Merangkai alat percobaan Melakukan pengamatan untuk memperoleh data percobaan Melakukan pencatatan data percobaan Menyimpan kembali peralatan yang digunakan pada kit yang sesuai Melakukan pengolahan data
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Aspek Persiapan Pelaksanaan Evaluasi

Membuat laporan percobaan Kalori Meter

Tujuan: Siswa dapat menentukan nilai kalor jenis benda Alat dan Bahan Alat : 10. Neraca 11. Kain kasar 12. Kalorimeter 13. Lap kasar 14. Gelas kimia 15. Kawat kasar 16. Spritus 17. Korek api 18. Kaki Tiga Bahan : Air Cara kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakana 2. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang datar serta nyaman 3. Memeriksa alat dan bahan apakah ada yang rusak atau cacat 4. Meminimalkan neraca sampai bernilai nol (0) 5. Mengatur beban pada neraca sampai seimbang 6. Menimbang kalorimeter + pengaduknya 7. Mengisi air pada kalori meter 8. Menimbang kalorimeter yang sudah ditambah air 9. Mengukur suhu air pada kalorimeter 10. Menimbang gelas beker (Gelas kimia) 11. Masukkan air pada kalorimeter ke dalam gelas kimia 12. Mempersiapkan alat pendidih 13. Memanaskan gelas kimia yang sudah dimasukkan air 14. Menimbang air yang sudah mendidih 15. Mengukur suhu air panas
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

16. Memindahkan air panas kedalam kalorimeter 17. Mengaduk air panas pada kalorimeter sebanyak 30 kali 18. Mengukur suhu air yang telah diaduk 19. Mencatat hasil pengamatan Hasil pengamatan
y

Data Massa air dingin (gr) Massa air panas (gr) Temperatur (0C) t1 t2 tb

Kalorimeter+ pengaduk(1)

(1)+air m.air mula G.kimia G.kimia+air m.air panas

3. Aspek Afektif Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / II Standar Kompetensi: Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi Kompetensi Dasar: Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah Aspek Respon No. 1. 2. 3. 4. Kompetensi Dasar / Indiktor Setuju Belajar konsep asas black sangat berguna bagi kehidupan Melakukan praktikum mengenai konsep asas black merupakan hal yang sangat penting Belajar konsep asas black akan menambah life skill Belajar konsep asas black menjadikan eksistensi diri lebih meningkat Tabel keaktifan siswa melalui diskusi Aspek No. 1. Nama Siswa Mohamad Rusli A IIII B IIII I C D Keterangan Tidak Setuju

10 Kurang Aktif

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

2. 3. 4. 5 6.

Yudiansah Dede solehudin Rian Prima Resti Septianingsih Anggi Citra Permatasari

IIII II IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII 20 Sangat Aktif II III III 23 Sangat Aktif 14 Aktif 13 Aktif 9 Kurang Aktif

IIII IIII IIII III

Keaktifan Siswa: A. Bertanya B. Menanggapi dan Menjawab C. Menyanggah D. Menyimpulkan dan Melaporkan Apabila peserta didik mendapatkan nilai ordinal dari: 6 = Tidak Aktif 6 12 18 24 12 = Kurang Aktif 18 = Aktif 24 = Sangat Aktif = Luar Biasa

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

Telaah Butir Soal Bentuk Uraian JENIS PERSYARATAN 1 A. 1. 2. 3. 4. RANAH MATERI Butir soal sesuai dengan indikator Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas B. RANAH KONSTRUKSI perintah yang menuntut jawaban terurai. 6. Ada petunjuk yang jelas cara mengerjakan/ menyelesaikan soal 7. Ada pedoman penskorannya 8. Tabel, grafik, diagram, kasus, atau yang sejenisnya bermakna (jelas keterangannya atau ada hubungannya dengan masalah yang ditanyakan) 9. Butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya C. RANAH BAHASA: NOMOR SOAL 2 3 4 5

5. Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat tanya atau

10. Rumusan kalimat komunikatif 11. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan ragam bahasanya 12. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 13. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

bahasa lokal) 14. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik. 6. Telaah Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice) JENIS PERSYARATAN A. RANAH MATERI NOMOR SOAL 1 2 3 4 5 6 1. Butir soal sesuai dengan indikator 2. Hanya ada satu kunci atau jawaban yang benar 3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran 4. Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkatan kelas 5. Pilihan benar-benar berfungsi, jika maka pilihan pengecoh merupakan hasil perhitungan,

berupa pilihan yang salah rumus/salah hitung B. RANAH KONSTRUKSI

6. Pokok soal (stem) dirumuskan dengan jelas 7. Rumusan soal dan pilihan dirumuskan dengan tegas 8. Pokok soal tidak memberi petunjuk/mengarah kepada pilihan jawaban yang benar 9. Pokok soal tidak mengandung pernyataan negatif ganda 10. Bila terpaksa menggunakan kata negatif, maka harus digarisbawahi atau dicetak lain 11. Pilihan jawaban homogen 12. Hindari adanya alternatif jawaban : "seluruh jawaban di atas benar" atau "tak satu jawaban di atas yang benar" dan yang sejenisnya 13. Panjang alternatif /pilihan pendek
Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

jawaban relatif sama,

jangan ada yang sangat panjang dan ada yang sangat

14. Pilihan

jawaban

dalam

bentuk

angka/waktu

diurutkan. 15. Wacana, gambar, atau grafik benar-benar berfungsi 16. Antar butir soal tidak bergantung satu sama lain C. RANAH BAHASA:

17. Rumusan kalimat komunikatif 18. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan ragam bahasanya 19. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 20. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal) 21. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik.

Menerapkan Asas Black dalam Pemecahan Masalah

You might also like